This blog is my library, mostly from other people's articles and only few are mine. I will re-read when I have time or whenever I want to
Tuesday, August 12, 2014
Sepertinya kau telah mengutukku sehingga bayangmu sulit hilang dariku
Bayangmu selalu senang bermain dalam pikiran dan hatiku
Seharusnya aku bahagia akan seringnya hadirmu
Namun yang kudapati hanyalah hatiku yang semakin terluka
Karena kau lebih menyukai hadir sebagai bayang-bayang ketimbang dalam nyata
~LLC~
Nikmati Pagi di Bukit Instagram (Tebing Karaton), Bandung
Lagi-lagi the power of social media mencuatkan nama satu spot menarik di Kota Kembang. Kalau kamu pengikut isu-isu yang sedang berkembang di socmed, Tebing Karaton di Bandung ini lagi viral-viralnya, apalagi di Instagram. Nah ngga heran Mas Ananda Badudu di IG-nya pun menampang foto di bukit yang kemudian ia sebut sebagai Bukit Instagram -saking instagramable-.
Setelah ter-temptingi oleh beberapa postingan selebgram, akhirnya saya pun memutuskan mencoba lihat ke Bukit Instagram ini, sekalian buat ngasih makan instagram haha. Sengaja diniatin jalan pagi-pagi, sekitar jam setengah enam berangkat menujut tkp. Nah rutenya gimana?
Karena banyak yang tanya ini saya jabarkan:
Tebing Karaton ini ada di atasnya Taman Hutan Raya Dago (tahura), jadi kamu ambil kiri ke arah Tahura. Setelah bertemu Tahura, sekitar 200 meter ada belokan ke kanan yang ada portalnya. Masuk aja ke situ, kalau pake motor bayar 2000.
Dari portal ini kita bakalan menempuh jalan agak menanjak dan tak beraspal. Kita cukup ikuti jalannya hingga ketemu Warban. Nah di sini akan ada dua cabang jalan, ambilah yang ke kiri, lalu terus ikuti jalan.
Ketika sudah bertemu pemukiman, tandanya sudah dekat dengan Bukit Instagram. Setelah jalan beberapan meter akan ada belokan menanjak ke kiri, nah itu sudah menuju Tebing Karaton. Gak jauh dari situ akan ada parkiran motor dan mobil. Berentilah di situ selanjutnya kita akan jalan kaki kira-kira 15 meteran lagi buat sampai ke spot paling hits di Bandung (saat ini).
Buat medan jalanan ini sih ngga separah kalo ke Moko, meskipun aspalnya jarang-jarang tingkat nanjaknya masih reachable dan ngga nyusahin. Selain itu jarak tempuhnya cukup singkat dari kota. Oiya kalau pakai mobil agak tricky juga karena jalannya agak menyempit menjelang puncak. Tapi masih tetep accessible kok.
Best time-nya sebelum sunrise, kira-kira jam 6 pagi. Di sana kita bisa nikmatin Kota Bandung yang masih berselimut kabut tebal. Kalau datang pagi bonus sunrise di balik bukit yang ada di sebelah timur.
Kalau agak siangan dikit semisal jam 7-9 an mungkin masih dapet sisa sisa misty ala ala. Kalau kata aa parkiran di sini juga cakep buat nungguin sunset. Tapi medan jalanan menuju bukit ini bakalan gelap mampus sehabis maghrib. Karena sepanjang pengamatan sih minim penerangan.
Sekarang sih belum ramai tukang dagangan di sekitar bukit, tunggu aja deh beberapa bulan kemudian hehe. Peluang bisnis pop mie dan jagung bakar agaknya masih terbuka lebar di sini.
Nah udah kan, yuk jangan lupa dipamerin foto foto di Bukit Instagramnya, jangan lupa hashtag yang banyak biar makin banyak yang like! :p
Sumber : http://weekendtravelerblog.wordpress.com/2014/08/02/tebing-keraton-bandung/
Tebing Keraton - Bandung
Gimana keren kan ? Gue sendiri masih bingung dengan namanya, kenapa disebut tebing keraton, tapi saat melihat sebuah batu hitam bertulisan kuno rasa penasaran pun hilang, mungkin itulah salah satu alesannya
Tebing keraton ini tempat wisata yang masih dikelola oleh warga sekitar, tenang aja warga nya ramah ramah banget kok, mereka juga menyediakan parkir untuk motor dan mobil, tapi gue rasa untuk mobil tidak terlalu banyak tempatnya.
Untuk kesini gue saranin mending pake motor atau motor off road kalau bisa, karena hanya sebagian jalan yang di aspal, yang mau naik mobil juga ga usah khawatir, jalan cukup kok untuk mobil tapi ada beberapa kawasan yang ga bisa berpapasan.
Pada saat itu gue ke Tebing Keraton jam 3 sore, sempat ragu karena awan mendung, tapi beruntungnya kita saat kita sampai cuaca menjadi cerah. Akses jalan kesini sama seperti artikel saya sebelumnya yaitu Cafe D'Pakar, tapi tenang aja bakal gue jelasin lagi disini.
Jika kalian tanya warga untuk menuju ke jalan ini pasti mereka menjawab "Lurus aja terus ke atas sampai mentok." yap! jawaban yang cukup masuk akal, karena jalannya memang lurus terus dan hanya ada beberapa jalan yang bercabang, jalan pertama yang harus kita cari yaitu jalan menuju Taman Hutan Raya Juanda atau Dago Pakar, kalian ikutin aja jalan itu dan kalau udah ketemu Gerbang THR Juanda tetap lurus sampai ada belokan ke kanan yaitu menuju Jalan Dago Pakar Utara, nah kalau sudah belok kalian ikutin jalan teruuuus! Ga usah buru buru, saya ngerti kok jalan nya kurang bagus lurus aja terus ga usah peduliin lu lewatin hutan, atau udah serasa di puncak lurus terus aja!
Nah kalau buat kalian yang udah pernah ke Cafe D'Pakar dan udah sampai D'Pakar tetep lurus aja! pokonya pasang baik baik di mainset kalian "Lurus aja terus ke atas sampai mentok." sampai suatu saat kalian kaget karena berasa sampai di tempat perkemahaan Tenang aja itu cuma warung kok, Warung Bandrek Dago, nah kalau udah sampai situ kalian akan menemukan jalan yang bercabang, pertama ambil kiri, pasti kalian bingung lagi karena ga jauh dari disitu jalan bercabang lagi, nah ambil kanan, okey pasang lagi mainset kalian lurus teruss!! dan di saat sudah sampai di pemukiman warga, harap pelan-pelan jangan lupa juga salam sapa nya karena kita adalah tamu yang tak diundang perhatikan sebelah kiri nanti ada jalan belok kiri yang di semen, lewat situ dan lurus terus sampai ada parkiran Tebing Keraton, yap! Kalian sudah sampai di Tebing Keraton, buat yang jarang olahraga siapin fisiknya untuk sedikit hiking menuju Tebing Keraton
Sekedar tips dari gue, kalau mau pergi ke tempat ini, siapin kamera, jaket, minuman dan bensin kendaraan yang sudah terisi bensin full. Kalau masih ragu bagaimana jalannya menuju kesana silahkan bertanya lewat komentar jangan sampai korban menyasar dijalan seperti gue bertambah lagi
Sumber : http://www.erzonia.com/2014/07/tebing-keraton.html
Bandung hits masa kini : Tebing Keraton
Mumpung lagi hits, biar wordpress juga
makin hits, saya akan posting tentang perjalanan bersama beberapa
(( alumni )) EL10 dan EP10 hari senin kemarin. Kemana tujuan kami? tidak
lain tidak bukan bukit yang sedang ramai diperbincangkan di media
sosial, sampai-sampai disebut bukit instagram atau bukit hits : Tebing
Keraton. Pastinya kita udah bosen dengan Lembang (walaupun masih banyak
Surga terpendam), atau kalo orang Bandung udah males lah ya
belanja-belanja ala-ala fo,mall,dsb kecuali ee duit. Nah ini tempat
mungkin tepat untuk anda kunjungi saat kantong kosong kalipun. Ini foto
saya ambil dari (klik gambar)
Pastinya anda tak percaya kalo
pemandangan itu bisa didapat tidak jauh dari Bandung. Tepatnya hanya 7
kilometer dari terminal Dago.
Karena banyak yang japri setelah saya
post foto-foto di facebook, saya berbaik hati membuat postingan ini he
he. Tak perlu anda repot-repot mencari directions lewat google map
karena ga bakal muncul. Wajar karena tempat ini baru ‘ditemukan’ atau
lebih tepatnya dipopulerkan oleh artis-artis instagram beberapa bulan
terakhir. Ada 2 checkpoint untuk sampai ke tebing keraton yaitu Taman
Hutan Raya Juanda dan Warung Bandrek. Tak perlu repot-repot pula mencari
warung ini di google map karena anda akan dibuat nyasar sampe Garut. Tahura pun cukup anda melihat plang dari terminal dago akan sampai, karena google map tidak memberi jalan yang benar ke tahura kalipun.
Coba lihat peta di bawah..
Nah udah tuh
tinggal ikutin peta. Mungkin ada yang salah, tapi yang pasti checkpoint
pertama ke tahura dulu aja, jalannya mulus aspal. Lalu abaikan tahura,
lurus terus hingga ketemu pertigaan pertama ambil kanan hingga ada
pungutan warga sekitar. Cukup 2000 sahaja. Nah mulai dari sini anda
harus bersiap karena jalannya gak cerdas, batu semua. Ketemu aspal
dikit, bebatuan sudah menanti. Untuk motor jangan ambil jalan di pinggir
kiri/kanan yang lebih rata, karena tanahnya cukup licin. Kalo jatuh
bisa ke jurang, jadi cukup nikmati jalan bebatuan.
Begitu sampai di warung bandrek (3 kilo
dari Tahura) maka terus saja lurus hingga pertigaan lagi, belok KIRI.
Lalu tinggal ikutin jalan deh. Setelah persimpangan terakhir sebelum
tebing keraton hingga spot parkir, jalan cuma cukup satu mobil dan
nanjak cukup ekstrim serta tentunya jalan tanah berbatu-batu.
Untuk yang nanya bisa pakai mobil atau
tidak, saya melihat avanza dan yaris terparkir dengan tenang. Jadi cukup
berhati-hati saja. Setelah sampai parkiran, jalan dikit…
Spot foto dengan view terbaik disini sangat sedikit. Jadi jika sedang ramai yaa, harus ngantri.
Tapi satu pesan saya : HATI-HATI di ujung tebing ini. Waktu saya kesana banyak remaja dan muda-mudi yang entah memang fotografer profesional yang mencari tempat terbaik/ekstrim atau hanya sok-sok an keren berani duduk di batu paling ujung. Yang jelas, kepeleset dikit aja, jatoh, mati. Di samping-samping ada pager, tapi di ujung ga ada. Jadi sekali lagi hati-hati apalagi kalo rame.
Nah beberapa tips kalo kesini :
- Perginya pagi hari supaya ga backlight sehingga pepohonan bukit pemandangan terlihat jelas. Kecuali memang mau foto siluet.
- Pergi pagi, untung-untung ada kabut seperti di foto pertama. Tapi gatau itu ngambil darimana.
- Hindari berkendara di saat gelap karena gaada penerangan jalan.
- Jangan sekali-kali berkendara saat hujan, bahaya.
- Untuk pemotor, pastikan rem tidak blong. Kecuali anda mau seleksi xtc.
- Pelan-pelan aja di bebatuan, ntar ban slip/bocor (curhat). Tambal ban terdekat tidak dekat, percayalah.
- Bawa tongsis dan atau tripod.
- Segera check in di path setelah sampai tebing keraton.
- Jangan lupa upload foto ke instagram, aktifkan location, caption pake hashtag.
- Waktu saya kesana sih ada yang botram piknik gelar tiker di rerumputan yang bergoyang. mungkin asik karena tebing keraton belum ramai pengunjung.
- Jangan ragu untuk BERTANYA pada WARGA SEKITAR.
- Dan tips terakhir : buruan kesini sebelum rame. tempatnya kecil, tukang makanan aja baru satu. Dan sebelum tebingnya longsor, jangan sampe sih. hahaha selamat jalan-jalan !
Aim, smile, shoot !
Sumber : http://adhityareza.wordpress.com/2014/08/06/bandung-hits-masa-kini-tebing-keraton/
“Tebing Karaton” Tempat Indah Yang Sedang Hits di Bandung
Tempat yang serupa dengan Bukit Moko ini bernama Tebing Karaton. Berbeda dengan Moko yang menyajikan pemandangan citylight Bandung, Tebing Karaton ini menyajikan pemandangan hamparan hutan THR Ir. Juanda yang terlihat dari ketinggian. Tebing Karaton ini terletak di Kampung Ciharegem Puncak RT 03/10, Desa Wisata Ciburial, sekitar 5 KM dari pintu masuk THR Ir. Juanda.
Banyak yang menyebutkan nama tebing ini dengan bahasa Indonesia, yaitu Tebing Keraton, padahal nama sebenarnya disebutkan dengan basa Sunda yaitu Tebing Karaton. Menurut warga sekitar arti dari nama Tebing Karaton ini adalah kemegahan dan keindahan seperti “karaton”(istana-Red).
Akses untuk menuju ke Tebing Karaton terbilang mudah, hanya saja jalannya yang kurang baik memakan waktu perjalanan kesana. Jika Wargi Bandung ingin ke Tebing Karaton, Wargi Bandung bisa menuju ke Dago Pakar, setelah sampai di depan pintu masuk THR Ir. Juanda Wargi Bandung masih harus lurus sampai menemukan pertigaan lalu belok kanan. Setelah itu Wargi Bandung ikuti jalan untuk sampai ke Warung Bandrek lalu belok kiri. Setelah ini Wargi Bandung tinggal mengikuti jalan sampai ke Tebing Karaton.
Waktu yang paling bagus untuk menikmati Tebing Karaton adalah pagi hari saat matahari terbit & sore hari saat matahari terbenam. Bagaimana tertarik untuk mencoba kesini Taruwit? ^^
Sumber : http://www.infobdg.com/v2/tebing-karaton-tempat-indah-yang-sedang-hits-di-bandung/
Tebing Karaton, Ini Bromonya Bandung
detikTravel Community - Bagi
Anda yang sedang di Bandung, ada sebuah tempat yang sedang naik daun.
Namanya Tebing Karaton, yang punya pemandangan indah layaknya di Bromo.
Bandung ternyata punya satu tempat cantik yang tak kalah indah dengan Bromo. Tebing Karaton terletak di Dago Pakar, Kota Bandung, Jawa Barat. Perjalanan menuju ke sini sekitar 45 menit dari kawasan Dago.
Bandung ternyata punya satu tempat cantik yang tak kalah indah dengan Bromo. Tebing Karaton terletak di Dago Pakar, Kota Bandung, Jawa Barat. Perjalanan menuju ke sini sekitar 45 menit dari kawasan Dago.
Pemandangan menuju tebing karaton
Jalan menuju tebing karaton, jalanan rusak, dan hanya bisa dilalui 1 mobil
awan dan kabut menutupi daerah kabut
wisatawan domestik dan mancanegara ramai mengunjungi
pemandangan sunrise
terlihat gunung-gunung di bandung
Sedang Hits di Bandung & Menakjubkan : Tebing Keraton
Tebing Keraton (Sastri/detikTravel)
Bandung - Ada satu tebing yang sedang
hangat diperbincangkan warga Bandung. Tebing Keraton, begitu sebutannya,
punya pemandangan spektakuler dari ketinggian. Bukan lampu kota,
melainkan hutan!
Tebing Keraton memang belum setenar Dago Pakar atau Bukit Bintang tempat melihat lampu kota dari ketinggian. Tapi apa yang disuguhkan Tebing Keraton bukan gemerlap Bandung di saat malam, melainkan hamparan hutan nan spektakuler di antara kabut tebal.
detikTravel menyambangi Tebing Keraton beberapa waktu lalu. Tempat ini juga dijuluki 'tebing Instagram' karena seringnya traveler mem-posting foto Tebing Keraton di jejaring sosial tersebut.
Tak sulit mencapai Tebing Keraton. Bertolaklah ke arah Dago Pakar, dari Terminal Dago lurus ke arah Taman Ir H Juanda. Arahkan kendaraan Anda ke belokan kanan pertama setelah pintu gerbang Taman Ir H Juanda.
Anda akan melewati rumah-rumah besar kemudian perkampungan, sampai ke warung dengan baliho besar bertuliskan 'Warung Bandrek' alias Warban. Perjalanan belum selesai, pacu kendaraan Anda melewati tanjakan dan jalan berbatu sampai pos teratas, langsung di Tebing Keraton.
Meski tak besar, Anda bisa memarkir motor dan mobil di sini. Untuk mencapai tebing tersebut, traveler hanya perlu trekking tak sampai 5 menit.
Waktu itu menjelang senja. Panorama dari Tebing Keraton sedikit tertutup kabut, namun tetap indah. Benar saja, pemandangan hijaunya Taman Ir H Juanda menghampar luas sepanjang mata memandang.
Rupanya tebing ini mulai terkenal di kalangan warga Bandung. Buktinya, tak sedikit orang yang datang dan berfoto dengan latar menakjubkan tersebut.
Tebing Keraton memang belum setenar Dago Pakar atau Bukit Bintang tempat melihat lampu kota dari ketinggian. Tapi apa yang disuguhkan Tebing Keraton bukan gemerlap Bandung di saat malam, melainkan hamparan hutan nan spektakuler di antara kabut tebal.
detikTravel menyambangi Tebing Keraton beberapa waktu lalu. Tempat ini juga dijuluki 'tebing Instagram' karena seringnya traveler mem-posting foto Tebing Keraton di jejaring sosial tersebut.
Tak sulit mencapai Tebing Keraton. Bertolaklah ke arah Dago Pakar, dari Terminal Dago lurus ke arah Taman Ir H Juanda. Arahkan kendaraan Anda ke belokan kanan pertama setelah pintu gerbang Taman Ir H Juanda.
Anda akan melewati rumah-rumah besar kemudian perkampungan, sampai ke warung dengan baliho besar bertuliskan 'Warung Bandrek' alias Warban. Perjalanan belum selesai, pacu kendaraan Anda melewati tanjakan dan jalan berbatu sampai pos teratas, langsung di Tebing Keraton.
Meski tak besar, Anda bisa memarkir motor dan mobil di sini. Untuk mencapai tebing tersebut, traveler hanya perlu trekking tak sampai 5 menit.
Waktu itu menjelang senja. Panorama dari Tebing Keraton sedikit tertutup kabut, namun tetap indah. Benar saja, pemandangan hijaunya Taman Ir H Juanda menghampar luas sepanjang mata memandang.
Rupanya tebing ini mulai terkenal di kalangan warga Bandung. Buktinya, tak sedikit orang yang datang dan berfoto dengan latar menakjubkan tersebut.
Tebing Keraton Dago Bandung (Pesona Tebing Gunung di Kota Bandung)
Kota Bandung tak hanya dikenal dengan “Kota Fashion” dengan ratusan factory outlet
atau sebagai “Kota Kuliner” dengan bermacam-macam kulineran yang enak,
unik dan terus berinovasi. Kini Kota Bandung seakan memiliki pesona alam
terbaru. Tempat ini sempat booming di beberapa sosial media
khususnya Instagram, tak percaya? Cobalah ketikkan sebuah tagar
#TebingKeraton. Pasti kamu akan mendapatkan view pemandangan tebing dari
atas gunung yang indah dan hijau. Alhamdulillah, saya beberapa hari
yang lalu sempat menyambangi tempat tersebut, tempatnya cukup mudah
ditempuh dengan kendaraan bermotor ataupun mobil, tapi jalanan yang
sedikit rusak menjadi penghambat perjalananku saat itu. Kamu ingin tahu
lebih jauh tentang tempat ini? Come on let’s check this out!
Tebing Keraton/Tebing Karaton
Orang-orang yang khususnya pernah mampir
kesini menyebutnya adalah Tebing Keraton, namun warga sekitar Tebing
Keraton menyebutnya Tebing Karaton. Memang nama aslinya adalah Tebing
Karaton, namun seiring berjalannya waktu tempat ini seakan berganti nama
menjadi Tebing Keraton. Mungkin lebih semacam
di-EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) atau lebih enak diucapkan dan tidak
terkesan “Sunda”. Selidik punya selidik Tebing Keraton ini dahulu
bernama “Cadas Jontor” dan warga sekitar khususnya remaja-remaja sekitar
sering ngabuburit (menunggu waktu adzan tiba saat bulan puasa) di
Tebing Jontor ini, dan beberapa lama kelamaan banyak yang datang seperti
organisasi pecinta alam atau komunitas sepeda dan motor off road
yang sengaja mampir ke tempat ini dan akhirnya pula tempat ini semakin
terkenal di warga atau remaja Kota Bandung dengan keindahan pesona
alamnya yang unik dan seperti berada di luar Kota Bandung.
Dengan banyaknya warga yang datang maka masyarakat sekitar mengubah nama ini menjadi Tebing Karaton/Tebing Keraton, yang berharap akan mengangkat produktifitas wisata di sekitar Tebing Keraton.
Dengan banyaknya warga yang datang maka masyarakat sekitar mengubah nama ini menjadi Tebing Karaton/Tebing Keraton, yang berharap akan mengangkat produktifitas wisata di sekitar Tebing Keraton.
Dan saya tahu tempat yang indah ini saat
stalking di Instagramnya teh @Risa_Saraswati yang lebih dulu kekinian
karena menungunjungi tempat ini lebih dulu daripada saya. Dan ini dia
nih foto si teh Risa lewat Instagramnya. Uuhh meuni cantik si teteh.. :*
Seperti namanya tempat ini merupakan
sebuah tebing yang curam dengan pemandangan hutan hijau khususnya Taman
Hutan Raya Juanda/Dago Pakar. Di atas tebing terdapat bebatuan besar
hasil buatan alam berjuta-juta tahun yang lalu. Yang membuatnya unik
adalah jika kamu berfoto disini maka akan seperti berada di atas langit
dengan dibawahnya hutan yang terlihat seperti hamparan rumput yang
indah. Tak percaya keindahannya? Silakan lihat foto saya dibawah ini
ketika mengunjungi tempat ini!
Dan ini adalah foto lainnya yang saya
ambil saat disana. Disana ada sebuah batu panjang bertuliskan Tebing
Karaton dengan Aksara Ngalagena (Huruf Sunda). Namun sayang menurut saya
tulisan yang ditulis disana seperti sedikit mengotori keindahan dan
kealamian alam disana. Semoga saja tak ada lagi tangan jahil yang
berniat untuk mencorat-coret batu alam disana. Mari kita jaga yaa!
Gimana bagus kan view pemandangannya? tertarik untuk datang kesana? Ga tau jalan menuju kesana? Tenang, akan saya jelaskan..
Lokasi Tebing Keraton
Untuk mencapai tempat ini kamu bisa
menggunakan kendaran mobil atau motor. Jalanannya sudah di aspal, namun
di beberapa tempat masih terdapat jalanan berbatu tanpa aspal dan perlu
kehati-hatian saat berjalan menggunakan motor agar tak tergelincir atau
terjatuh.
Pertama, arah yang harus dilalui adalah
jalan menuju Dago Pakar atau Taman Hutan Raya Juanda. Nahh pasti sudah
hapal kan menuju tempat ini? Dari arah Taman Dago Pakar lurus terus ke
arah Bukit Pakar Utara, nanti ada persimpangan, pilih jalur kanan
seperti foto dibawah ini!
Setelah ambil jalur ke kanan (Bukit Pakar
Utara) teruskan perjalanan kamu mengikuti jalan tersebut, kurang lebih
sekitar 4 km menuju lokasi Tebing Keraton dari persimpangan ini, jadi
cukupkan amunisi seperti bensin yang penuh agar tak berhenti di tengah
jalan. Tak ada belokan atau persimpangan di depan, kamu akan melewati
beberapa rumah besar dan megah di pinggirnya. Lurus terus sampai bertemu
dengan persimpangan ini!
Setelah bertemu dengan persimpangan ini
maka jalur yang harus dilalui adalah jalur kiri. Dari sini jalanan akan
semakin menanjak dan sedikit berbatu, kehati-hatian dalam berkemudi
sangat diperlukan disini. Setelah ambil jalur kiri terus lurus dan hanya
ikuti jalanan saja. Saat sudah sampai kamu akan melewati perkampungan
warga sekitar Tebing Keraton. Ingat, harus sopan yaa saat bertemu warga,
berikanlah senyuman terbaikmu karena senyum adalah ibadah dan kamu
adalah tamu di tempat itu. Setelah melewati perkampungan nanti ada
persimpangan, ambil jalur kiri yang menanjak. Setelah itu kembali
berjalan lurus dan kamu akan menemukan warung/kedai kampung. Nahh,
parkirkan kendaraanmu didekat warung/kedai itu karena kamu telah sampai
di Tebing Keraton. Ini dia foto warung/kedai itu..
Warung/kedai disini harganya sangat
murah, jika lelah atau haus bisa membeli makanan ringan, kopi atau susu
hangat untuk sekedar beristirahat dan menghangatkan tubuh karena cuaca
yang cukup dingin di tempat ini. Dan Tebing Keraton berada di sebelah
kiri warung, langkahkan kakimu menuju patok bergambar seperti ini dan
ikutilah jalanan setapak menuju Tebing Keraton ini..
Harga Tiket Masuk Tebing Keraton
Untuk masuk ke tempat ini kamu tak perlu
merogoh kocek alias gratis. Hanya uang parkir kendaraan saja dan biaya
seikhlasnya bagi anak-anak kecil yang meminta sumbangan untuk jajan
mereka saat kamu melewati jalan menuju Tebing Keraton ini.
Tourist who took camera inside North Korea expecting to find 'really, really sad people' is shocked to discover a happy country
Girls playing on the beach, hair salons and bored commuters: Tourist who took camera inside North Korea expecting to find 'really, really sad people' is shocked to discover a happy country
- Singaporean photographer Aram Pan visited North Korea last year
- Gained permission for his 360 photography project after sending emails and faxes to North Korean contacts
- A BBC Panorama documentary led him to believe he would see lots of starving people
- Discovered healthy looking men and women shopping, playing volleyball and clocking off work at 6pm
- Believes that 'North Korea needs more friendly interaction with the outside world, even if it is just tourists'
By
Sarah Dean
Published:
12:26 GMT, 29 May 2014
|
Updated:
16:17 GMT, 29 May 2014
When a man
from Singapore had his wish to visit North Korea granted, he braced
himself for the scenes of 'barren lands' and 'really, really sad people'
that he had seen via a BBC Panorama documentary.
But what he found blew his mind - for all the right reasons.
Inside
the communist enclave in 2013, photographer Aram Pan witnessed bustling
markets, men and women enjoying themselves at a Western looking water
park and miles and miles of crops ready for harvest, shattering all of
his illusions about what a holiday to North Korea would entail.
Scroll down for video
The Munsu Water Park in Pyongyang, North Korea,
features colourful water slides, swimming pools and glass pyramids
roofs. The complex opened in 2013 and appears popular with locals
North Korean men wearing suits enjoy ice cream
in the sunshine, contradicting the most commonly cited cliche that North
Korea is a 'destitute, starving country'. One man perches on a kerb and
waves in his white socks and sandals
Unlike
other tourists who have visited the country, Mr Pan did not have to
hide the photos and video he was taking from inside the country - he
simply asked for permission.
'I have been curious about North Korea for many years. The average person has probably seen more photos about outer space than of North Korea. It's one of those great mysteries that I wanted to discover for myself and I figured it might just be possible,' Mr Pan told MailOnline.
He decided to set about planning a trip in 2012, by writing and asking permission to do a photographic project.
'It was a spur-of-the-moment decision. I didn't want to do a sneaky, undercover project as I didn't want to get into any trouble,' he said.
Explaining how he got inside the secretive state, he explained: 'I sent several mails and faxes to multiple North Korean contacts, all of which are easily available online if you do a search. Then one day someone actually replied and I met their representative. It was a lot easier than I expected.'
'I have been curious about North Korea for many years. The average person has probably seen more photos about outer space than of North Korea. It's one of those great mysteries that I wanted to discover for myself and I figured it might just be possible,' Mr Pan told MailOnline.
'It was a spur-of-the-moment decision. I didn't want to do a sneaky, undercover project as I didn't want to get into any trouble,' he said.
An alternate view of North Korea... nightmare bus queue
Explaining how he got inside the secretive state, he explained: 'I sent several mails and faxes to multiple North Korean contacts, all of which are easily available online if you do a search. Then one day someone actually replied and I met their representative. It was a lot easier than I expected.'
Women in brightly coloured bathing suits throw
sand on the beach, as others stand with their bicycles in the
background. In June 2013 it was reported that, as part of his plans to
turn North Korea into a 'world class' tourist destination, leader Kim
Jong-un ordered the transformation of the industrial port of Wonsan into
a beach resort town
Photographer Aram Pan stands in front of a
bronze monument. He has now been on two visits to North Korea and plans
to go on a third this autumn
Mr Pan, a commercial photographer by day who specialises in 360 degree panoramic virtual tours for real estate, hotels and automobiles, has now been on two visits to North Korea and plans to go on a third this autumn.
'I was supposed to book my first trip in August 2012. Unfortunately I was suddenly unwell and had to postpone my first trip to August 2013. Later when I approached the local travel agency (Universal Travel Corporation) specialising in North Korea tours with my proposal, the manager was very excited about it and immediately offered to sponsor my first trip.
'After that first trip, the manager of a second travel company (DPR Korea Tourism) based in Malaysia offered to sponsor my second trip.
'Currently, talks are already underway to plan a third trip this autumn and I’ve been told that more travel agencies in Singapore and Malaysia are already interested in marketing exotic tours to North Korea.'
A stunning view from Mount Kumgang, a 1,638-metre-high mountain in Kangwon-do, North Korea
A woman in a pink gown gets her hair dyed at an
old fashioned hairdressers. Mr Pan said: 'People seem to go about their
daily lives and everything looks so incredibly normal.'
Consumer goods, such as electrical rice cookers and other kitchen appliances, have begun to flood North Korea via China
'The things I've seen and photographed tell me
that the situation isn't as bad as I thought,' Mr Pan explained after he
saw healthy looking men and women play volleyball together on the beach
'Coming back from my second trip, many things still puzzle me. I've travelled from Pyongyang to Hyangsan to Wonsan to Kumgangsan, to Kaesong and back. The things I've seen and photographed tell me that the situation isn't as bad as I thought,' he said.
'People seem to go about their daily lives and everything looks so incredibly normal.
Some of my friends tell me that everything I've seen must be fake and all that I've photographed are a massive mock up.
'But the more I think about that logic, the more it doesn't make any sense… would anyone mock up miles and miles of crops as far as my eyes can see and orchestrate thousands of people to seemingly go about their daily lives?'
In the late 1990s, North Korea suffered a major famine that is thought to have led to between 500,000 and 600,000 deaths.
However, despite starvation no longer being a fact of life in North Korea, the most commonly cited cliche about the country is still that it is 'destitute' and 'starving'.
Fireworks explode during the climax of the
Arirang Mass games 2013. The Stadium is undergoing renovation so there
will be no Arirang Mass Games for 2014
Young girls hold up red flowers at the Grand
Mass Gymnastics and Artistic Performance Arirang, a gymnastics and
artistic festival held in the Rungnado May Day Stadium in Pyongyang,
North Korea
Sights: A woman stands with a black umbrella
(left) and a horse statue (right) at the tomb of King Tongmyong. The
sacred site was built when King Jangsu transferred his capital from
Hwando Mountain Fortress to Pyongyang in 427 AD. The Royal Tomb of King
Tongmyong is one of 63 tombs that exists in five zones of North Korea
Mr Pan believes that to fake everything on such a massive scale would mean North Korea's organisation skills are 'far beyond that of any developed country'.
He was escorted throughout his time in the country but said he had no schedule to follow and was given the ability to move around 'quite freely'.
He has also reasoned that none of his photographs or video were confiscated or deleted.
His stunning photos show the streets of North Korea's capital Pyongyang, the countryside, the beaches and the famous Grand Mass Gymnastics and Artistic Performance Arirang.
The city of Pyongyang seen from the Yanggakdo Hotel, where Mr Pan was staying
A sunny afternoon in Kaesong Town. The city is
near Kaesong Industrial Region close to the border with South Korea and
contains the remains of the Manwoldae palace
Landmarks: The Tower of the Juche Idea (left) is
a monument in Pyongyang named after the ideology of Juche introduced by
its first leader Kim Il-Sung. It was built in 1982 and the Tower is
sited on the eastern bank of the River Taedong, directly opposite Kim Il
Sung Square. Kumgang Reunion Centre (right) is 'the place where
families from the North and South side meet'
He also visited landmarks like the Tower of the Juche Idea , the Royal Tomb of King Tongmyong and the Kumgang Reunion Centre - the place where families from the North and South of Korea meet.
And in one of 'the most unusual dishes' he'd ever eaten, he tucked into clams cooked with gasoline.
'I hope some good will come about from my project as I believe that North Korea needs more friendly interaction with the outside world, even if it is just tourists,' he said.
More information on Aram Pan's North Korea 360 photography and video project can be found on his Facebook page and website.
Mr Pan captured a stunning sunset as he drove
through the rural areas of the country. He said he was escorted
throughout his time in North Korea but had no schedule to follow and was
given the ability to move around quite freely
The fields looked ready for harvest as the
photographer visited. 'Why would anyone mock up miles and miles of crops
as far as my eyes can see?,' he wondered in disbelief that the things
he saw could have been put on as a show
Mr Pan sampled the local cuisine while in North
Korea. 'Possibly the most unusual dish I've ever eaten. Gasoline cooked
clams,' he joked
On his early morning walk around the country's
capital, Mr Pan hoped he could capture photographs that would show a
glimpse of the people and everyday life that has been often overlooked
in favour of military and political images
When Mr Pan visited North Korea he saw workers
clocking off at 6pm and heading home. Contrary to what a majority of
people tend to believe, the last decade has been one of moderate
economic growth north of the DMZ
The Pyongyang Metro shows school children waiting to board a train and commuters leaving the station
The streets of Pyongyang featured cars and buses like any other city but far less traffic
There is more traffic than ever on the once
notoriously empty avenues of Pyongyang. In this photo shiny looking cars
are seen driving along the highway as the sun sets
Source : http://www.dailymail.co.uk/news/article-2638213/Tourist-took-camera-inside-North-Korea-expected-really-really-sad-people-shocked-seemingly-ordinary-lives-citizens.html
Subscribe to:
Posts (Atom)