Friday, January 2, 2015


Interesting thing about saturdays in 2015 **********
4/4/2015 saturday
6/6/2015 saturday
8/8/2015 saturday
10/10/2015 saturday
12/12/2015 saturday
Calendar of 2⃣0⃣1⃣5⃣ is same as calendar of 1⃣9⃣9⃣7⃣
Date & Day ⛅ even Festivals 🎆 are same,
Who told history doesn't repeats 🌍🌎🌏
I hope, I am the first who inform u...
************ So🕛🕚🕠🕘🕞 We are back in90s
No 🎊
Enjoy the year of 1997 in 2015....!
Wishing all my friends a Blessed & Fruitful 2015.
Cheers!

Suara terompet bersahutan di sepanjang jalan diiringi rintikan gerimis. Pemuda-pemudi lalu lalang dengan kendaraannya masing-masing disertai tawa dan canda meramaikan meriahnya malah tahun baru tadi malam. Mereka menuju lokasi-lokasi tempat berkumpul untuk mengikuti seremonial tahunan: bersuka cita menyambut pergantian tahun.

Kota Depok sebagai kota satelit ibu kota di malam tahun baru sangat ramai. Di sepanjang jalan Cinere dan Limo, meskipun agak jauh dari pusat kota Depok, jalanan macet total. Banyaknya masyarakat yang keluar rumah untuk merayakan tahun baru sebagai penyebabnya.

Di sela-sela keceriaan itu terselip satu pemandangan yang menarik perhatian saya. Di saat mengarahkan kendaraan ke pom bensin antrian sepeda motor panjang luar biasa. Ada mungkin 10 meter lebih. Niat mau mengisi bahan bakar saya urungkan. Hanya mampir ke ATM yang kebetulan ada di situ untuk sekadar mengisi dompet.

Bukan antrian kendaraan itu yang menarik perhatian saya, itu sih biasa. Tahun baru ditambah akan ada perubahan harga BBM, di SPBU selalu antri. Di samping SPBU ada jalan yang mengarah ke pemukiman warga. Di situlah yang menarik perhatian saya. Apa itu?

Seorang bapak tua usia 50 tahunan duduk di pojok jalan itu dengan baju basah dan raut muka yang terlihat capek. Di sampingnya terlihat satu lemari televisi yang terbuat dari kayu. Meskipun hujan gerimis tetapi ia tetap diam di situ. Saya perhatikan terus. Kasihan sekali gumam saya dalam hati. Merasa tertarik saya hampiri pak tua itu.

“Lemari TV ini untuk dijual pak?”
“Iya”

“Berapa?”
“Dua ratus lima puluh ribu”

Saya diam dulu sebentar. Sambil meraba-raba lemari yang terlihat sudah basah disiram gerimis terpikir dalam benak saya: kasihan sekali pak tua ini. Orang lain hura-hura tahun baruan ini masih saja berkeliaran menjajakan lemari malam-malam.

“Ayo angkut ke rumah saya”.

Tubuh kurus itu dengan sigap mengangkat lemari dan dengan agak susah payah mengatur posisi duduk di belakang sepeda motor saya. Dibonceng menuju rumah. Lemari di letakkan di pangkuannya.

“Dari pagi pak jualan lemari ini?”, tanya saya di sepanjang jalan menuju rumah.
“Iya”

“Bawa berapa lemari emang?”
“Cuma satu. Sudah keliling ke tiap perumahan dari pagi, badan sudah lemas belum laku-laku.”

Deeeg…seolah ada yang menghujam hati. Bayangkan, pak tua ini dari pagi memikul lemari ke sana-sini. Berat dan cuma satu. Marginnya paling berapa satu lemari. Itu pun belum tentu laku dalam sehari. Langsung teringat mendiang kakek saya yang juga selama hidupnya berjualan ke sana-kemari dengan memikul berat berjalan kaki berkilo-kilo.

Sesampainya di rumah segera lemari diturunkan. Saya sajikan minuman karena saya tahu pak tua itu capek. Ditawari makan berkali-kali tapi ia menolak.

“Dari mana asal pak?”
“Leuwiliang Bogor”.

“Ke sini sendirian pakai apa?”
“Bertiga diangkut mobil. Yang lain sudah laku lemarinya, tinggal saya doang. Mungkin karena saya sudah tua banyak berhentinya”, pak tua berujar sambil sedikit tersenyum.

“Emang berapa dapat untung dari satu lemari?”
“Gak banyak nak, lima puluh ribu. Kadang kurang dari itu”.

“Tiap hari begini jualan lemari atau gimana?”
“Nggak, paling seminggu sekali. Jualin punya orang. Sehari-hari sih buruh tani di kampung.”

“Punya anak berapa pak?”
“Sembilan”, jawab pak tua sambil tetap senyum.

“Banyak amat pak anaknya”.
“Iya, kan dulu gak seperti sekarang di-KB. Alhamdulillah, enam orang sudah berkeluarga tinggal tiga orang lagi. Sudah punya anak juga?”, tanya pak tua itu pada saya.

“Sudah. Tuh anak saya dua”, sambil menunjuk ke dua anak saya.
“Asli sini atau dari mana kampung?”, tanya pak tua itu lagi.
“Majalengka pak, istri Kuningan”.

Setelah minum pak tua yang mengaku nama Pak Rohim itu pun pamitan. Katanya tak bisa lama-lama karena harus cepat pulang nanti ditinggal oleh teman-temannya.
“Bareng saja pak ke depannya. Saya juga mau lewat situ lagi”, ujar saya sambil mengambil uang dari dompet yang tadi diambil dari ATM.

“Ini pak untuk lemarinya. Tak usah dikembalikan. Sisanya buat tahun baruan keluarga”.

Sebelum pergi saya tak lupa minta izin untuk bisa mengambil foto Pak Rohim dengan kamera saya:

14200807291717805839 
Pak Rohim, pak tua penjaja lemari (harjasaputra)

Setelah mengantar Pak Rohim ke tempat awal di dekat SPBU, saya kembali meneruskan perjalanan. Benar apa kata dosen saya, ia pernah bilang begini: “Itulah pentingnya harapan. Seorang kakek misalnya, tetap berjualan menjajakan es di saat hujan. Bukan ia tidak tahu orang tidak mungkin makan es di saat hujan, tapi karena ada harapan di dalam dirinya. Orang-orang seperti itulah yang harus kita hargai. Tetap semangat mengusung harapan meskipun secara logika tak masuk akal”.


 Sumber : http://sosok.kompasiana.com/2015/01/01/tahun-baru-dan-pak-tua-penjaja-lemari-694509.html

Heboh Info Percobaan Penculikan Anak di Mal


PARENTS! BEWARE!
Temen gw whatsappin gw, ini temennya sendiri yg ngalamin

Where: Mall Emporium Pluit
When: 29 Dec 2014 around 14.30
What happened:
Kami sekeluarga sdg naik eskalator menuju Kiddy Cuts di lt 2. Saya mendorong stroller, Nahla berdiri dua anak tangga di depan saya krn sblm naik eskalator dia duduk di stroller. Budiman menggendong Jacob, Noah berdiri di sampingnya. Kami semua berdiri di bagian kiri eskalator.

Lalu ada perempuan muda yang menyusuri tangga eskalator di sblh kanan. Usia sktr 25 thn, perawakan pendek agak gemuk berkulit sawo matang dan memakai baju blus kotak2 coklat dan jilbab hitam. Saya pikir dia memang buru2 mau naik duluan, makanya dia jalan di kanan. Tiba2 dia berhenti di sebelah Nahla, langsung menggandeng tangan Nahla dan saya lihat bibirnya gerak2 (sptnya bicara sama Nahla). Nahla hanya memandangi mbak ini spt bingung. Saya yang sambil memegang stroller langsung bersuara keras 'Hey ngapain? Gak usah gandeng2!!'

Saya pikir dibentak begitu dia akan lepaskan gandengannya. Ternyata dia malah makin membalikkan badan (posisinya makin memunggungi saya stlh sblmnya dia agak serong shg saya msh bisa liat saat dia bicara) dan gandengannya ke Nahla makin erat. Saya mulai panik tapi tdk bisa lepaskan pegangan pada stroller krn bisa jatuh dan saya tahu ada Budiman menggendong Jacob tepat di belakang saya. Kalau stroller jatuh pasti menimpa mereka. Saya bentak makin keras 'Hey! Hey ngapain kamu! Mau apa???' Mbak ini gak geming. Saya jerit ke Nahla 'Nahla, lepas tangannya! Turun sini ke sebelah Mama!' Saat itu kami sudah makin dekat ke ujung eskalator, sdh hampir sampai ke lantai dua.

Saya benar2 panik krn mbak ini benar2 pegang pergelangan tangan Nahla dgn erat. Nahla mulai bingung dan mulai panggil2 saya. Pas sampai di lantai dua, tiba2 Mbak ini dengan tangan yang bebas mau pegang tangan Nahla yang sebelah lagi. Saya teriak makin keras. Saya cuma ingat teriak HEY dan LEPAS berkali-kali. Pas Nahla sampai di lantai dua, jd sdh menginjak landasan lantai dua dgn aman, langsung saya dorong stroller dgn kencang. Pikir saya, biar aja Nahla kalau sampai jatuh krn saya dorong pakai stroller, paling gak akan bikin lbh susah kalo si mbam ini mau macem2 krn akan menarik perhatian. Suasana memang sdg agak sepi.

Pas di landasan lantai dua itu, keliatan bgt mbak ini mau tarik Nahla tp Nahla gak mau gerak maju; Nahla mulai nangis. Mbak ini gak mau lepas sama sekali. Bener aja krn saya dorong itu stroller, Nahla jd tertabrak. Dia gak jatuh (maklum, Nahla kan besar dan kokoh) tapi kakinya kena roda stroller. Saat itu saya udah benar2 marah, saya bentak sekeras2nya mbak itu 'MAU APA KAMU? LEPAS GAK?'

Berkali2 saya bentak itu (dr sejak msh di eskalator) dia sama sekali gak geming. Dia gak mau liat muka saya. Bahkan wkt sdh sampai di lantai dua itu, dia tetap buang muka dari saya dan TANGANNYA TETAP PEGANG PERGELANGAN TANGAN NAHLA!

Budiman sampai lantai dua, lgs nyamperin. Saat itu baru mbak ini lepas tangan Nahla dan pergi dgn cepat. Sekali pun dia gak mencoba melihat kami, benar2 buang muka seolah menghindari gak mau dilihat mukanya. Budiman lgs cek apakah Nahla ada yang luka (untungnya tidak); dia nangis krn kaget dan takut dengar saya teriak berkali2. Takut juga krn dia coba lepaskan tangan tapi mbak ini gak mau lepas.

Stlh Nahla berhenti nangis, saya tanya mbak tadi bilang apa ke Nahla. Nahla bilang 'Dia bilang ikut yuk ikut yuk.' Saya lgs lemas.

Sampai skrg saya msh gemeteran gak sangka. Nekat amat ini orang. Bersyukur gak terjadi hal2 yang lbh buruk.

Parents, please beware yaaa.. Never let your kids out of your sight, never let them wander off on their own. Banyak orang jahat yang mengintai anak2 kita.
Iya beneran... nekat

ternyata ada teman gue yang pernah mengalami hal hampir sama persis di farmers market MKG. Anaknya duduk di stroller, didorong ama nanny. Tau2 ada mbak berjilbab hitam juga, lgs samperin dan pegang tangan si anak sambil ajak ikut. Ternyata si anak terkancing sama belt stroller. Dan si MBAK INI BERUSAHA MEMBUKA BELT STROLLER!!!!! Si Nanny lgs teriak dan si mbak ini sama sekali gak geming.. Krn si belt gak berhasil dibuka, dia pergi...


Sumber : https://path.com/moment/2Oo938


-o0o-


Heboh Info Percobaan Penculikan Anak di Mal, Ini Tanggapan Pihak Manajemen

  
Jakarta, Kemarin (30/12) sempat beredar informasi di media sosial mengenai adanya percobaan penculikan di Emporium Pluit Mall, Jakarta. Menanggapi hal ini, pihak manajemen mal melakukan klarifikasi.

Informasi yang beredar menyebutkan bahwa seorang wanita yang diperkirakan berusia 25 tahun mencoba menculik gadis cilik saat tengah di eskalator. Melihat si penculik menggandeng paksa anaknya, ibu gadis ini berulang kali berteriak memperingkatkan si penculik. Namun ia bergeming dan baru melepas gandengan tangannya saat si ibu nekat mendorongnya dengan stroller.

"Kami selaku pengelola Emporium Pluit Mall langsung melakukan pengecekan terhadap CCTV dan melakukan investigasi atas kejadian yang disebutkan dalam pemberitaan yang ada di Detikcom tanggal 30 Desember 2014," ungkap Adv. Promotion & Public Relation Senior Manager Emporium Pluit Mall, Priscilla L. Moningka, dalam surat klarifikasi yang diterima detikHealth, Rabu (31/12/2014).

Menurut pihak manajemen mal, dari hasil investigasi yang mereka lakukan ditemukan beberapa fakta. Di antaranya adalah bahwa wanita yang dimaksud dalam pemberitaan tersebut adalah merupakan salah satu karyawan tenant yang ada di Emporium Pluit Mall.

Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut, karyawan yang bersangkutan mengaku bahwa ia hanya berinisiatif menolong anak perempuan yang berusia lebih kurang di bawah 5 (lima) tahun tersebut. Menurutnya gadis cilik ini sedang bermain-main di tangga eskalator naik menuju lantai 2 (dua) tanpa digandeng oleh orang tuanya, lantas ia berinisiatif menggandengnya supaya anak tersebut tidak terjatuh.

"Setelah mendapat teguran dari ibu anak tersebut, wanita tersebut langsung meminta maaf dan tidak menyangka kalau niat baiknya untuk menolong disalahartikan sebagai niat untuk menculik," tulis Priscilla.

Sampai berita ini diturunkan, wanita tersebut masih bekerja di tenant yang dimaksud oleh pihak manajemen mal.

"Menyikapi kejadian tersebut di atas, kami selaku pengelola mal menyarankan untuk setiap orang tua yang membawa anak kecil ke tempat umum untuk tidak membiarkan putra/putri bermain-main di eskalator/lift, selalu memegang tangan putra/putri saat menggunakan eskalator/lift. Bila ada hal-hal yang dirasa mencurigakan agar segera melapor ke pihak security agar segera bisa ditindaklanjuti," pesan Priscilla.



Sumber : http://health.detik.com/read/2014/12/31/154515/2791208/763/heboh-info-percobaan-penculikan-anak-di-mal-ini-tanggapan-pihak-manajemen