Friday, October 4, 2013


6 Hal yang “Paling”

1. Paling Tajam
Yang paling tajam di dunia adalah “Lidah” manusia. Karena melalui lidah, manusia dengan mudah menyakiti hati, melukai perasaan bahkan memfitnah orang lain.

2. Paling Jauh
Bulan, Bintang, bahkan Matahari memang jauh dari kita, tapi yang paling jauh adalah “Masa lalu”. Bagaimanapun kayanya kita, kita tidak akan bisa kembali kemasa lalu.

3. Paling Besar
Bukanlah... Gunung yang paling besar di dunia. “Nafsu” adalah hal yang paling besar, banyak sekali manusia yang tak mampu mengendalikan hawa nafsu nya sehingga ia melakukan hal hal yang tidak dibenarkan sekalipun.

4. Paling Berat
Hal yang paling berat bukanlah Besi ataupun seekor Gajah. “Berjanji” adalah hal yang paling berat karena sebagai manusia kita sering sekali mudah mengucapkan janji namun sulit melaksanakannya.

5. Paling Ringan
Walaupun kapas dan debu begitu ringan, tapi sebenarnya yang paling ringan adalah “Meninggalkan Ibadah”. Itulah mengapa banyak sekali yang sering melupakan hal yang sebenarnya sangat penting yaitu beribadah.

6. Paling Dekat
Sedekat apapun kita dengan Sahabat bahkan dengan orangtua sekalipun, tetap saja yang paling dekat dengan diri kita adalah “Kematian”, sebab “Kematian” adalah pasti adanya, walaupun kita tak pernah tau kapan ia datang menghampiri kita.
 
 

Chin Swee Temple, Cahaya di Genting


 
Apa yang pertama kali terlintas dalam pikiran kita saat mendengar tempat bernama Genting di Malaysia?
 
Ya, bagi sebagian orang pasti berpikir sebuah kasino yang sangat besar di Malaysia. Sebagian besar wisatawan yang datang ke Genting memang memiliki tujuan untuk “berkunjung” ke kasino di wilayah tersebut. Namun seperti halnya tempat yang gelap adalah tempat yang paling membutuhkan cahaya, terdapatlah sebuah vihara yang indah dan megah di wilayah Genting tersebut yang seakan memberikan cahaya.
 
Chin Swee Temple, menjadi sebuah ‘cahaya’ yang sangat indah di Genting. Vihara Chin Swee terletak di bawah terminal bus di Genting. Semua kendaraan dari Kuala Lumpur yang menuju Genting akan sampai di terminal bus ini. Untuk menuju Vihara Chin Swee ini, terdapat shuttle bus yang mengantarkan kita ke vihara tersebut secara gratis. Dengan kedatangan shuttle bus setiap 15 menit sekali dimana jam kedatangannya tercantum di papan pengumuman terminal bus, para wisatawan menjadi sangat dimudahkan untuk menuju Vihara Chin Swee ini.
 
Sampai di perhentian bus di Vihara Chin Swee, kita akan melihat sebuah toko dan restoran vegetarian. Setiap tempat di dalam vihara tersebut dapat kita capai dengan menggunakan lift. Jadi kita tidak perlu lagi capek jalan kaki ataupun naik tangga. Vihara ini sendiri terdiri dari 13 lantai, namun tidak semua lantai memiliki altar untuk berdoa.
 
Di lantai satu kita akan menemukan altar Dewa Empat Penjuru Mata Angin beserta rupang Dewa Kwan Kong dan Dewa Er Lang. Di lantai tujuh kita akan menemukan altar juga dengan rupang Ksitigarbha Bodhisattva. Namun yang paling mengesankan adalah di lantai 13. Di tempat yang paling tinggi ini, kita akan disambut dengan rupang Buddha yang sangat besar. Di depan patung Buddha tersebut terdapat rupang Delapan Dewa yang sedang bersenda gurau.
 
 
Terletak di sebelah kiri dari rupang Buddha, kita akan menuju jalan yang menanjak bertuliskan ‘Journey to Enlightenment’ atau perjalanan menuju pencerahan, yang sekali lagi jalanannya dibuat tanpa adanya anak tangga satu pun. Hal ini menjadikan perjalanan menanjak sangatlah nyaman dan tidak melelahkan bagi para orang yang berusia lanjut.
 
Dalam jalan menanjak ini, kita akan diperlihatkan neraka-neraka tempat para makhluk mengalami penyiksaan akibat dari perbuatan buruk yang ia lakukan semasa hidup di dunia. Hal ini mengajarkan kita tentang akibat apa yang dapat ditimbulkan dari perbuatan buruk yang kita lakukan dan juga membuat kita untuk lebih mengendalikan diri dalam pikiran, ucapan, dan perbuatan kita semasa hidup.
 
Selesai dari jalan menanjak itu, kita akan melihat sebuah rupang Avalokitesvara Bodhisattva atau yang lebih dikenal dengan nama Dewi Kwan Im. Rupang ini memiliki ukuran yang hampir sama dengan rupang Buddha yang di bawah. Kedua rupang ini menjadi objek utama bagi para wisatawan untuk berdoa dan tentu saja berfoto.
 
Di jalan selanjutnya, kita akan menemukan rupang permaisuri dari Kaisar Langit dengan para dayang-dayangnya. Semakin kita berjalan kita akan melihat rupang dari 3 dewa: Fu, Lu, Shou (Kebahagiaan, Kekayaan, dan Umur Panjang), dan rupang dari legenda pendeta Tong Sam Cong beserta para muridnya, Sun Go Kong, Chu Pat Kay, dan Sa Cheng serta kuda putih.
 
 
Secara keseluruhan pemandangan Vihara Chin Swee ini sangat indah dan memberikan rasa kagum bagi para wisatawan yang datang. Tidak lupa juga terdapat patung pendiri Vihara Chin Swee ini dengan kata-kata bijak bertuliskan Mandarin di sampingnya yang memiliki arti, “Jika manusia memiliki keinginan dan keyakinan yang kuat atas apa yang diinginkan, Tuhan (alam semesta) akan selalu memberikan jalan.”
 
Setelah puas berkeliling dan berfoto di tempat tersebut, kita akan dapat kembali ke terminal bus di atas dengan menggunakan shuttle bus yang sama. Dengan segala keindahan yang dimiliki oleh Vihara Chin Swee ini, menjadikan sebuah tempat yang wajib untuk dikunjungi ketika kita pergi ke Malaysia.
 
Sangatlah menyenangkan untuk mengunjungi Vihara Chin Swee ini, dengan segala kemudahan transportasi, struktur bangunan yang nyaman untuk pejalan kaki, dan rupang-rupang penuh keagungan disertai dengan pemandangan alam yang indah, menjadikan perjalanan ke vihara ini tidak hanya sebuah perjalanan wisata, namun juga dapat menambah keyakinan kita.
 
 
 
by Robin Dharmawan
 

Tak Kuhadiri Reuni, Sebab Aku Miskin


Booming Facebook, Booming Reuni
Ini semua gara-gara Facebook. Hebat betul media sosial yang satu ini mempengaruhi bahkan mengubah hidup manusia. Bayangkan saja, teman sekolah,  teman sepermainan waktu kecil, mantan kekasih, mantan teman satu kantor, sanak
saudara, yang sudah puluhan tahun tak berjumpa, yang kita pikir sudah hilang ditelan bumi, tiba-tiba dalam hitungan minggu atau bulan saja, sudah  ditemukan, bahkan sudah bisa kontak lagi. Ini benar-benar sebuah keajaban dunia maya !
 
Booming Facebook, diikuti dengan maraknya penyelenggaraan acara reuni, sebab pertemuan di dunia maya dirasa tak cukup lagi memuaskan rasa rindu pada teman di masa lalu.  Beragam undangan reunipun berdatangan, dari reuni SD hingga reuni kantor. Sayangnya tidak seluruh undangan reuni itu  bisa kita hadiri  karena berbagai alasan.
 
Selalu ada perasaan yang sama manakala kita menghadiri acara reuni : perasaan bahagia ketika rindu terobati ,saat akhirnya dapat berjumpa lagi dengan sahabat tercinta yang telah hilang bertahun-tahun. Rasa haru biru yang menyelinapi hati saat menyalami Bapak dan Ibu Guru   yang sudah sepuh, juga suasana nostalgia yang begitu melenakan, yang membuat kita tak ingat umur, terlupa sejenak bahwa kita kini sudah menjadi orang tua. Obrolan dan canda tawa yang terjalin, sangat menghanyutkan kita ke masa muda, saat kita masih sekolah dulu. Ah asyiknya ..
 
Tak menghadiri reuni sebab miskin
Dalam sebuah kunjungan ke rumah famili saya di Bandung, saya terlibat obrolan serius dengan seorang kerabat dekat saya. Kerabat saya itu seorang laki-laki yang usianya lebih muda beberapa tahun dibawah usiaku. Pekerjaan sehari-harinya adalah berjualan bensin eceran di sebuah kios kecil di pinggir jalan raya di kota Bandung. Sebut saja nama kerabatku itu Fahmi.
 
Dengan pekerjaan seperti itu, tentu saja Fahmi tidak bisa membuat keluarganya (istri dan ketiga anaknya ) hidup nyaman berkecukupan secara materi. Itu terlihat dari rumah beserta isinya yang sangat sederhana dan terkesan seadanya. Dan disini, di atas sehelai karpet di ruang keluarga yang sempit, kami berbincang hangat tentang segala hal, maklum sudah lama tidak bertemu.
 
Kebetulan saya dan Fahmi satu sekolah saat di SD dulu. Kepada Fahmi saya menyampaikan rencana acara reuni akbar SD untuk semua angkatan yang akan dilaksanakan selepas Lebaran nanti. Mendengar kabar itu, Fahmi hanya terdiam dan tampak tercenung. Tadinya saya tidak terlalu memperhatikan perubahan air mukanya. Namun setelah mendengarkan kata-katanya, gantian sayalah yang tercenung cukup lama
 
” Aku tak akan menghadiri acara reuni dimanapun, sebab aku miskin “
 
Kata – kata yang keluar dari mulutnya terdengar begitu lirih dan sedih. Saya terhenyak mendengarnya, namun sudah dapat menduga kelanjutan kalimatnya.
“ Aku malu pada teman-teman yang sudah kaya dan sukses “
 
“ Apa hubungannya reuni dengan kaya- miskin ? ayolah datang ! yang penting silaturahminya. Lagi pula tak akan ada orang yang bertanya-tanya apakah kita ini kaya atau miskin ! “, bantahku. Bantahan yang aku tahu terdengar sangat klise dan sangat naïf jika tidak dapat dikatakan bodoh.
 
Fahmi hanya tersenyum, menghela nafas, dan menggeleng. “ Aku nggak akan datang “. Pembicaraan tentang reunipun berhenti sampai disitu, tak dilanjutkan lagi sampai saya dan suami pamit pulang.
Pertanyaan - pertanyaan yang membuat rikuh …
Apa yang pertama kali ditanyakan di acara reuni, saat pertama kali berjumpa dengan teman-teman yang sudah lama sekali tidak bertemu ? apakah pertanyaan seputar : sekarang tinggal dimana ? sudah married ? anaknya sudah berapa ?. Mungkin terdengar seperti pertanyaan biasa saja, basa-basi  normal yang acap kali terlontar dalam setiap pergaulan. Namun bahkan pertanyaan sesederhana  itu menjadi sangat sensitif bagi sebagian orang yang (mohon maaf) belum mendapatkan jodohnya sementara usia semakin menua umpamanya, atau bagi pasangan yang belum mendapatkan keturunan padahal sudah bertahun-tahun menikah. Jadi jangankan pertanyaan soal kaya atau miskin ( yang mana pertanyaan seperti ini mustahil dilontarkan dalam keadaan serius), perkara sudah menikah dan memiliki keturunan saja sudah cukup membuat sebagian orang enggan menghadiri acara reuni, karena merasa malu dan minder.
 
Katakanlah pertanyaan -pertanyaan standar sudah terlampaui, lalu masuklah kita pada pertanyaan berikutnya, yakni soal pendidikan, soal pekerjaan, soal karir, dsb. Nah disinlah letak permasalahannya. Ketika pembicaraan sudah menyangkut masalah-masalah itu, akan ada teman-teman yang merasa sangat enggan untuk menjawab, karena merasa minder, sebab pendidikan dan pekerjaannya tak terlampau bergengsi, tak terlampau berkelas dan menghasilkan income yang besar untuk dibanggakan. Beberapa teman lagi memilih menghindar dengan tidak menghadiri reuni, daripada harus menghadapi pertanyaan-pertanyaan serupa itu.
 
Kadang Reuni Memang menjadi Ajang Pamer
( Ukuran Kesuksesan Kaum Hedonis  : HARTA )
 
Saya tidak dalam kapasitas menilai acara-acara reuni yang sudah saya hadiri, karena saya sangat menghargai teman-teman yang sudah bersusah payah menyelenggarakan acara tersebut, dan sebab saya sangat menghormati teman-teman saya. Lagi pula  semua acara reuni yang saya hadiri, jauh dari kesan hedonik.
 
Namun di luar itu, kita melihat betapa banyak reuni yang digelar dengan sangat megah di hotel-hotel berbintang, dengan acara dan sajian makanan minuman serba mewah dan melimpah, lebih mirip sebuah pesta ketimbang reuni. Oh ya tentu saja mereka yang hadir adalah orang-orang yang sudah sukses, sudah kaya raya, atau sudah menjadi pejabat atau tokoh ternama di negeri ini. Terlihat dari penampilan mereka yang serba gemerlap , juga terlihat dari deretan mobil mewah yang terparkir di pelataran hotel, dengan petugas keamanan dan kepolisian berseliweran di sekitar area reuni.
 
Apakah mereka teman-teman kita ? ya tentu saja, mereka adalah teman-teman kita, teman sekolah kita. Bahkan mungkin saja mereka adalah teman sebangku kita, yang terbawa nasib menjadi orang yang sukses secara duniawi. Perkara mereka telah terlihat bak penduduk negeri langit, jangan lupa sudah berapa masa kita tak berjumpa dengan mereka ? jangan lupa juga, waktu yang telah lama terlampaui membuat manusia berubah. Tak hanya fisiknya, namun sifat dan karakternya pun bisa saja berganti.
 
Tak usah heran jika kemudian dalam kesempatan reuni, kita menemukan teman karib kita begitu membanggakan penampilannya yang serba wah, menceritakan dengan penuh semangat perawatan wajah yang dia jalani, tatkala teman-teman yang lain memuji kemulusan kulitnya. Menceritakan dengan sumringah perjalanan-perjalanan bisnisnya ke kota-kota besar dunia , seraya mempermainkan tali tas Hermesnya yang berharga puluhan juta. Jika sudah begini, tak ada gunanya kita membanggakan anak kita yang hafal 5 juz Al Quran, atau juara Olimpiade Fisika, atau rasa syukur karena anak kita diterima di perguruan tinggi negeri. Tak ada manfaatnya, karena sama sekali bukan itu ukuran kesuksesan kaum hedonik.
 
Lebih banyak teman-teman yang kurang beruntung
 
Lalu bagaimana dengan teman-teman yang belum sukses ? bagaimana dengan teman-teman yang bekerja mencari nafkah membanting tulang menjual bensin eceran dan tambal ban seperti Fahmi ? yang tinggal di rumah kontrakan terselip di pelosok gang sempit yang kumuh dan pengap ? yang hanya memiliki kendaraan sepeda motor cicilan ?. Apakah orang-orang seperti Fahmi akan memiliki cukup keberanian untuk hadir ke acara reuni semegah itu ? Fahmi tidak berani, dan saya rasa banyak orang seperti Fahmi yang juga tak cukup memiliki nyali untuk melakukannya.
 
Saya sangat memaklumi perasaan Fahmi. Sebab bagi orang yang tidak mampu, pembicaraan tentang kelimpahan materi di antara teman yang sukses hanya akan melukai perasannya. Dia mungkin tidak merasa iri dengan keberhasilan teman-temannya, tapi dia jelas merasa sedih. Betapa tidak merasa sedih, jika dilihatnya teman-teman sepermainannya hidup serba berkecukupan, sementara dia serba berkekurangan ?
 
Saya jadi berpikir, pantas saja acara- acara reuni yang saya datangi,  hanya dihadiri sebagian kecil saja dari jumlah keseluruhan yang tercatat dan seharusnya hadir. Kemanakah gerangan teman-teman yang lain ? mengapa tidak ada kabar beritanya ?. Tadinya saya berpikir, mereka mungkin sibuk, atau terkendala jarak yang jauh. Namun  melihat Fahmi, saya jadi berpendapat lain. Mungkin karena mereka yang tidak hadir itu memiliki alasan yang sama dengan Fahmi : merasa malu menghadiri reuni karena miskin.
 
Seharusnya persahabatan tidak terhalang status sosial
Saya tetap merasa bersyukur, karena sebagian besar  teman-teman saya tidak  berkelakuan aneh, meski mereka telah sangat sukses dari segi materi dan status sosial di masyarakat. Hanya segelintir saja yang bersikap sangat ajaib, kalau tidak bisa dibilang norak dan berlebihan dalam memamerkan kekayaannya. Mereka ini sangat tidak empatif terhadap orang-orang yang kesusahan.
 
Bagi orang yang memiliki kecerdasan sosial yang tinggi, harta sama sekali bukan ukuran kesuksesan, dan sama sekali bukan syarat bagi terjalinnya sebuah pertemanan. Dari dulu sampai kapanpun, teman tetaplah teman, tak boleh ada yang menghalangi, apalagi hanya sekedar harta yang sifatnya sementara.
Saya hanya ingin mengatakan bahwa reuni tidak pernah salah. Yang salah adalah segelintir oknum hadirinnya. Hadirin yang berlagak jadi orang yang paling penting sedunia, yang bersikap mentang-mentang. Orang-orang seperti inilah yang membuat teman-teman yang kurang beruntung, menjadi enggan hadir, dan menyebabkan tujuan reuni tidak tercapai.
 
Sementara pendapat saya bagi teman-teman yang enggan menghadiri reuni karena faktor ketiadaan harta, percayalah bahwa sebagian terbesar dari kami adalah orang-orang yang memandang persahabatan adalah sesuatu yang sangat bernilai dalam hidup kami. Tak perlu malu menghadiri reuni hanya karena ketiadaan harta, karena kami tak peduli. Kami hanya rindu padamu, kami hanya ingin mendengar kabar, bahwa engkau tetap sehat dan penuh semangat dalam mengarungi kehidupan ini. Selebihnya, tak penting lagi.
 
Tentu saja kami mengerti perasaanmu, perasaan tidak setara dihadapan teman-teman yang lain. Tapi ingat, engkau tidak mengetahui apa yang telah kami lalui dalam puluhan tahun hidup kami. Dan jika engkau menganggap kami berhasil, kami merasa bersyukur. Namun engkau juga harus tahu, bahwa ukuran keberhasilan dan kebahagiaan  kami, bukan semata-mata sebanyak apa harta yang kami miliki. Kami hanya ingin berteman denganmu, selamanya :)

13 Tips Menghindari Pencurian HP

 1. Tangkap pencuri HP, gebukin rame-rame trus bawa ke kantor polisi.

 2. Pasang alarm sensor suara, infra-red, getaran, ultrasonik, dan sebagainya di sekitar HP.

 3. Kamuflase-kan HP, misalnya dibungkus daun pisang, biar dikira pepesan.

 4. Pakailah HP Siemens S4 (atau yang bentuknya seperti itu), trus taruh di dapur, pasti pencuri nyangka itu ulekan sambel.

 5. Taruh HP di rumah, bawa pager, minta Doi kirim message lewat pager, supaya cepat-cepat pulang kalau HP-nya bunyi.

 6. Beli HP mainan di lampu merah, pajang di dashboard mobil, HP yang betulan diumpetin.

 7. Pakai HP 3 in 1, maksudnya satu HP untuk tiga orang, disamping irit, banyak yang ngejagain dan juga bermanfaat untuk menjalin kekompakan antar teman, karena kemana-mana harus sama-sama.

 8. Pilihlah HP model one touch button, biar pencuri bingung makainya. Kalau HP model begini nggak ada di pasaran, ya... berarti memang belum diproduksi.

 9. Pilihlah HP model lama yang ukurannya segede gajah. HP model begini akan gampang melacaknya, karena udah jarang yang punya.

 10. Di rumah/komplek, bikin siskamling antara sesama pemilik HP.

 11. Jangan pakai HP. Pasti pencurinya akan nyolong yang lainnya. Jadi ikhlasin aja TV, kulkas, perhiasan, dll. buat dicolong. Yang penting kan nggak kecolongan HP.

 12. Minta sama tentara sedikit bahan peledak semtex (C4), letakkan didalam HP Anda, biarkan dicuri orang. Tunggu berita di koran mengenai mayat tanpa kepala, pasti itu pencuri HP.

 13. Pilih jenis HP yang menggunakan kabel (non-wireless).

 Catatan:
Kalau masih saja kecolongan HP walau sudah mencoba ke-13 tips di atas, saya sarankan ganti saja HP Anda dengan "kentongan"
 
 

10 TIPS MENGGUNAKAN HP YG BENAR


SEPULUH TIPS MENGGUNAKAN HP YG BENAR


 1. Jangan menggoyang-goyangkan HP saat sinyal lemah/tdk ada.
Hal ini akan membuat si HP pusing & mual. Tempelkan saja di ujung menara, sekalian si HP berjemur agar lebih sehat.

2. Jangan mencharge HP terlalu lama (saat baterai sudah full). 
Hal ini akan membuat baterai anda bunting/melembung. Jika itu terjadi, belum tentu anda mau bertanggung jawab & menikahinya.

3. Jangan terlalu sering bermain game di HP.
Cobalah serius dengannya. Di dunia ini tak ada yg mau dipermainkan.
Syukur kalau bisa langgeng sampai ke anak cucu.

4. Jangan terlalu keras memencet keypad atau layar sentuh HP anda.
Kecuali HP anda sedang pegal-pegal.

5. Cucilah HP anda seminggu sekali agar bersih dari noda, bau & virus.
Bayangkan jika anda tidak mandi seminggu. Begitu juga dengan HP anda.

6. Pakaikan jaket yang tebal pada HP anda.
Hal ini akan membuat HP anda lebig nyaman, tahan masuk angin & pilek.

7. Jangan terlalu sering mengisi pulsa dengan yang murahan/BM.
Hal ini akan membuat HP anda minder. Semakin mahal semakin tinggi harga dirinya.

8. Gunakan Facebook bersubsidi (0.facebook).
Hal ini akan menghemat pulsa anda yang mana HP masih kreditan.

9. Jangan penuhi HP anda dengan sms dari selingkuhan.
Jika ketahuan pacar/pasangan anda, maka sudah bisa dipastikan akan melayang nyawa HP anda (mungkin juga anda).

10. Jika anda sedang kesal, lemparlah HP pada tempat yang emfuk.
Hal ini akan menghindarkan HP anda dari patah hati/tulang.
Mana biaya RS sekarang mahal lagi.....

SEMOGA BERMANFAAT..