Friday, October 21, 2011

Buku Cerita Horor

Adi (nama samaran) sdg dlm perjlnan ke Jakarta dgn bis mlm. Seorg kakek tua naik & mnawarkan buku2 pd pnumpang.

“Bukunya nak? Ada mcm2 nih. Buku silat, cinta2an, agama, dll”, ujar si kakek.

Adi yg sdg tdk bisa tdr pun tertarik. “Ada buku horor ga kek?”

“Oh suka cerita horor ya? Kebetulan sisa satu, Pas lg ceritanya. Ttg bis yg ditinggali byk arwah pnasaran. Judulnya ‘PENUNGGU BIS BERDARAH". Serem bgt pokoknya.”

“Boleh jg tuh brp harganya?”

“Rp 95.000, nak”

“Wow, mahal bgt, kek”.

“Ya namanya jg buku Best seller. Smua yg baca buku ini kbrnya syok loh wkt baca endingnya”, si kakek promosi ala salesman.

Adi pun mengalah.

Entah knp, pd saat ia serahkan uang tersebut ke kakek, tiba2 petir menggelegar. Angin mulai bertiup kencang. Si kakek turun dr bis, namun tiba2 berhenti & menolehkan wajahnya pelan2 ke Adi.

“Nak”, ujarnya lirih, “apa pun yg terjadi, harap jgn buka halaman terakhir. Ingat, apapun yg terjadi. Kalau tdk nanti kamu akan menyesal & saya tdk mau bertanggung jwb.”

Jantung Adi berdegup kencang. Saking takutnya, ia sampai tdk mampu menganggukkan kepala hingga si kakek turun dr bis & menghilang ditelan kegelapan.

Pd saat tengah mlm, Adi selesai membaca slrh buku tersebut. Kecuali halaman terakhir. Dan memang benar spt yg dikatakan si kakek, buku itu bnr2 menegangkan & menyeramkan.

Bis melaju kencang, hujan turun deras. Kilat menyambar bergantian, terdengar suara guruh menggelegar. Adi melihat sekeliling & trnyt smua penumpang sdh terlelap. Bulu kuduknya merinding.

“Baca halaman terakhirnya ga ya?”, pikir Adi bimbang. Antara penasaran & rasa takut berbaur jd satu. Di luar mlm tampak makin gelap. “Ah sdhlah, sekalian aja. Nanggung!”

Dgn tangan gemetar ia pun membuka halaman terakhir buku tersebut secara perlahan. Dan akhirnya tampak lembaran kosong dgn sepotong tulisan di bagian pojok kanan atas. Sambil menelan ludah, Adi membaca huruf demi huruf yg tercantum :

PENUNGGU BIS BERDARAH

Terbitan CV. Pustaka Buku

Harga Pas: Rp 12.500 

Belajar MOTIVASI dari PARA SETAN

MOTIVASI PARA SETAN....

1. Belajarlah dr kuntilanak, sesulit apapun hidup tp selalu tertawa

2. Belajarlah dr tuyul, masih kecil tp dah bisa cr duit sendiri

3. Belajarlah dr pocong, dr dulu pakaiannya itu2 aja, hidup sederhana

4. Belajarlah dr babi ngepet, kalo malem cuma pake lilin, hemat listrik

5. Belajarlah dari jalangkung, brangkat ngga dijemput pulang ngga diantar, hidup mandiri Bro

CINTA jaman dulu vs CINTA jaman kini


CINTA jaman dulu vs CINTA jaman kini... VERSI ON THE SPOT

1. Jaman dulu klo cinta itu setia sampai mati
Jaman kini klo cinta itu setia (selingkuh tiada akhir) / (setiap tikungan ada)

2. Jaman dulu klo cinta sama 1 orang
Jaman kini klo cintanya sama beberapa orang

3. Jaman dulu nikah dulu baru hamil
Jaman kini hamil dulu baru nikah itoe pun klo ingat siapa yg bikin

4. Jaman dulu sekali dapet cewek langsung dibawa sampe nikah
Jaman kini sekali dapet cewek langsung dibawa ke dalam kamar

5. Jaman dulu dari teman, jadi sayang, akhirnya cinta
Jaman kini dari cinta, jadi sayang, lama2 jadi teman, akhirnya putuz!! 
 
CINTA EMANG GILA.

UNSPOKEN EMOTIONS..♥


-> Girl :

Dear Diary..
.
I Saw Him Passing by My way.
I didn't know What to Do.
I used to Smile and Greet Him
But I felt so Awkward;
So I Looked the Other Way.. =(
Besides,
He's the Star of the Basketball Team.
He'll never Notice a Geek Like Me..♥ =(


 

-> Boy :

Dear Diary..
I Passed by the Corridor;
And saw the Pretty Sart Girl
I usually Sit with during Chemistry..
I Tried to Smile at Her..
But She Looked the Other Way.. =(
Besides,
I'm just a Guy Who could Shoot some Hoops,
While She's this Pretty Honor Student..
She'll never Like a Guy Like Me..♥ =(

no charge for love (the kid and a dog)

A farmer had some puppies he needed to sell. He painted a sign advertising the 4 pups, and set about nailing it to a post on the edge of his yard.

As he was driving the last nail into the post, he felt tug on his overalls.

He looked down into the eyes of a little boy.

"Mister," he said, "I want to buy one of your puppies."

"Well," said the farmer, as he rubbed the sweat of the back of his neck, "these puppies come from fine parents and cost a good deal of money."

The boy dropped his head for a moment. Then reaching deep into his pocket,
he pulled out a handful of change and held it up to the farmer. "I've
got thirty-nine cents. Is that enough to take a look?"

"Sure," said the farmer. And with that he let out a whistle. "Here Dolly!" he called.

Out from the doghouse and down ramp ran Dolly followed by four little balls of fur.

The little boy pressed his face against the chain link fence. His eyes danced with delight.

As the dogs made their way to the fence, the little boy noticed something else stirring inside the doghouse.

Slowly another little ball appeared, this one noticeably smaller.

Down the ramp it slid. Then in a awkward manner, the little pup began hobbling toward the others, doing its best to catch up....

"I want that one," the little boy said, pointing to the runt.

The farmer knelt down at the boy's side and said, "Son, you don't want that puppy. He will never be able to run and play with you like these other dogs would."

With that the little boy stepped back from the fence, reached down, and began rolling up one leg of his trousers. In doing so he revealed a steel brace running down both sides of his leg attaching itself to a specially made shoe.

Looking back up at the farmer, he said, "You see sir, I don't run too well myself, and he will need someone who understands."

With tears in his eyes, the farmer reached down and picked up the little pup. Holding it carefully he handed it to the little boy.

"How much?" asked the little boy.

"No charge," answered the farmer, "There's no charge for love."

Kisah Nanda, Seorang Pengawas

Nanda adalah seorang pengawas yang bertugas mengurus sapi-sapi milik Anathapindika. Meskipun ia hanya seorang pengawas, tetapi ia telah bertindak seperti pemiliknya.

Pada kesempatan-kesempatan tertentu, ia pergi ke rumah Anathapindika dan di sana ia kadang-kadang bertemu Sang Buddha dan mendengarkan khotbah-Nya. Nanda memohon Sang Buddha untuk berkunjung ke rumahnya. Tetapi Sang Buddha menolaknya dengan alasan bahwa saatnya belum tepat.
Setelah beberapa waktu, ketika mengadakan perjalanan dengan pengikutNya, Sang Buddha akhirnya pergi mengunjungi Nanda. Beliau mengetahui bahwa saatnya sudah masak bagi Nanda untuk mendapatkan ajaran sebagaimana mestinya.

Nanda dengan hormat menerima Sang Buddha dan para pengikutNya. Ia menjamu para tamu dengan susu, produk susu, dan pilihan menu makanan lainnya selama tujuh hari. Pada hari terakhir, setelah mendengarkan khotbah yang diberikan Sang Buddha, Nanda mencapai tingkat kesucian sotapatti. Kemudian Sang Buddha mohon diri pada hari itu. Nanda membawakan mangkuk Sang Buddha, mengikuti Sang Buddha sampai dengan jarak tertentu, lalu menghormat Sang Buddha dan pulang kembali ke rumah.

Pada saat itu, seorang pemburu yang merupakan musuh lama Nanda, memanahnya. Bhikkhu-bhikkhu, yang mengikuti Sang Buddha, melihat Nanda mati terjatuh. Mereka melaporkan hal itu kepada Sang Buddha: “Bhante, karena kedatangan Bhante, Nanda yang telah memberikan banyak persembahan dan menyertai Bhante pulang, telah dibunuh pada saat ia pulang kembali ke rumahnya.”

Kepada mereka Sang Buddha menjelaskan, “Para bhikkhu, apakah saya datang kemari atau tidak, ia tidak dapat melarikan diri dari kematian, akibat dari kamma lampaunya. Seperti halnya pikiran yang diarahkan secara keliru akan menjadikan seseorang jauh lebih berat terluka daripada luka yang dibuat oleh musuh ataupun pencuri. Pikiran yang diarahkan secara benar, adalah satu-satunya jaminan bagi seseorang untuk menjauhkan diri dari bahaya.”

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 42 berikut :

Luka dan kesakitan macam apa pun,
dapat dibuat oleh orang yang saling bermusuhan atau saling membenci.
Namun pikiran yang diarahkan secara salah,
akan melukai seseorang jauh lebih berat.



Sumber :  http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/kisah-nanda-seorang-pengawas/

Kisah Chattapani, Seorang Umat Awam

Seorang umat awam bernama Chattapani yang merupakan seorang Anagami tinggal di Savatthi. Pada suatu kesempatan, Chattapani menghadap Sang Buddha di Vihara Jetavana mendengarkan khotbah Dhamma dengan penuh hormat dan penuh perhatian.

Ketika itu Raja Pasenadi juga sedang mengunjungi Sang Buddha. Chattapani tidak berdiri sebab dia berpikir bahwa berdiri berarti dia memberikan hormat kepada raja bukan kepada Sang Buddha. Raja menganggap hal ini adalah suatu penghinaan dan melanggar suatu paraturan. Sang Buddha mengetahui pemikiran Raja Pasenadi; maka Beliau memuji Chattapani, yang sangat baik dalam Dhamma dan juga telah mencapai tingkat kesucian Anagami.

Mendengar hal ini, Raja Pasenadi sangat terpesona dan memberikan penghormatan kepada Chattapani.
Pada pertemuan berikutnya, raja bertemu dengan Chattapani dan berkata, “Anda sangat pandai; dapatkah anda datang ke istana dan memberikan pelajaran Dhamma kepada dua orang istriku?” Chattapani menolak tetapi beliau menyarankan untuk meminta izin kepada Sang Buddha agar menugaskan seorang bhikkhu untuk memberikan pelajaran Dhamma. Raja menghampiri Sang Buddha dan menceritakan maksudnya. Sang Buddha memerintahkan Ananda untuk memberikan pelajaran Dhamma secara teratur kepada Ratu Mallika dan Ratu Vasabhakhattiya di istana.

Setelah beberapa waktu, Sang Buddha bertanya kepada Ananda tentang kemajuan dari kedua orang ratu tersebut. Ananda menjawab bahwa Ratu Mallika mendengarkan Dhamma dengan sungguh-sungguh sedangkan Vasabhakhattiya tidak sungguh-sungguh belajar Dhamma. Mendengar ini Sang Buddha berkata bahwa Dhamma akan memberikan manfaat bagi seseorang yang mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, penuh hormat, dan penuh perhatian serta rajin mempraktekkan apa yang telah dipelajari.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 51 dan 52 berikut :

Bagaikan sekuntum bunga yang indah tetapi tidak berbau harum;
demikian pula akan tidak bermanfaat kata-kata mutiara yang diucapkan oleh orang yang tidak melaksanakannya.

Bagaikan sekuntum bunga yang indah serta berbau harum;
demikian pula sungguh bermanfaat kata-kata mutiara yang diucapkan oleh orang yang melaksanakannya.



Sumber : http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/kisah-chattapani-seorang-umat-awam/
 

Kisah Seorang Pemuda

Suatu hari Raja Pasenadi dari Kosala sedang berjalan-jalan di kota. Secara tidak sengaja beliau melihat seorang wanita muda berdiri dekat jendela rumahnya dan beliau langsung jatuh cinta. Raja mencoba untuk menemukan berbagai cara dan kesempatan untuk mendapatkannya. Setelah mengetahui bahwa wanita muda itu telah menikah, Raja memanggil suami wanita muda tersebut dan dijadikan pelayan di istana.

Suatu ketika raja memerintahkan suami wanita muda itu untuk melakukan suatu pekerjaan yang sangat sulit. Pemuda itu diperintahkan untuk pergi ke suatu tempat, yaitu satu yojana (dua belas mil) jauhnya dari Savatthi, serta membawa pulang beberapa bunga teratai Kumuda dan sedikit tanah merah yang dikenal dengan nama Arunavati, tanahnya Naga, dan kembali ke Savatthi pada sore yang sama, pada waktu raja mandi.
Tujuan raja adalah untuk membunuh suami wanita muda tersebut, jika ia gagal kembali pada waktu yang telah ditentukan, dan mengambil wanita muda itu sebagai istrinya.

Pemuda itu mengambil ransum makanan dari istrinya dengan tergesa-gesa, dan segera berangkat untuk melaksanakan perintah raja. Di perjalanan, pemuda itu membagi bekal makanannya kepada seorang pengembara. Dia juga melemparkan sedikit nasi ke dalam air dan berteriak : “O, makhluk-makhluk penjaga dan naga-naga penghuni sungai ini! Raja Pasenadi telah menyuruhku untuk mengambil beberapa bunga teratai Kumuda dan tanah merah Arunavati untuk beliau. Hari ini aku telah membagi makananku dengan seorang pengembara; aku juga memberi makanan buat ikan-ikan di sungai; sekarang aku juga membagi manfaat perbuatan baikku yang telah aku lakukan hari ini denganmu. Berilah aku bunga teratai Kumuda dan tanah merah Arunavati.” Raja naga mendengarnya. Dengan menyamar sebagai orang tua memberikan bunga teratai dan tanah merah yang diharapkan.

Sore hari Raja Pasenadi yang cemas, seandainya pemuda tersebut datang kembali tepat pada waktunya, telah memerintahkan untuk menutup gerbang kota lebih awal. Setelah mengetahui bahwa pintu gerbang kota telah ditutup, maka pemuda tadi meletakkan tanah merah pada dinding kota dan menempelinya dengan bunga teratai.

Kemudian dia menyatakan dengan keras : “O, para warga kota! Jadilah saksiku! Hari ini aku telah memenuhi tugasku tepat pada waktunya seperti yang telah diperintahkan oleh Raja. Raja Pasenadi, tanpa ada keadilan, merencanakan untuk membunuhku.”

Setelah itu pemuda tadi menuju Vihara Jetavana untuk mencari perlindungan dan menghibur dirinya di tempat yang penuh kedamaian tersebut.

Di lain pihak Raja Pasenadi yang digoda oleh nafsu seksualnya, tidak dapat tidur, dan terus memikirkan bagaimana menyingkirkan suami wanita muda itu dan memperistrinya. Tengah malam beliau mendengar suara-suara aneh; yang sesungguhnya merupakan suara-suara yang menyayat hati dari empat makhluk menderita di alam Lohakumbhi Niraya. Sang Raja sangat ketakutan mendengar suara-suara yang mengerikan tersebut. Keesokan paginya Raja Pasenadi mengunjungi Sang Buddha, seperti yang disarankan oleh Ratu Mallika.

Kemudian Sang Buddha menjelaskan tentang empat suara yang didengar raja pada malam hari, beliau mengatakan bahwa suara-suara itu merupakan suara-suara empat makhluk, yang merupakan putra dari seorang hartawan yang hidup pada masa Buddha Kassapa, dan sekarang mereka menderita di Lohakumbhi Niraya, sebab mereka telah melakukan perzinahan dengan istri-istri orang lain.

Raja akhirnya menyadari perbuatan buruk dan akibat yang diperoleh. Raja berjanji tidak akan menginginkan istri orang lain lagi. “Kejadian itu sama dengan nafsu keinginanku untuk memiliki istri orang lain yang membuatku tersiksa dan tidak dapat tidur,” pikir beliau.

Kemudian Raja Pasenadi mengatakan kepada Sang Buddha, “Bhante, sekarang saya menyadari bagaimana lamanya malam untuk seseorang yang tidak dapat tidur.” Pemuda tadi juga mengatakan, “Bhante, saya telah melakukan perjalanan penuh satu yojana kemarin, saya juga mengetahui bagaimana panjangnya satu yojana bagi seseorang yang lelah.”

Sang Buddha kemudian membabarkan syair 60 dengan menggabungkan kedua pernyataan di atas seperti berikut ini :

Malam terasa panjang bagi orang yang berjaga,
satu yojana terasa jauh bagi orang yang lelah;
sungguh panjang siklus kehidupan bagi orang bodoh
yang tidak mengenal Ajaran Benar.


Pemuda tersebut mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah kotbah Dhamma itu berakhir.


Sumber : http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/kisah-seorang-pemuda/

Kisah Seorang Bhikkhu Muda

Suatu saat seorang bhikkhu muda menemani seorang bhikkhu tua menuju ke rumah Visakha. Setelah menerima dana makanan, bhikkhu tua pergi ke tempat lain, meninggalkan bhikkhu muda di rumah Visakha. Cucu perempuan Visakha sedang menyaring air untuk bhikkhu muda. Ketika ia melihat bayangannya sendiri pada panci besar ia tersenyum. Melihat ia tersenyum, bhikkhu muda menatapnya dan balas tersenyum. Ketika ia melihat bhikkhu muda itu menatapnya dan tersenyum padanya, ia menjadi marah, dan menangis lalu berkata, “Kamu, kepala gundul! Mengapa kau tersenyum padaku?”

Sang bhikkhu muda menjawab, “Dirimu adalah kepala gundul; ayah dan ibumu juga berkepala gundul!” Kemudian, mereka bertengkar dan sang gadis dengan bercucuran air mata pergi kepada neneknya.
Visakha datang dan berkata kepada bhikkhu muda, “Tolong janganlah marah kepada cucu saya. Bukankah seorang bhikkhu memang berkepala gundul, kuku tangan dan kakinya dipotong, dan memakai jubah yang terbuat dari potongan-potangan kain, bepergian untuk menerima dana makanan dengan sebuah mangkuk yang bundar. Apakah yang telah dikatakan oleh gadis muda ini benar?”

Sang Bhikku muda menjawab, “Itu memang benar, tapi mengapa ia harus memaki saya karena hal tersebut ?” Kemudian bhikkhu yang lebih tua datang kembali, tetapi mereka berdua, Visakha dan bhikkhu tua gagal mendamaikan bhikkhu muda dan sang gadis.

Tidak lama kemudian, Sang Buddha tiba dan mempelajari tentang pertengkaran tadi. Sang Buddha tahu bahwa sudah saatnya bagi bhikkhu muda untuk mencapai tingkat kesucian sotapatti.

Dalam usaha untuk membuat bhikkhu muda lebih mendengarkan kata-kataNya, Beliau nampaknya berpihak kepadanya dan berkata kepada Visakha, “Visakha ada alasan apa bagi cucumu untuk menegur putraku sebagai seorang berkepala gundul hanya karena ia memiliki kepala yang gundul ? Bagaimanapun, ia menggunduli kepalanya untuk mengikutiKu, bukan ?”

Mendengar kata-kata ini bhikkhu muda berlutut, memberi hormat kepada Sang Buddha, dan berkata, “Bhante, hanya Bhante yang mengerti saya; bukanlah guru saya ataupun dermawan kaya dari vihara ini yang mengerti saya.” Sang Buddha tahu bahwa sang bhikkhu kemudian mau menerima dan Beliau berkata, “Tersenyum penuh hawa nafsu adalah tercela, adalah tidak benar dan tidak pantas memiliki pikiran-pikiran jahat.”

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 167 berikut :

Janganlah mengejar sesuatu yang rendah,
janganlah hidup dalam kelengahan.
Janganlah menganut pandangan-pandangan salah,
dan janganlah menjadi pendukung keduniawian.


Bhikkhu muda mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah khotbah Dhamma itu berakhir.


Sumber : http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/kisah-seorang-bhikkhu-muda/

Kisah Seorang Bhikkhu Muda Yang Tidak Puas

Suatu ketika, ada seorang bhikkhu muda di Vihara Jetavana. Suatu hari gurunya mengirim bhikkhu itu ke vihara lain untuk belajar. Ketika ia sedang pergi, ayahnya jatuh sakit dan meninggal dunia tanpa diketahui bhikkhu muda itu. Tetapi ayahnya meninggalkan uang seratus kahapana kepada saudara lelakinya, paman bhikkhu muda itu. Pada saat bhikkhu muda kembali, pamannya menceritakan tentang kematian ayahnya dan tentang uang seratus kahapana yang ditinggalkan untuknya. Mulanya, ia berkata bahwa ia tidak memerlukan uang tersebut. Kemudian ia berpikir bahwa mungkin lebih baik kembali pada kehidupan berumah tangga, dan akibatnya ia menjadi tidak puas dengan kehidupan seorang bhikkhu. Pelan-pelan ia mulai kehilangan ketertarikan pada hidupnya dan juga kehilangan berat badannya. Ketika para bhikkhu yang lain tahu tentang hal ini, mereka membawanya menghadap Sang Buddha.

Sang Buddha bertanya kepadanya bahwa apakah benar ia merasa tidak bahagia dengan kehidupannya sebagai seorang bhikkhu dan apakah ia memiliki modal untuk memulai kehidupan sebagai seorang berumah tangga.

Ia menjawab benar dan ia memiliki uang seratus kahapana untuk memulai kehidupannya. Kemudian Sang Buddha menjelaskan kepadanya bahwa ia akan membutuhkan makanan, pakaian, perabot rumah tangga, dua ekor lembu jantan, bajak-bajak, pangkur-pangkur, pisau-pisau, dan lain sebagainya, sehingga uang tunai seratus itu akan sangat sulit menutupi biaya-biaya tersebut.

Kemudian Sang Buddha berkata kepadanya bahwa bagi kehidupan manusia tidak akan pernah cukup, tidak terkecuali bagi kehidupan raja dunia yang dapat mendatangkan hujan uang atau mutiara, sejumlah kekayaan lainnya dan harta karun pada setiap saat.

Lebih lanjut, Sang Buddha menceritakan sebuah cerita tentang Mandatu, raja dunia, yang menikmati kebahagiaan hidup surgawi di alam surga Catumaharajika dan Tavatimsa secara bersamaan untuk waktu yang lama. Setelah menghabiskan waktu yang lama di surga Tavatimsa, suatu hari Mandatu berkeinginan untuk menjadi satu-satunya penguasa surga Tavatimsa , daripada membagi kekuasaan dengan Sakka. Tapi pada saat itu, keinginannya tidak dapat dipenuhi dan serta merta ia menjadi tua dan lemah, ia kembali ke alam manusia dan tidak lama kemudian ia meninggal dunia.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 186 dan 187 berikut ini :
Bukan dalam hujan emas
dapat ditemukan kepuasan nafsu indria.
Nafsu indria hanya merupakan kesenangan sekejap
yang membuahkan penderitaan.

Bagi orang bijaksana yang dapat memahami,
hal itu tidak membuatnya bergembira
bila mendapat kesenangan surgawi sekalipun.
Siswa Sang Buddha Yang Maha Sempurna bergembira
dalam penghancuran nafsu-nafsu keinginan. 


Bhikkhu muda mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah khotbah Dhamma itu berakhir.

3 Kata yang Sebaiknya Tidak Sering Diucapkan

 
3 Kata ini sebenarnya terbentuk dalam kalimat, tapi saya simpulkan menjadi kata, yaitu :


1. SAYA TIDAK BISA
 

Seringkali saat kita dihadapkan dengan suatu target atau pekerjaan yang kelihatannya agak sulit kita cenderung suka berkata, saya tidak bisa.

Anda perlu tahu saat Anda berkata, saya tidak bisa maka dengan segera perkataan Anda hanya akan membuat pintu pikiran Anda tertutup untuk mencari jalan dan mencoba.

Sebaliknya jika Anda berkata saya belum bisa ini masih membuat otak kita bekerja mencari jalan.
Kalau Anda sering mengucapkan kata saya tidak bisa maka ini dapat membatasi kemampuan diri Anda. Sikap merasa tidak bisa juga melumpuhkan potensi dan kreativitas Anda.

Anda juga dapat mengucapkan kata saya coba dulu, setidaknya dengan demikian Anda akan tahu seberapa kemampuan Anda untuk meraih suatu hal.

Untuk menjadi seorang Achiever yang sejati jangan pernah lagi ucapkan kata saya tidak bisa, khususnya dalam hal yang berhubungan dengan kemampuan Anda.

2. TIDAK MUNGKIN
 

Orang-orang yang sering berkata tidak mungkin akan menutup berbagai pintu keajaiban.

Dengan sikap seperti ini mereka akan sulit meraih sesuatu yang hebat. Karena hampir segala sesuatu yang kita nikmati hari ini adalah sesuatu yang mustahil di hari kemarin. Semua pencapaian yang luar biasa diawali dengan suatu keyakinan bahwa hal itu mungkin dikerjakan atau diwujudkan.

Buktinya kalau Anda perhatikan berbagai peralatan teknologi yang canggih saat ini, mungkin waktu dulu awalnya banyak orang yang menganggap itu sesuatu yang tidak mungkin tapi ternyata sekarang hal itu mungkin untuk diciptakan.
Ini berarti apa saja yang Anda ingin raih saat ini dalam hal karir, keuangan, keluarga, ataupun perkembangan diri Anda, hal itu sangat mungkin dicapai.

Seorang achiever harus belajar melihat setiap kemungkinan dibalik suatu kemustahilan. Ini akan mendatangkan banyak keajaiban terjadi dalam hidup Anda.
 

3. SAYA SUDAH TAHU
 

Setiap kali Anda mengucapkan bahwa saya sudah tahu, sebenarnya Anda sedang menutup pintu pembelajaran. Sehingga kita tidak lagi berusaha untuk mempelajari hal-hal baru.

Padahal dalam kehidupan selalu ada hal yang dapat kita pelajari. Kalau Anda membaca buku, menghadiri seminar atau berkomunikasi dengan sikap sok tahu maka Anda tidak akan pernah belajar sesuatu.

Karena para achiever adalah orang yang selalu mau belajar dan ingin mencari tahu.
Ketika seseorang menganggap bahwa dia sudah mengetahui semuanya itu suatu kebodohan.
Kenyataannya semakin Anda benar-benar tahu, semakin Anda menyadari bahwa Anda tidak tahu.
Pengetahuan hanya datang pada orang-orang yang siap menerimanya.

KISAH WANITA YANG SANGAT MENCINTAI KEKASIHNYA

Aku punya kisah tentang seorang gadis yang begitu mencintai seorang pria. Mereka baru dipertemukan beberapa bulan yang lalu, tetapi mereka memiliki kecocokan karena dapat saling melengkapi. Kekurangan yang ada dalam diri si gadis dapat ditutupi dengan kelebihan yang dimiliki sang pria, begitu pula sebaliknya kekurangan sang pria dapat dilengkapi kelebihan dari si gadis.

Si gadis seorang yang sangat realistis, ia memandang kehidupan secara nyata, sangat takut untuk memiliki impian karena takut tak sanggup memenuhinya dan berakhir dengan kekecewaan mendalam sementara sang pria adalah seorang pemimpi, hidupnya penuh impian dan cita-cita dan punya keyakinan suatu saat akan terwujud semua impian dan mimpi-mimpinya.

Si gadis seorang yang pesimis memandang hidup dalam ketidakpercayaan diri bahwa akan dimampukan untuk meraih cita-cita sementara sang pria seorang yang optimis, penuh percaya diri bahwa impian dan cita-cita akan tercapai.

Sang pria seorang yang tidak sabaran, emosional dan sedikit temperamental, sementara si gadis seorang yang sabar, tidak mengungkapkan sesuatu secara emosional dan tenang.

Sang pria seorang yang ekstrovert, terbuka dan dapat dengan mudah menampakkan emosinya saat berhadapan dengan orang lain, sementara sang gadis seorang yang sangat introvert, begitu tertutup, tidak menunjukkan emosinya saat berhadapan dengan orang lain. Karena punya trauma masa lalu yang sangat menghantuinya.

Si gadis seorang yang hemat malah sangat hemat bahkan untuk dirinya sendiri dia sangat pelit, sementara sang pria seorang yang royal, berpikir bahwa kalau kita mampu dan punya uang mengapa harus menahan keinginan kita untuk memiliki apa yang kita inginkan.

Si gadis seorang yang rajin, tekun dalam belajar dan bekerja dan tidak kenal kata menyerah berjuang sampai titik darah penghabisan, sementara sang pria kurang rajin belajar, mengerjakan sesuatu hanya serius diawalnya saja tetapi saat sudah berlanjut akan bosan dan meninggalkan pekerjaan itu, mudah menyerah dan patah semangat.

Sang pria seorang yang mengerti fashion dan menerapkannya dalam penampilannya sehari-hari, sementara si gadis seorang yang sederhana dan tampil dalam kebersahajaan. Si gadis bersifat periang, selalu tersenyum sementara sang pria seorang pemurung yang jarang tersenyum, baginya sebuah senyuman adalah mahal.

Sang pria seorang yang sangat prefeksionis menginginkan segala sesuatu sempurna, sementara si gadis menerima segala sesuatu dengan apa adanya. Sang pria memiliki badan yang tegap, gagah dan tinggi sementara si gadis kecil, mungil dan pendek.

Dari sang pria, si gadis banyak belajar berbagai hal bahwa tidak apa-apa punya mimpi, tidak apa-apa menampakkan emosi saat mengungkapkan kata hati, tidak apa-apa menikmati penghasilan yang didapat dari kerja keras untuk membeli apa yang diinginkan, sedikit bergaya dalam berpakaian juga tidak apa-apa malah akan membuat lebih percaya diri dan terlihat menarik.

Sang pria juga belajar untuk berhemat, sedikit bersabar, menahan emosi dan belajar dengan rajin serta semangat juang yang tidak kenal menyerah. Si gadis sangat bersyukur atas pertemuan mereka, berterima kasih atas semua kebaikan dan cinta kasih dari Sang Pencipta atas anugerah yang tak terhingga ini. Begitu pula sang pria juga bersyukur atas anugerah Sang Pemberi Hidup kepadanya.

Mereka sangat bersyukur karena Tuhan memberi anugerah sehingga keduanya merasa hidup sangat lengkap. Mereka berdua punya mimpi yang sama menjalin hubungan yang baik, berkenan di mata Tuhan, dan jika Tuhan kehendaki akan menjadi pasangan dalam rumah tangga yang bahagia. Di mana ada sang pria, di situ si gadis berada, di mana ada hati sang pria di situ hati si gadis tersimpan.

Sayang, suatu ketika terjadi kesalahpahaman yang membuat sang pria tersinggung, terkoyak dan terluka. Sang pria sangat marah dan terluka, meskipun sang gadis telah meminta maaf dengan penuh penyesalan, namun sang pria telah memutuskan untuk memutuskan hubungan ini berakhir sampai di sini.

Tiada lagi mimpi-mimpi dan harapan semua sirna, semua musnah, semuanya retak berkeping-keping seperti kaca pecah di batu. Kepingannya berserakan di mana-mana, dan si gadis dengan susah payah mengumpulkan serpihan itu, berusaha merekatkannya kembali dengan air mata berderai, penyesalan, kekecewaan, keputusasaan, hati yang terkoyak dan harapan yang hancur.

Hanya Tuhan yang mampu menghibur hati si gadis, mengobati dan memulihkankannya seiring perjalanan waktu. Mungkinkah kepingan-kepingan hatinya dapat direkatkan kembali menjadi sebuah impian yang utuh ????
Hanya sang pria yang dapat menjawabnya.

Sang pria menjawab tak mau lagi merekatkan apa yang telah retak, tak mau memaafkan dengan setulus hati tetapi penuh dendam dan kebencian. Tak akan ada lagi cinta kasih sayang untuk si gadis, hanya sumpah serapah dan caci maki.

Si gadis menerima semuanya dengan berlapang dada, menerima semua kemarahan dan caci maki dengan hati yang memaafkan dan penuh pengertian bahwa saat itu sang pria sangat terluka dan dapat meruntuhkan apapun juga disekitarnya seperti seekor singa yang terluka dapat mengamuk dan menyerang apa saja yang ada di hadapannya.

Kini semuanya telah musnah. Ibarat panas setahun hilang oleh hujan sehari tak berbekas. Si gadis belajar bahwa tak cukup hanya cinta harus ada kerelaan hati untuk menerima dengan penuh syukur kekurangan dan kelebihan pasangan, harus ada kerelaan hati untuk memaafkan dan memberi pengampunan, harus ada ketulusan hati untuk mendengarkan dan memperhatikan pasangannya, harus ada kerelaan hati untuk menerima semua sebagai rencana Tuhan bagi hidup dan kisah cintanya.

Tak boleh si gadis memaksakan kehendaknya sendiri, tak boleh si gadis mengingini tanpa menyerahkan semua keinginannya terlebih dahulu kepada Tuhan. Si gadis belajar bahwa selama ini cinta mereka tidak cukup kokoh dan kuat menghadapi gelombang masalah, tidak cukup tahan uji dalam perjalanannya menuju masa depan. Walaupun si gadis mau berjuang tak akan mampu jika ia sendirian. Ibarat sayap seekor burung telah patah sebelahnya, tentulah tak dapat terbang.

Ibarat kapal telah karam separuhnya, tak kan mungkin dapat berlayar. Ibarat tangan tak dapat bertepuk karena hanya ada satu. Ibarat jembatan akan ambruk jika hanya ditopang satu kaki. Akhirnya si gadis memasrahkan semuanya pada kehendak sang pria, hubungan mereka harus berakhir sampai di sini. Mungkin memang kisah cinta mereka hanya sampai di sini hanya berumur lebih kurang enam bulan saja.

Kisah cinta terpendek yang telah dialami si gadis karena dia bukan petualang cinta tetapi penjaga cinta. Dalam hatinya si gadis berjanji tetap menjaga cintanya pada sang pria meskipun hanya dalam hati saja. Karena niatnya tulus dalam menjalin kisah cinta ini, si gadis merasa perlu memelihara cintanya pada sang pria walaupun hanya dalam hati dan impian-impiannya. Si gadis merelakan sang pria pergi dari sisinya demi cita-cita, cinta dan harapan yang lebih baik bahwa suatu saat ada rencana indah bagi mereka berdua di masa depan. Walaupun mungkin bukan dalam kebersamaan, namun kebahagiaan dapat mereka berdua raih.

Si gadis sangat berterima kasih atas kebaikan hati, kemurahan, kesetiaan, cinta kasih sang pria padanya selama ini. Bagaimanapun mereka pernah melalui hari-hari indah berdua, merajut mimpi berdua, sedih senang berdua, tertawa menangis berdua, berjuang melawan badai penyakit berdua, berjuang melawan ketidakadilan berdua, berjuang melawan amarah orang lain berdua, banyak hal dan kenangan dilewati berdua, melakukan perjalanan berdua, menyusuri jalan-jalan kota Jakarta berdua dalam cuaca panas, hujan, dingin, berkabut, polusi, berdua.

Si gadis tak mampu untuk menguraikannya. Hanya bisa menyimpannya dalam hati dan membiarkan luka itu menganga tanpa dapat dibalut karena si gadis tak mampu membalutnya, tak berdaya merekatkan kembali menjadi sekeping hati yang utuh.

Kehilangan orang-orang yang dikasihi karena kematian bagi si gadis tidaklah seberapa bila dibandingkan luka hatinya saat ini. Kehilangan ini amat sangat menghantamnya hingga hampir tak mampu bangkit lagi. Bagi si gadis dunianya telah runtuh, hatinya telah hancur, jiwanya tercabik-cabik. Si gadis sangat rapuh tanpa pegangan, tanpa penopang, tanpa tempat untuk bersandar, tanpa tempat untuk mencurahkan rasa sakit hati, rasa penyesalan, rasa keputusasaan.Tetapi si gadis terus berdoa agar mereka bisa dipersatukan kembali.

Akhirnya sang pria menyadari kesalahannya dan memutuskan untuk memulai kembali kisah cinta mereka. Kini mereka berdua telah bersatu dan saling bahu membahu merajut kisah cintanya, hari demi hari dilewati dengan kebahagiaan. Tiada pernah sedikitpun mereka menyinggung masalah yang telah berlalu. "Semoga tidak akan pernah ada kesalahpahaman dan masalah yang bisa menggoyangkan kisah cinta ini lagi", Begitu doa mereka.

Berbicara dengan Hati, Bukan Jari

Oleh: Sonny Wibisono *

"Matikan komputermu. Matikan juga ponselmu. Dan perhatikan manusia di sekelilingmu."
-- Eric Schmidt, CEO Google


ADIL jengkel betul dengan istrinya. Sepanjang liburan akhir pekan keduanya sepakat memilih beristirahat di rumah. Lima hari bekerja membuat mereka ingin melemaskan otot-otot. Sekaligus tentu saja mempererat tali cinta diantara mereka berdua. Maklum, mereka belum lagi genap dua tahun menikah. Buah hati yang menjadi dambaan mereka tak kunjung datang. Mungkin Yang Di Atas belum memberikan mereka kepercayaan. Begitu keduanya menghibur diri.

Tapi akhir pekan yang seharusnya indah justeru berubah menyebalkan. Seharian Anita, sang istri, hanya berada di kamar. Mungkin saja letih. Dia ingin istirahat penuh. Namun yang membuatnya jengkel, Anita terus menggenggam gadget kesayangannya. Anita kadang tertawa sendiri. Sampai kadang dia tak ingin jauh dari colokan listriknya. Gadget kesayangannya itu sering kehilangan tenaga, sehingga terpaksa harus dicharge.

Adil geleng-geleng kepala. Namun Anita cuek bebek. Katanya, dia sedang asyik mengobrol dengan teman yang lama tak dijumpainya. Bertemu di jejaring sosial facebook, mereka kemudian bertukar nomor PIN. Lalu itulah yang terjadi, mereka mengobrol ngalor-ngidul sesuka hati. Adil pun memilih untuk keluar rumah dan mengobrol dengan tetangga.

Ponsel cerdas itu menjadi booming di dunia, termasuk Indonesia. Apalagi setelah beberapa tokoh dunia dan seleb memakainya juga. Kelebihan menggunakan gadget ini dibandingkan dengan ponsel biasa memang beragam, misalnya saja layanan push mail, menerima dan membalas email yang masuk pada saat itu juga. Atau mengambil foto dan mengirimkannya ke handai taulan di luar negeri dalam sekejap. Lalu ada pula fasilitas chatting, browsing, hingga fasilitas online berbagai situs jejaring sosial. Kedekatan seseorang di dunia maya seakan-akan tidak lagi terpisahkan oleh ruang dan waktu. Tak aneh bila kemudian muncul istilah, mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat.

Namun memakai gadget ini bukan tak ada kekurangannya sama sekali. Contohnya, ya itu, interaksi antara Adil dan Anita menjadi tak nyaman. Ketika seseorang berasyik masyuk dengan dirinya dan dunianya sendiri, serta tidak memperdulikan lingkungan sekitar, apalagi menjadikannya sebagai ketergantungan yang sangat, maka menurut anak zaman sekarang dikatakan terkena 'gejala autis'. Tapi bukankah merujuk peribahasa, man behind the gun, bahwa baik-buruknya penggunaan teknologi tergantung si pemakainya? Betul. Bila pemakainya memakai dengan bijak, tentu tak masalah. Sebaliknya pun demikian.

Tapi nyatanya memang, menurut penelitian, ketergantungan akan gadget menyebabkan seseorang menjadi tak fokus. Bahkan para uskup senior di Liverpool, Inggris menantang umatnya untuk berpuasa teknologi selama 40 hari. Mereka mendorong masing-masing orang untuk memangkas penggunaan karbon dengan tidak memakai sejumlah gadget. Tingkat ketergantungan pemakai gadget memang sungguh luar biasa. Hingga muncul istilah, it is heaven for business owners, but hell for employees.

Gadget dibuat dengan tujuan membantu si pemakainya. Untuk menjadikan urusan berjalan dengan efektif dan efisien. Ambil satu contoh, misalnya saja ketika diadakan rapat penting. Saat dalam rapat membutuhkan komunikasi rahasia di antara peserta rapat, tentu saja cara yang cerdas dengan menggunakan gadget yang tersedia.

Tetapi pada kenyataannya, yang kerap kita jumpai, teknologi yang awalnya dirancang untuk membantu kehidupan manusia, malah justeru membuat kita semakin menjauh satu dengan lainnya. Menjauh dari orang-orang yang kita kasihi, dan menjauh pula dari Tuhan yang sesungguhnya dekat dengan kita.

Dengarlah apa yang dikatakan Eric Schmidt, CEO Google, dalam pidatonya di University of Pennsylvania, Amerika Serikat, pada 18 Mei 2009 lalu dihadapan enam ribu wisudawan. Schmidt berujar, "Matikan komputermu. Matikan juga ponselmu. Dan perhatikan manusia di sekelilingmu." Schmidt mengatakan demikian setelah melihat banyaknya kaum muda yang hanya terpaku pada dunia virtual di internet. Seakan tak peduli untuk berelasi dengan orang lain.

Itulah yang dirasakan Adil sekarang. Ia merasa jauh sekali dari istrinya. Adil sesungguhnya tak menuntut lebih dari Anita. Adil hanya ingin Anita menghentikan sekali saja pada saat mereka berada di rumah. Apalagi disaat-saat mereka sedang berdua atau liburan. Baginya komunikasi yang baik bukan lagi semata dengan jari-jari, walau teknologi sudah maju. Berbicara dengan tatap muka, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh tentu lebih memanusiakan diri.

Kita seharusnya memang dapat berhenti sejenak dari kegaduhan dunia virtual dan kembali pada habitatnya sebagai makhluk sosial.

*) Sonny Wibisono, penulis buku 'Message of Monday', PT Elex Media Komputindo, 2009

Membuat KTP


Suatu Hari Ada Seorang Pemuda Yang Baru Datang Dari Kampung Dan Bermaksud Membuat KTP Jakarta, Maka Terjadilah Perbincangan Dengan Kepala RW Setempat :
 
Pemuda : Pak RW, Saya Ingin Membuat KTP....
Pak RW : oOoOo.... Bolehhhhh, KK Mana ?
Pemuda : oOoOo... Harus Bawa Kaka ya Pak RW, Kalo Gitu Saya Pulang Dulu ya.
 
Beberapa Saat Datang Kembali Pemuda Tersebut Dengan Ayahnya 
Dan Terjadi Perbincangan Lagi.
 
Ayah Pemuda : Maaf Pak RW, Katanya Kalo Bikin KTP Jakarta Harus Bawa Kaka Yaa... 
Wahhhh Kalo Kaka Anak Saya Ini Memang Ga Punya, Dia Itu Anak Tunggal, 
Boleh Ga Kalo Saya Yang Jadi Pengganti Kakanya.
Pak RW : ??????????????
 
Sambil Menahan Tawa Pak RW Menjelaskan Kepada Ayah Pemuda Tersebut.
 
Pak RW : Begini Pak, Maksud Saya, Kalo Anak Bapak Mau Buat KTP Jakarta, 
Maka Harus Bawa KK Atau Kartu Keluarga.
Ayah Pemuda : OoOoO.... Kalo Itu Sich Ada Pak RW, Ntar Deh Saya Bawa.

Kaki Terinjak

Suatu di sebuah bis kota penumpang penuh sampai berdiri berdesakan. 
Terjadi percakapan antara seorang bapak dengan pria berambut cepak :

Bapak: Anda polisi ?
Pria: Bukan...
Bapak: Tentara ?
Pria: Bukan...
Bapak: Preman ?
Pria: Bukan...
Bapak: Brengsek lo !!!
Pria: Lho ? Kenapa pak ?
Bapak: Dari tadi Anda nginjek kaki saya !!!

Sopir-sopir yang kreatif

Siapa bilang para sopir itu cuman bisa nyetir doang ? Ada banyak kata-kata bijak dan lucu yang bisa kita dapetin dari jalanan, khususnya tertulis dibelakang kendaraan umum, truk, de el el…

Ini nih, sebagian postingan kata-kata bijak yang didapat dari jalanan… hehehe… konyol abi s! Siap-siap aja senyum² sendiri kayak orang gila…

“TABAH MENANTI”

“Mabok Bae”

“Ku Nanti Jandamu”

NEW FEAR THE ME IS 3 –> Nyupir demi istri

AN3DIS –> Anti gadis

!!! SEKARANG BAYAR, BESOK GRATIS !!!

“WWW. A P KT NTE AJ.COM”

“Ber 2 1 7 an”

CAN’T ARE ROCK –> Ken Arok

MER - 123 - LUCK –> Mertua Galak

THONK HE LOVE –> Thonk khilaf

“Anda butuh waktu, kami butuh uang”

“Naik Gratis, Turun Bayar”

“Ma2ku 1/3 dis” –> Mamaku seperti gadis

THE ME anak IS 3 –> Demi anak istri

Jagalah jandamu –> Jagalah jarak anda ???

“JANGAN DINIKAHI BILA SEGEL RUSAK”

“Be are the kill us all come f??k” –> Biar dekil asal kompak

Be are the kill young pen think gun thanks –> Biar dekil yang penting gantengs

SO FEAR SHE N THINK –> Sopir sinting

BE YOUNG CARE ROCK –> Biang Kerok

Alone By Must –> Alon bae Mas

CINTAMU TAK SEMURNI BENSINKU

CINTAMU TAK SETULUS CINTA EMAK GW

Ja500Let –> Jago Pelet

Moe K Sue Fear 1/3 Rong –> Muka supir seperti garong

SPONGE DONG

BURONAN MERTUA

“on any book an plumb pleasant”

“BERSATU DI PANGKALAN BERSAING DI JALANAN”

**Bercinta di Bis Berpisah di Terminal**

“STREET FIGHTER”

PUTUS CINTA… sudah biasa…
PUTUS ROKOK… merana…
PUTUS REM… matilah kita…

Cintaku Berat Di Bensin

MAN7jur –> Mantu jujur

JUM’AT KELABU –> Trayek Ps. Jumat - Pd. Labu

Mencari nafkah demi desah

JANDA BARU NENEN —> Trayek : Juanda - Ps. Baru - Senen

Mencari JANDA 1/3 DIS –> Mencari Janda seperti gadis

Do Now… Casino… In Draw… –> War Cop DKI, Dono Kasino Indro

“Bukan salah ibu mengandung… salah bapak ngga pake sarung”

LONG STREET OF MEMORY

“Ora Sama Bin Lain”

“Besar di rantau, tua di jalan”

“Tak sehina yang kau duga”

“Q-Cay Was here” terus di bawahnya ditulis “kasian deh lo was here… ke dokter aja”

“UCOK = Uang Cukup Ongkos Kurang”

“Lupa namanya, ingat rasanya”

“Enak tapi dosa”

“Istri goyang suami basah”

“Pergi karena tugas… pulang karena beras…”

“Rejekiku dari silitmu” –> Tulisan di truk sedot tinja

MATSIBISHA

Cinta ditolak dukun terbahak

F??k Here Miss Kind !!! –> Fakir Miskin

“Goyang pantura”

Pulang malu, tak pulang rindu…

Ompol Dewo

FAR FOR SEA NOWLY –> PAR PORSEA NAULI (bahasa batak nich… artinya: “orang Porsea yang cantik/baik”) [Kopaja 614 Jurusan Pasar Minggu - Cipulir hehehehehe...]