Wednesday, September 28, 2011

Kakek Hong Zai Hong, Dermawan ke-46 se-ASIA versi majalah Forbes -- Hidup sederhana dan hemat utk menyumbangKakek Hong Zai Hong, Dermawan ke-46 se-ASIA versi majalah Forbes

Kakek Hong Zai Hong, Dermawan ke-46 se-ASIA versi majalah Forbes -- Hidup sederhana dan hemat utk menyumbang


Hidup Melarat, Kakek Ini Dermawan Sejati


 
VIVAnews - Sungguh mulia lelaki tua veteran perang di Taiwan ini. Dia rela hidup melarat, makan dan berpakaian seadanya, bahkan tidak memedulikan kesehatannya, demi menabung untuk disumbangkan ke fakir miskin.

Adalah Hong Zhong Hai, kakek 82 tahun yang pernah berlaga di perang saudara China, ditahbiskan masuk ke dalam jajaran 46 orang paling dermawan se-Asia Tenggara versi majalah Forbes. Bukannya tidak beralasan, kendati renta, dia rela berkorban demi kepentingan orang banyak.

Tahun lalu, kakek kelahiran Anhui Huoqiu, China, ini menyumbangkan tabungannya sebesar NT$6 juta atau sekitar Rp. 1,78 miliar pada mereka yang membutuhkan. Ia juga sering membantu menyokong hidup janda kawan-kawannya di medan perang.

Menurut kisah yang diungkapkan Peter Wey, seorang diplomat Taiwan di Jakarta, 7 Juli 2011, Hong tidak pernah merasa cukup menyumbang. Dia berpikir bahwa uang yang sudah dikeluarkannya itu masih belum cukup besar. "Saya ingin hidup lebih lama lagi, sehingga saya bisa memberi lebih," kata Hong.

Keadaan Hong saat ini telah payah. Dia berjalan menggunakan skuter listrik sejak jatuh dari sepeda pada 2006 dan mengalami cedera tulang belakang pada 2011. Ia juga menderita penyakit pikun atau demensia dan mengalami kesulitan bicara. Namun, jika bicara soal sumbangan, dia bisa menjelaskan panjang lebar.

"Hidup saya sangat sederhana. Saya menghemat untuk diri sendiri, namun bersedia menyumbang." Kata Hong.

Hong ikut wajib militer menggantikan sang kakak tahun 1945, saat usianya baru 16 tahun dan baru enam bulan menikah. Ia pun terjun dalam perang saudara, perang bom tahun 1958, dan sederet perang lainnya.

Saat pulang kampung untuk pertama kalinya pada 1987, Hong mendapati istrinya telah menikah dengan orang lain. Sejak itu ia tidak menikah lagi dan memilih untuk hidup sendiri. Hong telah  pensiun dari dunia militer dan tinggal sendiri di kota Hualien, Taiwan timur, terpisah dari saudara-saudara kandungnya.

Kehidupannya yang sederhana di rumah ini mencengangkan seorang perawat yang berkunjung ke rumahnya. "Saya melihat handuk yang sudah robek seperti sarang laba-laba, tetapi dia tidak ingin menggantinya. Ada pula sayur kubis yang dimasukan kedalam penanak nasi listrik sampai lunak, bersama ikan kalengan dan roti kukus dimakannya yang selama seminggu. Usai makan ia hanya mengonsumsi empat butir anggur." ujar si perawat.

Perawat tersebut mengatakan biaya hidup Hong setiap bulan ternyata kurang dari NT$ 1000 (sekitar Rp. 297.000). Sebagian besar uang tunjangan pensiun Hong ditabung untk disumbangkan di kemudian hari.

Pernah ada seorang ibu dan anak yang pernah menerima bantuan Hong, datang dari dusun Xiulin membawa sup ikan untuk Hong sebagai bentuk terima kasih. Ketika menyuapkan sesendok sup kemulutnya, dengan terharu Hong berkata, "Sup ini adalah makanan paling lezat yang pernah saya cicipi."

Hong menyatakan masih ingin menyumbangkan uangnya untuk membantu lebih banyak orang, namun pihak rumah sakit menyarankan Hong agar menggunakannya untuk kepentingan medisnya.
"Hong Zhong Hai masih membutuhkan perawatan, menyewa perawat sehingga kami menyarankan untuk sementara menyimpan uangnya. Ia sendiri susah berjalan, tetapi tidak bersedia membeli kursi roda listrik," ujar pihak rumah sakit.(np)

 
 Sumber : http://us.wap.vivanews.com/news/read/231736-kakek-ini-rela-melarat-demi-menyumbang

Asked for promotion

Send this to Your Boss


Hi Boss,

People who do lots of work... make lots of mistakes

People who do less work... make less mistakes

People who do no work... make no mistakes

People who make no mistakes... gets promoted

That's why I spend most of my time open facebook & playing games at work.... I need a promotion !

The Heart Won't Lie


Looking back over the years
Of All the things I've always meant to say
But words didn't come easily
So many times through empty fears
Of all the nights I tried to pick up the phone
So scared of who might be answering

You try to live your life from day to day
But seeing you across the room tonight
Just gives me away

'Cause the heart won't lie
Sometimes life gets in the way
But there's one thing that won't change
I know I've tried
The heart won't lie
You can live your alibi
Who can see you're lost inside a foolish disguise
The heart won't lie

Long after tonight
Will you still hear my voice through the radio
Old desires make us act carelessly
Long after tonight, after the fire
After the scattered ashes fly
Through the four winds blown and gone
Will you come back to me?

You try to live your life from day to day
But seeing you across the room tonight
Just gives me away

'Cause the heart won't lie
Sometimes life gets in the way
But there's one thing that won't change
I know I've tried
The heart won't lie
You can live your alibi
Who can see you're lost inside a foolish disguise
The heart won't lie


Artist : Reba McEntire with Vince Gill
Song : The Heart Won't Lie


Video clip : http://www.youtube.com/watch?v=YL-hSSZn5Pc



You really can’t deny when you’re in love no matter what you do.
Even if you try not to be affected, you just can’t.
It just show that your MIND CAN DENY BUT HEART WON’T LIE...

FACEBOOK oh FACEBOOK

INTERMEZO, penghilang kantuq… (Asli kudu mesti dibaca !!)


Kejadian ini bermula ketika secara tak sengaja aku berpapasan dengan tukang Mie Ayam keliling yang biasa beredar di depan rumah.
Siang itu, kulihat dia tengah berasyik masyuk di pinggir jalan, cekikikan sambil melihat sesuatu yang ada di tangannya.
Bahkan saking asiknya, gerobak mie ayam itu ditinggalkannya begitu saja, seakan mengundang pemulung jail untuk mengangkutnya

Karena penasaran, diriku pun bertanya,
"Mas Jason (panggil saja demikian, karena dia sering dipanggil Son ama pelanggannya "Son.. mie ayamnya siji maning sooon.."), sedang apa kok asik bener di pojokan?" tanyaku

"Eh mas ganteng...( satu hal yang aku suka dari Jason adalah : Orangnya suka bicara Jujur !), ini mas, lagi update status !!..."

WADEZIG!!

"weehhh... njenengan fesbukan juga to??" tanyaku heran

"Ya iyalah mas... hareee geneee ga fesbukan?!.. .
Lagian kan lumayan juga buat menjaring pelanggan lewat fesbuk, kata pak Hermawan Kertajaya kan dalam berdagang kita harus selalu melakukan diferensiasi termasuk dalam hal pemasaran mass.. "

GLEK!! kalah gw..
Gw yang sering naik Kereta ke jawa aja gak tau kalo ada yg namanya Hermawan Kereta Jaya.

"emang mas statusnya apa?", tanyaku penasaran.

"nih mas aku bacain :
Promo Mie Ayam, beli dua gratis satu mangkok, beli tiga gratis nambah
kuah, beli empat gratis timbang badan... takutnya anda obesitas...segera saya tunggu di gang Jengkol, depan tengkulak Beras Mpok Hepi.
Mie Ayam Jason : Melayani dengan Hati... ampela, usus dan jeroan ayam lainnya.."

GUBRAK!!
Dua kosong untuk mas jason...
Gw yg uda lama fesbukan aja ga bisa bikin status se atraktif dia..

Tapi ada yg aneh pas kulirik ke henpon yang dia pake aku kira henponnya blekberi atau minimal nokia seri baru yang uda bisa
pake internetan

Selidik punya selidik, ternyataa... henponnya lawas bin jadul...
HP yang masih monokrom, suara belum poliponik, dan masih pake antena luar kayak radio AM

"mas, tapi kok bisa update fesbuk pake henpon sederhana gitu? (bahasa halusnya henpon lawas) Gimana caranya??"

"Owwh.. gampang mas, saya tinggal nulis statusnya lewat SMS lalu kirim ke Tri ?", jawab dia datar

"Ohh.. mas nya pake Kartu Three ya? Yang gratis internetan itu?"

" Bukaaaan mas, Tri itu lengkapnya Tri Ambarwati...
Dia itu pacar saya, sama-sama dari Tegal, yang kerjaannya jagain Warnet 24 Jam !
Jadi kalo butuh update, tinggal sms dia aja nanti dia yang gantiin status saya, Lha wong dia tiap hari di depan komputer jagain warnet. Paling sebagai balesannya saya gratisin mie ayam seminggu sekali... murah to..."

Mendadak kepalaku pusing,
Bagaikan menderita dehidrasi akut sekaligus hipotermia tingkat tiga, aku limbung mendengar jawaban spektakuler dari mas jason...
BRUK!!

"lho mas.. mas... jadi beli mie ayam ndak...kepriben iki?"

MAU UPDATE STATUS GRATIS

PAKE TRI

MAU ???




Gubrak !!!!!!!

RODA KEHIDUPAN

Suatu ketika, ada sebuah roda yang kehilangan salah satu jari-jarinya. Ia tampak sedih. Tanpa jari-jari yang lengkap, tentu, ia tak bisa lagi berjalan dengan lancar. Hal ini terjadi saat ia melaju terlalu kencang ketika melintasi hutan. Karena terburu-buru, ia melupakan, ada satu jari-jari yang jatuh dan terlepas. Kini sang roda pun bingung. Kemana kah hendak di cari satu bagian tubuhnya itu?

Sang roda pun berbalik arah. Ia kembali menyusuri jejak-jejak yang pernah di tinggalkannya. Perlahan, di tapakinya jalan-jalan itu. Satu demi satu di perhatikannya dengan seksama. Setiap benda di amati, dan di cermati, berharap, akan di temukannya jari-jari yang hilang itu.

Ditemuinya kembali rerumputan dan ilalang. Dihampirinya kembali bunga-bunga di tengah padang. Dikunjunginya kembali semut dan serangga kecil di jalanan. Dan dilewatinya lagi semua batu-batu dan kerikil-kerikil pualam. Hei....semuanya tampak lain. Ya, sewaktu sang roda melintasi jalan itu dengan laju yang kencang, semua hal tadi cuma berbentuk titik-titik kecil. Semuanya, tampak biasa, dan tak istimewa. Namun kini, semuanya tampak lebih indah.

Rerumputan dan ilalang, tampak menyapanya dengan ramah. Mereka kini tak lagi hanya berupa batang-batang yang kaku. Mereka tampak tersenyum, melambai tenang, bergoyang dan menyampaikan salam. Ujung-ujung rumput itu, bergesek dengan lembut di sisi sang roda. Sang roda pun tersenyum dan melanjutkan pencariannya.

Bunga-bunga pun tampak lebih indah. Harum dan semerbaknya, lebih terasa menyegarkan. Kuntum-kuntum yang baru terbuka, menampilkan wajah yang cerah. Kelopak-kelopak yang tumbuh, menari, seakan bersorak pada sang roda. Sang roda tertegun dan berhenti sebentar. Sang bunga pun merunduk, memberikan salam hormat.

Dengan perlahan, dilanjutkannya kembali perjalanannya. Kini, semut dan serangga kecil itu, mulai berbaris, dan memberikan salam yang paling semarak. Kaki-kaki mereka bertepuk, membunyikan keriangan yang meriah. Sayap-sayap itu bergetar, seakan ada ribuan genderang yang di tabuh. Mereka saling menyapa. Dan, serangga itu pun memberikan salam, dan doa pada sang roda.

Begitu pula batu dan kerikil pualam. Kilau yang hadir, tampak berbeda jika di lihat dari mata yang tergesa-gesa. Mereka lebih indah, dan setiap sisi batu itu memancarkan kemilau yang teduh. Tak ada lagi sisi dan ujung yang tajam dari batu yang kerap mampir di tubuh sang Roda. Semua batu dan pualam, membuka jalan, memberikan kesempatan untuk melanjutkan perjalanan.

Setelah lama berjalan, akhirnya, ditemukannya jari-jari yang hilang. Sang roda pun senang. Dan ia berjanji, tak akan tergesa-gesa dan berjalan terlalu kencang dalam melakukan tugasnya.


Pesan Cerita..

Teman, begitulah hidup. Kita, seringkali berlaku seperti roda-roda yang berjalan terlalu kencang. Kita sering melupakan, ada saat-saat indah, yang terlewat di setiap kesempatan. Ada banyak hal-hal kecil, yang sebetulnya menyenangkan, namun kita lewatkan karena terburu-buru dan tergesa-gesa.

Hati kita, kadang terlalu penuh dengan target-target, yang membuat kita hidup dalam kebimbangan dan ketergesaan. Langkah-langkah kita, kadang selalu dalam keadaan panik, dan lupa, bahwa di sekitar kita banyak sekali hikmah yang perlu di tekuni.

Seperti saat roda yang terlupa pada rumput, ilalang, semut dan pualam, kita pun sebenarnya sedang terlupa pada hal-hal itu. Teman, coba, susuri kembali jalan-jalan kita. Cermati, amati, dan perhatikan setiap hal yang pernah kita lewati. Runut kembali perjalanan kita.

Adakah kebahagiaan yang terlupakan? Adakah keindahan yang tersembunyi dan alpa kita nikmati? Kenanglah ingatan-ingatan lalu. Susuri dengan perlahan. Temukan keindahan itu!!

Semoga Teman" semua mempunyai Roda Kehidupan yang Yang Bahagia dan Indah dan Bermakna... (^_^)

Pohon yg Kehilangan Rohnya

Kali ini, saya ingin bercerita tentang salah satu kebiasaan yang ditemui pada penduduk yang tinggal di sekitar kepulauan Solomon, yang letaknya di Pasifik Selatan. Nah, penduduk primitif yang tinggal di sana punya sebuah kebiasaan yang menarik yakni meneriaki pohon. Untuk apa ? Kebisaan ini ternyata mereka lakukan apabila terdapat pohon dengan akar-akar yang sangat kuat dan sulit untuk dipotong dengan kapak.

Inilah yang mereka lalukan, jadi tujuannya supaya pohon itu mati. Caranya adalah, beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani akan memanjat hingga ke atas pohon itu.

Lalu, ketika sampai di atas pohon itu bersama dengan penduduk yang ada di bawah pohon, mereka akan berteriak sekuat-kuatnya kepada pohon itu. Mereka lakukan teriakan berjam-jam, selama kurang lebih empat puluh hari.
Dan, apa yang terjadi sungguh menakjubkan. Pohon yang diteriaki itu perlahan-lahan daunnya akan mulai mengering. Setelah itu dahan-dahannya juga akan mulai rontok dan perlahan-lahan pohon itu akan mati dan mudah ditumbangkan.

Kalau kita perhatikan apa yang dilakukan oleh penduduk primitif ini
sungguhlah aneh. Namun kita bisa belajar satu hal dari mereka. Mereka telah membuktikan bahwa teriakan-teriakan yang dilakukan terhadap mahkluk hidup tertentu seperti pohon akan menyebabkan benda tersebut kehilangan rohnya.

Akibatnya, dalam waktu panjang, makhluk hidup itu akan mati. Nah, sekarang, apakah yang bisa kita pelajari dari kebiasaan penduduk primitif di kepulauan Solomon ini ? O, sangat berharga sekali ! Yang jelas, ingatlah baik-baik bahwa setiap kali Anda berteriak kepada mahkluk hidup tertentu maka berarti Anda sedang mematikan rohnya.

Pernahkah Anda berteriak pada anak Anda ?
Ayo cepat!
Dasar lelet!
Bego banget sih!
Begitu aja nggak bisa dikerjakan?
Jangan main-main disini!
Berisik !

Atau, mungkin Anda pun berteriak balik kepada pasangan hidup Anda karena Anda merasa sakit hati?
Saya nyesal kawin dengan orang seperti kamu tahu nggak!
Bodoh banget jadi laki/bini nggak bisa apa-apa !
Aduuuuh, perempuan kampungan banget sih !?

Atau, bisa seorang guru berteriak pada anak didiknya?
Stupid, soal mudah begitu aja nggak bisa! Kapan kamu mulai akan jadi pinter?

Atau seorang atasan berteriak pada bawahannya saat merasa kesal ?
Eh tahu ngak ? Karyawan kayak kamu tuh kalo pergi aku kagak bakal nyesel ! Ada banyak yang bisa gantiin kamu ! Sial! Kerja gini nggak becus? Ngapain gue gaji elu?

Ingatlah ! Setiap kali Anda berteriak pada seseorang karena merasa jengkel, marah, terhina, terluka ingatlah dengan apa yang diajarkan oleh penduduk kepulauan Solomon ini.

Mereka mengajari kita bahwa setiap kali kita mulai berteriak, kita mulai mematikan roh pada orang yang kita cintai. Kita juga
mematikan roh yang mempertautkan hubungan kita. Teriakan-teriakan, yang kita keluarkan karena emosi-emosi kita perlahan-lahan, pada akhirnya akan membunuh roh yang telah melekatkan hubungan kita.

Jadi, ketika masih ada kesempatan untuk berbicara baik-baik, cobalah untuk mendiskusikan mengenai apa yang Anda harapkan. Coba kita perhatikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Teriakan, hanya kita berikan tatkala kita bicara dengan orang yang jauh jaraknya, bukan ?

Nah, tahukah Anda mengapa orang yang marah dan emosional, mengunakan teriakan-teriakan padahal jarak mereka hanya beberapa belas centimeter.

Mudah menjelaskannya. Pada realitanya, meskipun secara fisik mereka dekat tapi sebenarnya hati mereka begitu jauh. Itulah sebabnya mereka harus saling berteriak !

Selain itu, dengan berteriak, tanpa sadar mereka pun mulai berusaha melukai serta mematikan roh orang yang dimarahi kerena perasaan-perasaan dendam, benci atau kemarahan yang dimiliki. Kita berteriak karena kita ingin melukai, kita ingin membalas.

Jadi mulai sekarang ingatlah selalu. Jika kita tetap ingin roh pada orang yang kita sayangi tetap tumbuh, berkembang dan tidak mati, janganlah menggunakan teriakan-teriakan. Tapi, sebaliknya apabila Anda ingin segera membunuh roh orang lain ataupun roh hubungan Anda, selalulah berteriak.

Hanya ada 2 kemungkinan balasan yang Anda akan terima.
Anda akan semakin dijauhi.
Ataupun Anda akan mendapatkan teriakan balik, sebagai balasannya.

Saatnya sekarang, kita coba ciptakan kehidupan yang damai, tanpa harus berteriak-teriak untuk mencapai tujuan kita.

nyanyi ah... "Heal the world, make it a better place for you and for me and the entire human race....."

Enam Orang Buta dan Seekor Gajah

Karya : John Godfrey Saxe (1816-1887);
--berdasarkan sebuah legenda India terkenal--


Alkisah enam orang dari tanah Indus
Ingin belajar banyak sekali
Pergi mencari seekor gajah
(meskipun keenam orang ini buta)
Yang berdasarkan pengamatan masing-masing
Dapatlah memuaskan hatinya

Orang pertama mendekati sang gajah
Terjatuhlah ia
Pada badan gajah yang kuat dan lebar
Langsung ia berseru:
“Tuhan memberkatiku! Gajah ternyata
seperti tembok!“

Orang kedua menyentuh gading sang gajah
Berteriak, “Ha! Apa yang kita dapatkan,
Sangat bulat dan halus dan tajam?
Menurutku, ini sangatlah jelas
Benda luar biasa yang bernama gajah ini
Adalah seperti tombak!“

Orang ketiga tanpa sengaja memegang
Belalai sang gajah diantara tangannya
Dengan tegas ia berkata:
“Saya mengerti sekarang,”katanya, “gajah
adalah seperti seekor ular.”

Orang keempat menjulurkan tangannya
Dan menyentuh kaki sang gajah:
“yang paling menyerupai binatang besar ini adalah,
sangatlah gampang,”katanya;
“jelaslah kalau gajah adalah seperti sebatang pohon!”

Orang kelima yang kebetulan memegang kuping sang gajah,
Berkata,” bahkan orang yang paling butapun
Bisa mengatakan apa yang paling mirip dengan binatang ini
Tanpa mengabaikan kenyataan
Binatang yang hebat ini adalah
Seperti sebuah kipas!”

Orang keenam tanpa membuang waktu mulai
Meraba sang binatang besar
Tertangkaplah ekor sang gajah yang bergoyang-goyang
Yang ada dalam jangkauannya
“Aku tahu,” katanya, “gajah
adalah seperti seutas tali!”

Begitulah enam orang dari tanah Indus ini
Bertengkar dengan keras dan berkepanjangan
Masing-masing mempertahankan pendapatnya
Sangat kaku dan keras
Meskipun tiap pendapat mereka mengandung kebenaran
Tapi semuanya menjadi salah!


Diterjemahkan dari “The Blind Men dan The Elephant“
diambil dari http://www.noogenesis.com/pineapple/blind_men_elephant.html


Sumber : http://www.beranda.net/artikel/orangbuta.htm
Other 'same' story : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8003972

~o0o~

Manusia memang selalu ingin menang sendiri, dalam melihat suatu kebenaran selalu dipandang dari persepsi pribadi masing - masing ,sehingga kebenaran menjadi kabur. dibutuhkan sikap yang bijak untuk memandang peristiwa di dunia ini. yang memandang secara obyektif, sehingga kebenaran terungkap.

Semoga kisah singkat ini memberikan sedikit pencerahan kepada kita semua, khususnya dalam memandang perbedaan yang selalu ada tanpa batas ruang dan waktu. Hidup di desa, di kota, dan dimana pun kita berada tidak akan pernah lepas dari perbedaan. Terkadang ada orang yang selalu mengangap diri mereka benar sendiri dan mengabaikan pendapat orang lain.



THE BLIND MEN AND THE ELEPHANT


John Godfrey Saxe's ( 1816-1887) version of the famous Indian legend,


It was six men of Indostan
To learning much inclined,
Who went to see the Elephant
(Though all of them were blind),
That each by observation
Might satisfy his mind.

The First approach'd the Elephant,
And happening to fall
Against his broad and sturdy side,
At once began to bawl:
"God bless me! but the Elephant
Is very like a wall!"

The Second, feeling of the tusk,
Cried, -"Ho! what have we here
So very round and smooth and sharp?
To me 'tis mighty clear
This wonder of an Elephant
Is very like a spear!"

The Third approached the animal,
And happening to take
The squirming trunk within his hands,
Thus boldly up and spake:
"I see," quoth he, "the Elephant
Is very like a snake!"

The Fourth reached out his eager hand,
And felt about the knee.
"What most this wondrous beast is like
Is mighty plain," quoth he,
"'Tis clear enough the Elephant
Is very like a tree!"

The Fifth, who chanced to touch the ear,
Said: "E'en the blindest man
Can tell what this resembles most;
Deny the fact who can,
This marvel of an Elephant
Is very like a fan!"

The Sixth no sooner had begun
About the beast to grope,
Then, seizing on the swinging tail
That fell within his scope,
"I see," quoth he, "the Elephant
Is very like a rope!"

And so these men of Indostan
Disputed loud and long,
Each in his own opinion
Exceeding stiff and strong,
Though each was partly in the right,
And all were in the wrong!


MORAL :

So oft in theologic wars,
The disputants, I ween,
Rail on in utter ignorance
Of what each other mean,
And prate about an Elephant
Not one of them has seen!

FACEBOOK ADDICTION


Photo: Welcome to Facebook!

Like | Share ••► Bitch, I will DJ at your funeral.

Dad writes on son’s wall..

Son,
How have you been ?
Your Mom and I are fine.
We miss you a lot,
We wish to see you.
Please turn off your Computer and Come Down. ^,^

-o0o-

School of Future..

Teacher : Where is your Homework ?

Student : Madam, plz check in FACEBOOK. I have uploaded a copy of it and tagged you .... :D
 
-o0o-
 
Seorang Nyonya bertanya pada Pembantunya :
'Ineeem kenapa baru Masuk Kerja Hari ini ? Kamu tuh ya, ngilang aja, gak ada kabar, gak minta ijin dulu..!!'

Inem : Lho ? Maaf Nyonya.. Kan Saya udah Update Status di Facebook nih nih tuh (sambil kasih tau statusnya) "Mau Keluar Kota dulu"......

Inem : Banyak yg udah komeen kok. Malahan Tuan komen juga tuh, katanya, "Ga apa2. Cepet pulang ya, miss you Beib."

=)) wakwakwakkkkk
 
A successful man is one who makes more money than his wife can spend.
A successful woman is one who can find such a man.


Kepanjangan SUAMI adalah:

S emua
U ang
A dalah
M ilik
I stri... :D =))

Egois



***
Empat tahun sebelumnya…

“ Will you marry me?” Dia berlutut ketika menanyakannya kepadaku. Bukan di restoran, bukan di tempat romantis, hanya di ruang tamu rumahku. Tak lupa membuka tempat cincin yang sudah disiapkannya dari seminggu sebelumnya.

“ Yes, I do!”
Aku tertawa riang, berteriak girang! Sudah lama kutunggu kata-kata itu keluar dari mulut kekasihku yang amat kucintai. Amat kukasihi. Dan amat kurindukan untuk mengisi hari-hariku di sepanjang waktuku. Memenuhi hidupku dengan cinta, memenuhi rumah kami dengan suara satu, dua, sampai tiga anak kecil. Ya, aku memimpikannya. Sampai hari itu, aku mengalaminya. Aku bersorak dan melambung tinggi. Melampaui bintang-bintang, menembus awan, menggapai rembulan. Lalu pulang kembali ke bumi dengan degupan jantung yang kencang, aliran adrenalin yang membuncah, dan senyum manis tak habis-habisnya. Kekasih yang kucintai, yang sudah melewati masa pacaran selama lima tahun lebih, kini melamarku!


Dua minggu yang lalu…


“ Kamu EGOIS!” Begitu tuturnya kencang. Sambil menudingkan jari telunjuk ke arahku, muka merah padam menahan amarah. Kadang keadaan itu diperparah ketika dia melemparkan piring-piring ke lantai, sehingga mengakibatkan serpihan piring itu menjadi berbahaya bila dilewati dengan kaki polos tanpa alas kaki.

Tak mau kalah, kulontarkan kekesalanku dengan mengungkapkan hal serupa, “ Kamu yang EGOIS!” Dengan rentetan tambahan kecerewetanku sebagai wanita, satu kata darinya memancing setidaknya sepuluh kata ekstra dariku. “ Kamu sendiri yang terlalu sibuk dengan urusan kantor, terlalu memperhatikan keluargamu dan tak sempat memperhatikan aku dan keluargaku sama sekali! Kamu mengharapkan aku yang terus-menerus menghargai dan menghormati keluargamu. Padahal, ayahmu, ibumu, saudaramu… Tak ada satu pun dari mereka yang layak dapat penghormatan itu!”
“Kakakmu, penjudi ulung. Tukang menghabiskan uang keluarga, termasuk uangmu yang kamu serahkan kepada ayah dan ibumu. Dan herannya, kau selalu memberi lagi dan lagi, memberikan ‘supply’ tanpa henti. Padahal kau tahu sendiri, itu sia-sia, tak ada artinya lagi. Tapi kau masih juga tak mau menyerahkannya kepadaku untuk sedikit menyumbang ke panti asuhan. Atau memberikan kepada pihak keluargaku yang sakit keras. Padahal kamu sendiri memberikannya kepada orang yang kemudian menghamburkannya. Biarpun itu kakakmu!”

Sekalian saja kuselesaikan kalimatku. Tapi tunggu dulu, sayangku, aku belum cukup!

“Belum lagi ayah dan ibumu. Papa dan mamamu. Mereka tak ubahnya parasit alias benalu yang selalu menghisap dirimu. Menghisap seluruh penghasilanmu. Walaupun kau tahu, tapi kau tak peduli itu!”

“ Stop! Hentikan Ava! Kamu sudah tahu kondisi itu sebelum kita menikah. Sewaktu kita pacaran, tak satu pun keadaan itu kusembunyikan dari hadapanmu. Aku tak pernah membohongimu. Dan kamu mengatakan hal-hal itu seolah mereka adalah orang lain, orang yang tak dikenal. Ava, yang kamu hina itu ayah dan ibuku! Papa dan mamaku! Katanya kamu rajin ke gereja, rajin berdoa. Nah, koq sampai sebegitu hebat kebencianmu kepada mereka? Seolah omong kosong saja semua ibadahmu kalau kamu tidak bisa menghormati orang tuaku yang karena perkawinan ini menjadi orang tuamu juga. Semua kata yang bernada kasih, sabar, murah hati, jauh dari dirimu. Tak keliru juga kalau aku tak mau menjejakkan kakiku ke gerejamu. Karena setelah kamu pergi ke sana pun, tak ada perubahan. Sama saja!” Adit mulai melancarkan serangan baliknya. Dan kali ini dia menyinggung agama yang kuanut dan kebiasaan menggereja yang kulakukan. Sepertinya persoalan tambah parah. Tapi sudah terlanjur sakit hati dengan ini semua, aku membalas lagi.

“Jangan jadikan gereja dan aku sebagai alasan kamu tidak mau ke gereja. Itu persoalanmu dengan Tuhan, Adit! Aku akui, memang aku masih belum mampu mengampuni secara sempurna keluargamu. Tetapi dengan ke gereja, setidaknya aku memulai proses itu. Aku tak pernah merasa bahwa diriku orang yang hebat, penuh kasih, selalu sabar dan selalu murah hati. Asal kamu tahu ya, aku merasa jauh dari itu semua. Namun karena itulah aku makin mendekat kepada Tuhan. Stop juga untuk membawa-bawa Tuhan ke dalam pertengkaran kita. Tuhan tidak salah. Jangan DIA dianiaya lagi. Aku memang belum mampu mengasihi keluargamu. Tapi kamu juga tak pernah punya waktu buatku. Tak ada sedikit pun porsi waktumu untukku. Ketika sampai di rumah, kamu terlalu sibuk untuk sekadar bertanya bagaimana hari ini kulalui? Apa aku ada masalah, apa semua lancar atau baik-baik saja? Kau selalu sibuk, sehabis makan malam, kerjamu kalau tidak baca koran, nonton TV, atau main internet, FB-an melulu! Aku bukan benda mati yang bisa menerima kalau dicuekin terus-terusan, Adit! Itu satu hal. Perhatianmu yang tak lagi sama seperti dulu. Hal kedua, kau selalu mengutamakan keluargamu di atas keluargaku. Dan di mana prioritasmu akan aku? Tak ada sama sekali. Aku mulai meragukan cintamu padaku.
Belum sampai empat tahun pernikahan kita, kamu sudah begini. Bagaimana aku bisa berpikir untuk menghabiskan masa tuaku bersamamu? Kalau sekarang saja aku sudah berpikir untuk minggat! Kalau bercerai tak diperbolehkan oleh agama yang kuanut, aku ambil langkah pisah saja. Lagian kita belum punya anak, jadi tak ada beban. Pisah dulu, sambil merenung dan berpikir jernih. Biar kita sama-sama tanpa emosi yang negatif yang terlanjur meracuni kita berdua selama ini. Kalau kita panas, kita tak akan pernah bisa mencari kedamaian itu. Bukan begitu, Dit?” Suaraku dari tinggi menjadi rendah dan semakin lembut. Satu sisi aku merasa seperti paduan suara, tapi ini semua kulakukan sendiri. Seorang diri. Bukan bersama kumpulan anggota koor lainnya.

Kulihat wajah Adit sedikit berubah.Tidak lagi segarang tadi, tidak lagi sesadis tadi. Dan sinar matanya tak lagi sinis kepadaku. Walaupun belum terlalu tenang, tapi kurasakan dia mulai berpikir lebih jernih. Sedikit kelembutan terdapat di wajahnya. Wajah Adit yang dulu kucintai. Seperti ini!

Peperangan demi peperangan. Argumentasi demi argumentasi. Berantem dan lagi-lagi berantem. Seperti sudah jadi makanan kami sehari-hari. Terkadang kupikir, dengan menikahi seseorang yang kucintai saja hasilnya begini. Bagaimana kalau aku menikahi orang yang tidak kucintai? Selalu ada dua kemungkinan memang. Mungkin saja aku malah mencintainya pelan-pelan. Cinta datang kemudian. Atau mungkin juga aku malah semakin muak melihat wajahnya, karena memang sekali tak cinta, sulit untuk mencintainya dan aku tak mau belajar untuk mencintai orang yang tak kucintai? Entahlah. Semua kelihatan begitu rumit. ‘So complicated’

Apakah pernikahan bertujuan untuk membuat rumit hidup pasangan kita? Apa pernikahan memang buat menghancurkan salah satu atau kedua pihak yang terlibat didalamnya? Apakah memang tak ada kebahagiaan dalam pernikahan? Itu cuma ada di TV, di sinetron, di film drama ‘Hollywood’, di film drama Korea, India, Taiwan, Jepang? Tapi tak pernah eksis di dunia nyata?

Kugigit bibirku pelan. Semua ini begitu menyesakkan. Aku merasa begitu sendirian. Apalagi demi mendapatkan anak karena kami juga belum dikaruniai Si Jabang Bayi, aku memutuskan untuk berhenti bekerja. Yang walaupun atas persetujuan Adit tapi tetap saja membuat segalanya jadi begitu runyam. Ternyata, tanpa penghasilan, aku semakin tertekan. Terbiasa punya uang sendiri, kemudian harus apa-apa minta dari Adit dan harus atas persetujuannya memang tidak mudah. Banyak kali aku merasa bersalah, sepertinya merepotkan dan menyusahkan Adit saja. Oleh karena itu, pelan-pelan aku mencoba bisnis melalui internet. Seperti banyak yang dilakukan orang. Aku mulai menjual baju dan pernak-pernik anak-anak. Biar memancing juga diriku agar cepat-cepat ‘ketularan’ membelinya buat anakku dan Adit.

Tapi harapan tinggal harapan. Aku tak pernah menyangka bahwa hidup perkawinan kami bukan saja berubah warna dari ceria penuh semburat indah Sang Pelangi menjadi berwarna monokromatis. Hitam, paling-paling bergeser ke arah abu-abu. Menyedihkan sekaligus menyesakkan. Siapa yang tak ingin seperti pasangan-pasangan yang ada di gereja, saling peluk mesra ketika salam damai? Siapa yang tak ingin seperti pasangan-pasangan yang masih tetap baik dan mesra, meskipun sudah menikah dua puluh tahun? Masih bergandengan tangan dan saling memeluk? Biarpun aku butuh bahu Adit, namun sering kali aku terlalu sombong untuk berkata jujur pada suamiku sendiri. Kesannya aneh. Namun, karena pertikaian demi pertikaian itu membuat kami tak lagi mesra seperti dulu. Tak lagi saling mengasihi seperti dulu. Malahan kami semakin sibuk dengan urusan masing-masing. Seolah perahu pernikahan ini dinahkodai dua orang. Yang satu mau ke kiri, yang satu mau membawa kapal ini ke kanan. Membuatnya terbelah di tengah-tengah. Kehilangan kendali, tak tentu arah.

Mungkin, kata hatiku, kami harus memikirkan pisah rumah. Setelah selama ini kami memang sudah pisah kamar. Tak ada arti lagi kalau sekamar isinya hanya rebutan selimut dan akhirnya punya dua selimut untuk masing-masing. Tak ada lagi kalau sekamar isinya hanya saling membelakangi dan saling punggung-memunggungi. Tak ada artinya lagi, kalau dari adu argumen, akhirnya malas bicara satu sama lain. Antara diam atau perang. Tak pernah ada kata manis, tak pernah ada senyum ramah. Padahal katanya aku ini tulang rusuknya. Halah! Persetan dengan semua teori cinta! Teori cinta, kata mesra, sudah tak laku di kamusku!

***
Entah angin apa yang membuatnya pulang lebih cepat dari biasanya. Tak lagi sibuk dengan TV, koran, atau internetnya. Dan dia diam dengan tenang di meja makan sambil minum kopi instan kesukaannya, 3 in 1. Sepertinya dia menungguku. Ingin bicara sesuatu. Tapi, adakah aku yang berpikir terlalu berlebihan?

Kini dengan ketenangannya Adit sudah bersiap membuka mulutnya.

“ Ava, kita cerai saja. Sudah kupikirkan, tak ada gunanya bagiku untuk bertahan dalam perkawinan semacam ini. Perkawinan yang kupikir akan selalu menjadi sumber cinta dan kekuatan, malahan merusakkanku pelan-pelan. Hidupku semakin hancur. Dan anggaplah aku benar-benar egois. Aku mohon maaf untuk semua keegoisanku. Dan ini saatnya aku undur diri. Kamu bersiap saja menunggu surat cerai dari pengacaraku.”

Ucapannya pelan. Tapi amat menusukku. Tak pernah kusangka akan begini jadinya. Ketika kau pikir kau menikahi pacarmu yang kaucintai, tentunya kau pikir, itu akan jadi perkawinan sekali seumur hidup. Satu untuk selamanya. Namun, apa daya, hidup terkadang membawa kita ke arah yang tak pernah bisa diprediksi sebelumnya. Dan aku terkejut! Tidak heran, karena sudah setidaknya menduga bahwa memang hubungan kami tak lagi sehat. Tapi, tidak dengan cerai! Tuhan, apa memang sudah tidak ada harapan bagi kami berdua untuk kembali seperti semula?

Aku diam, tak menjawab. Namun aku segera lari ke kamarku. Tempat di mana aku bisa menumpahkan segala air mata yang sudah kutahan dari tadi. Adit, kita memang terlanjur salah langkah. Ketika setiap langkah yang kita ambil bukan lagi menyatukan kita, malahan memisahkan kita. Semakin membentangkan jarak di antara kita. Dan celakanya, jarak itu semakin lebar. Semakin jauh…Apakah memang kau tak dapat kurengkuh?

Tapi, kukuatkan diriku. Baiklah, Adit! Kalau itu yang kau mau. Cerai tampaknya tidak terlalu jelek juga untuk kondisi kita. Tanpa anak. Dan sejujurnya pada saat membayangkan aku akan menyandang status janda cerai dari suami, aku mulai risau… Mungkin pilihan bukan padaku, tapi apa mau dikata. Ini kenyataan yang tak mampu kuubah. Mungkin saatnya aku harus menerima apa adanya.

Mungkin juga Adit punya calon penggantiku. Ah, pikiranku makin melebar, makin negatif. Tapi, aku tak pernah membayangkan bisa mencintai orang lain seperti aku mencintai Adit. Dan tak pernah pula kusangka, cinta yang begitu dalam dan tulus, bisa berakhir begini. Hancur berantakan.

Sudahlah, Adit! Akan kukabulkan maumu! Tuhan, bantu aku. Kuatkan aku…

***
Dengan pelan kupencet bel pintu rumah orang tuaku. Rumah Mama yang sarat kasih. Dimana aku dari kecil dibesarkan dalam lingkungan tak kurang cinta. Hanya untuk menemukan bahwa di perkawinanku, aku gagal karena kurang menyertakan cinta didalamnya. Tak ada gunanya lagi bila aku tinggal di tempat Adit. Buat apa? Mending aku pulang ke Mama yang selalu siap membuka kedua belah tangannya dan menerimaku.

Tiba-tiba aku tertegun. Mengapa Adit ada di rumah Mama? Ada sandiwara macam apa pula ini? Aku tak mengerti. Kucoba untuk lari dari rumah kami, tapi dia malah mendekat ke sini. Adit, cukuplah. Aku lelah. Lebih baik kita akhiri saja ini semua biar mudah bagiku dan dirimu.

Adit terlihat biasa. Senyum lembutnya mekar. Dan dia berkata, “Maafkan aku , Ava.”

“ Ih, Adit….! Apa pula ini???”

“ Va, Mama sudah bilang padaku. Hasil tes kamu positif, kan? Kenapa kamu tidak bilang kepadaku?”

“ Dit, aku sudah malas memberitahumu. Lagian, kalau yang kau inginkan hanya cerai. Bagaimana mungkin kau mau anak dariku lagi?” jawabku pelan.

“ Va, aku tetap mau. Aku mau dan sangat mau! Tidak mungkin tidak! Aku begitu merindukan darah dagingku sendiri…Dan itu hanya kuinginkan dari dirimu.” Tatapan Adit yang lembut mulai menggangguku. Aku sendiri dilanda kebingungan. Karena itulah aku pergi ke rumah mamaku. Tak kusangka juga, di antara peperangan kami, pernah satu malam Adit pulang dengan mabuk dan masuk ke kamarku. Dan saat itulah setelah setahun kami tidak berhubungan, akhirnya malam itu entah mengapa aku juga mau. Mungkin pada dasarnya aku masih cinta? Dan dia masih suamiku yang sah? Tapi tak pernah kuduga aku akan hamil. Setelah semua pergolakan yang terjadi di antara kami. Perseteruan. Kemarahan. Perang. Akankah anak ini mendamaikan? Atau menambah persoalan kami? Tapi dia tidak salah. Dia tak pernah salah, karena dia dari Tuhan.

Setelah lelah menunggu, aku hampir putus asa juga, apalagi ketika Adit minta cerai. Kupikir, aku takkan pernah hamil, tapi kenyataannya? Aku … Ah, sudahlah…Aku sakit kepala memikirkannya…

Mama tersenyum ramah dan tulus. Senyum itu yang selalu membuatku kuat. Dan kali ini senyum itu yang mendamaikan aku dengan Adit.

“ Va, Adit sudah berjanji akan lebih memperhatikanmu dan calon anak kalian. Dia juga berjanji bekerja lebih keras. Tapi dia minta kamu juga tidak menghina keluarganya lagi. Dia pun akan mengatur keuangannya, terutama sehubungan dengan kakaknya itu.” Suara lembut mama membelah keheningan suasana.

Aku masih tak tahu harus bagaimana. Aku tak bisa menjawab apa-apa. Sebetulnya, cerai adalah daftar terakhir di pikiranku. Selain tak diizinkan untuk cerai dalam agamaku, tapi aku juga sebetulnya masih cinta padanya. Kalau memang tak ada orang ketiga, buat apa kami cerai? Dan anak ini? Hmmm, aku tersenyum…Tuhan, Kau hadirkan dia di saat kami sudah menyerah dan putus asa. Ketika kami angkat tangan, betul Tuhan, Engkau turun tangan. Kata-kata itu sudah kudengar puluhan kali, sampai aku mengalaminya sendiri…

Aku hanya diam. Tersenyum. Tidak menjawab apa pun untuk saat ini. Hanya mataku basah oleh air mata bahagia. Dan kulihat Adit berjalan ke arahku. Memelukku. Tanpa jawaban, kalian sudah tau akhirnya, bukan?

“ Kamu egois!”
Takkan lagi kulontarkan kata-kata itu pada suamiku. Tak mau lagi! Biarlah hari-hari kami menjadi hari-hari penuh kasih, saling berbagi, mengobati luka di hati kami. Dan tentunya hari-hari kami takkan lagi sama, dengan hadirnya buah hati kami…

‘Isn’t it sweet?’ Akhirnya, matahari hadir lagi dalam hidup kami. Terangi kami dengan sinarmu, Mentari! Dan berikan kami hangatmu saat ini dan selamanya!


HCMC, 14 December 2009

-fon-

Surat Seorang Gadis kepada Ayahnya

Belum sempat John meletakkan tas kerjanya sepulang ke rumah, matanya tertegun melihat sebuah surat tergeletak di atas meja. Di sebuah amplop tertulis...


HALAMAN 1

"Untuk ayah tersayang"
Setelah belasan tahun menjadi single parent, baru kali ini ada surat untuknya dari Lucy, anak gadisnya. Ada apa?

Kalimat pertama pada surat itu sudah mengguncang hatinya;
Ayah tersayang, jika ayah membaca surat ini maka aku sudah tidak ada di rumah. Sekalipun berat John melanjutkan bacaan kata demi kata.

Ayah, aku telah menemukan pria yang akan mendampingiku selamanya.
Memang buat orang lain dia sudah terlalu tua, tapi bagiku pria berusia 45 tahun masih tetap muda.
Dia sangat energik ayah, kalau ayah mengenal lebih dekat dengannya pasti ayah juga akan menyukainya.
Ayah jangan terkecoh dengan tato diseluruh tubuhnya atau janggut dan brewoknya yang panjang atau puluhan tindik di telinga dan hidungnya, karena jauh di dalam hatinya ia adalah orang baik.
Ia sangat sayang padaku, dan juga ayah dari anak didalam kandunganku.

Istrinya tidak keberatan aku mendampinginya, karena istrinya sudah sibuk mengurus anaknya yang banyak.
Oh iya, ayah tidak usah khawatir tentang kehidupanku.
Ia menguasai penjualan ekstasi di kota, jadi uang sama sekali bukan masalah buat kehidupan kami.

Saya tahu ia sudah mengidap HIV sejak lama, tapi katanya dalam beberapa tahun ke depan obat penyakit AIDS akan ditemukan jadi aku tidak perlu khawatir bukan?

Ayah jangan bersedih karena aku bahagia.
Usiaku sudah 18 tahun ayah jadi aku bisa memutuskan yang terbaik untuk hidupku.

Tanpa sadar, air mata sang ayah menetes jatuh ke lembar surat itu.
Bagaimana mungkin anaknya yang lucu dan periang bisa menjadi seperti ini?
Lembar pertama surat pertama baru saja selesai dibacanya.

Tangan sang ayah bergetar, berat rasanya, tapi ia membuka lembar kedua surat itu.
Kali ini isinya jauh berbeda.


HALAMAN 2

Ayah sayang,
Maaf, sebenarnya surat di halaman pertama tadi tidak benar-benar terjadi.
Saya hanya ingin menggambarkan betapa kemungkinan terburuk bisa terjadi pada anak-anak gadis, dan syukurlah aku tidak demikian.
Ayah bahagia bukan, kalau aku tetap bersama ayah?
Ayah bahagia bukan, aku tidak menghancurkan diriku seperti itu?
Tentu saja, mempunyai anak yang rapornya jelek, jauh lebih menguntungkan daripada mempunyai anak seperti itu.

Oh iya Ayah, raporku ada di dalam tas, nilainya jelek, maaf ya.
Silahkan ayah lihat, jangan lupa ditandatangani.
Besok guru ingin bicara dengan ayah tentang nilai raporku, jangan marah ya.

Kalau ayah tidak marah melihat nilai raporku, aku sedang bermain di rumah sebelah, aku tunggu yah?

Love you Daddy.



"Lucy....... ...!" John berteriak dan lari ke rumah tetangganya, ia akan mengitik habis anaknya yang 'keterlaluan' itu.

Lega rasanya hati John. Konyol tapi melegakan.
Tidak seperti kebanyakan ayah yang sedih melihat rapor anaknya yang buruk,hati John justru berbunga-bunga karena ia tidak kehilangan anaknya. Memang kali ini, keterlaluan sekali becanda anak gadisnya!

Sebenarnya Lucy hanya ingin agar ayahnya tidak marah melihat rapornya yang buruk, untuk membuat masalah rapor buruk terlihat kecil ia membuat gambaran masalah besar yang mungkin terjadi sehingga masalah yang ada jadi terlihat kecil.

Ini sebenarnya adalah seni bersyukur dan seni berkomunikasi dengan diri.

Kalau Anda ingin bersyukur atas kesulitan yang kita terima maka kita sebaiknya membayangkan kesulitan lebih besar yang mungkin bisa kita alami. Dengan demikian kita bisa menghindari diri dari stres atau kegalauan yang berkepanjangan.

Masalah kekecewaan hati atau rasa tidak bersyukur biasanya tidak berhubungan dengan uang tapi lebih karena penerimaan hati.

ORANG YANG TIDAK BERSYUKUR biasanya FOKUS PADA YANG TIDAK DIMILIKINYA,
sedangkan ORANG BERSYUKUR FOKUS PADA YANG DIMILIKI.

Kita bisa melihat anak kampung bahagia main layang layang yang 1 set berharga tidak lebih dari Rp 5000.
Tapi anak orang kaya ngambek pada orang tuanya padahal baru dibelikan pesawat remote control seharga Rp 5 juta. Kenapa? Karena anak kaya itu suka dengan yang model baru seharga Rp 15 juta.

Ada anak kaya yang ngambek pada orang tuanya karena link internet putus satu hari karena lupa bayar bulanan, padahal ia sudah beruntung bisa mengakses internet selama 29 hari sebelumnya.

Memang apa yang dilakukan Lucy pada Ayahnya John agak keterlaluan, tapi itu gambaran dramatis tentang bagaimana bisa membuat diri kita bersyukur apa adanya.

Sudahkah Anda bersyukur hari ini.

TENTANG KITA

* Musuh utama manusia adalah dirinya sendiri

* Kegagalan terutama manusia adalah kesombongan

* Kebodohan terutama manusia adalah sifat menipu

* Kesedihan terutama manusia adalah iri hati

* Kesalahan terutama manusia adalah mencampakkan dirinya dan orang lain

* Sifat manusia yang terkasih adalah rendah hati

* Sifat manusia yang paling diuji adalah semangat dan keuletannya

* Kehancuran terbesar manusia adalah rasa keputusasaan

* Harta terutama manusia adalah kesehatan

* Hutang terbesar manusia adalah hutang budi

* Hadiah terutama manusia adalah sifat lapang dada dan mau memaafkan

* Kekurangan terbesar manusia adalah sifat berkeluh kesah dan tidak memiliki kebijaksanaan

* Ketenteraman dan kedamaian terutama manusia adalah suka berdana dan beramal


* "Segala pekerjaan mudah untuk dilakukan kecuali satu hal......
memahami orang lain dan menerima keberadaannya tanpa mempersoalkan kekurangannya"

* "Sebagaimana diri kita, demikian pula makhluk lain, sebagaimana makhluk lain, demikian pula diri kita. Dengan memikirkan mereka, dengan membandingkan mereka, tidak seharusnya kita saling berselisih, bertengkar dan membunuh atau menyebabkan hal itu."

* "Kulihat saudaraku dengan mikroskop kritik dan kubilang sungguh jahat saudaraku itu, kulihat lagi ia dengan teleskop hina dan kubilang alangkah kecilnya ia, kemudian kupandang ia dengan cermin kebenaran, alangkah miripnya ia dengan aku"

Perlu Kesabaran

Umumnya orang di negeri china mengetahui bahwa pada zaman dinasti tang ada seorang penyair ternama bernama Libai. Libai menulis banyak puisi dan syair dan sangat disukai oleh masyarakat dan juga penyair-penyair hingga kini.

Banyak orang berangan-angan bisa seperti Libai dalam menulis syair dan puisi yang indah.
mereka pun berpendapat andai bisa sepintar Libai, pasti sungguh sangat baik dan menyenangkan.

Sesungguhnya pada waktu kecil Libai malas sekali membaca buku dan malas untuk sekolah.
sewaktu Libai masih kecil, ayah dan ibunya mengirimkan ke sekolah.
tujuannya supaya Libai menjadi orang yang mempunyai banyak telenta dan berguna di kemudian hari.
pada waktu awal-awal masuk sekolah, ia tertarik untuk belajar karena tiap hari dapat belajar hal yang baru.
karena itu, setiap bangun pagi dengan segera ia bersiap dan memimta orangtuanya mengantarkannya sekolah.
ayah dan ibunya sangat senang mempunyai anak yang senang ke sekolah.
mereka yakin jika Libai memiliki semangat begini terus, pasti dengan cepat akan menyerap banyak sekali ilmu.

Namum sayang, setelah beberapa waktu Libai merasa tidak tertarik lagi belajar.
karena itu, ia mulai bermalas-malasan jika hendak pergi kesekolah.
ia juga malas mengerjakan pekerjaan rumah ( PR ) dan membaca buku pelajaran.
Libai berpikir, ” Tiap hari belajar seperti ini, sampai kapan aku bisa tahu banyak hal.
aku tidak tahu sampai kapan harus belajar sampai aku bisa disebut orang berpendiikan.
belajar sungguh membosankan ! ”
semangat belajarnya pun menurun drastis dan tampak tidak ada gairah lagi.

Suatu hari, ketika duduk didalam kelas, ia menyaksikan teman-temannya sangat perhatikan pada apa yang di ucapkan guru dan rajin membaca buku serta mengerjakan tugas.
memikirkan kegiatan belajar hanya seperti itu, ia merasa tidak ada artinya sehingga ia berkata dalam dirinya,
“Aku tidak ingin kesekolah lagi, sungguh tidak ada artinya. akan tetapi, kalau aku tidak belajar, apa yang bisa aku lakukan? ”
lalu Libai melihat keluar jendela dan menerawang jauh.
tidak jauh dari situ ada sungai kecil yang menarik hatinya.
ia lalu berpikir dalam hati, ” kenapa aku tidak pergi bermain saja karena bermain itu menyenangkan? ”
lalu ia melarikan diri dari kelas dan pergi ke sungai untuk bermain.

Di sepanjang tepi sungai rumput-rumput hijau dan banyak bunga yang indah. ” ini baru menyenangkan. kalau belajar butuh waktu yang sangat panjang baru bisa menguasainya,
aku bukanlah orang yang tepat belajar, ” demikian gumamnya.
maka ia pun berlari di sepanjang pinggir sungai tersebut sambil bergembira ria.

Tiba-tiba ia menghentikan langkahnya karena ada seorang nenek tua sedang jongkok sambil meraba sesuatu.
ia lalu mendekati nenek tua itu.
ternyata nenek tua itu sedang memegang tongkat besi.
dalam hatinya ia mulai menebak-nebak sebenarnya apa yang dilakukan oleh nenek tersebut.
karena ia tidak bisa menduga, ia pun bertanya, ” nenek, anda seorang diri di pinggir sungai dan terus memegangi tongkat besi itu untuk apa? ”

Nenek itu pun melihat Libai dan secara perlahan berkata, ” nenek ingin punya jarum yang tipis untuk menjahit baju, karena itu nenek terus mengosok dan mengetuk-ngetukan tongkat besi ini “.

Dengan heran Libai bertanya lagi, ” Tapi besi sebesar ini bagaimana bisa menghasilkan sebuah jarum kecil jika hanya digosok dan diketuk seperti begitu. memang butuh berapa lama supaya bisa ada hasilnya ?.

Nenek tua itu lalu berdiri dan berkata dengan kepastian,
“Benar katamu, memang besi ini tebal dan besar, tetapi saya tidak takut jika memang butuh waktu lama baru bisa mendapatkan sebuah jarum.
yang penting saya sabar dan terus mengosok serta mengetuknya, pasti satu waktu saya bisa mendapat jarum.
dalam hidup ini, untuk mendapatkan apa yang tampaknya sukar sering kali hanya di butuhkan kesabaran. apakah ucapan saya benar ?.”

Ucapan nenek itu seperti pedang bermata dua yang sangat tajam bagi Libai.
ucapan nenek itu sungguh menyadarkannya dari sikapnya yang malas belajar.
maka, dengan perasaan bersalah ia mengoreksi dirinya sendiri, ” nenek itu sangat tua, tetapi menpunyai kesabaran untuk mengatasi kesukaran yang di hadapinya.
tetapi aku ? aku kenapa mudah menyerah hanya karena berpikir bahwa belajar itu butuh waktu yang panjang pasti membosankan.
ayah dan ibu menyekolahkanku sebenarnya demi kebaikanku sendiri.
aku harus belajar untuk masa depanku yang baik dan untuk menyenangkan orang tuaku serta berguna di kemudian hari ! ”

Setelah merasa tertegur dan ingin mengubah cara pandangnya, Libai pun berkata kepada nenek tua itu.
” Nenek yang bijak, terima kasih ya buat kata-kata yang indah tersebut! ”
setelah mengucapkan terima kasih ia pun segera berlari ke sekolah.

sejak itu, Libai terus mengingat perkataan nenek tua itu sehingga ia rajin belajar walaupun belajar baginya merupakan pekerjaan yang tidak mudah dan membosankan.
tidak perduli ada kesulitan dalam belajar, ia pantang menyerah.
bahkan, ia sering menuliskan kata-kata yang indah untuk menguatkan dirinya sendiri dan ternyata juga berguna bagi orang lain.

perkataan nenek tua itu bukan hanya melecutnya untuk rajin belajar dan sabar terhadap semua kesukaran, tetapi juga menginspirasinya untuk menulis puisi dan syair yang indah setiap harinya.
karena itu, ia pun di kenang sebagai salah satu penyair terbesar sepanjang perjalanan bangsa china.

kunci kesuksesan adalah dengan terus mengigat perkataan indah nenek tua tersebut.
karena itu, ketika ada orang yang mengeluh kepadanya tentang kesulitan yang mereka hadapi,
maka Libai bisa berkata,” MO CHU CHENG ZHEN “.
gosoklah besi dengan penuh kesabaran maka engkau akan mendapati jarum.
sabarlah dan tetaplah bertekun maka engkau akan mendapatkan apa yang engkau ingini !


Mutiara Hikmat :
salah satu keindahan hidup adalah kesulitan yang terkadang menyelingi kesuksesan,
kesukaran yang terkadang menyelingi kebahagian.
butuh kesabaran untuk menghadapi semua kesulitan dan kesukaran hidup.

Jodoh

PINTAR-PINTARLAH MELIRIK KESEMPATAN
HINGGA KEKASIH DATANG MENDEKAT
HARGAI KESEMPATAN BAK KEKASIH,
JALAN MU KAN MULUS
SEBAB SEGALA HAL AWALNYA ADALAH KAWAN

NAMUN BILA BANYAK HAL MEMBUAT HARI KITA PEKAT
SAMBUTLAH DENGAN JIWA LAPANG DAN TULUS

ADALAH JODOH HINGGA SALING JUMPA
ADALAH NIAT MAKA PENGERTIAN TERBUKA
ADALAH CINTA DASAR SALING SETIA

BILA JODOH YANG MEMPERTEMUKAN KITA
BILA PENGERTIAN YANG MENCIPTAKAN SALING PERHATIAN
BILA KESETIAAN MENGIRINGI IKRAR SEHIDUP SEMATI
TAK MUDAHLAH HUJAN, PANAS, BADAI MELENYAPKANNYA

KETIKA IA DATANG , TAK INGIN KAU MENCEGAHNYA
NAMUN TAK MAMPU PULA KAU MENGHADANG TATKALA IA MENJAUH SIRNA

Hanya mereka yg berani gagal dapat meraih keberhasilan
Tak peduli berapa kali anda terjatuh yang penting adalah berapa kali anda mampu bangkit dari semua yg terjadi

Ketika cinta itu pergi kesempatanpun hilang,
Tapi tidak dengan kenangannya yang pasti bisa membuat kita belajar dari semua itu.

Jika memang dia lebih bahagia dengan orang lain. Ikhlaskanlah
Jika tuhan memang menjodohkan kalian pasti suatu saat akan dipertemukan .

DALAM CINTA ITU BUTUH SEBUAH KEBERANIAN
JIKA ORANG LAIN BERANI MENYATAKANNYA KENAPA KITA TIDAK BERANI ??????

Embun Dan Teratai

Dikisahkan, di sebuah kolam yang airnya berlumpur, tumbuh di sana pohon bunga teratai muda. Suatu hari, saat daun teratai membuka mata memulai sebuah hari, dia merasa takjub dengan alam sekitarnya. Dan tiba-tiba si daun teratai merasakan, di atas hijau daunnya ada setitik embun yang hinggap begitu lembut dan bening. Dengan ceria disapanya si embun, "Hai kamu, engkau siapa ? Dari mana datangmu, kok tiba-tiba ada di atas punggungku ?"

Si embun pun menjawab, "Aku biasa dinamakan embun. Saat menjelang pagi, di alam semesta ini mengandung uap air yang terbawa hembusan angin dan menciptakan titik air yang menjadikan seperti diriku sekarang ini."

"Wah, aku senang sekali bisa bertemu dan ditemani kamu," kata si daun teratai.

"Maaf, teman. Aku tidak bisa menemanimu berlama-lama. Karena bila sebentar lagi matahari mulai bersinar, aku pun harus segera pergi," jawab si embun.

"Kenapa mesti pergi ? Tetaplah di sini, bersahabat denganku."

"Bukan aku tidak mau, tetapi begitulah sifat alam. Setiap embun di pagi harisebentar kemudian segera menguap bila tertimpa sinar matahari."

Sesaat sang matahari mulai terik. Daun teratai pun memohon, "Tolong tetaplah di sini embun, jangan pergi."

Namun, secepat itu pula si embun harus berlalu.

Keesokan harinya, saat daun teratai memulai hari, dia begitu gembira melihat sahabatnya kembali berada di punggungnya. Dia pun menyapa riang, "Hai sobat, kita berjumpa lagi !"

Si embun balas berkata, "Hai juga ! Maaf, kita belum saling kenal. Aku embun pagi."

"Lho, bukankah kamu embun yang kemarin ?"

"Bukan! Aku embun hari ini. Aku tidak ada hubungannya dengan embun yang kemarin."

"Tapi engkau sama persis dengan embun kemarin. Tetes air yang lembut, bening, dan menyejukkan. Kenapa bisa berbeda ?"

"Entahlah. Aku ada ya seperti inilah. Selalu baru dan segera pergi bersama dengan datangnya mentari pagi." Dan tidak lama kemudian, embun itu pun segera menguap tertimpa sinar matahari.

Peristiwa serupa pun terjadi dari ke hari dan setiap hari daun teratai tetap tidak mengerti, mengapa embun yang sama setiap hari selalu tidak mengakui dirinya sebagai embun yang kemarin. Saat hari-hari berlalu terus hingga berganti bulan, si daun teratai pun berumur semakin tua; mulai terkoyak, akhirnya menguning, dan kemudian siap digantikan oleh tunas daun teratai yang baru.

Sama seperti daun teratai dan tetes embun, setiap hari yang kita punyai seolah sama persis seperti hari-hari kemarin yang telah kita lalui. Sesungguhnya, setiap hari adalah hari yang baru; hari baru yang penuh dengan kesempatan baru.

Mari, kita nikmati setiap hari sebagai suatu harapan yang menghidupkan. Hari baru, yang patut kita syukuri sekaligus kita isi dengan bekerja keras, penuh gairah untuk mewujudkan setiap impian kita, sehingga memungkinkan kita menciptakan prestasi yang luar biasa, yang dapat kita kenang sebagai memori indah yang membanggakan.

Hal yang membuat kita berharga

Dimana kita berdiri tidaklah penting, yg terpenting kemana kita akan melangkah.

Siapa diri kita sekarang tidak penting..
yg terpenting kita mau menjadi siapa dengan pribadi yg bagaimana.

Orang tua kita Kaya/Miskin itu tidaklah penting, yg terpenting kita mau menjadi anak yg bagaimana.

Masa lalu tidak penting, yg terpenting hari ini & esok.

Bagaimana orang memandang kita tidaklah penting, yg terpenting bagaimana kita memandang orang lain & bagaimana kita memandang diri kita sendiri.

Berapa besar kepercayaan orang ditentukan oleh seberapa besar kejujuran & kredibilitas kita.

Buah yg akan dipetik ditentukan oleh bagaimana kita menanam.

Bagaimana sekarang kita berproses, inilah yg akan menentukan hasil akhir dari semuanya.

3 hal yg membuat kita berharga yaitu :
a. Komitmen.
b. Kerendahan hati.
c. Kejujuran

✿◠‿◠)

Pematung Raja

Suatu ketika, hiduplah seorang pematung. Pematung ini, bekerja pada seorang raja yang masyhur dengan tanah kekuasaannya. Wilayah pemerintahannya sangatlah luas. Hal itu membuat siapapun yang mengenalnya, menaruh hormat pada raja ini.

Sang pematung, sudah lama sekali bekerja pada raja ini. Tugasnya adalah membuat patung-patung yang diletakkan menghiasi taman-taman istana. Pahatannya indah, karena itulah, ia menjadi kepercayaan raja itu sejak lama. Ada banyak raja-raja sahabat yang mengagumi keindahan pahatannya saat mengunjungi taman istana.

Suatu hari, sang raja mempunyai rencana besar. Baginda ingin membuat patung dari seluruh keluarga dan pembantu-pembantu terbaiknya. Jumlahnya cukup banyak, ada 100 buah. Patung-patung keluarga raja akan di letakkan di tengah taman istana, sementara patung prajurit dan pembantunya akan di letakkan di sekeliling taman. Baginda ingin, patung prajurit itu tampak sedang melindungi dirinya.

Sang pematung pun mulai bekerja keras, siang dan malam. Beberapa bulan kemudian, tugas itu hampir selesai. Sang Raja kemudian datang memeriksa tugas yang diperintahkannya. ?Bagus. Bagus sekali, ujar sang Raja. ?Sebelum aku lupa, buatlah juga patung dirimu sendiri, untuk melengkapi monumen ini.?

Mendengar perintah itu, pematung ini pun mulai bekerja kembali. Setelah beberapa lama, ia pun selesai membuat patung dirinya sendiri. Namun sayang, pahatannya tak halus. Sisi-sisinya pun kasar tampak tak dipoles dengan rapi. Ia berpikir, untuk apa membuat patung yang bagus, kalau hanya untuk di letakkan di luar taman ? Patung itu akan lebih sering terkena hujan dan panas,? ucapnya dalam hati, pasti, akan cepat rusak.?

Waktu yang dimintapun telah usai. Sang raja kembali datang, untuk melihat pekerjaan pematung. Ia pun puas. Namun, ada satu hal kecil yang menarik perhatiannya. ?Mengapa patung dirimu tak sehalus patung diriku? Padahal, aku ingin sekali meletakkan patung dirimu di dekat patungku. Kalau ini yang terjadi, tentu aku akan membatalkannya, dan menempatkan mu bersama patung prajurit yang lain di depan sana.?

Menyesal dengan perrbuatannya, sang pematung hanya bisa pasrah. Patung dirinya, hanya bisa hadir di depan, terkena panas dan hujan, seperti harapan yang dimilikinya.


Pesan...

Teman, seperti apakah kita menghargai diri sendiri? Seperti apakah kita bercermin pada diri kita? Bagaimanakah kita menempatkan kebanggaan atas diri kita? Ada kalanya memang, ada orang-orang yang selalu pesimis dengan dirinya sendiri. Mereka, kerap memandang rendah kemuliaan yang mereka miliki.

Namun, apakah kita mau dimasukkan ke dalam bagian itu. Saya percaya, tak banyak orang yang menghendaki dirinya mau dimasukkan sebagai orang yang pesimis. Kita akan lebih suka menjadi orang yang bernilai lebih. Sebab, Tuhan pun menciptakan kita tak dengan cara yang main-main. Tuhan menciptakan kita dengan kemuliaan mahluk yang sempurna.

Dan teman, sesungguhnya, kita sedang memahat patung diri kita saat ini. Tapi patung seperti apakah yang sedang kita buat? Patung yang kasar, yang tak halus pahatannya, ataukah patung yang indah, yang memancarkan kemuliaan-Nya? Patung yang bernilai mahal, yang menjadi hiasan terindah, atau patung yang berharga murah yang tak layak diletakkan di tempat utama?

Memang, tak ada yang tahu akan ditempatkan dimana patung-patung diri kita kelak. Karena hanya Tuhan lah Maha Tahu. Karenanya, bentuklah patung-patung itu dengan indah. Pahatlah dengan halus, agar kita bisa ditempatkan di tempat yang terbaik, di sisi-Nya. Poleslah setiap sisinya dengan kearifan budi, dan kebijakan hati, agar memancarkan keindahan. Susuri setiap lekuknya dengan kesabaran, dan keikhlasan.

Pahatan yang kita torehkan saat ini, akan menentukan tempat kita di akhirat kelak. Bentuklah patung diri Anda dengan indah !

MENCINTAI ORANG YANG ISTIMEWA

Sangatlah menyakitkan mencintai seseorang, tetapi tidak dicintai olehnya.

Hanya perlu satu menit untuk menghancurkan seseorang, satu jam untuk menyukai seseorang, satu hari untuk mencintai seseorang, tetapi membutuhkan seumur hidup untuk melupakan seseorang.

Mungkin Tuhan menginginkan kita untuk bertemu dengan orang yang tidak tepat sebelum bertemu dengan orang yang tepat. Jadi ketika kita akhirnya bertemu dengan orang yang tepat, kita akan tahu betapa berharganya anugerah tersebut.

Cinta adalah ketika kamu membawa perasaan, kesabaran dan romantis dalam suatu hubungan dan menemukan bahwa kamu peduli dengan dia.

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu, hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi.

Ketika pintu kebahagiaan tertutup, yang lain terbuka. Tetapi seringkali kita menatap terlalu lama pada pintu yang telah tertutup itu, sehingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka buat kita.

Teman yang terbaik adalah teman dimana kamu dapat duduk bersamanya dan merasa terbuai dan tidak pernah mengatakan apa-apa dan kemudian berjalan bersama.

Perasaan seperti itu adalah percakapan termanis yang pernah kamu rasakan. Benarlah bahwa kita tidak tahu apa yang kita dapatkan sampai kita kehilangannya.
Tetapi benar juga bahwa kita tidak tahu apa yang hilang sampai itu ada.

Memberikan seseorang semua cintamu tidak pernah menjamin bahwa mereka akan mencintai kamu juga !!

Jangan mengharapkan cinta sebagai balasan, tunggulah sampai itu tumbuh didalam hati mereka. Tetapi jika tidak, pastikan cinta tumbuh didalam hatimu.

Ada hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang dari mereka kamu ingin dengar.
Tetapi jangan sampai kamu menjadi tuli, walaupun kamu tidak mendengar itu dari seseorang yang mengatakan itu dari hatinya.

Jangan pernah berkata selamat tinggal jika kamu masih ingin mencoba.
Jangan menyerah selama kamu merasa masih dapat maju.
Jangan pernah berkata kamu tidak mencintai orang itu lagi, bila kamu tidak ingin membiarkannya pergi.

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati.

Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangun kembali kepercayaan.

Jangan melihat dari wajah, itu bisa menipu. Jangan melihat dari kekayaan, itu bisa menghilang. Datanglah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena sebuah senyuman dapat membuat hari yang gelap menjadi cerah.

Berharaplah kamu dapat menemukan seseorang yang dapat membuatmu tersenyum. Ada saat dalam kehidupanmu dimana kamu sangat merindukan seseorang. Kamu ingin mengambil mereka dari mimpimu dan benar-benar memeluk dia.

Berharaplah kamu mimpikan, pergilah kemana kamu ingin pergi,jadilah sesuai dengan keinginanmu, karena kamu hidup hanya sekali dan satu kesempatan untuk melakukan apa yang kamu inginkan.

Semoga kamu mendapat cukup kebahagiaan untuk membuat kamu bahagia.
Cukup cobaan untuk membuat kamu kuat, cukup penderitaan untuk membuat kamu manusia yang sesungguhnya dan cukup harapan untuk membuat kamu bahagia.

Selalu letakkan dirimu pada posisi yang lain jika kamu merasa bahwa itu menyakitkan kamu, mungkin itu menyakitkan orang itu juga.

Kata-kata yang ceroboh dapat mengakibatkan perselisihan, kata-kata yang kasar bisa membuat celaka, kata-kata tepat waktu dapat mengurangi ketegangan. Kata-kata cinta dapat menyembuhkan dan menyenangkan.

Permulaan cinta adalah dengan membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri dan tidak membentuk mereka menjadi sesuai keinginan kita. Dengan kata lain, kita mencintai bayangan kita yang ada pada diri mereka.