This blog is my library, mostly from other people's articles and only few are mine. I will re-read when I have time or whenever I want to
Thursday, September 11, 2014
ketika kita menjauhi seseorang...dan membiarkannya pergi..
bukan berarti kita tidak mencintainya...atau tidak peduli padanya..
ada banyak sebab mengapa kita memilih sebuah penyikapan...
melepaskan....ada dalam berbagai jalan...
yang mungkin masih harus berproses dalam rentang waktu yang kadang membuat kita tidak nyaman....karena terasa berat...
semua baik adanya..
Sumber : https://www.facebook.com/cahayanyapelangi?fref=nf
Ada orang-orang yang merasa kita menjauh, padahal kenyataannya; merekalah yang lebih dulu menggaris jarak itu.
Ada orang-orang yang merasa kita tinggalkan, padahal kenyataannya; lengan sikap mereka sendiri yang mendorong kita pergi.
Sumber : https://www.facebook.com/Yoestina?fref=nf
cintaku mungkin bisu...
ia tak banyak berkata-kata padamu...
namun kupastikan padamu,
cintaku tidak diam dalam gairahnya..
cintaku tidak diam dalam kerinduannya..
cintaku tidak diam dalam pergerakannya...
ia hanya bergetar dengan sangat lembut dan menyelinap perlahan dibalik hatimu...
sebab ia tak ingin membuatmu merasa terganggu...dalam kebisingannya..
ia tak suka menghamburkan ribuan kata seperti jemariku ini...
ia lebih memilih untuk mewujudkan dirinya nyata pada senyuman dan kelembutan tatapan ketika ia menemuimu.
Sumber : https://www.facebook.com/cahayanyapelangi?fref=nf
Hidup laksana permainan,
Permainan hati,permainan perasaan serta permainan pikiran.
Segala permainan dalam hidup hanya akan berujung pada satu takdir diri.
Kemanapun kehidupan membawa hidup kita,tetaplah menjadi yang terbaik dalam satu pengendalian diri yang baik.
Karena hidup tak akan pernah memberikan kesempatan pada waktu untuk bisa mengulang kembali satu masa yang telah lewat.
Sumber : https://www.facebook.com/pangeran.raja3
Water Blow Nusa Dua, angker namun tetap jadi primadona
Lalu apa yang membuat pulau ini begitu memukau dan menjadi primadona bagi wisatawan yang menginap di kawasan BTDC? Selain datarannya yang diapit oleh dua pantai, di kawasan ini juga terdapat Water Blow yang sangat mengagumkan. Kabarnya tempat ini sangat kental dengan magis dan keangkerannya, namun tetap saja ramai dikunjungi.
Padahal menurut warga sekitar, sudah banyak yang jadi korban akibat semburan ombak dari Water Blow ini. Benarkah demikian?
Dari kota Denpasar untuk menuju ke kawasan Pulau Paninsula, perlu waktu sekitar 1 jam 30 menit dengan mengendarai roda empat. Maklum selain kita akan terjebak macet di wilayah simpang siur dewa ruci karena ada proyek Underpass juga jaraknya yang mencapai 18 km.
Tiba di pintu gerbang kawasan BTDC Nusa Dua, usai diperiksa oleh security saat di bundaran air mancur kita harus berbelok ke kanan menuju arah Shopping Center. Tepat di tikungan ujung kawasan Shopping Center, kita dapat melihat tulisan arah menuju ke Paninsula. Kurang lebih dari tikungan ini menuju kawasan Paninsula hanya memakan waktu lima menit.
Saat masuk gerbang, kembali kita akan diperiksa oleh security. Karena jika tidak, maka tiang penutup tidak akan dibukakan oleh petugas jaga. Kebetulan merdeka.com menggunakan kendaraan roda dua saat menuju pulau ini diantar oleh salah seorang staf humas BTDC, Pak Tinong namanya. "Sebentar lagi kita sampai dan sudah melihat mascot Paninsula, patung Krisna dan Arjuna," kata Pak Tinong sambil memacu gas motornya.
Saat kita melintasi jalan yang lebarnya tidak lebih dari 10 meter. Di sebelah kanan dan kiri, kita akan melihat deburan ombak yang begitu keras. Yah, jalan ini diapit oleh dua pantai.
"Inilah Paninsula, merupakan ujung bagian selatan Nusa Dua," sapa Pak Tinong.
Tidak begitu banyak pembicaraan, kami langsung menelusuri jalan setapak menuju kawasan Water Blow. Kurang lebih hanya 100 meter, sudah terdengar beberapa teriakan remaja menikmati dahsyatnya terjangan ombak pantai selatan yang menyembur ke atas.
"Di tempat ini sudah banyak yang terjatuh, bahkan ada juga yang sampai kejadian meninggal karena terseret hingga terjatuh ke jurang," cerita pak Tinong.
Merdeka.com pun mendengarkan cerita magis dari Pak Tinong sambil menyaksikan bentuk-bentuk menyeramkan dari semburan ombak ketika melambung ke atas. "Kalau malam hari, pintu gerbang masuk terkadang ditutup Pak. Itu kalau ombaknya besar, karena semburannya bisa membahayakan. Tetapi kalau airnya tenang, sering terdengar suara raungan dari bunyi deburan ombak di bawah," kata Pak Tinong meyakinkan.
Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/water-blow-nusa-dua-angker-namun-tetap-jadi-primadona.html
Subscribe to:
Posts (Atom)