Saturday, October 8, 2011

Bahasa Cewek ke Bahasa Indonesia


BAHASA CEWEK
BAHASA INDONESIA
Nanti-nanti deh.
Nggak akan pernah.
Kapan-kapan.
Cuma kalau saya ingat dan mau, tapi nggak janji.
Mungkin.
Nggak.
Nggak ada apa-apa tuh.
Ada, tapi saya nggak mau kamu tahu.
Cuma gitu-gitu saja tuh.
Kamu nggak perlu tahu.
Belum pernah saya melakukan hal segila ini.
Dengan cowok sebelum kamu pun saya bilang yang sama.
Saya bukan tipe cewek yang mau sex pada kencan pertama.
Kalaupun saya mau, yang pasti bukan sama kamu.
Kita berteman dulu saja.
Belum tentu saya tertarik kepada kamu.
Saya hanya ingin berteman dengan kamu.
Saya nggak tertarik sama kamu.
Saya nggak ingin merusak persahabatan kita dengan berpacaran.
Dengan cowok lain yang saya sukai, saya nggak keberatan merusak persahabatan saya dengannya.
Kamu itu teman terbaik saya.
Kamu nggak akan saya kasih akses ke celana dalam saya, kecuali kalau darurat.
Apa saya kegendutan?
Sebenarnya saya tahu saya gendut, tapi tolong jangan bilang begitu supaya perasaan saya lebih enak.
Apakah saya jelek?
Sebenarnya saya tahu saya jelek, tapi tolong jangan bilang begitu supaya perasaan saya lebih enak.
Dia (cowok) hanya sekedar teman biasa.
Kalau saya nggak suka lagi sama kamu, mungkin dia cadangannya.
Itu cewek cantik juga yah.
Awas saja kalau kamu bilang iya!
Selesai kuliah, saya mau kerja sambilan dulu.
Sambil cari cowok yang bersedia membelikan saya cincin berlian.
Cowok itu kaya lho.
Awas saja! Kalau dia mau sama saya, kamu akan saya tinggal.
Hobby saya? Makan-makan, jalan-jalan, shopping, dan nonton.
Asalkan nggak bayar sendiri.
Apa pekerjaan kamu?
Kalau gaji kamu kecil, jangan harap kamu dapat menelanjangi saya.
Banyak yang naksir saya lho!
Moga-moga saja kamu akan naksir saya, karena sebenarnya nggak ada yang naksir saya.
Kamu baik deh.
Kalau nanti saya minta tolong lagi, kamu harus membantu.

Meja Makan


Fwd :
Tentunya Anda semua tahu "meja makan", bukan? Bukan meja yang sedang makan lho ya...hehehe... Ya, kata kuncinya adalah MEJA MAKAN...

Sekarang saya ingin mengingatkan Anda semua. Berapa kalikah Anda makan di meja makan rumah Anda? Dalam sehari! Bersama seluruh anggota keluarga Anda?

Saya merasa, sebagian dari Anda pasti menjawab dengan tersipu malu...wah, iya ya jarang sekali...wah, gak sempat nih, sibuk banget aku...wah, gak ada waktu...boro-boro...dlsb.

Nah, jika Anda termasuk yang menjawab seperti tadi...alias jarang atau bahkan tidak pernah makan bersama seluruh anggota keluarga Anda(istri/suami, anak-anak)...di meja makan rumah Anda; maka sesungguhnya Anda telah menyia-nyiakan KEKUATAN VIBRASI, yang akan mengantarkannya kepada LAW OF ATTRACTION (LOA).

Ya, Anda telah melupakan, betapa dahsyatnya VIBRASI yang telah terbentuk lewat jalan makan bersama dengan seluruh anggota keluarga Anda di meja makan rumah Anda.

Cobalah Anda pikirkan dan bayangkan sejenak. Jika Anda bersama seluruh anggota keluarga Anda sedang makan bersama di meja makan rumah Anda.
Apakah yang paling sering diperbincangkan di meja makan, saat menikmati kebersamaan? Pastilah percakapan yang menyenangkan, bukan? Pasti hal-hal yang bersifat positif, dinamis, bergairah, optimis...dan hal lain yang menyenangkan diantara keluarga Anda.

Anak-anak Anda bisa bebas menceritakan kegiatan-kegiatannya, bicara tentang keinginan-keinginannya. Demikian halnya dengan istri/suami Anda, pastilah juga membicarakan hal-hal yang menyenangkan. Jika ada hal yang tidak menyenangkan (kadang terjadi), alihkan pembicaraan ke hal-hal yang positif saja...pokoknya buatlah suasana di depan meja makan tersebut, sesuatu yang indah dan baik-baik saja.

Nah, dengan membiasakan diri selalu bersama-sama menikmati hidangan di meja makan dengan seluruh anggota keluarga Anda, maka jalinan hubungan batin dan spiritual diantara seluruh keluarga Anda (termasuk Anda) akan semakin kuat dan erat.

Kalau hubungan batin dan spiritual yang kuat dan erat ini sudah Anda peroleh (Anda bisa merasakannya)...maka apapun yang Anda inginkan, pasti demi kebaikan seluruh anggota keluarga Anda (bukan hanya kebaikan Anda sendiri...iya toh). Dan, keinginan Anda apa pun itu, pasti akan memancarkan VIBRASI Pikiran Anda yang selaras dan "tune-in" dengan VIBRASI Pikiran seluruh anggota keluarga Anda.

Oleh karena itu, Anda bisa bayangkan! Betapa dahsyat luar biasa prima...PANCARAN VIBRASI yang Anda kirimkan ke alam semesta ini. VIBRASI yang seperti ini, saya yakin tentulah akan menyentuh Kekuatan ILAHI.
Dan, tentu saja hasilnya bisa di duga sebelumnya...Anda pastilah mendapatkan apa pun yang telah Anda vibrasi kan itu, apa pun yang Anda inginkan untuk kebaikan keluarga Anda tersebut...PASTI TERJADI...dengan...CEPAT SEKALI... Bahkan manifestasinya sungguh di luar dugaan Anda sebelumnya.


COBALAH ANDA TERAPKAN!
Karena saya dan keluarga saya sudah membuktikan, betapa dahsyatnya Meja Makan ini. Sungguh...rasakanlah...betapa dahsyatnya di Meja Makan Rumah Anda...jika Anda menyadarinya... Jangan sia-siakan meja makan di rumah Anda sebagai "hiasan rumah" belaka. Manfaatkanlah keberadaan meja makan di rumah Anda sesuai dengan proporsinya.

Anjing yang Pintar

Seorang tukang daging heran ketika melihat ada anjing yang masuk ke tokonya, dia beberapa kali mencoba mengusir anjing itu, tetapi beberapa kali juga anjing itu selalu kembali lagi ke tokonya.

“Dengan penuh tanda tanya, akhirnya tukang daging tersebut mulai mendekati dan mengamati anjing tersebut. Penjual daging itu terkejut ketika ia mendapati bahwa ada sebuah kertas kecil yang tergantung di leher anjing itu dan bertuliskan : “Berikan aku 12 sosis dan 1 paha kambing”. Penjual daging itupun makin terkejut lagi ketika ia mendapati bahwa anjing itu juga menggigit uang 20 dollar - jumlah yang cukup untuk membeli ‘pesanan’ anjing itu.
   

    Si penjual daging melihat ke mulut anjing itu dan ternyata ada uang sebesar 20 dollar disana. Segera ia mengambil uang itu, kemudian ia memasukkan sosis dan kaki domba kedalam kantung plastik dan
diletakkan kembali di mulut anjing itu. Si penjual daging sangat terkesan. Kebetulan saat itu adalah waktu tutup tokonya, ia menutup tokonya & berjalan mengikuti si anjing.

    Anjing tsb berjalan menyusuri jalan & sampai ke tempat penyeberangan jalan. Anjing itu meletakkan kantung plastiknya, melompat & menekan tombol penyeberangan, kemudian menunggu dgn sabar dgn
kantung plastik di mulut, sambil menunggu lampu penyeberang berwarna hijau. Setelah lampu menjadi hijau, ia menyeberang sementara si penjual daging mengikutinya.

    Anjing tsb kemudian sampai ke perhentian bus, dan mulai melihat " papan informasi jam perjalanan ".

    Si penjual daging terkagum-kagum melihatnya. Si anjing melihat " papan informasi jam perjalanan " dan kemudian duduk di salah satu bangku yg disediakan. Sebuah bus datang, si anjing menghampirinya & melihat nomor bus & kemudian kembali ke tempat duduknya.

    Bus lain datang. Sekali lg bus lainnya datang. Sekali lg si anjing menghampiri & melihat nomor busnya. Setelah melihat bhw bus tsb adalah bus yg benar, si anjing naik. Si penjual daging, dgn kekagumannya mengikuti anjing itu & naik ke bus tsb.

    Bus berjalan meninggalkan kota, menuju ke pinggiran kota. Si anjing melihat pemandangan sekitar. Akhirnya ia bangun & bergerak ke depan bus, ia berdiri dgn 2 kakinya & menekan tombol agar bus berhenti. Kemudian ia keluar, kantung plastik masih tergantung di mulutnya.

    Anjing tsb berjalan menyusuri jalan sambil dikuti si penjual daging. Si anjing berhenti pd suatu rumah, ia berjalan menyusuri jalan kecil & meletakkan kantung plastik pd salah satu anak tangga.

    Kemudian, ia mundur, berlari & membenturkan dirinya ke pintu. Ia mundur, & kembali membenturkan dirinya ke pintu rumah tsb. Tdk ada jawaban dr dlm rumah, jd si anjing kembali melalui jalan kecil,
melompati tembok kecil & berjalan sepanjang batas kebun tsb. Ia menghampiri jendela & membenturkan kepalanya beberapa kali, berjalan mundur, melompat balik & menunggu di pintu.

    Si penjual daging melihat seorang pria tinggi besar membuka pintu & mulai menyiksa anjing tsb, menendangnya, memukulinya, serta menyumpahinya.

    Si penjual daging berlari untuk menghentikan pria tsb, " Apa yg kau lakukan ..??!! Anjing ini adalah anjing yg jenius. Ia dapat masuk televisi untuk kejeniusannya." Pria itu menjawab," Kau katakan anjing ini pintar ...??? Dlm minggu ini sdh dua kali anjing bodoh ini lupa membawa kuncinya ..!!!"


Refleksi :
cerita ini sering terjadi dlm kehidupan kita. Banyak orang yg tdk pernah puas dgn apa yg telah mereka dpt. Seringkali kita tdk menghargai bawahan kita yg telah bekerja dgn setia selama bertahun2. Seringkali kita juga tdk menghargai atasan kita yg dipakai Tuhan untuk memenuhi kebutuhan kita. Kita selalu menonjolkan kesalahan & kelemahan tanpa melihat kelebihan & jasa orang lain.

RENUNGAN YANG INDAH UNTUK MEMULAI HARI YANG INDAH PULA


<!--#yiv298844404 yiv1548844221 
 _filtered #yiv1548844221 {font-family:Calibri;panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;}
#yiv298844404 _filtered #yiv1548844221 {font-family:Tahoma;panose-1:2 11 6 4 3 5 4 4 2 4;}
#yiv298844404 _filtered #yiv1548844221 {font-family:Consolas;panose-1:2 11 6 9 2 2 4 3 2 4;}
#yiv298844404 #yiv1548844221 
#yiv1548844221 p.MsoNormal, #yiv298844404 #yiv1548844221 li.MsoNormal, #yiv298844404 #yiv1548844221 div.MsoNormal
  {margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman", "serif";}
#yiv298844404 #yiv1548844221 a:link, #yiv298844404 #yiv1548844221 span.MsoHyperlink
  {color:blue;text-decoration:underline;}
#yiv298844404 #yiv1548844221 a:visited, #yiv298844404 #yiv1548844221 span.MsoHyperlinkFollowed
  {color:purple;text-decoration:underline;}
#yiv298844404 #yiv1548844221 p
  {margin-right:0cm;margin-left:0cm;font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman", "serif";}
#yiv298844404 #yiv1548844221 code
  {font-family:"Courier New";}
#yiv298844404 #yiv1548844221 pre
  {margin:0cm;margin-bottom:.0001pt;font-size:10.0pt;font-family:"Courier New";}
#yiv298844404 #yiv1548844221 tt
  {font-family:"Courier New";}
#yiv298844404 #yiv1548844221 span.HTMLPreformattedChar
  {font-family:Consolas;}
#yiv298844404 #yiv1548844221 p.ad, #yiv298844404 #yiv1548844221 li.ad, #yiv298844404 #yiv1548844221 div.ad
  {margin-right:0cm;margin-left:0cm;font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman", "serif";}
#yiv298844404 #yiv1548844221 p.ad1, #yiv298844404 #yiv1548844221 li.ad1, #yiv298844404 #yiv1548844221 div.ad1
  {margin-right:0cm;margin-left:0cm;font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman", "serif";}
#yiv298844404 #yiv1548844221 p.ad2, #yiv298844404 #yiv1548844221 li.ad2, #yiv298844404 #yiv1548844221 div.ad2
  {margin-right:0cm;margin-left:0cm;font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman", "serif";}
#yiv298844404 #yiv1548844221 p.ad3, #yiv298844404 #yiv1548844221 li.ad3, #yiv298844404 #yiv1548844221 div.ad3
  {margin-right:0cm;margin-bottom:7.5pt;margin-left:0cm;font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman", "serif";}
#yiv298844404 #yiv1548844221 p.bld1, #yiv298844404 #yiv1548844221 li.bld1, #yiv298844404 #yiv1548844221 div.bld1
  {margin-right:0cm;margin-left:0cm;font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman", "serif";font-weight:bold;}
#yiv298844404 #yiv1548844221 p.replbq, #yiv298844404 #yiv1548844221 li.replbq, #yiv298844404 #yiv1548844221 div.replbq
  {margin:3.0pt;font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman", "serif";}
#yiv298844404 #yiv1548844221 p.left1, #yiv298844404 #yiv1548844221 li.left1, #yiv298844404 #yiv1548844221 div.left1
  {margin-right:0cm;margin-left:0cm;font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman", "serif";}
#yiv298844404 #yiv1548844221 p.ct, #yiv298844404 #yiv1548844221 li.ct, #yiv298844404 #yiv1548844221 div.ct
  {margin-right:0cm;margin-left:0cm;font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman", "serif";}
#yiv298844404 #yiv1548844221 p.cat, #yiv298844404 #yiv1548844221 li.cat, #yiv298844404 #yiv1548844221 div.cat
  {margin-right:0cm;margin-left:0cm;font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman", "serif";}
#yiv298844404 #yiv1548844221 p.ad4, #yiv298844404 #yiv1548844221 li.ad4, #yiv298844404 #yiv1548844221 div.ad4
  {margin-right:0cm;margin-left:0cm;font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman", "serif";}
#yiv298844404 #yiv1548844221 p.ad5, #yiv298844404 #yiv1548844221 li.ad5, #yiv298844404 #yiv1548844221 div.ad5
  {margin-right:0cm;margin-bottom:7.5pt;margin-left:0cm;font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman", "serif";}
#yiv298844404 #yiv1548844221 p.left2, #yiv298844404 #yiv1548844221 li.left2, #yiv298844404 #yiv1548844221 div.left2
  {margin-right:0cm;margin-left:0cm;font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman", "serif";}
#yiv298844404 #yiv1548844221 p.ct1, #yiv298844404 #yiv1548844221 li.ct1, #yiv298844404 #yiv1548844221 div.ct1
  {margin-right:0cm;margin-left:0cm;text-align:right;font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman", "serif";color:#FF7900;font-weight:bold;}
#yiv298844404 #yiv1548844221 p.cat1, #yiv298844404 #yiv1548844221 li.cat1, #yiv298844404 #yiv1548844221 div.cat1
  {margin-right:0cm;margin-left:0cm;font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman", "serif";font-weight:bold;}
#yiv298844404 #yiv1548844221 p.ad6, #yiv298844404 #yiv1548844221 li.ad6, #yiv298844404 #yiv1548844221 div.ad6
  {margin-right:0cm;margin-left:0cm;font-size:12.0pt;font-family:"Times New Roman", "serif";}
#yiv298844404 #yiv1548844221 span.left
  {}
#yiv298844404 #yiv1548844221 span.bld
  {}
#yiv298844404 #yiv1548844221 span.EmailStyle39
  {font-family:"Calibri", "sans-serif";color:#1F497D;}
#yiv298844404 #yiv1548844221 span.EmailStyle40
  {font-family:"Calibri", "sans-serif";color:#1F497D;}
#yiv298844404 #yiv1548844221 .MsoChpDefault
  {font-size:10.0pt;}
#yiv298844404 _filtered #yiv1548844221 {margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;}
#yiv298844404 #yiv1548844221 div.Section1
  {}
-->
One day, a boy went to a shop with his mother.

The shopkeeper looked at the small cute child and showed him a bottle with sweets and said,
"Dear child, you can have some."

But, the child didn't take any.

The shopkeeper was surprised ... such a small child and he was not helping himself. Again, he offered some to the boy.

Now, the mother also heard that and repeated what the shopkeeper had requested.

Once more, the boy didn't move his hand.

The shopkeeper seeing this, himself gave some to the child. The boy was happy to get two hands-full of sweets.

While returning home, the Mother asked the child,

"Why didn’t you help yourself to the sweets, when the shopkeeper let you take them?"

Can you guess the response?

The child replied,
"Mummy, my hands are very small and I could have only grasped a few sweets. But, you see, when the shopkeeper himself gave them to me with his big hands ... I got so many more!!

 
Moral:
When we take by ourselves, we may get just a little, but, when God gives ... He gives us more - beyond our expectations!

WELCOME TO THE 21ST CENTURY !!

Our phones .. wireless !
Cooking .. fire-less !
Cars .. key-less !
Food .. fat-less !
Dress .. sleeveless !
Youth .. jobless !
Leaders .. shameless !
Relationships .. meaningless !
Attitude .. careless !
Wives .. fearless !
Feelings .. heartless !
Education .. valueless !
Children .. manner-less !
Everything is becoming LESS But still, Our Hopes are .. Endless ..
In-fact, I am speechless ..

The Power of Reward


 Ada kisah nyata seorang penyanyi terkenal di Eropa, seorang wanita yang memiliki suara yang bagus sekali. Wanita ini bersuamikan pemain musik, pemain keyboard, dan seorang pengarang lagu. Begitu pandainya sang suami ini tentang lagu, nada, birama, tangga nada dan hal-hal lain di bidang musik semacam itu, sehingga dia selalu menemukan apa yang harus dikoreksi ketika isterinya menyanyi.

Kalau isterinya menyanyi selalu saja ada komentar dan kritik seperti; bagian depan kurang tinggi, lain kali dia berkata bagian ini kurang pelan, lain kali dia berkata bagian akhir harusnya "kres"..naik sedikit, dsb..selalu saja ada komentar pedas yang dia lontarkan kalau isterinya menyanyi dan bersenandung. Akhirnya sang wanita malas menyanyi. Dia berkeputusan...wah gak usah nyanyi aja deh, apa aja salah terus, nyanyi apa aja ada yang kurang. Enggak usah nyanyi kalau nyanyi kadang malah bertengkar...

Singkat cerita, karena suatu musibah, sang suami meninggal dan lama setelah itu si wanita menikah lagi dengan seorang tukang ledeng. Tukang ledeng ini tidak tahu menahu soal musik. Yang ia tahu isterinya bersuara bagus dan dia selalu memuji isterinya kalau bernyanyi.

Suatu ketika isterinya bertanya: "Pak, bagaimana laguku pa?" dan dia berkata kepada isterinya: "Ma...saya ini selalu ingin cepat pulang karena mau dengar engkau menyanyi, ma!!" Lain kali dia berkata,"Ma..kalau saya tidak menikah dengan engkau, mungkin saya sudah tuli kali ma..., karena bunyi dentuman, bunyi gergaji, bunyi cericit drat pipa ledeng, gesekan pipa ledeng dan bunyi pipa lainnya yang saya dengar sepanjang hari kalau saya bekerja....Sebelum saya menikah denganmu ma...saya sering mimpi dan terngiang2 suara2 gergaji dll yang tidak mengenakkan itu ketika tidur. Sekarang setelah menikah dan sering mendengar engkau menyanyi...lagumulah yang terngiang2..."

Istrinya sangat bersuka cita, tersanjung merasa diterima dengan pujian yang diterimanya dan membuat dia gemar bernyanyi, bernyanyi dan bernyanyi...Mandi dia bernyanyi, masak dia bernyanyi dan tanpa disadarinya dia berlatih, berlatih dan berlatih. Suaminya mendorong hingga dia mulai merekam dan mengeluarkan kaset volume pertama dan ternyata disambut baik oleh masyarakat.

Wanita ini akhirnya menjadi penyanyi terkenal, dan dia terkenal bukan pada saat suaminya ahli musik, tetapi saat suaminya seorang tukang ledeng, yang memberinya sedikit demi sedikit pujian ketika dia menyanyi.

Sedikit pujian memberikan penerimaan ... sedikit pujian memberikan rasa diterima ... memberikan dorongan ... semangat dan dorongan untuk melakukan hal yang baik dan lebih baik lagi. Sedikit pujian dapat membuat seseorang bisa meraih prestasi tertinggi yang bisa diraihnya.
Omelan, bentakan, kecaman, amarah atau kritik yang tidak membangun tidak banyak merubah...Karena itu marilah kita saling memberikan sedikit pujian satu dengan yang lain.