Thursday, January 8, 2015

LCC (Low Cost Carrier)


Menjawab sedikit tentang LCC dari Hani Sulastri Hamid saya jadi pengen berbagi kepala aja nih ... Maaf kalau kepanjangan..

Dear Hani Sulastri Hamid gw jelasin ya..kebetulan ini research gw di air asia buat paper..

Kenapa mereka lowcost :

- seat density : no room for business class bikin mereka nampung lebih banyak orang dan seat capacity, single class cabin bikin FA lebih mudah dan efisien bekerja.

-fast turnarounds, ini essensial banget di maskapai air asia turn over antara landing dan redeparture rata2 25 menit, pembersihan kabin dilakukan langsung oleh FA, Ga kaya yg di full service mereka pake cleaner officet yg artinya extra cost

-direct flight point to point, semua keberangkatan adalah main hub, jadi pesawat itu intinya kaya shuttle cuma point to point ini saving cost karena kaga ada waiting time, kaga ada extra cost untuk RON (round over night) yg artinya pilot dan crew ga perlu biaya hotel, rute pasti point to point rata2 dibawah 3 jam jadi fuel set lebih firm. Dan kalo ada tranfer, itu pasti pindah pesawat another point to point aircraft.

-smaller airport, its mean kalo di asia tenggara adalam minimalisasi fasilitas airport yang kesemuanya itu harus bayar, garbarata lebih mahal dari tangga, shuttle bus pun bayar, makanya kalau di cgk misalnya t3 pax biasanya jalan kaki ke pesawat dan naek via tangga, sama kaya di kul lcc dulu, di klia dua skrng diwajibkan pake t2 dan garbarata yg artinya cost jadi increase.

-tiket sold directly, mostly online based, jelas ini mengurangi cost untuk selling counter yg pasti lake biaya sewa dan officer yg digaji. Tiket dikirim via email dan pax didorong untuk ngeprint sendiri

- no frills, artinya lo beli apa yg lo mau beli, bagasi terpisah, tanpa makan, seat arrangement, dan layanan tambahan lainnya adalah additional cost dan murni beban penumpang, mostly dilakukan online dan pre-order jadi cost pun per order. Dan apakah inflight entertaiment berpengaruh pada cost?? Yaaa sangat! Apakah pesawat yg ga menyediakan amenities bisa saving cost?? Ya tentu saja.

- sallary, efisiensi pegawai utamanya di awak kabin yang harus melakukan segalanya, groundstaf multifungsi dan efektifitas lini bisnis adalah keypoint kenapa saving banyak dilakukan di low cost khususnya airasia, beberapa hal dilakukan outsource seperti maintenance dan hanggar juga adalah bagian dari cost efficiency

In addition:
- single type of aircraft, penggunaan satu jenis pesawat yaitu airbus, merupakan kemudahan bagi tim HR untuk melakukan pelatihan bagi pilot dan awak kabin, artinya no additon cost untuk berbagai jenis alat latih yg berbeda, dan waktu pelatihan tambahan untuk penyesuaian dengan pesawat baru tidak diperlukan.

FAKTOR KEAMANAN DAN MANUSIA. !!

apakah faktor faktor ini diabaikan? Saya bisa langsung jawab TIDAK sama sekali, saya jelaskan.

- perawatan dilakukan bekerjasama dengan GMF Aero untuk peswata QZ dan Sebagian AK, perawatan dilakukan juga untuk Thai AIS di don mueng Facilities, perawatan yg ada di tempat2 tersebut dilakukan dan dihargai per paket, meskipun demikian standarisasi keselamatan tidak diabaikan, kalau diabaikan yg salah pun bukan airlinesnya dong tapi MF-nya

-Staff recruitment, dilakukan transparan dan mudah diakses di seluruh media online airlines, job spec jelas dan sistem rekrut dilakukan oleh orng yang kompeten.

untuk pilot air asia memiliki kerja sama dengan berbagai sekolah pilot ternama, salah satunya adalah BIFA, dan STPI boleh di cek bagaimana sistem sekolah pilot disana, saya rasa sangat sangat high standard. Untuk di malaysia dan philipines pun ada sekolah pilot yg bekerjasama.

- FA, dilatih dengan internasional standard, boleh cek airasia punya namanya AllStar Academy, bagaimana FA dan ground staf dilatih bersama sehingga kerjasama antara ground staff dan cabin crew bisa lebih effective

- pilot dan fa yg berpengalam pun ( based on flight hour) direkrut dan tetap dilatih, karena di airasia bukan hanya SOP yg ditanamkan tapi company culture yaitu "one big family"

- apakah sisi keamanan diabaikan dan anggaran diambil dari sana?? TIDAK sama sekali, biaya terkait aviation safety tetap dikeluarkan sesuai kebutuhan dan dengam besaran yg justru naik dari tahun ke tahun ( based on analisis laporan keuangan )

- kesehatan pilot dan FA , tenang cek rutin dilakukan berkala setiap enam bulan, dan itu full medcheck.

-apa turnover cepet ga bikin cape???dan ga bikin pilot ilang fokus??, no at all aturan menyebutkan bahwa over 8 jam in flight pilot tidak boleh lagi terbang, mostly pesawat Airasia hanya menempuh 3 jam per landing maximal dua atau 3 landing dalam satu hari. Banyak pilot yang seringkali lebih lelah karena long haul perjalanan panjang daripada yg short flight.

-apalagi yg dihemat??
Biaya antar jemput crew dan pilot, karena air asia tidak memilili based,sehingga setiap kota adalah based, tidak diperlukan dorm atau biaya housing dan antar jemput karena crew akan diwajibkan datang sendiri menuju airport
Berbeda dengan full service yg biasanya memberikan layanan antar jemput dan housing..apakah signifikan? Ya pastilah...

Menurut saya pribadi berkenaan dengan pembatasan tariff bawah oleh kemenhub dengan alasan safety adalah TIDAK MASUK AKAL, kalau mau ngomong safety yg perlu diatur adalah :
- standarisasi FOO atau dispatcher yg menjadi wewenang Angkasa pura, karena mereka yg atur A to Z pesawat sampai boleh layak berangkat.

- perbaikan fasilitas keselamatan bandara, boleh dicek kapan terkahir kali radar ATC diganti, fasilitas PKPK di bandara.

- Refromasi birokrasi di Kementerian perhubungan sendiri, bukan rahasia umum kalau koordinasi lintas eselon satu di kementerian itu sangat ngacalo, apalagi lintas stakeholder kemhub-ap, kemhub-kembumn, ap-otoritas bandara, dsb well kaya izin rute misalnya masa bisa udah tembus ke ap ga tembus ke kemhub?? Lah siapa yg disalahin?? Maskapai??? Mabok kali..

-Perbaikan kualitas SDM AP dan otoritas bandara, sebagai contoh: pernah denger orang ATC disuap tiket gratis biar pesawat maskapai A bisa landing duluan??ya itu terjadi, cuma di Indonesia? Engga!! Percayalah banyak di berbagai belahan dunia suap menyuap di sektor itu.

Menurut gw, seringkali kebijakan yg diambil cuma reaktif, anget anget tai kotok, tapi ga liat domino effect-nya, yang jelas terancam ya faktor pariwisata yang padahal adalah juga sumber devisa, pariwisata terus kemana efeknya? Hotel, resto, dan berbagai UKM ekonomi kreatif.. Boleh cek banyak wisatawan indonesia baik lokal maupun asing datang via low cost carrier..

-dhy-
kalo ada yanf mau tanya boleh japri atau via twitter @aradhysta
Regards..



Sumber : Aradhysta Svarnabhumi
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10204774334629900&set=gm.10152785413294678&type=1