Seorang pemuda sedang dalam perjalanan dengan kereta api ke Jakarta. Persis di depannya duduk seorang bapak setengah baya.
Setelah lama berdiam diri, sang pemuda ingin mencairkan suasana dan bertanya, “Jam berapa sekarang, Pak?”
Namun si bapak itu ternyata diam saja. Mengira sang bapak agak tuli, ia mengulangnya sampai 3 kali, namun tetap saja si bapak itu diam. Merasa kesal, pemuda mencolek bapak itu dan berkata, “Saya heran ...kenapa bapak tidak menjawab pertanyaan saya? Apa sih susahnya?”
Si bapak membalas, “Dari tadi juga saya sudah denger , Bukannya saya gak mau jawab, tapi nanti kalau saya jawab, kita pasti ngomong-ngomong lagi soal ini soal itu, soal apa saja, ngalor-ngidul, terus nanti kita jadi akrab.”
“Lalu apa salahnya kalau kita akrab?”
“Nanti anak gadis dan istri saya akan menjemput di stasiun Gambir. Kalau kita sudah akrab, nanti kita akan turun sama-sama, terus saya pasti akan memperkenalkan mereka sama kamu.”
“Lalu?”
“Istri saya tuh orangnya baik sama semua orang. Nanti dia pasti nawarin kamu mampir ke rumah. Nanti kamu numpang mandi di rumah saya, terus makan di rumah saya, trus nanti kamu lama-lama bisa akrab dengan anak gadis saya, karena anak gadis saya itu selain cakep juga ramah spt ibunya dan lama2 kamu bisa jadi pacarnya, dan lalu kamu pasti berusaha minta jadi menantu saya.”
Sang pemuda yang dari tadi sudah bingung sekarang makin bingung. Lantas dia tanya, “Terus hubungannya apa sama pertanyaan saya soal jam tadi?”
Sambil berdiri dan lantang bapak tersebut menjawab, “Masalahnya……. SAYA TIDAK MAU PUNYA MENANTU SEPERTI KAMU TAU ........ , JAM TANGAN AJA NGGAK PUNYA!!!”
