Tuesday, October 4, 2011

SI CACING DAN KOTORAN KESAYANGANNYA (by : Ajahn Brahm)


Sebagian org memang kelihatannya tdk ingin utk terbebas dari masalah. Jika mereka sdg tdk punya cukup masalah yg bisa dikhawatirkan,mereka akan menyetel TV, menonton sinetron utk mengkhawatirkan persoalan tokoh-tokoh fiksi didlmnya. Banyak juga yg merasa bahwa ketegangan membuat mereka lebih "hidup", mereka menganggap penderitaan sbg hal yg mengasyikkan. Mereka tdk ingin bahagia,krn mereka begitu melekat pd beban mereka.

Konon, dua org biksu merupakan teman dekat sepanjang hidup mereka. Setelah mereka meninggal,satu terlahir sbg dewa di sebuah alam surga yang indah,sementara temannya terlahir sbg seekor cacing di seonggok kotoran.

Sang dewa segera merasa kehilangan teman lamanya dan bertanya-tanya,dimanakah dia terlahir kembali. Dia tdk bisa menemukannya di alam surga yg ditinggalinya, lalu dia pun mencari-cari temannya di alam-alam surga yang lain. Temannya tidak ada di sana. Dgn kekuatan surgawinya, sang dewa mencari temannya di dunia manusia, namun tidak ketemu juga. Pastilah, pikirnya, temanku tidak akan terlahir di alam hewan, tetapi dia memeriksa alam hewan juga,siapa tahu? Masih saja tidak ada tanda-tanda temannya. Lalu,berikutnya, sang dewa mencari ke dunia serangga dan jasad renik, dan kejutan besar baginya.......dia menemukan temannya terlahir sbg seekor cacing dlm seonggok kotoran yang menjijikkan!

Ikatan persahabatan mereka begitu kuat,sampai-sampai melewati batas kematian. Sang dewa merasa dia hrs membebaskan kawan lamanya ini dari kelahirannya yang mengenaskan tersbt, entah karma apa yg membawanya ke situ.

Sang dewa lalu muncul di depan tumpukan kotoran tersbt dan memanggil, "Hei,cacing! Apakah kamu ingat aku ? Kita dulu sama-sama biksu pd kehidupan sblmnya dan kamu adalah teman terbaikku. Aku terlahir kembali di alam surga yang menyenangkan, sementara kamu terlahir di kotoran yang menjijikkan ini. Tetapi jangan khawatir, krn aku akan membawamu ke surga bersamaku. Ayolah, kawan lama!'

" Tunggu dulu!" kata cacing. "Apa sih hebatnya "alam surga" yg kamu ceritakan itu ? Aku sgt bahagia di sini, bersama kotoran yg harum,nikmat,dan lezat ini. Terima kasih banyak!" 
"Kamu tidak mengerti!" kata sang dewa, lalu dia melukiskan betapa menyenangkan dan gembiranya berada di alam surga.

" Apakah di sana ada kotoran?" tanya si cacing, to the point." Tentu saja tdk ada!" dengus sang dewa."Kalau begitu,aku ogah pergi!" jawab si cacing mantap. "Udah ya !" Dan si cacing membenamkan dirinya ke tengah onggokan kotoran tersbt.

Sang dewa berpikir,mungkin kalau si cacing sudah melihat sendiri alam surga itu,barulah dia akan mengerti. Lalu sang dewa menutup hidungnya dan menjulurkan tangannya ke dlm kotoran itu,mencari-cari si cacing. Begitu ketemu, dia menariknya.

" Hei ! jangan ganggu aku !" teriak si cacing. " Toloooooooooooong ! Darurat ! Aku di culiiiiik!" Cacing kecil yang licin itu menggeliat dan meronta sampai terlepas, lalu kembali menyelam ke onggokan kotoran untuk bersembunyi.

Sang dewa yang baik hati ini kembali merogohkan tangannya kedlm kotoran, kena, dan mencoba menariknya keluar sekali lagi. Nyaris bisa keluar, tetapi krn si cacing berlumuran lendir dan terus menggeliat membebaskan diri, akhirnya terlepas lagi untuk kedua kalinya, dan bersembunyi makin dalam lagi didlm kotoran. Seratus delapan kali sang dewa mencoba mengeluarkan cacing malang itu dari onggokan kotorannya, namun si cacing begitu melekat dengan kotoran kesayangannya, sehingga dia terus meloloskan diri! Akhirnya, sang dewa menyerah dan kembali ke surga,meninggalkan si cacing bodoh di dlm onggokan "Kotoran kesayangannya"

Cerita di atas menggambarkan apa yg sering terjadi di dlm diri kita. Kita mempunyai KELEKATAN yg sgt tinggi terhadap " Kotoran" dlm diri kita yg sgt kita nikmati. Bahkan saat pengetahuan akan cara terbebas dari " kotoran" ini datang, kita pun menolaknya.

Lihatlah ke dlm dirimu, pernahkah kamu menolak cara utk terbebas dari "Kotoran" yg pd akhirnya akan membawa kita pd penderitaan ini??

No comments:

Post a Comment