Friday, October 7, 2011

NASIB BURUK ATAU NASIB BAIK SIAPA YANG TAHU

Ada cerita dari Tiongkok ttg seorg petani tua, dia punya seekor kuda tua yg dipakai utk mengerjakan ladangnya. Pada suatu hari kuda itu lari, menghilang di pegunungan & ketika semua tetangga petani itu menyatakan perasaan iba & kasih sayangnya thd petani tua yg bernasib malang itu, si petani menjawab dgn rendah hati & bijak " nasib buruk ? & nasib baik " siapa yg tahu ?

Seminggu kemudian si kuda tua itu kembali & malahan membawa kuda liar dari pegunungan & kali ini para tetangga mengucapkan selamat kpd petani krn nasib untungnya.
Kembali petani tua menjawab " nasib baik & nasib buruk siapa yg tahu "?
             
Kemudian ketika anak lelaki petani mencoba menjinakkan satu dari kuda liar itu, ia terjatuh dari punggung kuda & patah kakinya. Semua tetangga merasa kali ini si petani tua itu bernasib malang. Tetapi tdk demikian si petani .
Tanggapannya hanya " nasib buruk & nasib baik ,siapa yg tahu "?       

Beberapa minggu sesudah itu bny tentara masuk desa tsb, mereka mendaftari semua org muda yg sehat badannya yg di temukan disana utk menjalani wajib militer , ketika melihat anak petani yg patah kaki itu, maka ia di lepaskan.
Apakah itu nasib baik ? Atau nasib buruk ? Siapa yg tahu ?   


Pesan Moral :
Setiap hal yg di luar nampaknya buruk, bisa saja jadi sesuatu kebaikan yg terselubung dan setiap hal yg nampaknya baik di luar, bisa saja jd kenyataan yg buruk.
Maka dari itu kita seharusnya kita bisa bertindak bijaksana, Tidak Menggerutu pada sa’at mengalami hal2 yg dianggap Tidak Baik dan Tidak Bergembira secara berlebihan bila mendapati hal2 Baik terjadi dalam hidup kita.
Karena semua Rezeki dan Kemalangan itu bisa saja menimpa siapa saja , mana nasib baik & mana nasib buruk tak ada yang tahu .
Tetapi Tetap bisa bersyukur adalah hal yang terbaik , bahwa segala sesuatu bisa jadi akan menjadi baik bagi mereka yang bisa mensyukuri semua Karunia dan Anugerah.


-o0o-




Alkisah jaman dahulu kala ada seorang petani miskin
yang hidup dengan seorang putera nya. Mereka hanya
memiliki seekor kuda kurus yang sehari-hari membantu
mereka menggarap ladang mereka yang tidak seberapa.
Pada suatu hari, kuda pak tani satu-satu nya tersebut
menghilang, lari begitu saja dari kandang menuju
hutan.

Orang-orang di kampung yang mendengar berita itu
berkata: "Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!".
Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku
tidak tahu …"

Keesokan hari nya, ternyata kuda pak Tani kembali ke
kandangnya, dengan membawa 100 kuda liar dari hutan.
Segera ladang pak Tani yang tidak seberapa luas
dipenuhi oleh 100 ekor kuda jantan yang gagah perkasa.
Orang-orang dari kampung berbondong datang dan segera
mengerumuni "koleksi" kuda-kuda yang berharga mahal
tersebut dengan kagum. Pedagang-pedagang kuda segera
menawar kuda-kuda tersebut dengan harga tinggi, untuk
dijinakkan dan dijual. Pak Tani pun menerima uang
dalam jumlah banyak, dan hanya menyisakan 1 kuda liar
untuk berkebun membantu kuda tua nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu
berkata: "Wahai Pak tani, sungguh beruntung nasibmu!".
Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku
tidak tahu …"

Keesokan hari nya, anak pak Tani pun dengan penuh
semangat berusaha menjinakan kuda baru nya. Namun,
ternyata kuda tersebut terlalu kuat, sehingga pemuda
itu jatuh dan patah kaki nya.

Orang-orang di kampung yang melihat peristiwa itu
berkata: "Wahai Pak tani, sungguh malang nasibmu!".
Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku
tidak tahu …"

Pemuda itupun terbaring dengan kaki terbalut untuk
menyembuhkan patah kakinya. Perlu waktu lama hingga
tulangnya yang patah akan baik kembali. Keesokan
harinya, datanglah Panglima Perang Raja ke desa itu.
Dan memerintahkan seluruh pemuda untuk bergabung
menjadi pasukan raja untuk bertempur melawan musuh di
tempat yang jauh. Seluruh pemuda pun wajib bergabung,
kecuali yang sakit dan cacat. Anak pak Tani pun tidak
harus berperang karena dia cacat.

Orang-orang di kampung berurai air mata melepas
putra-putra nya bertempur, dan berkata: "Wahai Pak
tani, sungguh beruntung nasibmu!".
Pak tani hanya menjawab, "Malang atau beruntung? Aku
tidak tahu …"

Kisah di atas, mengungkapkan suatu sikap yang sering
disebut: non-judgement. Sebagai manusia, kita memiliki
keterbatasan untuk memahami rangkaian kejadian yang
diskenariokan Sang Maha Sutradara. Apa-apa yang kita
sebut hari ini sebagai "kesialan", barangkali di masa
depan baru ketahuan adalah jalan menuju
"keberuntungan" . Maka orang-orang seperti Pak Tani di
atas, berhenti untuk "menghakimi" kejadian dengan
label-label "beruntung", "sial", dan sebagainya.

Karena, siapalah kita ini menghakimi kejadian yang
kita sunguh tidak tahu bagaimana hasil akhirnya nanti.
Seorang karyawan yang dipecat perusahaan nya, bisa
jadi bukan suatu "kesialan", manakala ternyata status
job-less nya telah memecut dan membuka jalan bagi diri
nya untuk menjadi boss besar di perusahaan lain.

Maka berhentilah menghakimi apa –apa yang terjadi hari
ini, kejadian –kejadian PHK , Paket Hengkang , Mutasi
tugas dan apapun namanya . . . .yang selama ini
kita sebut dengan "kesialan" , "musibah " dll ,
karena .. sungguh kita tidak tahu apa yang terjadi
kemudian dibalik peristiwa itu (di).

"Hadapi badai kehidupan sebesar apapun. Tuhan takkan
lupa akan kemampuan kita. Kapal hebat diciptakan bukan
untuk dilabuhkan di dermaga saja."
 

Tips bebas dari binatang penggangu dengan bahan alami

Menggunakan bahan-bahan kimia untuk menggusir hewan dan serangga pengganggu, sangat tidak baik untuk kesehatan.

Berikut ini ada beberapa Tips bebas dari hewan dan serangga penggangu dengan bahan alami dan pasti aman;

NYAMUK :
gunakan minyak serai. Sekarang dijual seperti minyak kayu putih. Bisa diteteskan ke air untuk ngepel lantai dan bau wangi serai akan mengusir nyamuk dan tak berani datang lagi, kalau dilakukan secara teratur.  Atau bisa diteteskan pada bantal dan guling, nyamuk lari, nggak berani dekat, tidur di jamin nyenyak
∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇

TIKUS :
gunakan buah mengkudu yang sudah masak, potong dan taruh di piring-piring kecil, letakkan di sudut2 tempat tikus sering lewat; bau mengkudu akan membuat tikus ogah masuk ke tempat anda. (Potong mengkudu gunakan sarung tangan, karena getahnya bisa membuat tangan gatal)
∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇

KECOA :
gunakan merica butir dan tumbuk halus, taruh merica di kain kasa dan ikat dengan karet gelang; letakkan di tempat2 yg banyak kecoanya, di jamin kecoaknya kapok.
∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇∙̇

SEMUT :
gunakan air perasan jeruk nipis dan celupkan di kain lap. Bersihkan di daerah-daerha yg sering dilewati/jalur semut, percaya nggak semutnya kabur, nggak suka asam, sukanya yang manis dan gurih.

Gado-gado

  

 


Kue kering Putri Salju

Kue Putri Salju :
  • Rasa Original
  • Rasa Keju (terasa keju parut pada saat dimakan)

Ost. My MPV Lover

Details
* Title: MVP
情人 / MVP Ching Ren (MVP Qing Ren) / My MVP Valentine / My MPV Lover
* Episodes: 28
* Broadcast network: SET TV
* Broadcast year: 2002
* Opening theme song: Wu Suo Wei (
無所謂) It Doesn't Matter by 5566
* Ending theme song: Wo Nan Guo I'm Sad by 5566

Synopsis

In this drama based on basketball (and somewhat on the anime Slam Dunk), a Taiwanese national team basketballer, Yan Xing Shu plays the lead Duan Chen Feng, whose world consists of his 2 greatest loves: basketball and his girlfriend, Xiao Xi (Angela Zhang). They find their perfect world shattered, however, when on the day of his most important match, Duan Chen Feng has an accident on his way to the competition, and paralyses Angel (Margaret Lin), who just happens to be the sister of Iceman (David Chen), his biggest opponent since they were young. To shoulder his responsibilty, Chen Feng leaves school and his basketball so that he can take care of Angel. Xiaoxi, who does not know the reason behind Chen Feng's leaving school and giving up his beloved basketball, is heartbroken and bewildered. At about the same time, the other lead male character Tai Zi, or Prince (Tony Sun of 5566), enters the plot. He falls in love with Xiao Xi's plucky and determined character.chen feng's gentleness to angel causes angel to have feelings for him....how complicated can this love triangle be?

Cast
* Tony Sun as Liu Hua/William (Prince)
* Yan Xing Shu as Duan Chen Feng (Liu Chuan Feng from Slam Dunk)
* Angela Zhang as Tian Yu Xi/Xiao Xi
* Margaret Lin as Ming Juan/Angel 

Lyrics

na yi nian mo mo wu yan zhi neng xuan ze li kai
wu xie de xiao rong yi jing bu zai jing cai
ni hai pa jie ju suo yi pin ming shang hai
shuo shi wo dang zhu ni de mei hao wei lai

ni jian jue bu xi wang wo deng dai
wo bian mo mo de rang ni zou kai
ru jin ni shou le shang hui lai
jiao wo ru he jie shou zhe an pai

wo nan guo de shi fang qi ni fang qi ai
fang qi de meng bei da sui ren zhu bei ai
wo yi wei shi cheng quan ni que shuo ni geng bu yu kuai

wo nan guo de shi wang le ni wang le ai
jin quan li wang ji wo men zhen xin xiang ai
ye wang le gao su ni shi qu de bu neng chong lai

khasiat daun PUTRI MALU

Tahu kah anda khasiat daun PUTRI MALU ???


Setelah diteliti sekian tahun ternyata daun Putri Malu sangat berkhasiat untuk menyembuhkan pria2 yang lemah syahwat.

Hal ini sudah dibuktikan oleh para sukarelawan.
Caranya cukup mudah, tinggal kumpulkan 10 lembar daun putri Malu kemudian direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih. Air hasil rebusan itu disaring kemudian langsung diminum selagi masih hangat.

Dianjurkan untuk diminum sebelum berhubungan, karena khasiatnya akan terasa dalam beberapa detik.:D

Beberapa detik setelah diminum ONDERDIL suami anda akan langsung  mengeras seperti Batu. X_X
Tp semua itu ada EFEK SAMPING...

Efek sampingnya :

Tiap kali bersentuhan dia akan layu  kembali...        =D wªªKªªKªª =))

Truk Sampah


Suatu hari saya naik sebuah taxi dan menuju ke Bandara.
Kami melaju pada jalur yang benar ketika tiba-tiba sebuah mobil hitam melompat keluar dari tempat parkir tepat di depan kami.

Supir taxi menginjak pedal rem dalam-dalam hingga ban mobil berdecit dan berhenti hanya beberapa cm dari mobil tersebut.

Pengemudi mobil hitam tersebut mengeluarkan kepalanya dan mulai berteriak ke arah kami.

Si Supir taxi hanya tersenyum dan melambaikan tangan pada orang orang tersebut. Saya benar-benar heran dengan sikapnya yang bersahabat.

Maka saya bertanya, "Mengapa anda melakukannya ? Orang itu hampir merusak mobil anda dan dapat saja mengirim kita ke rumah sakit!".
Tapi si Supir hanya tertawa seraya berkata : “Buat apa kita ribut2 , Bersabar pasti lebih baik  krn itu berarti kita sudah mengurangi musuh, saya kan harus memprioritaskan Bapak yg akan menuju ke Bandara “

Saat itulah saya belajar dari supir taxi tersebut mengenai apa yang saya kemudian sebut "Hukum Truk Sampah".

Ia menjelaskan bahwa banyak orang yg ibarat seperti truk sampah.
Mereka berjalan keliling membawa sampah, seperti frustrasi, kemarahan, kekecewaan maupun kegagalan.

Seiring dengan semakin penuhnya kapasitasnya, semakin mereka membutuhkan tempat untuk membuangnya, dan seringkali mereka membuangnya kepada anda.

Jangan ambil hati, lebih baik tersenyum saja, lambaikan tangan, Utamakan dan Fokuslah pada Prioritas dalam hidup kita , ma’afkan dan berkati mereka, lalu lanjutkan hidup kita .

Jangan kita ambil “sampah” mereka untuk lalu kembali kita akan membuangnya kepada orang lain yang kita temui, di tempat kerja, di rumah atau dalam perjalanan.


Pesan Moral :
Orang yang sukses adalah orang yang tidak membiarkan "truk sampah" mengambil alih hari-hari mereka dengan merusak suasana hati.

Karena Hidup ini terlalu singkat untuk bangun di pagi hari dengan penyesalan, maka:


Hidup itu adalah 10% mengenai apa yang terjadi kepadamu, dan 90% tentang bagaimana kamu menyikapinya dan menghadapi serta melakukan tindakan yg tepat .

Hidup ini bukan seperti mengenai menunggu badai berlalu, tapi kadang hidup bagaikan kita harus belajar menari di tengah hujan dan badai.


Mari manfaatkan hidup sebaik-baiknya.Gunakan setiap kesempatan utk belajar memuliakan hidup kita. Jgnlah kita menyakiti saudara atau org yg ada disekitar kita dg kata2 kasar yg menyakiti hatinya. Kata2 yg kasar dan menyakitkan ibarat paku yg ditancapkan ke papan, walau paku telah dicabut, tp lubang/luka tetap ada di papan. mari kt menghilangkan kebiasaan membuang sampah batin sembarangan dan ciptakan suasana harmonis, agar semuanya hidup bahagia.

Selamat menikmati hidup yang  bebas dari "sampah". Emosi , Marah, Benci, Iri,  Dengki dan Dendam.

Hiduplah dlm suasana hati penuh kebebasan dari "sampah" dan berikan pengampunan mu kepada setiap orang.
=====
Pertanyaannya adalah : Apakah anda mau menjadi tempat penampungan "sampah" nya orang lain yg pada gilirannya anda juga akan menumpahkan "sampah" itu pada orang disekitar anda  ! ! !  ? ?

Toge Goreng (Tauge Goreng)

 

I'm Not Angry.... I'm Sad......

I'm Not Angry Because We Broke Up,
I'm Sad Because I Can't Let You Go..

I'm Not Angry At You For Not Loving Me,
I'm Angry With Me For Still Loving You..
 
I'm Not Angry That I Lost You,
I'm Sad Because I Once Had You..

I'm Not Angry That I Can't Have You,
I'm Sad Because I Know What I'm Missing..

I'm Not Angry That You've Moved On,
I'm Sad Because I Can't..

I'm Not Angry That You Won't Come Back,
I'm Sad Because I Keep Hoping You Will..

I'm Not Angry Because I Hate You And Don't Want To,
I'm Sad Because I Miss You And I Love You..!

Rujak Buah


Rujak serut is more delicous, lebih terasa bumbu kacangnya dan lebih enak karena biasanya ada pisang batu yang diulek sampe hancur :-D

  Rujak buah dingin.

Es Selendang Mayang


Martabak Manis

 
Adonan sudah matang

 Adonan yang sudah matang diolesi mentega

Ditaburi gula, susu, dll

 Martabak isi coklat, kacang, wijen dan keju

 
Martabak isi coklat, kacang dan wijen

Martabak isi keju

JANGAN PERNAH BERHENTI DI TENGAH BADAI

Pada suatu hari, ada seorang anak yg sedang berkendara dengan ayahnya , spt biasanya mereka bekendaraan menuju ke suatu tempat. Dan si anak yg mengemudikan mobil .
Setelah beberapa puluh kilometer, tiba² awan hitam datang bersama angin kencang.
Langit menjadi gelap. Kulihat beberapa kendaraan mulai menepi & berhenti.

"Bagaimana Ayah? Kita berhenti?", si anak bertanya.
"Teruslah mengemudi!", kata sang Ayah.
si anak tetap menjalankan mobil mengikuti perintah ayahnya.

Langit makin gelap, angin bertiup makin kencang. Hujanpun turun dg derasnya .
Beberapa pohon besar bertumbangan, bahkan ada pohon2 kecil yg diterbangkan angin.
Suasananya sangat menakutkan.
Banyak kendaraan² besar juga mulai menepi & berhenti.

"Ayah...?"
"Teruslah mengemudi, tingkatkan perhatian dan ekstra hati-hati!" kata sang Ayah sambil terus melihat ke depan.

Si Anak tetap mengemudi dgn bersusah payah.
Hujan lebat menghalangi pandangan sampai hanya berjarak beberapa meter saja.
Anginpun mengguncang²kan mobil kecil itu .
Si Anak mulai merasa takut.
Tapi dia tetap mengemudi kan mobil sesuai perintah ayahnya walaupun sangat perlahan.

Setelah melewati bbrpa kilometer ke depan, terasakan hujan mulai mereda & angin mulai berkurang.
Setelah beberapa killometer lagi, sampailah mereka di tempat yg kering & mereka melihat matahari
bersinar muncul dari balik awan.

"Silakan kalau mau berhenti sekarang dan keluarlah", kata sang Ayah tiba².
"Kenapa sekarang?", tanya si anak terheran-heran.
"Tengoklan ke belakang agar engkau bisa melihat dirimu seandainya engkau tadi berhenti di tengah badai dan angin ribut itu  ".

Si anak berhenti & keluar dari mobil , lalu dia menengok jauh ke belakang , di sana badai masih berlangsung.
Si anak lalu membayangkan bila mereka berhenti dan terjebak , segera diapun berdoa untuk mereka yg masih terjebak di sana , semoga mereka selamat.

Dan disinilah si anak mengerti dan menyadari bahwa jgn pernah berhenti di tengah badai karena akan terjebak dalam suatu ketidakpastian & ketakutan yang sangat , krn kita tak akan tahu kapan badai akan berakhir serta apa yg akan terjadi selanjutnya, lebih baik segera jauhi badai itu sebisa mungkin .


Ibarat nya jika kita sedang menghadapi "badai" kehidupan, maka teruslah berjalan, teruslah berusaha . jangan pernah berhenti, jangan pernah putus asa krn bila tidak maka kita akan tenggelam dlm keadaan yg terus kacau , menakutkan & penuh ketidak-pastian , bagaikan anda berada ditengah-tengah Badai yang sesungguhnya.

Ayah! Saya inginkan ayah!

Sebagian besar daripada orangtua yang sukses dalam bisnis ternyata  kehilangan masa pertumbuhan anak-anak mereka. Akan tetapi, waktu tidak dapat diputar ulang, masa pertumbuhan anak hanya ada sekali dalam kehidupan.

Orang umumnya penuh imajinasi terhadap kehidupan orang kaya, menganggap orang kaya setiap hari hidup dalam kemewahan sebagaimana terlihat dalam sinetron televisi. Selalu akrab dengan mobil mewah, pakaian mahal, makanan berlimpah, minuman anggur dan tempat-tempat mewah.

Ada sebuah lembaga di AS mengadakan survei dengan topik “Apa yang paling dipentingkan oleh orang kaya?”, caranya dengan mengundang sekelompok orang kaya dengan kekayaan milyaran dolar AS untuk datang pada dua buah pesta berbeda.

Pesta pertama diadakan dengan sangat mewah, lokasi acara dipenuhi bunga segar, ditemani hiburan band, menu makanan dari manca negara dan minuman anggur, semua pelayan berkostum jas rapi.
Setelah pesta dimulai, panitia menemukan kalau bukan setiap orang kaya mengenderai mobil mewah, minuman yang diambil juga bukan sampanye, melainkan bir biasa saja, makanan yang disantap juga adalah menu makanan sehari-hari, topik pembicaraan antar mereka ternyata hanya masalah rumah tangga dan jalan-jalan, serta masalah pendidikan anak.

Pada pesta kedua, panitia tidak lagi mengutamakan kemewahan, melainkan suasana penuh keakraban. Dalam pesta ini salah satu acaranya adalah pengundian hadiah. Hal yang kembali membuat panitia terkesima adalah
ternyata reaksi dari orang-orang kaya tersebut sangat antusias, ada yang mengatakan kalau mendapatkan hadiah akan dibawa pulang untuk diberikan pada putranya, yang lain mengatakan akan diberikan kepada cucunya, bahkan ada yang mengatakan akan diberikan kepada istrinya. Padahal hadiah itu hanyalah sebuah mainan beruang dan sebuah boneka saja.

Sebuah hadiah yang tidak berharga ternyata mampu membuat para orang kaya itu sedemikian berbahagianya.

Apa yang paling dipentingkan oleh orang kaya? Kesimpulan dari dua pesta tersebut adalah pertalian keluarga sebagai hal terpenting dalam hati orang kaya.

Dalam kehidupan ini, materi memang penting, namun pertalian keluarga lebih penting lagi.
Sekarang ini, banyak orang tua demi menunjukkan kasih sayang pada anak, selalu ingin memberikan kehidupan materi lebih baik kepada anak, namun lupa kalau yang paling dibutuhkan oleh anak adalah perhatian dan kasih sayang. Banyak orangtua yang sukses dalam bisnis, ternyata kehilangan masa pertumbuhan anak-anak mereka. Satu hal yang mesti diingat oleh para orang tua, waktu tidak dapat diputar ulang, masa pertumbuhan anak hanya ada sekali dalam kehidupan. Mau atau tidak mau mendampingi anak tentu saja merupakan pilihan para orang tua sendiri.

Ada sebuah kisah yang tidak pernah terlupakan.
Pada satu hari libur, ada seorang teman bertamu pada seorang ayah untuk membicarakan masalah bisnis, setelah mereka berbincang sekitar setengah jam, anak mendekati ayah dan menarik lengan bajunya sekali, ayah yang  tidak lupa berbisnis pada hari libur ini berkata, “Jangan ribut, ini  bawa pergi sana main”. Ayah lalu memberikan mainan kepada anak. Tak seberapa lama kemudian, anak kembali mendekati ayah, ayah memberikan permen di meja kepada anak dan berkata, “Jangan ribut, ini bawa pergi makan”. Namun tak seberapa lama kemudian, anak kembali mendekat, ayah merasa sangat terganggu dan bertanya dengan wajah cemberut kepada anak, “Apa sebetulnya yang kamu inginkan?” Anak menjawab dengan suara halus,
“Ayah! Saya inginkan ayah.”

Ketika anda mendengar perkataan “Ayah! Saya inginkan ayah”, bagaimana perasaan anda?


Ketika kita memberikan materi pada anak, jangan lupa memberikan  kualitas hidup kepada anak, itulah yang paling dibutuhkan oleh anak, kasih sayang dan perhatian anda.

Be Kind to EVERYONE

# Did you know that the people that seem the strongest are usually the most sensitive ?
# Did you know that the people who exhibit the most kindness are usually the first to get mistreated ?
# Did you know the ones who take care of others all the time are usually the ones that need it the most ?
# Did you know the 3 hardest things to say are : I love you, I'm sorry and Help me ?
Be Kind, for EVERYONE you meet is fighting Their own battle..
 -o0o-

Ada 3 kάtά ajaib dlm Kehidupan kita :
1.  " Thank γoΰ "
2.  " I am sorry "
3.  " I Ɩovε γoΰ "

1 kata  ÿğ  keras dan kasar , bisa membuat dan memekarkan kuntum kebencian .

1 kata  ÿğ  dilontarkan tanpa kontrol diri bisa membuat kekacauan dan menyakiti hati .

1 kata  ÿğ  tdk  sopan dan tdk ramah, dpt membuat cinta menjadi hambar

............Namun..............

1 kata "thank you" yang tulus dpt memberi semangat bagi orang2 yg mengasihi kita .

1 kata "I am sorry" yg sungguh2 dpt membuat kedamaian bagi semua orang .

1 kata "I love you" yg lembut bs melahirkan cinta  ÿğ  mendalam bagi pasangan yg mendengarnya.

..................Jadi...............

1 kata yg ternyata bisa jadi sangat besar pengaruhnya; bisa jadi kutuk dan bisa jadi berkat ( bagi kita dan bagi org lain yg mendengarkannya )

Sariputta Yang Tanpa Pertentangan

Dikisahkan Sang Buddha sedang berdiam di kota tetangga Jetavana. Beberapa orang dalam rombongan sedang membicarakan tentang sifat-sifat mulia Y.A. Sariputta. “Betapa besar kesabaran yang dimiliki Ayāsma Agung kita,” mereka berujar, “bahkan walaupun seseorang memaki dan memukulnya, tidak sedikit pun jejak kemarahan.”

“Siapa orang yang tidak pernah merasakan api amarah?” Pertanyaan ini muncul dalam benak seorang brahmana, pemegang pandangan salah. Dan ketika serombongan orang itu memberitahukan padanya, “Dia adalah Sesepuh kami, Sariputta,” dia membalas : “Itu pastilah karena tidak ada orang yang pernah berusaha memancingnya marah.”
“Bukan demikian brahmana,” mereka menjawab.
“Baiklah kalau begitu, saya yang akan menyulut kemarahannya.”
“Sulutlah kemarahannya bila kamu bisa!”
“Serahkan padaku,” kata si brahmana.
“Aku tahu apa yang akan kulakukan padanya.”

Y.A. Sariputta saat itu sedang ber-pindapatta dan memasuki kota.
Mendekatinya dari belakang, brahmana itu memberikan pukulan keras pada punggung Y.A. Sariputta. “Apa itu?” kata Y.A. Sariputta dan hanya melihat sekilas ke belakang.
Beliau kemudian melanjutkan perjalanannya.

Api penyesalan yang mendalam muncul dari setiap lekuk tubuh brahmana itu.
Bersujud dengan sendirinya di kaki Ayāsma, dia akhirnya memohon maaf.
“Atas apa?” tanya Sariputta dengan lembut.
“Atas ujian kesabaran yang telah saya lakukan padamu,” jawab brahmana itu dengan penuh penyesalan.
“Baiklah, saya memaafkanmu.”
“Yang Mulia,” kata si brahmana, “bila Anda sungguh-sungguh bersedia memaafkan kesalahanku, datanglah berpindapatta hanya di rumahku.” Dia mengambil patta Ayāsma Sariputta yang setuju untuk pergi bersamanya dan melayaninya dengan mendanakan makanan.

Akan tetapi mereka yang melihat penyerangan itu menjadi sangat marah. Mereka berkumpul di rumah si brahmana bersenjatakan tongkat dan batu untuk membunuh brahmana itu.
Ketika Y.A. Sariputta terlihat berjalan dengan brahmana tersebut sambil membawa mangkuk Y.A. Sariputta, mereka semua menangis :
“Yang Mulia, perintahkan brahmana ini untuk memutar badannya!”
“Untuk apa, wahai perumah tangga?” tanya Sariputta.
Mereka menjawab :
“Laki-laki ini telah memukul Anda. Kami akan memberikan apa yang pantas didapatnya!”
“Namun apa maksudmu? Apa kamu atau saya yang dia pukul?"
“Adalah Anda, Yang Mulia.”
“Bila demikian, dia telah memukulku dan pula telah menerima maaf dariku. Sekarang pergilah.”

Kemudian Y.A. Sariputta memohon pamit kepada brahmana itu untuk pulang dan dengan tenang pulang menuju vihara.

Peristiwa ini tertulis dalam Uraian Dhammapada. Kepada para bhikkhu, Sang Buddha membabarkan syair Dhammapada 389 dan 390 berikut ini :

Janganlah seseorang memukul brahmana;
Jangan pula brahmana yang dipukul itu membalas pukulan tersebut.
Malulah mereka yang memukul brahmana;
Lebih malu lagi adalah brahmana yang membalas pukulan tersebut !
Bagi seorang brahmana, tidak balas membenci adalah kekayaan yang besar,
Apabila sebelumnya ia selalu merasa gembira dengan membenci orang lain.
Ini adalah perubahan yang sangat berarti.
Secepat pikiran yang disertai kebencian menghilang,
Secepat itulah penderitaan juga akan menghilang.
Dhammapada, 389 & 390

Kerendahan hati Y.A. Sariputta pun sebesar kesabarannya.
Beliau mau menerima koreksi dari siapapun tidak hanya dengan kepatuhan, namun juga dengan penghargaan.
Seperti yang dikatakan dalam uraian Devaputta Samyutta, Susima Sutta, pada suatu ketika, akibat kelalaian sesaat, ujung bawah jubah Y.A. Sariputta terjuntai. Saat melihat hal itu, seorang samanera berusia tujuh tahun memberitahukan hal itu kepada Y.A. Sariputta.
Y.A. Sariputta berhenti dan memperbaiki lipatan jubahnya dalam cara yang benar.
Kemudian beliau berdiri sebelum samanera muda yang dengan kedua tangan beranjali mengatakan : “Sekarang sudah benar, Guru!”42

Terdapat pula suatu kisah dalam Kitab Pertanyaan-Pertanyaan Raja Milinda, yang menggambarkan tentang karakteristik Y.A. Sariputta :

“Mereka yang dalam kehidupan ini juga, pada usia tujuh tahun telah mencari perlindungan,
Bila dia adalah saya, saya akan menerimanya dengan rendah hati.
Melihatnya, saya memberikannya ketekunan dan perhatian.
Dengan rasa hormat bolehlah saya berulang kali menempatkannya sebagai guru!”

Pada suatu kesempatan Sang Buddha dengan lembut menegur Sariputta karena tidak membabarkan AjaranNya kepada mereka yang sebenarnya patut mendapatkannya.
Ketika Brahmana Dhanañjani sedang terbaring menjelang kematiannya, dia dikunjungi oleh Sariputta.
Sariputta menganggap bahwa para brahmana seharusnya tinggal dalam alam brahma (atau “bersatu dengan Brahma”) dan mengajarkan kepada brahmana Dhanañjani cara untuk mencapai alam brahma melalui Brahma-vihara.
Hasilnya, seperti yang diperkirakan, brahmana tersebut terlahir kembali ke alam Brahma.
Ketika Y.A. Sariputta kembali dari kunjungannya, Sang Bhagava bertanya kepadanya :

“Mengapa Sariputta, ketika masih ada hal yang lebih pantas dilakukan, kamu mengajarkan kepada Brahmana Dhanañjani menuju alam Brahma, dan kemudian berdiri dari kursimu dan meninggalkannya?”

Y.A. Sariputta menjawab :

“Saya berpikir : ‘Brahmana ini pantas terlahir dalam alam Brahma.
Tidakkah seharusnya saya menunjukkan kepadanya cara untuk bersatu dengan Brahma?”

“Brahmana Dhanañjani telah meninggal, Sariputta,” ujar Sang Buddha, “dan telah terlahir kembali dalam alam Brahma.”

Kisah ini, yang dapat ditemukan dalam Dhanañjani Sutta dari Majjhima Nikaya (97), menarik sebagai sebuah ilustrasi tentang ketidakpuasan kelahiran kembali dalam alam Brahma bagi mereka yang sesungguhnya mampu memutus lingkaran tumimbal lahir. Walau terkadang Sang Buddha sendiri menunjukkan cara menjadi bersatu dengan Brahma, sebagai contoh dalam Tevijja Sutta; Sang Buddha melihat kemungkinan bagi Dhanañjani untuk menerima Ajaran yang lebih tinggi, namun Y.A. Sariputta, kurang dalam mengetahui keinginan hati orang lain (lokiya-abhiñña), sehingga tidak mampu melihat kebenaran itu.

Akibatnya Dhanañjani akan menghabiskan suatu masa yang tak terhitung lamanya di alam Brahma dan akan terlahir kembali sebagai seorang manusia sebelum akhirnya dia dapat mencapai cita- cita tertinggi — Nibbana.

Y.A. Sariputta juga menerima teguran lembut ketika beliau bertanya kepada Sang Buddha mengapa Sasana (Ajaran) dari beberapa Buddha di masa lampau tidak bertahan lama dan Sang Buddha menjawab bahwa hal itu dikarenakan Mereka Yang Tercerahkan tidak membabarkan banyak Dhamma, tidak menurunkan disiplin bagi umatnya, tidak pula mengadakan pengulangan Patimokkha.
Sariputta kemudian berkata bahwa sudah saatnya bagi Sang Bhagava untuk menurunkan disiplin-disiplin dan Patimokkha, sehingga Kehidupan Suci dapat berlangsung lama. Sang Buddha berkata :

“Biarlah, Sariputta ! Sang Tathagata sendiri akan mengetahui waktu yang tepat untuk itu. Sang Tathagata tidak akan menurunkan vinaya maupun pengulangan Patimokkha sebelum tanda-tanda ketidakjujuran telah muncul dalam Sangha.”43

Kekhawatiran murid terhadap keberlangsungan Sasana selama mungkin merupakan karakteristik Sariputta; demikian pula karakteristik yang sama dari Sang Buddha sehingga Beliau tidak akan menerapkan vinaya sampai memang sudah waktunya disiplin itu diperlukan.
Beliau kemudian menjelaskan kepada Sariputta bahwa pada waktu itu pencapaian tingkat kesucian terendah dalam anggota Sangha adalah Sotapanna (mungkin kenyataan ini tidak disadari oleh Y.A. Sariputta), dan oleh karena itu menetapkan peraturan-peraturan yang mengatur kehidupan para bhikkhu belum benar-benar diperlukan.

Catuma Sutta44 menuliskan kejadian lain ketika Sesepuh Agung ditegur oleh Sang Bhagava. Sejumlah besar bhikkhu yang baru saja ditahbiskan, sebagaimana yang dikatakan dari uraian tersebut, oleh Y.A. Sariputta dan Y.A. Maha Moggallana, mendatangi Sang Buddha untuk memberikan penghormatan untuk pertama kalinya. Saat kedatangan mereka dibagi dalam empat kelompok dan mulai bercakap-cakap dengan para bhikkhu yang menetap di Catuma. Mendengar hiruk pikuk yang terjadi, Sang Buddha memanggil para bhikkhu menetap untuk menanyakan kepada mereka tentang keributan itu dan dijawab bahwa hiruk pikuk itu disebabkan oleh para pendatang baru. Dalam naskah ini tidak disebutkan apakah para bhikhu pendatang itu hadir saat itu, tapi mereka pastilah berada disana karena Sang Buddha kemudian menegur mereka dengan ucapan berikut: “Pergilah para bhikkhu, Aku menolakmu. Kamu tidak seharusnya bersamaku.”

Bhikkhu-bhikkhu yang baru saja ditahbiskan pergi, tapi beberapa bhikkhu yang tersadarkan diperbolehkan untuk menetap.

Sang Buddha kemudian berkata kepada Y.A. Sariputta :

“Bagaimana menurutmu Sariputta, ketika Aku menolak kelompok bhikkhu-bhikkhu itu?”

Y.A. Sariputta menjawab :

“Saya berpikir : ‘Yang Terberkahi mengharapkan untuk tetap berada dalam ketenangseimbangan dan tetap dalam keadaan kebahagiaan disini dan saat ini; jadi kami juga akan tetap berada dalam ketenangseimbangan dan tetap dalam keadaan kebahagiaan disini dan saat ini.”

“Hati-hati, Sariputta ! Jangan biarkan pikiran semacam itu timbul/muncul kembali dalam dirimu !” Sang Buddha berkata.
Kemudian bertanya kepada Maha Moggallana pertanyaan yang sama.

“Ketika Yang Terberkahi menolak para bhikkhu tersebut,” jawab Maha Moggallana, “Saya berpikir : ‘Yang Terberkahi mengharapkan untuk tetap berada dalam ketenangseimbangan dan tetap dalam keadaan kebahagiaan disini dan saat ini. Sedangkan saya dan Y.A. Sariputta sekarang harus mengurus komunitas para bhikkhu.’”

“Ucapan yang baik, Moggallana, ucapan yang baik!” kata Sang Guru. “Entah Aku sendiri atau Sariputta atau Moggallana yang harus mengurus komunitas para bhikkhu.”

Sutta ini sendiri sebenarnya kurang akan detail-detail yang tentunya akan membuat kisah ini lebih mudah dimengerti semua maksudnya, tapi adalah mungkin mengingat para bhikkhu yang ditolak merupakan murid-murid dari Sariputta dan Maha Moggallana.
Sang Buddha menunjukkan ketidakpuasanNya terhadap mereka dan mengindikasikannya dengan keinginannya untuk menyendiri dan bahwa mereka telah bertindak salah.

Suatu ketika Sang Buddha menetap di Jetavana, Y.A. Sariputta menjadi korban sebuah tuduhan keliru.
Dikisahkan bahwa di penghujung musim hujan, Sesepuh memohon pamit kepada Sang Bhagava dan pergi bersama rombongan bhikkhunya dalam sebuah perjalanan. Sejumlah besar para bhikkhu juga memohon pamit kepada Sariputta dan ketika melepaskan mereka beliau mengetahui orang dan nama keluarga mereka. Diantara mereka terdapat seorang bhikhu yang tidak dikenali pribadi maupun nama keluarganya, tapi sebuah keinginan besar muncul dalam dirinya kalau Siswa Utama itu harus mengenalinya sebelum kepergiannya.

Di dalam segerombolan bhikkhu, sayangnya, Y.A. Sariputta tidak memberikannya perhatian yang dimaksud, dan bhikkhu itu kemudian bersedih hati. “Dia tidak menyalamiku seperti yang dia lakukan kepada bhikkhu-bhikkhu lain,” pikir bhikkhu tersebut dan kemudian menaruh sakit hati kepada Sariputta. Pada saat yang sama kebetulan hem jubah Sesepuh bersentuhan dengannya dan hal ini menambah rasa jengkelnya. Dia kemudian mendekati Sang Buddha dan menyatakan protes :

“Yang Mulia, Y.A. Sariputta tak diragukan lagi berpikir dalam dirinya sendiri bila, ‘Aku adalah Siswa Utama,’ memukul saya hingga hampir melukai telinga saya. Dan setelah melakukannya tanpa permintaan maaf dari saya, dia pergi melakukan perjalanannya.”

Sang Buddha kemudian meminta kehadiran Sariputta.
Sementara itu, Y.A. Maha Moggallana dan Y.A. Ananda, mengetahui bahwa sebuah fitnahan telah muncul, memanggil semua bhikkhu dan mengadakan suatu pertemuan.

“Mendekatlah, para bhikkhu!” mereka berseru.

“Ketika Y.A. Sariputta sedang berhadapan mata dengan mata dengan Sang Guru, dia akan meraung auman seekor singa !”45

Dan demikianlah. Ketika Sang Bhagava bertanya kepada Sariputta, daripada menyangkal keluhan tersebut Sariputta berkata :

“O Yang Mulia, seseorang yang tidak melakukan perenungan terhadap tubuh (tidak menyadari) dengan penghargaan terhadap tubuhnya, orang seperti itu akan dapat menyakiti seorang bhikkhu lainnya dan pergi tanpa memohon maaf.”

Kemudian dilanjutkan raungan singa Y.A. Sariputta.
Dia membandingkan kebebasannya dari bibit-bibit amarah dan benih- benih kebencian dengan kesabaran ibu bumi yang rela menerima segalanya, entah itu bersih maupun kotor; ketenangan pikirannya dengan seekor kerbau jantan dengan tanduk yang patah, terhadap pemuda Candala si pengemis, terhadap air, api dan angin, dan terhadap pembersihan atas segala kekotoran; dia membandingkan tindasan yang dia rasakan dari tubuhnya sendiri dengan derita ular-ular dan mayat-mayat, dan pemeliharaan tubuhnya dengan penumpukkan lemak dalam tubuh. Dalam sembilan kiasan tersebut dia mengutarakan nilai-nilai kebajikan dirinya, dan sembilan kali pula bumi ini berguncang menanggapi ungkapan kebenaran ini. Semua bhikkhu yang hadir menyaksikan terpesona oleh kekuatan agung ungkapan itu.

Setelah Sariputta menyatakan nilai-nilai luhurnya, tekanan dan rasa penyesalan memenuhi seluruh tubuh bhikkhu yang tadinya telah menuduhnya dengan tidak adil. Dengan segera dia berlutut di kaki Yang Terberkahi, mengakui fitnahan dan mengakui kesalahannya.
Kemudian Sang Buddha berkata :

“Sariputta, maafkanlah penipu ini, bila tidak kepalanya akan terbelah menjadi tujuh bagian.”

Jawab Sariputta adalah :

“Yang Mulia, saya dengan tulus hati memaafkan bhikkhu ini.”
Dan dengan tangan bersikap anjali, dia menambahkan,
“Semoga bhikkhu ini juga memaafkan saya bila saya dengan cara apapun telah menyakiti dirinya”
Dengan cara beginilah mereka berdamai.
Bhikkhu-bhikkhu lainnya kagum dan berkata :

“Lihatlah, saudara-saudaraku, kebaikan tak terhingga dari sang Sesepuh !
Dia tidak memberi kesempatan api kemarahan maupun kebencian muncul menghadapi kebohongan ini, bhikkhu penfitnah ini !
Bahkan dia memohon maaf sebelum dia (bhikkhu itu), menyatukan tangannya dalam sikap penghormatan, dan memohon maafnya.”
Komentar Sang Buddha adalah :

“Para bhikkhu, adalah tidak mungkin bilamana Sariputta dan dari orang sepertinya terbit api kemarahan ataupun kebencian. Pikiran Sariputta seperti bumi pertiwi ini, kokoh bagai benteng kota, bagai sebuah danau dengan air yang tenang.”

Tanpa pertentangan bagaikan bumi, kokoh bagaikan benteng kota,
Dengan pikiran seperti air danau yang jernih,
merekalah orang-orang yang berkelakuan baik
Baginya tidak ada lagi tumimbal lahir46.

Peristiwa lain yang serupa dengan ini, terjadi pada masa awal Sangha, tidak berakhir dengan bahagia karena si pemfitnah menolak untuk mengakui kesalahan yang diperbuatnya. Dia adalah seorang bhikkhu yang bernama Kokalika yang mendekati Sang Buddha dengan sebuah fitnahan terhadap kedua Siswa Utama :

“Sariputta dan Moggallana mempunyai niat buruk, O Yang Mulia !” katanya. “Mereka dalam genggaman ambisi setan.”
Sang Bhagava membalas :
“Jangan berkata demikian, Kokalika! Jangan berkata demikian !
Milikilah rasa persahabatan dan kepercayaan terhadap Sariputta dan Moggallana !
Mereka berkelakuan baik dan terpuji !”

Tapi Kokalika yang tersesat tidak menghiraukan nasehat Sang Buddha. Dia tetap memegang teguh fitnahannya dan segera sesudahnya seluruh tubuhnya tertutupi oleh bisul, yang terus timbul sampai akhirnya dia meninggal akibat penyakitnya itu.

Peristiwa ini dikenal dengan luas. Kejadian ini tertulis dalam kitab-kitab berikut dalam Sutta–pitaka : Brahma Samyutta No.10; Sutta Nipata, Mahavagga No.10; Anguttara Nikaya V. 170 dan Takkariya Jataka (No. 481)

Sebuah perbandingan dari kedua kejadian ini mengungkapkan betapa pentingnya rasa penyesalan.
Baik Y.A. Sariputta maupun Maha Moggallana tidak menghendaki bhikkhu Kokalika menjadi sakit akibat kebenciannya, dan permintaan maafnya, yang telah dia tawarkan pada mereka, tidak akan membuat perbedaan terhadap sikap kedua Siswa Utama. Sakit yang diderita oleh bhikkhu Kokalika sepenuhnya adalah akibat dari perbuatannya sendiri.
every second brings a fresh new beginning.
every hour holds a new promise.
every night our dreams can bring hope,
& everyday is what you choose to make it. :D

The Sweetest Interview :)

Interviewer : You Are Driving Alone In Your 2 Seat Car At Night. It’s Raining Heavily & Suddenly You See 3 People Waiting For a Bus :

1. An Old Sick Lady Who Is About To Die..

2. Old Friend Who Once Saved Ur Life..

3. The Perfect Partner U Have Dreamed About.

Which One Would You Pick Up.. ??


Boy Replied :
" I Would Give The Car Keys To My Old Friend And Ask Him To Take The Lady To The Hospital & Stay Behind To Wait For A Bus With My Dream Mate." ♥ ♥

MENERIMA

Secangkir Teh bersama
Yang Arya Wang QR (329)


MENERIMA


Mengapa kita kecewa? Mengapa hati sedih, marah, benci dan dendam? Karena kita tidak bisa menerima sesuatu yang terjadi pada kita.

Sebuah teguran ringan sudah akan sangat menyinggung perasaan kalau kita tidak bisa menerima. Namun sebuah makian dan cacian pedas sekalipun tidak berasa menyakitkan kalau hati menerima.

Kejadian besar apa pun akan menjadi kecil dan ringan jika hati mau menerima, sebaliknya kejadian sekecil apapun akan menjadi besar dan menakutkan kalau hati menolak.

Kemiskinan, kesakitan, dan kesulitan hidup bukan masalah bagi orang yang berani dan tulus menerimanya, namun akan menjadi masalah yang amat mengerikan bagi mereka yang hatinya terus memberontak, melawan untuk menolak karena tak mau menerimanya.

Ketidak-iklasan menerima yang menjadi penyebab kekecewaan, kemarahan, kesedihan, sakit hati, kebencian, frustrasi dan seterusnya.

Belajar kebuddhaan adalah belajar menerima realita hidup. Keberanian dan ketulusan menerima membuat hati menjadi tenang, ceria dan gembira.

Mengapa Sang Buddha senantiasa tenang dan damai? Karena Buddha menerima apa pun yang terjadi padanya