Apakah Anda tahu artinya
sidelined? atau
take something for granted? Ini merupakan beberapa pertanyaan yang ditanyakan oleh komunitas Learn English di
Facebook . Kami akan memberitahukan jawabannya kepada Anda!
Ivan Rabadan dari Argentina :
Bisakah kita mengganti kata 'used to' dengan 'would'?
Kita bisa menggunakan kata ‘used to’ atau ‘would’ untu membicarakan
tindakan di masa lalu dan terjadi secara reguler atau rutin dan sekarang
tidak terjadi lagi. Di beberapa situasi Anda bisa menggunakan ‘would’
atau ‘used to’:
I enjoyed living by the sea. Every Tuesday I would go for a walk
along the beach. (Saya senang tinggal di pinggir pantai. Setiap Selasa,
saya akan berjalan kaki menyusuri garis pantai)
atau :
I enjoyed living by the sea. Every Tuesday I used to go for a
walk along the beach. (Saya senang tinggal di pinggir pantai. Setiap
Selasa, saya biasanya berjalan kaki menyusuri garis pantai).
Contoh yang lain :
When I lived in Sydney I would play football every day. (Ketika tinggal di Sydney, saya bermain sepakbola setiap hari)
When I was at school I used to swim every morning before class.
(Ketika masih di sekolah, saya biasa berenang setiap pagi sebelum
pelajaran dimulai)
Dua contoh kalimat diatas membicarakan kondisi yang terjadi di masa
lalu dan sudah selesai terjadi saat pembicaraan terjadi. Sebagai catatan
ketika menggunakan kata ‘used to’ kita tidak harus menciptakan situasi
dengan menjelaskan kita sedang membicarakan sesuatu yang sudah terjadi
di masa lampau.
I used to watch this show all the time.
Namun ketika kita menggunakan ‘would’ kita harus menyatakan dengan
jelas kalau kita akan membicarakan sesuatu pada suatu ketika di masa
lalu.
When I was young I would watch this show all the time.
Harap diperhatikan juga kita tidak menggunakan kata ‘would’ dengan
kerja statif, yang menggambarkan situasi sebagai contoh : hate,
understand, love, be, know, live, seem or like.
Benar : We used to live in Sydney. ✓
Salah :
We would live in Sydney. ㄨ
Benar :I used to know this song. ✓
Salah :
I would know this song. ㄨ
Hamza Arif dari Maroko menanyakan :
Bagaimana menggunakan kata 'sidelined'?
Istilah ‘sideline’ berasal dari dunia olahraga.
Kata benda ‘sideline’ merujuk pada batas yang terdapat di lapangan olahraga.
Sideline juga digunakan sebagai kata kerja. Jika pemain dikatakan
‘sidelined’ mereka diberhentikan dari permainan dan hanya bisa
menonton.
She was sidelined by injury and missed the finals. (Dia harus
berada di pinggir lapangan karena cedera, sehingga tidak bisa tampil di
final).
‘Sideline’ juga digunakan secara luas untuk merujuk kepada siapa saja
yang dikeluarkan dari sebuah kegiatan dan ditempatkan di posisi yang
tidak penting.
No one listens to my advice, I feel as if I have been sidelined.
(Tidak seorang pun yang mendengar nasehat saya, saya merasa sekarang
terpinggirkan)
Sharique Zaidi dari India bertanya :
Apa makna dari kalimat 'it's up to you'?
Jika seseorang mengatakan ‘it’s up to you’ itu artinya Anda harus
membuat keputusan sendiri. Mereka juga akan mengatakan ‘the choice is
yours’:
You can wear whatever you like, it’s up to you. (Kamu bisa mengenakan apa saja yang kamu sukai, terserah anda)
It’s up to you to choose an essay topic. (Terserah anda memilih topik esai)
If you want to arrange some other accommodation it’s up to you. (Kalau kamu ingin mencari akomodasi lainnya, itu terserah kamu)
Pada beberapa konteks pembicaraan ‘it’s up to you’ juga bisa
digunakan dengan maksud ‘it’s your responsibility’ atau itu tanggung
jawab Anda:
You broke it, now it’s up to you to fix it. (Kamu yang merusaknya, sekarang tangggung jawab kamu untuk memperbaikinya)
Frase serupa dengan 'it's up to you' adalah ‘it’s down to you.’Jika
seseorang mengatakan ‘it’s down to you’ itu bermakna jika terjadi
sesuatu maka itu menjadi tanggung jawab Anda sendiri, dan Anda
satu-satunya orang yang bisa menyelesaikan tugas ini.
We have one chance to win this game. It’s down to you. (Kita
tinggal memiliki satu peluang lagi untuk memenangkan pertandingan. Ini
tergantung kepada kamu)
Fsalah Fakhri dari Morocco mengatakan:
Apa perbedaan antara 'fill in' dan 'fill out'?
Kita menggunakan ‘fill out’ atau ‘fill in’ ketika harus menulis atau mengetik informasi pada suatu formulir atau dokumen lain.
‘Please fill in the form and hand it to the doctor.’
‘Please fill out the form and hand it to the doctor.’
‘Fill in’ lebih sering digunakan dalam English British.
Sementara ‘Fill out’ umum digunakan dalam American English – namun di
Australia kita akan sering mendengar keduanya sering digunakan secara
bergantian.
‘Fill in’ juga memiliki beberapa makna lain. To ‘fill in’ kepada
seseorang berarti menggantikan mereka atau bertindak sebagai pengganti
seseorang.
Can you find someone to fill in for me while I’m away? (Bisakah kamu mencari pengganti saya di saat saya sedang tidak ada?)
Dan kata to ‘fill someone in’ bermakna memberikan informasi kepada seseorang atau memberitahukan mereka mengenai sesuatu.
Fill me in on all the news from your holiday. (Ayo ceritakan apa saja yang terjadi selama liburan kamu)
Rahiman Rehman dari Texas bertanya:
Bagaimana menggunakan frase 'take for granted'?
Jika kita mengatakan ‘take something for granted’ itu artinya kita
tidak menganggap atau menghargai nilai dari sesuatu yang dimaksud
lantaran sudah sangat biasa terjadci di sekitar kita.
He has lived close to the beach for so long that he takes it for
granted. (Dia sudah tinggal begitu lama di dekat pantai, sehingga sudah
sangat terbiasanya dengan segaja yang terjadi)
She takes for granted all the work her mother does to pay her school fees.
(Dia tidak perduli dengan apa yang dikerjakan oleh ibunya untuk bisa
membayar uang sekolahnya, seolah-olah itu merupakan tugas yang dilakukan
seorang ibu).
Jadi kata ‘take someone for granted’ itu artinya memperlakukan seseorang dengan buruk atau membeda-bedakannya.
Sementara to ‘take something for granted‘ bisa bermakna menyimpulkan suatu keadaan.
He takes for granted that we will clean up after he cooks. (Dia
selalu berkesimpulan bahwa kita akan membersihkan dapur setelah dia
memasak).
Saleem Abacha dari Pakistan bertanya:
Bagaimana kita menggunakan kata 'either' dan 'neither'?
Kita menggunakan ‘either’ setelah kata kerja negatif dan ketika kita hendak menyatakan persetujuan dengan pendapat negatif.
A.
I am not going to watch the football.
B. I’m not either.
Kita menggunakan ‘neither’ untuk memberi persetujuan atau kesepakatan atas penyataan negatif:
Kita bisa menempatkan kata ‘neither’ diawal sebelum kata positif, dan diikuti kata kerja sebelum subjek.
A.
I am not going to watch the football.
B. Neither am I.
‘Either’ bisa juga digunakan untuk merujuk pada pilihan antara dua hal. atau mengajukan dua pilihan.
We can either have apple juice or orange juice. Which do you prefer?
Jika Anda belum memiliki pilihan dari dua opsi yang ditawarkan maka Anda bisa mengatakan.
Either one is fine.
‘Neither’ bisa digunakan untuk menolak dua kemungkinan.
Neither. Can I have water instead?
Perhatikan kata ‘either’ jika dipasangkan dengan ‘atau/or’ ketika mempresentasikan dua alternatif :
Either John or Michelle will cook dinner. (Mungkin John atau Michelle yang akan memasak untuk makan malam)
Namun kita menggabungkan ‘neither’dengan ‘nor’ ketika dia mewakili dua alternatif.
Neither John nor Michelle are very good cooks. (Baik John dan Michelle bukan koki yang hebat)
Source : http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=280815