Sunday, June 30, 2013


Tadi pagi, sepulang dari gym jam 10.00, saya berpapasan dengan sekelompok motor, ada +/-13 motor. Mereka menunjuk-nunjuk ban mobil saya, saya acuhkan saja karena sering mendengar dari berbagai cerita temen dan orang-orang. Bahkan ada teman saya dilukai oleh pelaku kriminal ketika berkendara. Lalu kelompok motor itu berlalu dan jalanan kembali sepi. Tiba-tiba datang lagi 3 motor dari arah belakang, menghampiri saya, mereka adalah perempuan perempuan membawa anak, berjilbab dan berwajah baik-baik, mereka lagi-lagi menunjuk mobil saya. Dan mereka berteriak, "bu, jangan dipaksa, ban nya habis tuh bu." Akhirnya saya putuskan memperlambat laju kendaraan saya, dan menepi di tempat yang ramai, di pintu masuk kompleks ruko, tempat orang keluar masuk dan mengambil tiket parkir.

Begitu saya berhenti, mencabut kunci, langsung cepat-cepat saya lock mobil saya, tp anehnya tidak mau ter-lock alarmnya, saya curiga, cepat-cepat saya kembali ke mobil, disitu saya sadar, di saat saya turun, someone open my left door dan merapatkan mobil begitu saja sehingga alarm mobil tidak berfungsi. Tas olahraga saya berisi perlengkapan olahraga, BB dan dompet lenyap. Hanya dalam hitungan detik. Tidak ada yang dapat saya lakukan, kecuali memacu laju kendaraan saya ke rumah, memblokir kartu kredit dan atm, merubah password FB, Twitter dan email-email saya. Berteriak hanya menghabiskan energi, mereka bermotor, tak mungkin saya kejar. Saya memberkati mereka yang melakukannya. Mungkin mereka lebih membutuhkan benda-benda itu dari saya. Saya memberkati mereka agar mereka memperoleh pekerjaan yang layak, perekonomian yang lebih baik, masa depan yang lebih baik, sehingga tidak ada lagi orang-orang yang dirugikan. Yang saya butuhkan saat ini hanyalah, Tuhan memulihkan saya, sehingga saya boleh ketawa dan senyum lagi. My God is still the best God in my life.

PS : Sudah waspada dan berhati-hati saja, masih bisa kena.. Orang-orang makin jahat. Modus mereka makin rapi dan pintar. Tim laki-laki tak berhasil, tim perempuan yang eksekusi. Bila mengalami kejadian serupa, tetap jalan saja, atau masuklah ke kompleks ruko yang ramai. Libatkan satpam. Semoga pengalaman saya ini tidak terjadi pada kalian.



Source from Ric Erica    https://www.facebook.com/groups/halo.jakarta/permalink/694386973912235/


BELENGGU


KISAH BAJIK NAN BIJAK


Ada murid bertanya pada Guru, bagaimana cara melepaskan belenggu dalam hati?

Guru: "Siapa yang membelenggumu?"

Murid: "Aku sendiri. Tetapi mengapa aku tak berhasil melepaskan diriku?"

Guru: "Salah siapa kalau begitu?"

Sang Buddha: "Tidak ada yang dapat membuatmu menderita kecuali dirimu sendiri.."

Selalu tanpa kita sadari, kita terus mengikat diri kita. Kita ingin bahagia tapi tak mau berhenti bersedih. Ingin melupakan derita tapi pikiran terus mengingat. Ingin memaafkan tapi hati terus membenci. Ingin melepas beban tapi tangan terus mencengkram. Ingin bebas leluasa tapi tak mau membuka ikatan

Master Fayen bertanya pada muridnya:
"Siapakah yang dapat melepaskan kalung lonceng yang terikat di leher harimau?"

Semua murid diam, bingung tak tahu jawabannya. Kebetulan master Fa Deng lewat, sembari menjawab, "Dia yang telah mengikatkan kalung lonceng yang tahu melepaskannya."

Hanya kitalah yang dapat melepaskan ikatan, sebab kitalah yang telah mengikat diri kita. Tetapi mengapa selalu tidak bisa?

Bukan tidak bisa tapi kita yang tak mau.
Bukan tak bisa bahagia tapi hati tak mau bahagia.
Bukan tak bisa senyum tapi hati tak mau senyum.
Bukan tak bisa melupakan tapi hati tak mau melupakan.
Bukan tak bisa berubah tapi hati tak mau berubah.
Tak ada yang dapat membuka belenggu hati sampai kita mau membukanya sendiri.
 

Dalam memperjuangkan apa yg kita impikan,
perjalanan kadang tdk semulus yg kita rencanakan,
Tdk semudah yg diharapkan.
Selalu aja ada hambatan, kesulitan, gangguan, kekeliruan, bahkan menemui kegagalan.
Apa bedanya org sukses dgn org gagal dalam menghadapi kondisi demikian ?

Bedanya,
Ada pada cara masing-masing menyikapi aral yg ada di hadapannya.


Bedanya,
Ada pada sikap mental mereka dalam melihat masalah tsb.

Bedanya,
Ada pada siapa yg bermental menang & siapa yg bermental kalah.

The looser,
jika dihantam kesulitan,
mereka selalu bisa membuat 1001 alasan mengapa dia gagal.
Dalih itu muncul silih berganti,
seakan tiada habisnya.
Dia slalu bisa menemukan alasan mengapa dia gagal.
Hampir smuanya menunjuk & menyalahkan pihak di luar dirinya.
Itulah mental pecundang.
Jelas, org gagal selalu kelebihan 1 alasan.

Sebaliknya,
the winner jika di hadapkan pada rintangan, halangan, kesulitan, kegagalan,
akan melihat ke dalam terlebih dahulu & melakukan introspeksi diri.
Dia akan mencari penyebabnya dari dalam, menilai & mencari kekurangan ato kesalahan dari apa yg mjd penyebab timbulnya masalah & kegagalan.
Jika sebab ditemukan,
dia akan mencari cara u/ memperbaikinya.
Itulah sebabnya,
org sukses terus bertambah sukses.
Memang org sukses selalu kelebihan 1 cara.

Kesuksesan sejati adalah akumulasi dari kegagalan-kegagalan kecil yg mampu kita atasi,
Sehingga halangan, kesulitan, kegagalan,
Justru merupakan sarana terbaik dalam melatih & mematangkan mental kita.

Tangan yg lamban membuat miskin,
Tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.

Orang sukses selalu kelebihan 1 cara, sedangkan
Orang yang gagal selalu kelebihan 1 alasan !!!

JANGAN MENCARI ALASAN UNTUK KEGAGALANMU.

Menikmati kebosanan



Ini sebuah cerita ringan tentang kebosanan. 


Seorang tua yang bijak ditanya oleh tamunya.


Tamu : “Sebenarnya apa itu perasaan ‘bosan’, pak tua?”

Pak Tua : “Bosan adalah keadaan dimana pikiran menginginkan perubahan, mendambakan sesuatu yang baru, dan menginginkan berhentinya rutinitas hidup dan keadaan yang monoton dari waktu ke waktu.”


Tamu : “Kenapa kita merasa bosan?”

Pak Tua : “Karena kita tidak pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki.”


Tamu : “Bagaimana menghilangkan kebosanan?”


Pak Tua : “Hanya ada satu cara, nikmatilah kebosanan itu, maka kita pun akan terbebas darinya.”


Tamu : “Bagaimana mungkin bisa menikmati kebosanan?”

Pak Tua: “Bertanyalah pada dirimu sendiri: mengapa kamu tidak pernah bosan makan nasi yang sama rasanya setiap hari?”


Tamu : “Karena kita makan nasi dengan lauk dan sayur yang berbeda, Pak Tua.”

Pak Tua : “Benar sekali, anakku, tambahkan sesuatu yang baru dalam rutinitasmu maka kebosanan pun akan hilang.”


Tamu: “Bagaimana menambahkan hal baru dalam rutinitas?”

Pak Tua : “Ubahlah caramu melakukan rutinitas itu. Kalau biasanya menulis sambil duduk, cobalah menulis sambil jongkok atau berbaring. Kalau biasanya membaca di kursi, cobalah membaca sambil berjalan-jalan atau meloncat-loncat. Kalau biasanya menelpon dengan tangan kanan, cobalah dengan tangan kiri atau dengan kaki kalau bisa. Dan seterusnya.” Lalu Tamu itu pun pergi. Beberapa hari kemudian Tamu itu mengunjungi Pak Tua lagi.


Tamu : “Pak tua, saya sudah melakukan apa yang Anda sarankan, kenapa saya masih merasa bosan juga?”

Pak Tua : “Coba lakukan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan.”


Tamu : “Contohnya?”

Pak Tua : “Mainkan permainan yang paling kamu senangi di waktu kecil dulu.” Lalu Tamu itu pun pergi. Beberapa minggu kemudian, Tamu itu datang lagi ke rumah Pak Tua.


Tamu : “Pak tua, saya melakukan apa yang Anda sarankan.
Di setiap waktu senggang saya bermain sepuas-puasnya semua permainan anak-anak yang saya senangi dulu.
Dan keajaiban pun terjadi. Sampai sekarang saya tidak pernah merasa bosan lagi, meskipun di saat saya melakukan hal-hal yang dulu pernah saya anggap membosankan. Kenapa bisa demikian, Pak Tua?”

Sambil tersenyum Pak Tua berkata: “Karena segala sesuatu sebenarnya berasal dari pikiranmu sendiri, anakku. Kebosanan itu pun berasal dari pikiranmu yang berpikir tentang kebosanan. Saya menyuruhmu bermain seperti anak kecil agar pikiranmu menjadi ceria. Sekarang kamu tidak merasa bosan lagi karena pikiranmu tentang keceriaan berhasil mengalahkan pikiranmu tentang kebosanan. Segala sesuatu berasal dari pikiran. Berpikir bosan menyebabkan kau bosan. Berpikir ceria menjadikan kamu ceria.


Rahasia Sebuah Akar

 

Seorang tukang kebun mencoba mengadakan penelitian sederhana.

Ia menanam 2 tanaman yg sama pada lahan yg sama, yg membedakan hanyalah bagaimana cara dia merawat tanaman tsb.

Tanaman yg pertama disirami secara rutin tiap pagi sore, tanaman yg kedua di sirami 2 hari sekali.

Ketika tanaman itu tumbuh cukup besar, tiba waktunya u/ menguji kekuatan akar tsb.

Perbedaannya cukup mencolok,
Butuh waktu kurang dari 2 menit u/ mencabut akar dari tanaman yg pertama; Pada tanaman yg kedua, butuh waktu lebih lama yaitu 4 menit u/ bisa mencabutnya.

Mengapa hal itu bisa terjadi?

Tanaman yg pertama cukup dimanjakan dgn air yg ia dpt dgn mudah, hingga akarnya tdk berusaha mencari ke tanah yg lbh dlm.

Tanaman yg kedua krn mendapat suplai air yg lebih sedikit, maka mau tidak mau akarnya mencari sumber air, sehingga di dapatinya akarnya jauh lebih kuat krn masuk lebih dlm ke tanah.

 

Cara kehidupan mendidik kita tak jauh beda dgn illustrasi tsb.

Bayangkan jika kehidupan memanjakan kita dgn mengabulkan semua yg kita minta, tidak pernah mengijinkan penderitaan & masalah hidup, Tentu ini akan membuat kita mjd orang yg manja. Akibatnya "akar" kita tdk kuat & ketika permasalahan terjadi, dgn mudahnya kehidupan kita tumbang.

Mengijinkan penderitaan, masalah, tekanan hidup atau keadaan yg tidak menyenangkan, dgn harapan bahwa "akar" kita terus mencari “sumber” yg sejati.

Tanpa masalah, kita menjadi orang yg manja dgn "akar" yg rapuh.


@>--

Polisi: Maaf… Apa benar ini dengan Bapak Andrew? Kami dari kepolisian. Apa benar Bapak memiliki saudara bernama Jumirin? Dia korban tabrak lari dan sekarang tidak sadarkan diri.

Andrew: Benar, Pak.

Polisi: Kami mohon Bapak ke Rumah Sakit Umum sekarang untuk memastikan bahwa memang benar itu saudara Bapak.

Andrew: Waduh… Maaf Pak saya lagi di luar kota, tapi Bapak punya akun Pesbuk tidak?

Polisi: Punya… Kenapa?”

Andrew: Begini saja Pak. Bapak foto saja orang tersebut, kemudian Bapak upload fotonya… Terus tag nama saya… Andrew Chayank Chemwa. Kalau betul itu foto saudara saya, nanti saya LIKE … Ok pak ya…”

Polisi: …?????!!!!! :s

Facebook so usefull hihiiihihi 



" HAPPY LIFE "

Didalam hidupku yang penuh liku dan tanda tanya, banyak hal yang tidak aku sadari sampai akhirnya aku pun mengerti. Di kehidupan ini kita takkan pernah bisa bahagia sampai kita mau berbagi dengan makhluk lain. Memikirkan diri sendiri takkanlah pernah ada habisnya, keinginan demi keinginan terus saja bertambah dari waktu ke waktu, sampai akhirnya kita menyadari dan mau memikirkan kebutuhan orang lain.

Kebahagiaan terkadang terlihat amat sulit diperoleh, terasa mahal, terdengar langka, namun pada dasarnya kebahagiaan sangatlah dekat dengan kita dan ironisnya kadang kita tak menyadarinya. Untuk bahagia saja sebenarnya mudah, asalkan mau melepas.

Coba Lepaskanlah senyum Anda, 

Lepaskanlah beban di pundak Anda dan beristirahatlah sejenak, 
Lepaskanlah yang perlu dilepaskan, dan terimalah kondisi apa pun adanya. 
Kemudian, rasakan perbedaan yang terjadi pada diri Anda… Are you Happy???

( Selfy Parkit )

FACEBOOK OH FACEBOOK

Awalnya, ketemu di status teman.

Saling ''LIKE'' komen sebagai salam perkenalan.
Add pertemanan sebagai ganti salaman.
Cari perhatian lewat komen di status/tautan.
Nulis pesan di wall sebagai penjajagan.
Masuk inbox sambil melontarkan rayuan.
Saling setuju tuk pasang status ''PACARAN''.
Mulai jaga jarak karena ada salah pengertian
Inbox jadi rame karena pertengkaran.
Saling blokir sebagai tanda putus hubungan.... hikz... :'(



-o0o-


Cinta ditolak blokir bertindak inilah cinta ala Fesbuk....

awal simpatik LIKE...

selanjut nya COMMENT...

mulai INBOX...sok perhatian......

jadian....tapi... setelah putus diblokir, karena sakit hati.....

pelajaran berharga.... bahwa cinta yang indah tetap

tidak berjodoh jangan putus asa...tetap anggaplah saudara..

 

Ketika dua hati saling tulus mencintai, mereka akan selalu temukan cara tuk tetap bertahan, tak peduli betapa sulitnya tuk terus bersama...

Berhentilah menghakimi masa lalu seseorang.
Lebih baik berdirilah disampingnya, bantu dia memperindah masa depannya.

Semua orang punya langkah yang berbeda.
Dan setiap langkah, ada bagian tanah yang tidak terinjak.

Cinta itu bukan bagaimana kita slalu benar di matanya
namun cinta adalah bagaimana kita bisa menjaganya
 

@>--

Saturday, June 29, 2013


No one is afraid of heights, they are afraid of the fall.
No one is afraid to play, they are afraid to lose.
No one is afraid of the dark, they are afraid of what's in it.
No one is afraid of "I love you", they are afraid of the response

Friday, June 28, 2013

Penghasilan pengemis di Jakarta lebih besar dari manajer


 MERDEKA.COM. Dengan muka memelas mereka menyusuri jalan-jalan Jakarta yang berdebu. Menadahkan tangan meminta sedekah. Sebagian tampil dengan anggota tubuh tak lengkap, sebagian lagi membawa bayi mungil yang dekil dalam gendongan. Penampilan para pengemis itu mengundang iba. Selembar seribu atau dua ribuan dengan ikhlas direlakan para dermawan untuk mereka.

Benarkah para pengemis yang setiap hari lalu lalang itu hidup menderita? Ternyata tidak semua.

Petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan menemukan fakta mengejutkan. Dalam sehari, pengemis di Jakarta bisa mengantongi penghasilan sekitar Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta.

"Kalau yang segitu biasanya didapat pengemis dengan tingkat kekasihanan yang sangat sangat kasihan. Seperti pengemis kakek-kakek atau ibu-ibu yang mengemis dengan membawa anaknya," ujar Kepala Seksi Rehabilitasi Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Miftahul Huda saat ditemui di kantornya, Selasa (25/6).

Kemudian, lanjutnya, untuk pengemis dengan tingkat kasihan yang standar atau biasa saja dalam sehari bisa mendapatkan sekitar Rp 450 ribu hingga Rp 500 ribu.

"Itu seperti anak-anak jalanan yang saat mengemis mengandalkan muka memelas," tuturnya.

Satu hari Rp 1 juta, kalikan 30 hari. Pengemis ini bisa dapat Rp 30 juta per bulan. Bermodal perkusi dari tutup botol, anak-anak jalanan mengantongi Rp 12 juta lebih.

Maka silakan bandingkan dengan gaji manajer di Jakarta. Penelusuran merdeka.com, gaji manajer di Jakarta rata-rata berkisar Rp 12 hingga 20 jutaan. Gaji pemimpin cabang sebuah bank rata-rata Rp 16 juta. Sementara Kepala Divisi Rp 20 juta.

Rata-rata butuh waktu sekitar tujuh tahun bagi seorang profesional mencapai level manajer. Tak mudah mencapai posisi itu.

Untuk fresh graduate atau sarjana yang baru lulus dan tak punya pengalaman kerja. Kisaran gajinya Rp 2 juta hingga Rp 3,5 juta. Jika beruntung, ada perusahaan yang mau memberi hingga di atas Rp 4 juta. Tapi sangat jarang.

"Saya kerja jadi teller di bank. Sudah lima tahun, paling bawa pulang Rp 4 juta. Kaget juga dengar pengemis bisa dapet belasan sampai Rp 30 juta," kata Rani, seorang pegawai bank pemerintah saat berbincang dengan merdeka.com.

Luar biasa memang. Gaji seorang manajer kalah oleh pengemis. Teller bank yang selalu tampil cantik dan modis, gajinya hanya sepertiga anak jalanan yang bermodal tampang memelas.

"Karena pendapatan yang terbilang fantastis itulah, para pengemis enggan beralih profesi. Cukup bermodal tampang memelas, tanpa skill apapun mereka bisa dapat uang banyak dengan mudah," kata Miftahul Huda.

Dia menambahkan maraknya pengemis dan gelandangan yang tersebar di Ibukota disinyalir sudah teroganisir. Diduga ada sindikat yang mengatur kelompok pengemis yang kerap mendrop mereka di suatu tempat untuk kemudian 'beroperasi' di wilayah yang telah ditentukan.

"Kita pernah menelusuri ke kampung halamannya. Dan memang nyatanya mereka punya rumah yang bisa dibilang lebih dari cukuplah di kampungnya itu. Itu fakta yang kita dapatkan," jelas Miftahul.

Untuk itu, Miftahul mengimbau kepada masyarakat yang ingin memberikan sumbangan menyalurkan ke tempat yang tepat.

"Dengan menyalurkan ke badan zakat yang resmi, akan disalurkan ke yang berhak menerimanya. Dan secara otomatis ini mengurangi pengemis, karena tidak ada yang mau memberi di jalan," tandasnya.
 

Renungan Kehidupan Manusia


Kehidupan manusia berlalu dgn cepatnya....
Banyak sekali yg telah dilalui,
ada yg lancar...
ada yg penuh rintangan...
ada yg penuh kegembiraan...
ada pula yg penuh kegetiran...

Semua pasti mengalaminya...
Itulah kehidupan manusia.

Saat kita berumur 20thn merasa sungguh enak kalo kita tampan/cantik.
Saat kita 30thn merasa sungguh enak andaikan kita kembali muda lg.
Saat kita 40thn merasa sungguh enak andai kita punya banyak uang
Saat kita 50thn merasa ada kesehatan sungguh enak sekali.
Saat kita 60thn merasa utk dpt hidup aja sudah sangat bagus.
Saat kita 70/80thn merasa kenapa hidup ini serasa sangat singkat sekali.

Sebenarnya hidup ini tidak perlu selalu merasa disesali.
Tidak perlu merasa diri ini cakep/ jelek.
Tidak perlu saling menyalahkan mencari siapa yg benar siapa yg salah.
Hidup ini indah....
Nikmati lah....Sadari dengan penuh Perhatian

Semoga anda semua selalu sehat,
Semoga anda semua selalu berbahagia.
Semoga semua makhluk berbahagia.

Wednesday, June 26, 2013

God in Buddhism



The Concept of God
Generally, we use the term 'God' to designate a supreme power, who is the creator of the entire universe and the chief law-giver for the humans. The God or Almighty is considered to be concerned with the welfare of His creations and the 'moksha' or salvation for those who follow His dictates. Different religions and sects follow the God differently by different names, but as far as Buddhism is concerned, it has a different perception for Him.

The Origin Of God - Myth and Reality
Fear: The Buddhist system of religion do not believe in the concept of a personal God. The theory of Buddhism rejects the notion of an abstract principle of God operating in the universe. They rather believe that the concept of God is a response to fear and frustration. According to the Buddhist ideology, when primitive humans found themselves in a dangerous and hostile world, the fear of wild animals and of natural phenomena like thunder and lightning, they created the idea of Gods to console themselves.

Lack of Evidence
However, it was the Buddha who preached to try to understand the fears, to lessen the desires and courageously accept the things one cannot change. He tried to replace fear, not with irrational belief but with rational understanding. Secondly, the Buddhists do not believe in God because there has been no real and concrete evidence to prove the idea of God. Even the research on God for thousands of year has not proved the existence of God. Thirdly, the Buddhists argue that belief in God is not necessary to have a happy and meaningful life as there are millions of Buddhists, atheists and free thinkers who are happy without belief in God.

God's Role in Determining Heaven or Hell
There has been a popular belief that, it is God who acts as the final judge and determines if an individual would go to heaven or hell! But, the Buddhist theory strongly refutes this belief and says that it is nobody else, but the Karmas of an individual, which decides the destination of an individual. Even a Buddha cannot pardon or interfere with the karmic process. Therefore, in Buddhism, there is simply no place for a God even if one exists.

Salvation
The Buddhist ideology also raises a question on the authenticity of God's role in Salvation. The Buddhists argue that, it was Buddha who realised that each and every person has a capacity to purify his soul and mind and therefore he encouraged people to find solutions to their problems themselves. He asked people to follow the path from Heart to Heaven rather than from Heaven to Heart. And therefore, the Buddhist path to salvation does not go through prayers, but is rather based on deeds including mental culture through meditation.

Buddhism and God
The concept of Buddhism refutes the idea of a God, who throws the sinners into everlasting torments. In fact, the Buddhists believe in the existence of an Enlightened being, who vows to save all sentient beings from their sufferings. The concept of enlightenment is principally concerned with developing a method to escape from the illusions of the materialistic world. According to the Buddhist ideology, anyone can enlighten himself by undertaking a method of mental discipline and a code of conduct.

The importance of Buddha as God
Almost all the sects of Buddhism do not believe in the myth of God. Indeed some of the early Indian Mahayana philosophers denounced God-worship in terms which are even stronger than those expressed in the Theravada literature. Some later Mahayana schools, which flourished outside India, ascribed some degree of divinity to a transcendent Buddha, considering living Buddhas to be a manifestation of the Adi-Buddha. But even then it cannot be said that the Buddha was converted into a Divinity comparable to the God of the monotheistic religions. In the Brahmajâla Sutta and the Aggaa Sutta texts, the Buddha refutes the claims of Maha Brahmâ(the main God) and shows Him to be subject to karmic law (i.e. cosmic law). Even though long-lived Mahâ Brahmâ will be eliminated in each cycle of inevitable world dissolution and re-evolution. In the Khevadda Sutta Mahâ Brahmâ is forced to admit to an inquiring monk that he is unable to answer a question that is posed to him, and advises the monk to consult the Buddha. This clearly shows the Brahmâ acknowledges the superiority of the Buddha. This is view that the Buddha is some kind of God figure. In the Theravada tradition the Buddha is regarded as a supremely enlightened human teacher who has come to his last birth in samsára (the Buddhist cycle of existence). But, Mahayana traditions, which tend to think in terms of transcendental Buddhas, do not directly make a claim for Buddha as God. Thus the Buddha cannot be considered as playing a God-like role in Buddhism. Rather the Buddha is considered as an enlightened father of humanity.

 
Conclusion
Therefore, instead of believing in the God, the Buddhists believe in humanity. They believe that each human being is precious and important and all have a potential to develop into a Buddha - a perfect human being by replacing hatred, anger, spite and jealousy with love, patience, generosity and kindness. Even the Buddha had said, " No one saves us but ourselves, No one can and no one may! We ourselves must walk the path, but Buddhas clearly show the way. Buddhism is, therefore, more of a moral philosophy, an ethical way of life.
But, since Buddha never emphasized upon his concept of the divine, Buddhism is left with some of life's deepest questions unanswered. Questions such as the origin of the Universe and the purpose of man's existence...are yet to be answered.

Monday, June 24, 2013

~Ga semua hal bisa dilupain saat move on dari masa lalu,
misalnya: hutang yg belum dibayar.~ :p


Sunday, June 23, 2013

I've learned ...

I learned the hard way that I cannot always count on others to respect my feelings, even if I respect theirs. 
Being a good person doesn’t guarantee that others will be good people, too. 
You only have control over yourself and how you choose to be as a person. 

I learned the hard way that I cannot always count on others to respect my feelings, even if I respect theirs. 
Being a good person doesn’t guarantee that others will be good people, too. 
You only have control over yourself and how you choose to be as a person. 
As for others, you can only choose to accept them or walk away.




I’ve learned that you cannot make someone love you. All you can do is be someone who can be loved. The rest is up to them.

I’ve learned that no matter how much I care some people just don’t care back. 


I’ve learned that just because someone doesn’t love you the way you want them to doesn’t mean they don’t love you with all they have. 

I’ve learned that it takes years to build up trust, and only seconds to destroy it.

Photo


I've learned a lot this year. 
I learned that things don't always turn out the way you planned or the way you think they should, 
and I've learned that there are things that go wrong that don't always get fixed or get put back together the way they were before. 
I've learned that some broken things stay broken, 
and I've learned that you can get through bad times and keep looking for better ones, as long as you have people who love you.

 Photo

I've learned that no matter how much you care, some people don't deserve you.

I Have Learned to Care About People Not Bcoz They Are Good,
But Bcoz I Know The Pain 0f Being ignored.

Just because ....


Photo

If children...


Photo

I’ve learned

I’ve learned-
that you cannot make someone love
you. All you can do is be someone
who can be loved. The rest is up to
them.
 
I’ve learned-
that no matter how much I care, some
people just don’t care back.
 
I’ve learned-
that it takes years to build up trust,
and only seconds to destroy it.
 
I’ve learned-
that no matter how good a friend is,
they’re going to hurt you every once in
a while and you must forgive them for
that.
 
I’ve learned-
that it’s not what you have in your life
but who you have in your life that
counts.
 
I’ve learned-
that you should never ruin an apology
with an excuse.
 
I’ve learned-
that you can get by on charm for
about fifteen minutes. After that, you’d
better know something.
 
I’ve learned-
that you shouldn’t compare yourself
to the best others can do.
 
I’ve learned-
that you can do something in an
instant that will give you heartache for
life.
 
I’ve learned-
that it’s taking me a long time to
become the person I want to be.
 
I’ve learned-
that you should always leave loved
ones with loving words. It may be the
last time you see them.
 
I’ve learned-
that you can keep going long after you
can’t.
 
I’ve learned-
that we are responsible for what we
do, no matter how we feel.
 
I’ve learned-
that either you control your attitude or
it controls you.
 
I’ve learned-
that regardless of how hot and steamy
a relationship is at first, the passion
fades and there had better be
something else to take its place.
 
I’ve learned-
that heroes are the people who do
what has to be done when it needs to
be done, regardless of the
consequences.
 
I’ve learned-
that money is a lousy way of keeping
score.
 
I’ve learned-
that my best friend and I can do
anything or nothing and have the best
time.
 
I’ve learned-
that sometimes the people you expect
to kick you when you’re down will be
the ones to help you get back up.
 
I’ve learned-
that sometimes when I’m angry I have
the right to be angry, but that doesn’t
give me the right to be cruel.
 
I’ve learned-
that true friendship continues to grow,
even over the longest distance. Same
goes for true love.
 
I’ve learned-
that just because someone doesn’t
love you the way you want them to
doesn’t mean they don’t love you with
all they have.
 
I’ve learned-
that maturity has more to do with
what types of experiences you’ve had
and what you’ve learned from them
and less to do with how many
birthdays you’ve celebrated.
 
I’ve learned-
that you should never tell a child their
dreams are unlikely or outlandish. Few
things are more humiliating, and what
a tragedy it would be if they believed
it.
 
I’ve learned-
that your family won’t always be there
for you. It may seem funny, but
people you aren’t related to can take
care of you and love you and teach
you to trust people again. Families
aren’t biological.
 
I’ve learned-
that it isn’t always enough to be
forgiven by others. Sometimes you are
to learn to forgive yourself.
 
I’ve learned-
that no matter how bad your heart is
broken the world doesn’t stop for
your grief.
 
I’ve learned-
that our background and
circumstances may have influenced
who we are, but we are responsible
for who we become.
 
I’ve learned-
that just because two people argue, it
doesn’t mean they don’t love each
other. And just because they don’t
argue, it doesn’t mean they do.

 

Photo: I've learned-
that you cannot make someone love
you. All you can do is be someone
who can be loved. The rest is up to
them.

I've learned-
that no matter how much I care, some
people just don't care back.

I've learned-
that it takes years to build up trust,
and only seconds to destroy it.

I've learned-
that no matter how good a friend is,
they're going to hurt you every once in
a while and you must forgive them for
that.

I've learned-
that it’s not what you have in your life
but who you have in your life that
counts.

I've learned-
that you should never ruin an apology
with an excuse.

I've learned-
that you can get by on charm for
about fifteen minutes. After that, you’d
better know something.

I've learned-
that you shouldn't compare yourself
to the best others can do.

I've learned-
that you can do something in an
instant that will give you heartache for
life.

I've learned-
that it’s taking me a long time to
become the person I want to be...Continue reading at http://wp.me/p2QwO6-mc


Source : http://thebeststatus.com/ive-learned/
Suatu hari seorang gadis cantik menaiki Bus yang penuh sesak. Karna penuh, dia berdiri di depan seorang Pemuda.

Tiba-tiba Pemuda itu berdiri, Namun dengan lembut gadis cantik tersebut mendorong pemuda itu kembali ke tempat duduknya. Belum sempat pemuda itu berbicara, sudah dipotong oleh gadis tersebut :
 "Sudah mas, tidak apa-apa. Saya lebih suka berdiri.."
 

Pemuda itupun tercengang dan juga agak jengkel mendengar jawaban gadis tersebut.

Tapi pemuda itu mencoba berdiri kembali, Namun lagi-lagi ia didorong dengan lembut ke tempat duduknya.
dan kali ini gadis tersebut berkata dengan nada yang lumayan keras sehingga terdengar semua orang :
 "mas.. sudah saya bilang! saya ini lebih suka berdiri! Dan terima kasih juga atas tawarannya!"

Lalu dengan eksperesi yang agak penuh dengan emosi, pemuda itu menjawab :
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
"Mbak! Saya ini mau turun! Liat noh! Tempat turun saya udah kelewat jauh..!!"


 Gadis : ohh..  *MalUuu, Pipinya Merah*


Wakakakakakakakakakaka
 

Saturday, June 22, 2013

8 Hal Tentang Perjalanan Murah ke Myanmar


Pasar di Myanmar

Pagoda emas, budaya yang unik, masyarakat yang ramah dan alam yang mengagumkan. Ada banyak alasan untuk berkunjung ke Myanmar. Sebelum memulai perjalanan ke negara itu, ada delapan hal yang harus Anda tahu sebelum melakukan petualangan murah ke Myanmar:

1. Visa
Myanmar adalah satu-satunya negara Asean yang masih mensyaratkan visa. Visa on arrival hanya berlaku untuk tujuan bisnis., maka Anda harus mengurus visa sebelum berangkat. Urus visa di Kedutaan Myanmar di JL Agus Salim, Jakarta Pusat. Syaratnya: surat keterangan bahwa pemohon visa tidak akan mencari kerja di Myanmar, foto diri ukuran 4x6 dua lembar, paspor dan membayar Rp 200.000. Visa akan jadi dalam tiga hari.

2. Lonji, bedak dan sirih
Jangan terkejut mendapati kebiasaan unik rakyat Myanmar. Sehari-hari, kaum pria Myanmar mengenakan sarung yang disebut lonji. Mereka bahkan bisa mengenakan lonji saat bekerja membangun rumah. Lonji bisa dipakai dalam beberapa cara, antara lain panjang (setinggi mata kaki seperti umumnya kita memakai sarung) dan bisa dipendekkan. Lonji mini ini biasa digunakan oleh orang yang bekerja; lonji dipakai dengan cara dilipat ke belakang sehingga panjangnya hanya sampai sebatas lutut.

Kaum perempuannya juga mengenakan kain, ditambah dengan bedak dingin yang menutupi wajah seperti masker. Lelaki maupun perempuan hobi mengunyah sirih dan meludahkan cairan merah di mana saja mereka berada.

3. Mata uang
Mata uang Myanmar adalah kyat. Selama di sana, saya tidak menemukan uang koin digunakan. Pastikan Anda membawa uang tunai (kyat maupun dolar) dalam jumlah cukup, karena hanya sangat sedikit tempat yang menerima pembayaran dengan kartu kredit maupun kartu debit. ATM juga sangat sedikit, apalagi di kota kecil. Rencanakan anggaran Anda dan bawa uang dalam jumlah cukup. Menyediakan dolar juga sangat menolong karena ada beberapa tempat yang menerima pembayaran dengan US$. Pastikan uang dolar anda dalam keadaan yang sangat bagus dan tidak lecek.

4. Telekomunikasi
Tidak ada satupun provider telekomunikasi Indonesia yang bisa aktif di Myanmar. Membeli kartu SIM baru, mahal, apalagi jika kunjungan hanya beberapa hari saja. Alternatif komunikasi dapat dilakukan dengan telepon umum. Telepon umum bisa ditemukan dengan mudah di tepi jalan. Berbeda dengan wartel di Indonesia yang punya argometer untuk menunjukkan jumlah yang harus dibayar, disini wartel menggunakan telepon biasa. Pemilik wartel menentukan jumlah yang harus dibayar berdasarkan lama bicara.

Internet bisa diakses melalui warung internet maupun WIFI di beberapa tempat tertentu. Namun kecepatannya sangat lambat. Bersiaplah untuk kehilangan koneksi internet dan terputus dari semua akses ke media sosial Anda. Wifi biasanya bisa didapatkan di hotel dan kafe ternama.

5. Transportasi
Taksi cukup murah dan bisa ditemukan di mana-mana di Yangon. Di kota selain Yangon, angkutan umum adalah mobil bak terbuka yang dimodifikasi untuk mengangkut penumpang dan barang hingga ke atap-atapnya. Meski demikian ojek bisa ditemukan dengan mudah di desa sekalipun.

Kereta bisa digunakan sebagai alternatif, tapi pastikan Anda punya banyak waktu. Perjalanan dari Yangon ke Mandalay yang bisa ditempuh 8 jam dengan mobil menjadi 16 jam ditempuh dengan kereta.

6. Makanan
Makanan di Myanmar bercitarasa mirip dengan masakan Indonesia. Namun saya agak sulit membedakan mana yang warung makan dan mana warung kopi. Keduanya nampak mirip, tapi warung kopi biasanya hanya menyediakan minuman dan makanan kecil semacam bakpao, lumpia dan cakwe.

Menu di restoran tidak membantu karena sebagian besar hanya mempunyai menu berhuruf Burma. Mintalah teman untuk menuliskan beberapa bahan makanan dasar seperti ayam, mie, dan sambal untuk memudahkan memesan. Beberapa hari pertama, kami selalu makan nasi goreng karena tidak tahu cara memesan makanan lain.

7. Penginapan
Penginapan selalu ada di setiap kota, terutama di kota yang banyak dikunjungi turis seperti Yangon, Mandalay atau Bagan. Tapi tak semua hotel maupun motel boleh menerima orang asing menginap. Saya pernah terdampar di sebuah kota kecil karena penginapan untuk orang asing penuh dan penginapan untuk orang lokal menolak menerima kami karena mereka akan dikenai sanksi.

Warga lokal secara resmi dilarang menginapkan orang asing di rumahnya. Meski demikian menurut pengalaman saya, warga tetap akan berbaik hati dan mengizinkan Anda tinggal di rumahnya jika sudah mengenal sebelumnya. Dalam keadaan terdesak Anda bisa menumpang tidur di vihara atau asrama biksu. Tentu saja dengan meminta izin terlebih dahulu dan berharap mereka akan berbaik hati.

8. Izin khusus
Tidak semua tempat di Myanmar terbuka untuk turis. Beberapa daerah, terutama daerah konflik dijaga ketat dan turis dilarang masuk. Carilah informasi terlebih dahulu mengenai hal ini sebelum Anda merencanakan perjalanan.


Sumber : http://id.berita.yahoo.com/8-hal-tentang-perjalanan-murah-ke-myanmar-170504444.html

Friday, June 21, 2013

Myanmar yang Sedang Berubah


Rombongan pria bersarung dan perempuan dengan muka berlumur bedak dingin di depan pintu kedatangan, seperti menyambut saya di Bandar Udara Yangon, Myanmar, April lalu. Pemandangan ini kontras dengan bandara yang modern, berhias bunga-bunga untuk menyambut tahun baru yang tinggal beberapa hari lagi.

Para biksu berjalan beriringan. (Wagner T. Cassimiro "Aranha"/Flickr)

Yangon adalah kota terbesar di Myanmar dengan populasi empat juta penduduk. Kota yang dulu disebut Rangoon ini adalah ibukota negara, sampai pada tahun 2006 pemerintah memutuskan untuk memindahkan ibukota ke Naypyidaw; sebuah kota yang dibangun dari nol.  

Begitu memasuki kota, perhatian langsung tertuju pada ramainya jalanan. Mereka berkendara di sebelah kanan, tapi sebagian besar kendaraan memiliki setir di sebelah kanan juga. Hanya sedikit mobil keluaran baru yang memiliki setir di sebelah kiri. Rasanya ngeri saat mobil yang saya tumpangi berusaha mendahului kendaraan lain, tapi sopirnya kesulitan melihat ke depan. Juga, tidak ada satu pun sepeda motor di seluruh Yangon. Menurut supir taksi yang mengantar saya, sepeda motor dilarang di seluruh kota karena pernah ada seorang petinggi yang tertabrak motor.

Myanmar adalah negeri yang penduduknya mayoritas beragama Buddha. Selalu ada stupa berwarna emas kemana pun mata memandang. Pagi hari di Yangon dimulai dengan rombongan biksu berbaris membawa periuk untuk meminta sedekah kepada umat.

Shwedagon di malam hari. (Flightspeed/Flickr)

Namun untuk merasakan atmosfer religiusitas yang kental, kita harus mengunjungi . Shwedagon adalah pagoda paling mengesankan di seluruh Myanmar, bangunan suci paling dihormati. Umat Buddha di seluruh negeri menyempatkan diri untuk berziarah ke tempat ini.

Waktu terbaik mengunjungi pagoda ini adalah sore hari menjelang senja. Bukan apa-apa, tapi peraturan di pagoda di seluruh Myanmar adalah setiap pengunjung harus melepas alas kaki. Sungguh menyiksa berjalan tanpa alas kaki di lantai pada siang hari yang panas. Apalagi suhu di Myanmar bulan April berkisar antara 37-41 derajat celcius.

Menjelang senja, pengunjung semakin ramai. Barisan biksu berdoa mengelilingi candi searah jarum jam sambil membawa bunga mengeliling pagoda. Umat Buddha bersimpuh di depan arca di tempat khusus sesuai hari lahir mereka. Saat malam tiba, tata cahaya membuat candi emas ini makin memukau.

Shwedagon berusia sekurangnya 2.500 tahun, dimulai hanya dari bangunan setinggi 8 meter, tapi kini sudah menjadi bangunan setinggi 110 meter. Candi ini terbuat dari emas, dengan ribuan permata di puncaknya, termasuk sebuah permata 72 karat. Shwedagon dibangun untuk menghormati delapan helai rambut Buddha Gautama yang diletakkan di dalamnya.

Shwedagon adalah jantung kota Yangon. Pagoda ini dapat dilihat dari hampir semua sudut kota, dan berpengaruh terhadap harga properti. Makin jelas Shwedagon terlihat dari sebuah gedung, harga properti tersebut akan makin baik.

Seperti Jakarta, Yangon tak punya jaringan transportasi umum yang memadai. Pilihannya adalah bus besar tua, atau mobil bak terbuka yang dimodifikasi untuk mengangkut penumpang sampai ke atap-atapnya. Selain itu ada pula sejenis becak dan taksi, tanpa argo.

Sebagai negeri yang lama terisolasi dari dunia luar, kondisi Myanmar sangat kontras dengan ibukota negara lain di Asia. Negara ini baru pelan-pelan membuka diri setelah pemerintahan baru terpilih pada tahun 2011 dan melakukan reformasi. Negeri ini seperti punya dunianya sendiri. Menyenangkan rasanya berjalan-jalan di negeri yang tidak punya Mc Donalds, Starbucks dan KFC, apalagi butik premium. Semuanya lokal. Hanya ada sangat sedikit tempat yang menerima pembayaran dengan kartu kredit.

Tapi mungkin kondisi ini segera berubah. Investor luar negeri mulai melirik Myanmar sebagai pilihan tempat menanam modal. Menurut kawan saya Jonathan Cruz, warga negara Filipina yang bekerja di Yangon setahun terakhir, perubahan sangat cepat sedang terjadi di Myanmar. "Tahun lalu saat saya pertama kali datang, belum ada mobil sebanyak ini. Jalanan sepi dan bebas macet," kata Jonathan. Kini kemacetan mulai nampak di beberapa ruas jalan yang saya lalui. Segeralah kunjungi Myanmar sebelum dia berubah.


Sumber : http://id.berita.yahoo.com/myanmar-yang-sedang-berubah-105729189.html

Can You Read This ?


Photo 











 



Thursday, June 20, 2013

BOS vs SEKsRETARIS


Dalam lingkungan kantor, kita sering melihat berbagai macam sifat dan karakter manusia. Kadangkala kita sulit membaca karakter-karakter mereka, berikut adalah sedikit karakter dan sifat dari karyawan kantor, dalam hal ini saya coba fokuskan pada sekretaris dan atasannya agar kita tidak salah tanggap tentang prilaku mereka.

Disusun dan ditulis oleh pakar dalam bidangnya.

Sekretaris baik - "Pak, saya ketikin ya?"
Sekretaris genit - "Pak, saya kitikin ya?"

Boss baik - "Mau dong!"
Boss nakal - "Maauu dooooongng."

Sekretaris baik - Duduk di kursi
Sekretaris genit - Duduk di lengan-kursi

Boss baik - Menarik nafas bila melihat sesuatu yang tidak benar
Boss nakal - Menarik nafas bila melihat sekretaris yang "tidak benar"

Sekretaris baik - Memijit key-board
Sekretaris genit - Memijit si-boss

Boss baik - "Kesini !"
Boss nakal - "Sini doong"

Sekretaris baik - Smoke After Lunch
Sekretaris genit - Shower After Lunch

Boss baik - "Sini naik mobil"
Boss nakal - "Sini,.. naik dong"

Sekretaris baik - Pulang larut, lembur-banyak kerjaan
Sekretaris genit - Pulang larut, LemBur-Lempengin Burung

Boss baik - "Nanti dinner bareng ya"
Boss nakal - "Nanti supper bareng yaah"

Sekretaris baik - "Sudah siap Pak?"
Sekretaris genit - "Sudah siap belum ?"

Boss baik - "Ambilkan pakaian saya di laundry"
Boss nakal - "Ambilkan handuk saya di lemari"

Sekretaris baik - Waktu tertusuk jarum "Aww"
Sekretaris genit - Waktu tertusuk jarum "Ahh"

Boss baik - "Saya puas dengan pekerjaan kamu"
Boss nakal - "Saya puas dengan permainan kamu"

Sekretaris baik - Waktu sedang tertekan "Aduuh pusing"
Sekretaris genit - Waktu sedang tertekan "Aduuhhhhhhh"

Boss baik - Memperhatikan pakaian dan kerja sekretarisnya
Boss nakal - Memperhatikan pakaian dan gaya sekretarisnya

Sekretaris baik - Pakaiannya mahal boros bahan
Sekretaris genit - Pakaiannya murah ngirit bahan

Boss baik - Suka menelan obat Dokter
Boss nakal - Suka menelan ludah

Sekretaris baik - Tebar senyum
Sekretaris genit - Tebar pesona

Boss baik - Suka daun lalapan
Boss nakal - Suka daun muda

Sekretaris baik - "Nanti mau keluar Pak?"
Sekretaris genit - "Sudah mau keluar Pak?"

Boss baik - Memilih sekretaris dari pengalaman dan kemampuannya
Boss nakal - Memilih sekretaris dari jam terbang dan keahliannya

Sekretaris baik - "Keluarnya nanti lama, Pak?"
Sekretaris genit - "Keluarnya masih lama, Pak?"

Boss baik - "Ini gaji kamu"
Boss nakal - "Ini bayaran kamu"

Sekretaris baik - Selalu siap melayani tamu dan bos
Sekretaris genit - Selalu siap melayani..


by : ::Idzur

Wanita Harus Tau Tentang PRIA

Wanita Harus Tau Tentang Kami (PRIA)

(1). Makanlah Sebanyak Biasanya .

"Saya tahu kok wanita itu sering jaim saat nge-date atau malam minggu. Biasanya mereka bilang sudah kenyang saat memesan makanan, tapi begitu saya suapi makanan, dia memakannya lebih banyak dari saya. Sudahlah, pesan saja makanan sebanyak yang kalian makan di hari biasanya. Pria akan senang jika piring makan kalian bersih, daripada tidak pesan apa-apa tapi sampai rumah kelaparan."

(2). Jangan Terus Memikirkan Kami .

"Saat kalian jatuh cinta, jangan jadikan sang pria sebagai 'pusat dunia'. Sering lho saya melihat teman-teman wanita hanya memikirkan sang pria, membicarakannya sepanjang waktu, semua dilakukan demi sang pria. Bagi sebagian pria, termasuk saya, hal itu agak kurang mengenakkan. Boleh saja memberi perhatian padanya, tapi kalian pasti punya dunia sendiri. Jangan sampai kalian meninggalkan kelas kuliah kerja atau tidak datang ke acara pernikahan saudara dekat demi menemani kami nonton sepak bola ato yg lainya."

(3). Jangan Menghubungi Kami Setiap Saat . 

"Frustasi banget kalau cewek yang saya taksir selalu menghubungi saya setiap waktu. Kalau dia kirim pesan dan saya tidak membalasnya, dia langsung berpikir yang tidak-tidak. Belum lagi kalau dia menelepon setiap saat, lama-lama saya kesal. Memberi perhatian tidak harus dengan menelepon setiap satu jam sekali atau menelepon tanpa putus sepanjang malam. Jika kalian melakukannya, kami sering menganggap hal itu buang-buang waktu dan Anda tidak punya kerjaan lain.

(4). Anda Bukan Satu-Satunya Yang Spesial . 

"Biasanya, perempuan yang sedang jatuh cinta merasa spesial dan senang jika diperlakukan spesial oleh sang pacar. Jangan salah lho, kami senang-senang saja memperlakukan kalian bagai putri raja. Tapi.. kalian bukan satu-satunya orang yang ada di hidup kami. Kami punya keluarga, saudara, sahabat dan sebagainya yang bagi kami juga spesial. Kami akan senang jika Anda tidak ngambek jika saya ada jadwal main futsal dengan sahabat atau menemani kakak kami belanja dll."

(5). Cewek Mandiri Itu Keren . 

"Saya senang-senang saja mengantar pacar saya ke sana kemari. Tapi saya juga manusia biasa yang harus membagi waktu dan banyak kegiatan. Males banget kalau si cewek ngambek karena saya tidak bisa mengantarnya ke suatu tempat, padahal saya ada perlu dg hal yg penting. Pria senang jadi orang yang bisa diandalkan, tapi sekali-kali mandirilah, kami tidak bisa 24 jam ada untuk Anda. Kecuali untuk hal yang sangat darurat."

(6). Kami Ini (Sebenarnya) Bukan ATM Berjalan . 

"Sahabat wanita saya pernah bilang gini 'keseriusan pria dilihat dari kemampuannya membayar makanan atau membelikan barang untuk pacarnya' dan saya menganggap hal itu agak konyol. Iya sih.. kami biasanya tidak keberatan membayar makan atau tiket bioskop. Tapi kami akan lebih menghargai wanita yang mau bergantian bayar. Bukannya pelit, hubungan ini adalah tanggung jawab berdua, sehingga urusan financial seharusnya juga urusan berdua. Saya lebih menghargai wanita yang sigap membayar uang parkir atau mentraktir saya segelas jus saat menyetir jarak jauh, dari pada cewek yang menggelayut manja tunjuk benda sana-sini minta dibelikan. Saya ini bukan ATM berjalan, lain urusan jika sudah menikah, maka masalah financial 100 persen tanggung jawab saya."

(7). Semua Pria Tidak Sama . 

"Sakit hati kalau ada wanita yang bilang semua pria itu sama. Biasanya wanita bilang begitu jika ada pria yang baru menyakiti hatinya. Langsung deh tepuk sama rata menganggap semua pria itu menyebalkan dan tuduhan negatif lainnya. Jujur deh, kalian pasti tidak suka dituduh 'semua wanita itu sama, sukanya buang-buang uang beli barang diskon yang tidak ada gunanya"




by : ::Idzur