Di sebuah hutan, hiduplah sekelompok monyet. Pd suatu hari , tatkala mereka tengah bermain-main, tampaklah oleh mereka sebuah tempurung kelapa yang berlubang sempit. Didlm batok kelapa itu ada kacang yg sudah dibubuhi dgn aroma yg disukai monyet. Rupanya batok kelapa itu adalah perangkap yg ditaruh di sana oleh seorg pemburu.
Salah seekor monyet muda mendekat dan memasukkan tangannya kedlm lubang sempit di kelapa itu utk mengambil kacang-kacang tersbt. Akan tetapi, tangannya yg terkepal menggenggam kacang tidak dapat dikeluarkan dari sana krn kepalan tangannya lebih besar drpd celah di tempurung kelapa itu. Monyet ini meronta-ronta utk mengeluarkan tangannya itu, namun tetap saja gagal.
Seekor monyet tua menasehati monyet muda itu : " Lepaskanlah kepalanmu ! Lepaskan kacang itu ! kamu akan lepas dgn mudah !" Namun monyet muda itu tdk mengindahkan anjuran tersbt, tetap saja ia bersikeras meraup kacang itu.
Beberapa saat kemudian,sang pemburu datang dari kejauhan. Sang monyet tua kembali menyerukan nasihatnya : " Lepaskanlah kepalanmu sekarang juga agar kamu bebas !" Monyet muda itu panik, namun tetap saja ia bersikeras untuk mengambil kacang itu, Akhirnya, ia pun tertangkap oleh sang pemburu.
Demikianlah, kdg kita juga sering mencengkeram dan tidak rela melepaskan hal-hal yg sepatutnya kita lepaskan : ketamakan, kemarahan, kebencian, iri hati, dan sebangsanya. Apabila kita tetap tak bersedia melepas, tatkala kematian datang "menangkap " kita, semuanya akan terlambat sudah. Bukankah lebih mudah jika kita melepaskan setiap masalah yg lampau, dan menatap hari esok dgn lebih cerah? Bukankah dunia akan menjadi lebih indah jika kita bisa melepas" Kepalan " kita dan membagi kebahagiaan dgn org lain ??
No comments:
Post a Comment