Thursday, January 31, 2013

6 Cara Menghindari Penipuan Taksi

6 Cara Menghindari Penipuan Taksi

img
Ilustrasi (Dok. Thinkstock)
 

Jakarta - Selain bus kota, biasanya traveler menggunakan taksi untuk menuju ke destinasi yang tidak terlalu jauh. Sayangnya, tidak sedikit oknum taksi yang nakal untuk mendapatkan keuntungan pribadinya. Agar terhindar dari penipuan, ikuti cara berikut ini.

Ketimbang harus menggunakan bus kota yang penuh sesak, taksi memang lebih praktis dan nyaman. Tapi, tidak semua sopir taksi berlaku baik. Ada saja oknum yang ingin mengambil untung lebih dari penumpangnya. Apalagi jika mereka tahu Anda adalah turis asing.

Tak perlu takut untuk naik taksi, sebab masih banyak cara agar terhindar dari penipuan. Dikumpulkan detikTravel, Kamis (31/1/2013), ini dia cara agar terhindar dari penipuan taksi:

1. Gunakan argo

Saat ingin menggunakan jasa taksi, ada beberapa sopir yang menawarkan harga untuk mencapai suatu tujuan. Dikutip dari Travel Escape, mereka berdalih, harga yang dikeluarkan pada mesin argo nantinya akan jauh lebih mahal daripada yang ia tawarkan.

Jangan sepenuhnya percaya. Tetap minta si sopir untuk mengaktifkan argonya. Sebab siapa tahu harganya akan jauh lebih murah. Selain itu, tarif yang tidak tercantum pada argo tidak akan tercatat oleh perusahaan taksi. Maka dengan kata lain, uang akan masuk ke kantong pribadi sopir.

Jika mereka tetap ngeyel atau memberikan alasan lain, seperti argo rusak. Lebih baik turun dari mobil dan cari taksi lainnya.

2. Cari informasi terlebih dahulu

Agar terhindar dari 'bengkaknya' tarif taksi, alangkah baiknya jika Anda mencari informasi terlebih dahulu. Cari tahu kisaran harga yang nanti harus Anda bayarkan. Jangan sampai si sopir tiba-tiba 'menembak' Anda dengan harga yang terlalu tinggi.

3. Jangan ragu bertanya arah jalan

Berpura-pura tersasar untuk membuat perjalanan lebih lama adalah cara klasik para sopir taksi. Tapi cara ini ternyata masih ada sampai sekarang.

Hal ini memang sulit dicegah, apalagi jika Anda berada di suatu kota yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Tapi jika Anda merasa ragu, tanyakan lagi ke sopir taksi tentang tujuan Anda. Atau jika menggunakan smartphone, gunakan fasilitas GPS atau maps untuk lebih meyakinkan diri Anda.

4. Waspada terhadap penipuan di perbatasan

Penipuan taksi tidak hanya bisa terjadi di dalam kendaraan saja. Sewaktu-waktu Anda bisa saja terkena penipuan bermotif perbatasan wilayah. Jangan pernah percaya akan jenis penipuan seperti ini. Karena itu hanya akal-akalan si sopir dan oknum di perbatasan saja.

5. Cek kelengkapan taksi

Sebelum naik, ada baiknya Anda memeriksa terlebih dahulu kelengkapan taksi, seperti lampu dan logo di atas mobil, nama sopir, nomor kendaraan, serta nama perusahaan taksi. Kalau perlu, catat nama dan nomor taksinya. Jangan ragu untuk menolak jika salah satunya tidak ada.

Jika Anda ingin menggunakan jasa taksi dari bandara atau hotel, mintalah kepada petugas keamanan untuk memanggilkan taksi. Hal ini setidaknya bisa mengurangi risiko penipuan.

6. Siapkan uang receh

Sebelum naik taksi, siapkan dulu uang receh atau beberapa uang pecahan kecil. Sebab Anda tidak akan pernah tahu berapa harga yang nantinya harus dibayarkan. Jika Anda hanya memiliki uang pecahan besar, ada beberapa oknum sopir yang sengaja mengaku tidak memiliki uang kembalian, seperti yang ditulis di situs Rick Steves. Alhasil, Anda harus merelakan membayar taksi dengan harga yang cukup mahal.


Sumber : http://travel.detik.com/read/2013/01/31/104352/2157308/1048/6-cara-menghindari-penipuan-taksi?vt22021381


 Oleh: Dicky Ardian - detikTravel
Kamis, 31/01/2013 10:43 WIB

Tips Mengamankan Barang dari Aksi Penipuan

Tips Mengamankan Barang dari Aksi Penipuan

img
Dok. Thinkstock
 

Jakarta - Saat traveling, penipuan adalah salah satu ancaman untuk wisatawan. Barang-barang yang menjadi bawaan traveler pun menjadi sasaran empuk. Ingin barang-barang Anda tetap aman saat traveling, ikuti 8 tips berikut ini!

Barang hilang saat traveling, sering kali terjadi pada wisatawan. Kehilangan barang bukan saja karena Anda lupa, tapi ada juga tangan-tangan jahil yang seenaknya mengambil perlengkapan traveling Anda. Dilongok dari situs Rick Steves, Kamis (31/1/2013), ini adalah 8 tips jitu mengamankan barang dari aksi penipuan:

1. Jangan bawa koper mencolok

Sebelum bepergian, Anda harus melakukan beberapa persiapan. Jangan sampai barang-barang yang Anda bawa terlihat mencolok dan mengundang bahaya seperti pencurian. Tinggalkan barang mewah Anda di rumah. Koper mewah adalah umpan pencuri. Pencuri akan memilih koper yang paling menarik.

2. Bawa Fotokopi paspor dan dokumen penting lainnya

Selalu sedia fotokopi dokumen penting, seperti paspor, voucher penyewaan mobil, kartu tanda pengenal lainnya, jadwal, dan lainnya. Bila membawa barang elektronik, misalnya kamera, netbook, dan smartphone, bisa Anda lengkapi dengan asuransi. Jangan lupa, buat juga cadangan file dan foto-foto hasil jepretan Anda saat bepergian. Semua ini sangat penting, untuk berjaga-jaga kalau terjadi hal yang tidak diinginkan.

3. Hindari tempat rawan penipuan

Penipuan bisa terjadi bila ada kesempatan. Kondisi sebuah tempat merupakan salah satu yang harus diwaspadai oleh traveler. Tetap perhatikan barang-barang Anda dan hindari tempat yang berisiko, seperti gelap atau daerah sepi. Jangan memperlihatkan rasa takut saat traveling, tapi terus berhati-hati.

4. Pakai tas pinggang

Memakai tas pinggang merupakan salah satu cara mengamankan barang dan uang Anda selama traveling. Tas pinggang adalah kantung kecil dari kain dengan resleting yang mengikat di sekitar pinggang Anda. Bisa juga traveler meletakkan ikat pinggang ini di bawah celana atau rok.

5. Tinggalkan barang berharga di kamar hotel

Barang-barang mahal seperti laptop, jauh lebih aman bila Anda taruh di kamar hotel. Untuk menghindari pencurian di kamar hotel, jangan Anda letakkan barang-barang tersebut di tempat yang terlihat jelas. Sudah banyak hotel yang menyediakan lemari besi di setiap kamarnya.

6. Selalu mengecek dan buat daftar barang

Penipuan bisa juga terjadi karena adanya kecerobohan yang dilakukan wisatawan. Sebenarnya, traveler lebih sering mengalami kehilangan ketimbang pencurian. Pernah ada traveler yang menaruh paspor di bawah bantal, tas di rak atas bus, dan kamera di taksi.

Sebaiknya selalu periksa barang bawaan Anda sebelum meninggalkan sebuah tempat atau transportasi umum. Buat daftar barang saat berkemas. Ketika berada di luar ruangan, sebaiknya jangan meletakkan barang yang bentuknya lebih kecil, misalnya dompet, ponsel, dan kamera, sembarangan. Contohnya, Anda meletakkan ponsel di atas meja kafe.

7. Letakkan koper atau tas di dekat Anda

Penipu selalu berusaha memisahkan barang-barang dari pemiliknya. Beberapa cara sederhana, bisa sangat ampuh mencegah terjadinya penipuan. Saat makan, Anda bisa melingkarkan tali tas bawaan Anda di lengan, kaki, atau kursi. Bila ingin tidur di kereta, bandara, atau tempat umum lainnya, ikatkan koper Anda ke kursi, bagasi, atau diri Anda sendiri.

8. Tetap waspada dalam keramaian dan keributan

Terus waspada bila ada keramaian dan keributan, bisa saja ini menjadi kesempatan bagi para pencuri. Bahkan ada kelompok pencuri yang sengaja menimbulkan situasi kacau, seperti perkelahian, berdesak-desakan, atau tersandung untuk mengalihkan perhatian korbannya.

Ancaman seperti ini, bisa terjadi di tempat-tempat yang memiliki peluang dan akses keluar dengan mudah. para pencuri suka berjaga di stasiun kereta api. Kemudian, penumpang yang kesulitan membawa barang itulah yang menjadi target mereka. Jangan melamun dan pegang barang-barang bawaan Anda selama berada di stasiun. Penipu tahu kemana dan bagaimana ia harus bertindak.


Sumber :  http://travel.detik.com/read/2013/01/31/112315/2157383/1048/tips-mengamankan-barang-dari-aksi-penipuan??v33011381

Oleh: Desi Puspasari - detikTravel
Kamis, 31/01/2013 11:23 WIB


9 Destinasi Wisata Dunia yang Rawan Aksi Penipuan

9 Destinasi Wisata Dunia yang Rawan Aksi Penipuan

img
Roma, Italia juga rawan akan tindak penipuan terhadap turis (Fitraya/detikTravel)
 
Jakarta - Aksi penipuan kerap terjadi di beberapa tempat wisata di dunia. Para oknum dengan sengaja memperalat turis untuk keuntungan semata. Hati-hati, 9 destinasi wisata berikut ini rawan aksi penipuan.

Selain waktu dan biaya, informasi tentang keamanan tempat wisata tujuan juga harus Anda perhatikan. Jangan sampai liburan yang harusnya menyenangkan malah berubah jadi menyedihkan.

Di dunia, banyak sekali destinasi yang sampai saat ini masih rentan dengan aksi penipuan. Seperti yang dilihat detikTravel dari Travel Budget, Kamis (31/1/2013) berikut ini adalah destinasi di dunia yang rawan akan tindak penipuan:

1. Orlando, AS

Hampir semua wisatawan yang berlibur ke Orlando, Amerika Serikat mendatangi Disney World. Taman hiburan ini seakan tak pernah sepi dari kedatangan para turis. Sayangnya, hal tersebut malah dimanfaatkan oleh para oknum untuk mengambil keuntungan pribadi.

Berhati-hatilah saat Anda menginap di hotel yang berada di dekat Disney World, terutama jika ingin memesan makanan. Jangan berikan kartu kredit Anda begitu saja. Sebab mereka akan memanfaatkannya.

Para oknum tersebut juga akan mencuri identitas Anda lewat telepon saat Anda ingin memesan makanan. Oleh karena itu, hati-hati dengan pamflet yang ada di kamar Anda, terutama yang bukan dari hotel. Sebab tidak semua nomor di situ benar. Salah satunya adalah milik para pencuri identitas.

Melihat kejadian ini, pemerintah Orlando tidak tinggal diam. Mereka sudah membuat peraturan dan hukuman berat bagi para penipu turis. Tapi sayangnya, hingga saat ini penipuan jenis tersebut masih ada di Orlando.

Namun, jangan khawatir, sebab Anda bisa mengantisipasinya. Pesanlah makanan di restoran yang ada di hotel, atau bisa juga dengan minta rekomendasi pihak hotel tentang restoran di sana.

2. Vietnam

Di Vietnam, banyak operator wisata yang menawarkan paket murah plus perjalanan dengan bus dari Ho Chi Minh City menuju Hanoi dan sebaliknya. Hingga saat ini, Sinh Tourist adalah operator wisata terbaik di sana. Sayangnya, ada beberapa Sinh Tourist gadungan yang bisa merugikan wisatawan.

Dengan menyamar sebagai salah satu anggota operator wisata dari Sinh Tourist, para oknum beraksi. Mereka akan mengajak Anda untuk berwisata dengan biaya bus dan penginapan yang sangat mahal. Parahnya lagi, operator gadungan ini sudah bekerja sama dengan beberapa oknum hotel mewah di sana.

Oleh karena lemahnya hukum di Vietnam, membuat penipuan jenis ini tumbuh subur. Mereka dengan leluasa melancarkan aksinya sehingga turis merasa sangat dirugikan. Bahkan, situs traveling travelfish.org yang diwakilkan oleh Stuart McDonald mengatakan, "Ini adalah lubang ular!"

Selain jangan mudah percaya, Anda juga bisa menggunakan situs resmi Sinh Tourist, yaitu thesinhtourist.vn.

3. New York, Amerika Serikat

Selain dua destinasi di atas, Anda juga harus berhati-hati saat traveling ke New York, Amerika Serikat. Saat Anda sedang asyik menikmati suasana kota di Times Square, biasanya ada seorang pria yang berperawakan seperti penyanyi rapper. Ia mengaku sebagai musisi baru dan meminta opini dari Anda tentang lagu barunya.

Lewat sebuah CD, Anda akan dipaksa untuk mendengar lagu buatannya. Kemudian, Anda ditawarkan untuk membawa satu buah keping CD kosong yang ia klaim di dalamnya terdapat beberapa lagu karyanya. Dirinya memang terlihat sangat baik, bahkan ia juga akan menawarkan untuk menandatangani CD tersebut.

Namun setelah CD sudah berada di tangan Anda, teman-temannya akan datang lalu mengelilingi Anda. Mereka memaksa Anda untuk membayar USD 10 (Rp 96 ribu) bahkan lebih untuk sebuah CD kosong.

Sangat menyebalkan memang jika terkena pemaksaan seperti ini. Tapi, Anda bisa mengantisipasinya dengan cara menolaknya dengan lembut saat pertama kali diajak bicara. Jika dirinya sudah terlanjur memberikan CD tersebut kepada Anda, taruhlah di tanah pelan-pelan kemudian pergi.

4. Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat

Kebanyakan turis yang datang ke Las Vegas memang untuk berjudi. Mereka sudah pasti membawa uang yang banyak di dalam tasnya. Hal tersebutlah yang kemudian dimanfaatkan oleh para oknum sopir taksi.

Oknum tersebut akan menjemput Anda dengan ramah di bandara. Kemudian Anda akan dipaksa untuk masuk ke dalam mobil lebih dulu, sedangkan ia berdalih akan memasukkan tas atau koper Anda ke dalam bagasi. Nah, di saat itulah dirinya dan oknum lainnya beraksi. Mereka akan memindahkan tas atau koper Anda ke mobil lainnya.

"Ketika Anda datang ke Las Vegas, Anda harus terus menjaga barang-barang Anda," saran polisi Las Vegas, Sersan Jerry MacDonald. "Percayalah kalau saya bilang, mereka akan merebut koper Anda lebih cepat dari kedipan mata," tambahnya.

Agar terhindar dari hal serupa, ingat dan catat nama sopir, nomor taksi, dan nama perusahaan taksi saat berada di dalam mobil. Dengan cara itu, jika sesuatu yang tidak mengenakkan terjadi, Anda bisa mudah untuk meminta bantuan.

5. Kairo, Mesir

Piramida di Kairo, Mesir adalah salah satu destinasi favorit yang paling sering dikunjungi wisatawan dunia. Banyak traveler yang bermimpi untuk bisa berfoto di depan bangunan kuno tersebut. Hal tersebut juga seakan menjadi lahan basah para pemeras wisatawan di Mesir.

Mereka akan menawarkan Anda untuk berfoto di atas punggung unta. Setelah Anda naik, mereka akan menyuruh unta untuk bangkit dari duduknya. Kemudian Anda pun bebas berfoto bersama unta di depan piramida yang cantik. Lalu, di mana pemerasannya?

Saat Anda meminta turun, para oknum tersebut akan meminta bayaran lebih. Misalnya, Anda sudah deal dengan harga awal sekitar USD 15 (Rp 145 ribu), tapi mereka akan meminta harga yang lebih mahal. Jika tidak, Anda tidak akan bisa turun dari punggung unta sampai Anda berjanji untuk membayarkan uang lagi.

Solusinya, jangan naik unta di sembarang tempat. Tanyakan hal tersebut ke operator wisata yang Anda gunakan agar terhindar dari pemerasan tersebut.

6. Bali, Indonesia

Saat traveling ke beberapa pura atau tempat yang dianggap suci di Bali, biasanya Anda akan bertemu dengan monyet-monyet liar yang 'menjaga' tempat tersebut. Hati-hatilah jika Anda sedang membawa makanan atau benda berharga lainnya. Sewaktu-waktu monyet liar tersebut bisa saja merampas barang Anda.

Kalau sudah begini, Anda pasti kebingungan. Kalau hanya makanan mungkin bisa dibeli lagi, tapi bagaimana jika yang diambil adalah barang berharga? Ada penduduk sekitar yang bisa mengambil kembali barang Anda dari monyet tersebut. Tapi sayangnya, mereka akan meminta bayaran yang lebih. Duh!

Masalahnya, bayarannya tak tanggung-tanggung. Anda akan mau tidak mau harus membayar uang sebesar Rp 50 ribu. Jika hal tersebut terjadi, mintalah staf keamanan dari tempat wisata yang Anda kunjungi. Atau lebih baik lagi, jaga barang bawaan Anda baik-baik di dalam tas.

7. Roma, Italia

Di tengah-tengah keramaian turis di Kota Roma, Italia ternyata ada komplotan pencopet yang berkeliaran. Motif kejahatannya bermacam-macam, sepertinya dengan cara menjatuhkan bayi mainan di tengah keramaian. Tentu saja mereka tidak beraksi seorang diri, tapi berkelompok.

Pertama, mereka akan menjatuhkan atau bahkan melempar bayi mainan yang sudah diselimuti oleh kain. Turis awam biasanya tertipu dengan cara ini dan mengira itu bayi sungguhan. Nah, ketika Anda sudah tertipu, penjambret lainnya akan beraksi merobek atau bahkan merampas tas Anda.

Kejahatan seperti ini sudah biasa di Roma. Oleh karena itu, waspadalah dengan orang-orang yang melakukan hal-hal yang tidak biasa di sekeliling Anda.

8. Cochabamba, Bolivia

Hal yang hampir sama juga terjadi di Cochabamba, Bolivia. Kota ini terkenal dengan keramaian dan tingginya tingkat kejahatan, terutama di pasar-pasar tradisional yang banyak didatangi oleh para turis.

Saat wisatawan sedang asyik berbelanja, kemudian ada kawanan pria bertubuh besar yang akan berkerumun di dekat Anda. Mereka dengan sigap akan mengambil semua isi yang ada di saku celana dan tas Anda. Peristiwa tersebut biasanya terjadi begitu cepat. Saat Anda tersadar kehilangan barang-barang, mereka pasti sudah pergi tanpa meninggalkan jejak.

Agar tidak terjebak dalam kejahatan seperti Anda, selalulah waspada. Jangan biarkan orang yang tidak Anda kenal mendekati Anda. Jika Anda tersadar, berteriaklah meminta pertolongan.

9. Kolumbia

Bayangkan, Anda menikmati pantai yang indah di Playa Blanca, Kolumbia. Suasana pantai dengan suara deburan ombak yang syahdu pasti akan menenangkan pikiran. Apa lagi jika Anda menikmati suasana seperti sambil berjebur di atas pasir beralaskan handuk. Pasti menjadi liburan yang sangat menyenangkan.

Di tengah asyiknya menikmati suasana pantai, tiba-tiba ada tangan lembut yang memegang pundak Anda. Begitu Anda membuka mata, ternyata seorang gadis cantik yang menawarkan pijatan. Tangan halusnya menari-nari di pundak Anda selama beberapa menit.

Tapi siapa sangka, gadis yang begitu menggoda tersebut ternyata adalah oknum yang ingin memeras para wisatawan. Mereka akan memaksa Anda mengeluarkan uang sebesar USD 10 (Rp 96 ribu) bahkan lebih. Maka berhati-hatilah dan lekas menolak jika Anda tidak membutuhkan pijatan.



Semoga contoh tindak kejahatan di 10 destinasi tadi bisa membuat Anda lebih waspada saat traveling. Tetap jaga barang bawaan Anda dan teruslah berhati-hati.


Sumber :  http://travel.detik.com/read/2013/01/31/094930/2157236/1383/9-destinasi-wisata-dunia-yang-rawan-aksi-penipuan


Oleh: Dicky Ardian - detikTravel
Kamis, 31/01/2013 09:49 WIB

Kota Rawan Penipuan di Dunia, di Mana Saja?

Kota Rawan Penipuan di Dunia, di Mana Saja?


img
Patung Buddha Berbaring di Vihara Wat Pho, Bangkok (Novi/detikTravel)
 
Jakarta - Waspada penipuan saat traveling! Tidak semua kota di dunia ini aman untuk traveler. Bahkan ada kota yang tersohor karena rawan dengan tindak penipuan. Di mana saja?

Turis adalah sasaran empuk untuk penipu dan penjahat jalanan di seluruh dunia. Diintip dari situs Telegraph, Kamis (31/1/2013), berikut adalah 6 di dunia yang paling rawan penipuan:

1. Bangkok, Thailand

Kuil Wat Pho menjadi salah satu tujuan para turis di Bangkok, Thailand. Hati-hati, para penipu sudah berada di sekitar 500 m dari pintu masuk Wat Pho. Ketika Anda tiba, mereka akan mengatakan kalau kuil tutup, padahal tidak. Selanjutnya, mereka akan menawarkan destinasi alternatif.

Dengan mengendarai tuk-tuk yang juga dikendarai oleh temannya, Anda akan terbebas dari biaya perjalanan. Jangan senang dulu! Anda akan dibawa ke sebuah jalan yang penuh dengan toko perhiasan. Semua toko ini menjual batu permata mahal.

Kalau ini terjadi, sebaiknya Anda mencari tahu apakah kuil benar-benar tutup. Jika ditawari untuk jalan-jalan ke toko perhiasan, cukup tersenyum, menolak secara halus, dan meninggalkannya.

2. Istanbul, Turki

Di Kota Istanbul, Turki, banyak pria muda dan ramah, yang akan menjadi teman baru Anda. Mereka akan mendekati Anda di jalan atau di bar dengan cara membelikan bir. Kemudian, mereka akan mengundang Anda untuk pergi ke bar lainnya.

Masalahnya adalah biaya minuman di bar tersebut mahal, sekitar 80 Poundsterling (Rp 1,2 juta). Saat itu, Anda mendapat tagihan dan 'teman baru' Anda berpura-pura untuk membayar setengahnya dengan kartu kredit. Tapi, bar tersebut tidak mengambil uang di kartu kreditnya sedikit pun. Setelah Anda berpisah darinya, penipu itu akan kembali ke bar dan mengambil komisinya. Cara terbaik untuk menghindari penipuan seperti ini ingatlah kata-kata, "Jangan pernah menerima minuman dari orang asing!"

3. Barcelona, Spanyol

Hati-hati dengan pencopet di Barcelona. Para pencopet di kota ini mempunyai aturan saat beraksi. Mereka tidak pernah mencuri dari penduduk setempat dan selalu beraksi di daerah ramai. Mereka biasanya beraksi di kereta MRT Barcelona yang disebut Metro.

Saku belakang dan tas bahu traveler menjadi target aksi mereka. Pencopet di Barcelona sangat mahir, bahkan membuka resleting saat menaiki tangga bukan masalah. Untuk menghindari aksi pencopetan tersebut, ketika berada di Metro letakkan semua barang berharga di depan Anda.

4. Roma, Italia

Jadwal kegiatan selama berlibur adalah hal yang harus diperhatikan, terutama saat Anda berlibur ke Roma. Pemandu wisata merupakan usaha yang menguntungkan bagi para penipu dan operator tur yang dikelola oleh mafia. Mereka akan mengenakan biaya premium, tapi pemandu wisatanya tidaklah lebih tahu tentang Roma ketimbang Anda.

Ingat, semua pemandu wisatawa terkemuka membuka pemesanan melalui online. Jadi, pastikan Anda memilih operator dengan benar. Bisa juga Anda memilih berdasarkan ulasan terbaik dari website, seperti TripAdvisor.

5. Marrakech, Maroko

Berlibur di Kota Marrakech, Maroko belum lengkap tanpa membeli karpet. Aturan umum yang harus Anda ingat, yakni karpet tua lebih berharga. Namun, hati-hati terjebak dengan karpet tua palsu. Bahkan, ada pabrik untuk memutihkan karpet agar terlihat lebih tua di Marrakesh. Nantinya, karpet tersebut akan dijual kepada wisatawan sebagai barang antik dengan harga lebih mahal.

Bila Anda ingin membeli karpet tua, cara yang paling aman adalah pergi ke Marrakech New Town. Anda akan mendapatkan karpet dengan harga yang lebih murah. Pastinya, toko-toko di sana bersih dari karpet tua palsu.

6. Delhi, India

Salah satu aksi penipuan pada turis yang paling mengejutkan terjadi di Delhi, India. Ternyata di kota ini banyak terdapat dokter dengan surat tugas palsu. Sebenarnya, dokter-dokter tersebut tidak lebih baik saat memberikan resep.

Menurut dokter asli, mereka bisa menggelembungkan biaya tagihan medis. Mereka akan menambahkan biaya perawatan dan obat-obatan yang sebenarnya tidak pernah Anda dapatkan. Keuntungannya adalah 50 persen dari biaya yang dikenakan pada pasien. Untuk menghindari aksi dokter-dokter nakal itu, sebaiknya Anda langsung datang ke rumah sakit jika merasa tidak enak badan.


Sumber :  http://travel.detik.com/read/2013/01/31/120325/2157467/1383/kota-rawan-penipuan-di-dunia-di-mana-saja 

Oleh: Desi Puspasari - detikTravel
Kamis, 31/01/2013 12:03 WIB

 

2 Kota di Indonesia yang Rawan Penipuan Turis

2 Kota di Indonesia yang Rawan Penipuan Turis

img
Yogya, salah satu destinasi favorit yang justru rawan penipuan (Fitraya/detikTravel)
 
Jakarta - Indonesia mempunyai dua destinasi yang rawan dengan penipuan. Sayangnya, destinasi-destinasi itu justru terkenal dan menjadi favorit kebanyakan wisatawan. Jangan kaget, kedua destinasi itu adalah Yogyakarta dan Bali!

Bali dan Yogya adalah destinasi yang sempurna. Anda bisa bermain di pantai-pantai yang cantik, wisata belanja ke pasar-pasar tradisional, atau menyelami kebudayaan yang unik di Bali dan Yogya. Akan tetapi, Anda harus lebih waspada saat berkunjung ke sana. Sebabnya, kedua tempat itu juga dikenal rawan penipuan.

Dalam situs budget travel yang dikunjung detikTravel, Kamis (31/1/2013), Bali merupakan salah satu dari 10 destinasi populer di dunia yang terkenal rawan penipuan. Beberapa destinasi di Bali yang terdapat monyet-monyet liar, adalah tempat yang rawan oleh penipuan. Mengapa?

Monyet-monyet liar tersebut dikenal gemar mencuri barang-barang wisatawan. Jika barang Anda terambil, maka oknum-oknum tertentu akan datang dan menawarkan jasa pengembalian barang. Ketika barang Anda kembali ke tangan, oknum tersebut pun meminta tip sebagai pembayaran jasa. Inilah jenis penipuan yang merugikan wisatawan di Bali.

Untuk menghindari hal ini, ada baiknya Anda menyimpan dengan tepat barang-barang berharga. Simpanlah gadget di dalam tas yang terkunci dengan rapat, atau peluklah tas Anda dan jangan sampai lepas dari jangkauan.

Beberapa kisah d'traveler yang mengalami penipuan di Bali juga dapat Anda jadikan pelajaran. Seperti pengalaman Desti Fitriani, seorang dosen yang menceritakan kisahnya kepada redaksi detikTravel.

Desti bercerita, suatu waktu dia pergi ke Bali bersama suami dan anak ke Pura Besakih, Kabupaten Karangasem, Bali. Saat datang ke sana, ada sekelompok pemuda yang menjaga di parkiran dan memaksa sang suami untuk memakai sarung, karena menggunakan celana pendek.

"Suami saya tahu aturannya, maka dia membawa sarung sendiri. Tapi, mereka masih memaksa suami saya untuk memakai sarung dari mereka. Akhirnya kami tolak dengan tegas, karena membawa sarung sendiri," kata Desti.

Desti menambahkan, setelah itu mereka memaksa menjadi pemandu dengan alasan, nanti dapat menggangu orang yang beribadah kalau salah masuk. "Kami sudah tahu aturan dan sopan santun masuk ke pura. Akhirnya mereka minta ongkos pemandu Rp 100.000 untuk jadi pemandu, tapi kita tawar menjadi Rp 20 ribu saja," ungkap Desti.

Tak sampai di situ, rupanya informasi yang diberikan oleh mereka tentang Pura Besakih hanya informasi standar. Parahnya, si pemandu meninggalkan mereka begitu saja di halaman Pura Besakih!

Para oknum tersebut juga menakut-nakuti selama perjalan. Mereka berujar bahwa perjalanan dari tempat parkir ke pura sangat jauh dan menanjak. Sehingga, mereka menawarkan ojek yang dapat mengantarkan ke tempat tujuan.

"Tapi kami lihat banyak warga lokal bejalan kaki dan kami jadi curiga. Kami menolak dan benar saja, perjalanan dari tempat parkir ke Pura Besakih nggak jauh-jauh amat," kata Desti menjelaskan.

Selain Bali, Yogyakarta pun dikenal sebagai destinasi yang rawan penipuan. Untuk di Yogya, penipuan yang kerap terjadi adalah ditodong biaya makan terlampau mahal di Malioboro atau di Parangtritis.

Seperti pengalaman pembaca detikTravel Susan, yang kena tipu di Pantai Parangtritis, Yogyakarta. Tepatnya, dia ditipu biaya makan di suatu restoran di sana.

"Bulan Juni 2012, saya dan teman berwisata ke Pantai Parangtritis, Yogyakarta. Karena belum makan siang, kami berdua memutuskan untuk makan siang sesampainya di Pantai. Kami makan di rumah makan yang terletak di kanan jalan memasuki kawasan Pantai," kata Susan.

Setelah itu, Susan memesan menu ikan bakar dan nasi tanpa minuman karena sudah bawa sendiri. Sebelumnya, Susan pun bertanya terlebih dulu tentang harga makanan.

"Saya menanyakan harga ikan 1 porsi dan penjual menjawab, 1 porsi ikan bakar harganya Rp 30.000. Kami pun memesan 1 porsi saja, karena cukup untuk berdua," lanjut Susan menerangkan.

Selanjutnya, makanan sudah tersedia di meja makan. Ada dua piring ikan (bagian kepala dan ekor), satu bakul nasi, lalapan dan sambal. Karena lapar, mereka berdua makan dengan lahap. Akan tetapi, ada satu hal yang tidak mengenakan.

"Pas makan, saya menemukan masih ada daging yang mentah di bagian ekor. Sedikit kesal, kami pun bergegas membayar dan menyudahi makan," ungkap Susan.

Lalu apa yang terjadi?

"Kami kaget setengah mati sewaktu akan membayar. Penjual menyebutkan harga Rp 100.000 untuk makanan yang kami makan separo saja, karena daging ikan masih mentah. Kami pun meminta perincian harga sambil terheran-heran kok bisa semahal ini?" ujar Susan.

Penjual pun lalu mengeluarkan rincian makanan tersebut: 2 piring ikan seharga Rp 60 ribu, nasi putih seharga Rp 20 ribu, dan sambal serta lalapan seharga Rp 20 ribu. Duh!

"Awalnya saya sedikit kesal dan bersiap mencaci penjual. Tapi, teman langsung membayar dan bergegas keluar dari rumah makan sambil mengumpat," tegas Susan.

Beberapa kisah-kisah penipuan di Bali dan Yogyakarta dapat menjadi pelajaran untuk Anda. Tetap waspada dan perbanyaklah informasi mengenai destinasi-destinasi setempat. Jika terkait dengan urusan jual beli, pastikan Anda tahu berapa yang harus Anda bayar, sebelum memutuskan untuk membeli.


Sumber :  http://travel.detik.com/read/2013/01/31/124520/2157525/1383/2-kota-di-indonesia-yang-rawan-penipuan-turis

Oleh: Afif Farhan - detikTravel
Kamis, 31/01/2013 12:45 WIB


Duh! Sedihnya Kena Tipu Saat Liburan

img
Dok. Thinkstock
 
 Jakarta - Liburan dan traveling rupanya tidak melulu kisah seru dan aneka keceriaan. Ada kalanya, hal-hal yang buruk dan pengalaman tidak enak terjadi di dalam liburan. Salah satunya adalah menjadi korban penipuan turis, alias scamming. Mungkin Anda pernah mengalaminya juga.

Bali, Yogyakarta, Bangkok, bahkan Paris atau Amsterdam, dan aneka destinasi wisata favorit lain menjadi impian banyak traveler untuk pergi ke sana. Namun, tempat-tempat itu tidak hanya memiliki objek wisata yang menarik. Dari sudut yang tak terlihat oleh mata, kejahatan siap mengancam wisatawan yang lengah.

Scamming atau penipuan, adalah momok yang menghantui para wisatawan dimanapun mereka berada. Jangan dipikir negara maju yang modern di Eropa dan Amerika, bebas dari masalah semacam ini. Lain negara, lain pula aksi kejahatan yang berisiko untuk turis.

Travel highlight kali ini akan mengupas scamming baik yang terjadi di dalam dan luar negeri. Scamming adalah masalah bersama yang menjadi keprihatinan semua traveler di seluruh dunia, kemanapun mereka pergi berlibur. Semua menghadapi risiko yang serupa.

Ada modus-modus yang paling umum menimpa wisatawan, mulai dari dikerjai sopir taksi, ditipu penjual barang palsu, sampai dipaksa membayar dengan kondisi yang mengancam. Duh! Rasanya bikin sakit hati dan merusak mood liburan.

Prinsip kehati-hatian ini sama saja sebenarnya seperti yang kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, liburan kadang membuat kita lengah dengan kondisi itu. Jangan mudah percaya dengan orang asing, jangan mudah luluh dengan senyum ramah orang yang tidak kita kenal.

Ayo simak sejumlah pengalaman traveler yang mengalami scamming baik saat liburan di Indonesia, atau pun berlibur di luar negeri. Ketahui juga, ada sejumlah kota wisata di dunia yang justru malah rawan dengan aksi scamming. Modusnya macam-macam.

Dari mereka yang pernah menjadi korban, kita bisa belajar kira-kira kejadian penipuan apa yang bisa mengancam kita di tempat-tempat wisata tertentu. Tujuannya tentu agar kita bisa terhindar dari peristiwa yang pasti akan membuat kita sedih dalam liburan.

Simak juga aneka kiat menghindari scamming. Hal itu mulai dari scamming taksi sampai aksi penipuan uang. Dari Eropa sampai China, dari Thailand sampai Vietnam. Semua punya potensi kejahatan yang berbeda dan aneka cara mencegahnya.

Semakin banyak informasi yang kita pelajari, semakin mampu kita mempersiapkan diri. Dengan bekal informasi yang cukup, kita bisa liburan dengan tenang, namun tetap waspada dengan segala aksi penipuan.

Jangan beri celah kepada para pelaku scamming untuk merusak liburan impian kita. Bergembira ria dalam liburan, kan bukan artinya kita lupa untuk berhati-hati dengan apapun, dengan siapapun.


Sumber :  http://travel.detik.com/read/2013/01/31/070955/2157129/1382/duh-sedihnya-kena-tipu-saat-liburan?v771108bcj

 Oleh: Fitraya Ramadhanny - detikTravel
Kamis, 31/01/2013 07:16 WIB

Hati-hati! Ini Penipuan yang Paling Sering Dialami Turis

Hati-hati! Ini Penipuan yang Paling Sering Dialami Turis

img
Dok. Thinkstock

Jakarta - Saat berada di tempat yang baru, turis akan lebih rentan jadi korban penipuan. Jika traveling, perhatikan tingkah aneh orang sekitar. Bisa jadi mereka penipu. Inilah penipuan yang paling sering dialami turis.

Wajah yang asing dan tingkah yang kikuk membuat banyak turis yang terkena penipuan. Dari sekian banyak kasus, inilah penipuan yang paling sering dialami turis, dikumpulkan dari berbagai sumber oleh detikTravel, Kamis (31/1/2013) :

1. Tipu muslihat taksi

Di banyak destinasi wisata, turis yang naik taksi adalah mangsa empuk para penipu. Karena tidak tahu rate, para turis ini bisa saja dibohongi saat harus membayar tarif.

Selain dibohongi, ada juga taksi yang sengaja menyalahkan rute tujuan, demikian ditengok dari The Guardian. Banyak turis yang tidak mengetahui jalur di sana, maka mereka bisa seenaknya menipu Anda.

Masih ada lagi penipuan yang dilakukan oknum taksi yaitu dengan menggetok harga. Mereka bisa dengan frontal mengatakan tidak menggunakan argo dan langsung menentukan tarif. Karena tidak tahu jarak, banyak turis yang menuruti harga tersebut dan tertipu bahwa ternyata tujuan mereka tidak sejauh yang dikira.

Tipu muslihat lainnya adalah mengatakan bahwa restoran atau bar yang Anda ingin tuju sudah tutup. Mereka akan menunjukkan tempat makan lain yang tidak seperti bayangan Anda.

Jika ia membawa orang ke tempat tersebut, sang supir akan mendapat uang dari pemilik tempat. Pastikan Anda tetap menyuruh taksi ke tempat tujuan pilihan Anda. Jika ia tetap keras kepala bahwa tempat itu sudah tutup, katakan Anda ingin melihat dahulu dengan mata dan kepala sendiri.

2. Polisi palsu

Di mana-mana, polisi akan membuat Anda lebih merasa tenang. Namun hati-hati, ada juga polisi palsu yang malah akan membuat Anda kehilangan uang.

Mereka tidak mencuri, mereka hanya akan menipu. Bertingkah layaknya polisi asli yang menangkap Anda karena telah melakukan hal yang salah di mata mereka. Karena pendatang dan tidak tahu aturan setempat, banyak turis yang langsung takluk saat dijatuhi tuduhan.

Tak sedikit wisatawan yang ditipu dengan cara ini. Kebanyakan mereka akan memaksa Anda untuk membayar denda di tempat. Berhati-hatilah, lihat kelengkapan surat polisi. Jika masih ragu, ajak mereka untuk menyelesaikan di pos polisi terdekat.

3. Penjemput hotel palsu

Para penipu ini juga memiliki data nama-nama hotel bagus di destinasi setempat. Dengan berbekal nama tersebut, mereka pun menjadi petugas penjemput hotel yang palsu. Mereka akan menunggu di stasiun, terminal atau bandara.

Dengan segala kemampuan persuasif, mereka akan merayu Anda untuk ikut ke hotel bagus yang telah dipercaya banyak traveler. Karena lelah atau tak mau repot, beberapa traveler langsung percaya dengan penjemput palsu ini dan ikut ke hotel.

Jangan kaget saat tiba di hotel. Segala kebaikan dan kenyamanan yang ada di bayangan Anda akan sirna karena memang bukan hotel bagus yang sebenarnya. Setelah sampai, Anda pun akan dipaksa menginap di sana. Jangan sampai jadi korban, kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dan jadilah traveler yang cerdas.

4. Pencopet

Banyak ragam copet yang harus Anda hindari. Salah satunya adalah orang yang tiba-tiba membersihkan bahu Anda dari kotoran burung. Dalam keadaan tiba-tiba dan mengagetkan, konsentrasi Anda pun akan berpusat pada bahu, seperti ditengok dari Travel and Escape. Sedangkan, orang yang membersihkan bahu Anda akan menguras kantong tanpa disadari.

Kebanyakan pencopet akan memecah konsentrasi Anda. Sang pemecah konsentrasi tidak akan mengambil dompet dan barang berharga Anda, namun temannya lah yang akan melakukan. Berhati-hatilah saat ada orang yang jatuh tiba-tiba di depan Anda, atau ada anak-anak yang berlarian di sekeliling Anda.

Hati-hati juga dengan orang yang bertanya berbelit-belit. Yang paling penting adalah, simpan barang berharga di tempat yang aman. Sehingga barang-barang tersebut tidak mudah diambil meski Anda sedang lengah.

5. Makanan dengan harga selangit

Tak ada yang menyangka semahal apa makanan yang disajikan di warung sederhana. Namun ternyata, harga makanan di warung bisa tak jauh beda dengan yang ada di restoran bintang lima.

Perhatikan daftar menu, apakah harga tertera di sana. Tanyakan berapa harga porsi yang ingin Anda pesan. Pastikan harga, jangan sampai Anda asal memesan dan terpaksa harus membayar dengan harga selangit.


Sumber :   http://travel.detik.com/read/2013/01/31/073117/2157138/1382/hati-hati-ini-penipuan-yang-paling-sering-dialami-turis?v771108bcj


Oleh: Faela Shafa - detikTravel
Kamis, 31/01/2013 07:31 WIB


Pengalaman Traveler Ditipu di Negeri Sendiri

Pengalaman Traveler Ditipu di Negeri Sendiri


img
Pengayuh becak di Yogya (dok. Putri/detikTravel)

Jakarta - Ditipu saat sedang traveling tentu menyedihkan. Tapi lebih sakit hati jika ditipu oleh oknum tertentu saat sedang traveling di negeri sendiri. Inilah beberapa kisahnya!

Traveling adalah salah satu cara untuk mengenal dan mencintai negeri sendiri. Sayangnya, beberapa oknum justru memanfaatkan hal tersebut menjadi ladang kriminal. Mereka memeras dan menipu para traveler yang sedang asyik menikmati kecantikan negeri ini. Tak sedikit, traveler yang geram dan mengecam perbuatan oknum-oknum tersebut. Kok, sesama satu bangsa malah menipu?

Beberapa traveler mengirimkan pengalaman pahit mereka ke redaksi@detik.travel beberapa waktu lalu. Mereka menceritakan kisah yang tidak menyenangkan dan berharap dapat menjadi pelajaran bagi traveler lainnya, seperti yang disusun detikTravel, Kamis (31/1/2013).

Beberapa kasus penipuan melibatkan travel agent atau operator tur. Tak sedikit, traveler yang ditipu oleh promosi besar-besaran dan kenyataannya justru tertipu selama perjalanan. Seperti Annisa Alhamdani, yang geram karena ditipu habis-habisan oleh salah satu operator tur abal-abal.

Dirinya mengaku banyak kesulitan dan masalah dari pihak operator tur itu, seperti tiket pesawat yang bermasalah dan membuatnya harus menetap lebih lama di tempat tujuan, Belitong. Tak hanya itu, oknum nakal pada operator tur tersebut pun banyak melakukan kesalahan. Sehingga, peserta tur harus mengeluarkan biaya tambahan dan dijanjikan akan dikembalikan tepat waktu. Kenyataannya, uang tersebut tidak pernah kembali.

Masih seputar tur operator, beberapa traveler juga mengalami hal yang serupa. Risma di Jakarta mengaku pernah ditipu oleh travel agen yang menawarkan harga murah. Dia berpesan agar selalu waspada terhadap tiket murah yang diberikan travel agen, karena bisa saja terjadi penipuan.

Kasus lainnya menimpa Faidah Uzma. Ia mengaku kena tipu tukang becak di Malioboro, Yogya pada 2 atau 3 tahun yang lalu. "Naik becak dari penginapan ke Malioboro bayarnya Rp 50 ribu. Ternyata, kami baru tahu kalau jalannya itu memutar," Kata Faidah.

Terkait soal makanan, Johana Novita juga punya pengalaman pahit saat wisata kuliner di Solo. Saat makan di salah satu warung tenda, ia dan teman-temannya memesan tongseng ayam. Ia pun curi-curi dengar, kalau satu porsiya seharga Rp 10 ribu. Tapi, justru Johana dan teman-teman harus membayar Rp 15 ribu untuk satu porsinya.

"Agak dongkol sih saat itu, kok sama turis lokal masih tega menipu. Sepele sih cuma Rp 5 ribu, tapi bukan sambutan yang baik bagi kami," kata Johana.

Pulau Dewata pun tak lepas dari kasus penipuan. Desti Fitriani, seorang dosen, mengaku pernah mengalami kasus penipuan dan perlakuan tidak menyenangkan dari beberapa kelompok pemuda di Pura Besakih, Kabupaten Karangasem, Bali.

Desti merasa ditipu, saat hanya diberikan informasi yang standar dan basa-basi kepada pemandu setempat. Padahal, dirinya sudah membayar biaya yang telah disepakati. Tak hanya itu, Desti pun dibohongi tentang jarak yang jauh dari parkiran sampai ke pura. Sehingga oknum tersebut pun tak henti-hentinya menawarkan ojek.

Apa Anda pernah mengalami kejadian serupa? Beberapa pengalaman traveler tersebut dapat menjadi pelajaran untuk Anda. Tingkatkanlah kewaspadaan dan perbanyak informasi seputar tempat tujuan.


Sumber :  http://travel.detik.com/read/2013/01/31/074755/2157144/1382/pengalaman-traveler-ditipu-di-negeri-sendiri?v771108bcj
 
Oleh: Afif Farhan - detikTravel
Kamis, 31/01/2013 07:47 WIB

Kisah Para Traveler Ditipu di Luar Negeri

Kisah Para Traveler Ditipu di Luar Negeri

img
Gladiator di Colosseum (Fitraya/detikTravel)


Jakarta - Ada banyak pengalaman seru yang turis dapatkan saat traveling. Namun, tak sedikit pula yang malah tertimpa musibah. Para traveler ini misalnya, mereka pernah kena scamming atau penipuan saat traveling di luar negeri.

Scamming atau penipuan memang marak dialami traveler, terutama para turis yang baru pertama kali datang ke destinasi tujuan. Ada yang ditipu saat membayar makan, hingga penipuan biaya bayar transportasi.

Ternyata, kasus seperti ini bukan hal baru bagi wisatawan asal Indonesia. Beberapa traveler yang mengirim email ke redaksi@detik.travel menceritakan pengalaman serupa. Hampir semuanya kena tipu oleh penduduk lokal.

Salah satunya adalah Arsya Chairunnisa. Ia mengalami scam ketika traveling ke Hanoi, Vietnam.

"Waktu itu aku naik taksi menuju penginapan yang sudah dipesan. Tapi aku malah diantar ke hotel lain. Menurut supir taksi, hotel yang aku pesan sedang direnovasi. Begitu masuk, ternyata kamar hotel itu jelek," kata Arsya dalam emailnya.

Tak terima, Arsya dan teman-temannya protes. Kemudian supir taksi membawa mereka ke hotel lain yang lebih bagus.

"Ketiga temannya mengecek kamar, aku menunggu di bawah. Aku cek sekeliling, dan cari pejalan kaki untuk tanya alamat hotel yang aku cari. Ternyata benar, kita kena tipu," tambah Arsya.

Hal serupa juga dialami oleh Mayang Ulfah saat traveling ke Singapura 2011 lalu. Saat itu, ia akan membeli kartu perdana ponsel di Lucky Plaza.

"Kata orang counternya aku harus ngasih fotokopi paspor, baru bisa beli simcard. Begitu simcard udah dipasang, aku disuruh bayar SGD 60 (Rp 470.000). Setelah ditanya-tanya ke tante yang tinggal di Singapura ternyata harga normalnya cuma SGD 10 (Rp 78.000)" jelas Mayang saat dihubungi detikTravel.

Sepertinya, kasus penipuan kebanyakan dialami oleh turis yang traveler ke luar negeri. Kalau Mayang kena scam saat liburan ke Singapura, Muhson Burhani terjebak scam alias penipuan saat jalan-jalan ke Koh Samui di Teluk Thailand.

"Ketika perjalanan pulang dari hotel di Chaweng menuju airport, disepakati harga taksi adalah 300 Baht (Rp 97.000). Begitu sampai di bandara saya merasa diakali sama supir taksinya dengan alasan tidak ada kembalian setelah saya bayar pake pecahan 500 Baht (Rp 161.000)," cerita Muhson dalam emailnya.

Ya, kebanyakan scam memang dialami turis terutama masalah transportasi. Tapi siapa kira, ada cara lain yang digunakan orang jahat untuk melakukan penipuan kepada turis, seperti yang ada di Colosseum, Roma, Italia.

"Waktu itu kena tipu sama gladiator di Colosseum," kata Fajri yang saat itu bepergian ke Italia untuk ikut kompetisi paduan suara.

Sebagai seorang turis, tentu menyenangkan bisa foto dengan penduduk lokal yang bergaya gladiator. Tanpa ragu Fajri dan teman-temannya pun foto bersama para gladiator.

"Eh tapi begitu sudah foto, dia (gladiator-red) langsung nembak minta bayaran 5 Euro (Rp 65.000) per foto, kita kaget dong, akhirnya tawar-tawar dapet 20 Euro (Rp 260.000) untuk semua foto," kata Fajri dalam sambungan telepon dengan detikTravel.

Kasus penipuan berbeda dialami oleh traveler bernama Vina ketika jalan-jalan ke Nassau, Bahamas 2011 lalu. Saat itu ia bertemu dengan seorang pria asal Kuba yang tinggal di Spanyol.

Sang pria ini pun mengaku membawa uang pas-pasan. Dengan alasan tak tega, Vina pun memberikan uang USD 100 (Rp 967.000) kepada teman barunya ini.

"Tapi ketika saya minta uang itu dikembalikan, eh dia malah bilang saya tidak memberi uang apa-apa dan berlagak biasa saja sambil mengajak ngobrol dengan topik lain," lanjut Vina.

Traveler bernama Sylvia punya cerita yang berbeda. Ketika sedang jalan-jalan ke Summer Palace, Beijing, tanpa disangka ternyata ia kena tipu oleh orang yang mengaku tour guide lokal.

"Waktu itu ada tour guide lokal, berseragam dengan name tag istana (Summer Palace-red). Ia menawari kami full tour dengan harga yang lebih murah. Awalnya menarik dan informatif, tapi tiba-tiba menghilang saat kami masuk salah satu ruangan," tutur Sylvia dalam emailnya.

Kejadian yang lebih mengenaskan ternyata dialami salah seorang traveler bernama Fajar Muhamad akhir Desember 2011 lalu. Saat itu ia sedang berada di Vietnam.

"Waktu itu lagi di pasar rakyat mau beli suvenir pajangan bola-bola salju, kebetulan koleksi itu. Setelah tawar menawar sama penjual, dapatlah harga satu bola salju harganya 50.000 Dong (Rp 23.000), dan gantungan kunci 10.000 Dong (Rp 4.600)/3 buah," kata Fajar.

Begitu sampai hotel setelah puas belanja, Fajar pun bertanya ke turis lain yang kebetulan membeli oleh-oleh yang sama.

"Ternyata suvenir yang saya beli 50.000 Dong, si turis itu beli cuma 10.000 Dong, dan gantungan kunci yang saya beli 10.000 Dong/3 buah, dia beli 10.000 Dong buat 10 buah. Kebetulan si turis juga masih ada darah Vietnam, mungkin karena itu kali ya," ucap Fajar sambil tertawa.

Nahasnya, Fajar juga pernah mengalami penipuan ketika ia berada di India.

"Waktu di Mumbai mau ke stasiun kereta naik bajaj. Tawaran abangnya pertama 6.000 Rupee (Rp 1 juta). Setelah ditawar turun jadi 5.000 Rupee (Rp 905.000)," ujar Fajar.

Begitu sampai hotel, ia pun bertanya ke petugas hotel biaya normal bajaj menuju stasiun. Alangkah terkejutnya Fajar begitu tahu ternyata harga normal bajaj hanya 1.000 Rupee (Rp 181.000).

"Parah banget dinaikin 5 kali lipat," ucapnya sambil tertawa.

Hampir semua cerita yang dituturkan traveler menyiratkan kekesalan sekaligus keresahan karena penipuan. Tidak ingin hal yang sama dialami traveler lain, beberapa di antara mereka pun memberikan saran.

"Jadi kalau mau belanja atau pergi-pergi dengan transport lokal, mendingan tanya dulu deh ke orang hotel, biar kita tahu pasarannya berapa," kata Fajar.


Sumber :  http://travel.detik.com/read/2013/01/31/084413/2157180/1382/kisah-para-traveler-ditipu-di-luar-negeri

Oleh: Putri Rizqi Hernasari - detikTravel
Kamis, 31/01/2013 08:44 WIB