Lima Aturan Mengkritik
Kritik itu memiliki dua sisi. Kritik bisa baik tapi juga bisa buruk. Kritik bisa membangun tapi juga bisa membunuh. Kritik bisa membuat bertumbuh, tapi juga bisa membuatnya layu,lalu mati. Kritik bisa seperti kata mutiara, tapi bisa juga tak lebih dari kata-kata hujatan. Kritik bisa berguna, tapi juga bisa seperti sampah yang tidak ada gunanya. Itu sebabnya jika kita hendak mengkritik, pastikan diri kita memenuhi “5 Aturan Mengkritik” seperti berikut di bawah ini. Kita bisa belajar bagaimana nabi Natan mengkritik Daud.
Aturan pertama, periksalah motivasi kita. Apakah tujuan kita melontarkan kritik tersebut? Apakah kita ingin membuat keadaannya menjadi lebih baik, ataukah kita ingin menjatuhkannya? Apakah kita ingin menolong, ataukah kita ingin menghina dan mempermalukannya?
Aturan kedua, apakah masalah tersebut layak untuk dikritik? Apakah benar-benar hal tersebut penting untuk dikritik? Jangan sampai kita mengkritik hal-hal yang sebenarnya tidak perlu diributkan. Misalnya, kita mengkritik habis-habisan soal penampilan, mode, selera, dsb.
Aturan ketiga, sebutkanlah dengan rinci. Jangan sampai kita mengkritik dengan dasar yang tidak jelas. Misalnya dasar kita mengkritik bukan karena fakta yang telah kita buktikan, tapi menurut kata orang, gosip yang beredar atau rumor yang tak jelas. Kritik yang seperti ini hanya menimbulkan luka hati bagi orang yang menerimanya.
Aturan keempat, landasilah dengan kasih. Tanpa kasih, sebuah kritikan hanya akan menghina atau merendahkan seseorang tanpa membawa perubahan yang positif bagi orang yang menerimanya.
Aturan kelima, akhiri kritik dengan dorongan semangat dan solusi. Ini adalah bagian yang tidak boleh kita lupakan. Banyak orang hanya bisa menghakimi, tapi tidak memberikan solusi. Kritikan yang seperti ini hanya akan melemahkan dan bukan cara yang tepat untuk membuat seseorang menjadi lebih baik.
Sebaliknya, kritikan yang disertai dengan dorongan positif dan solusi bisa menjadi kata-kata yang berguna dan dibutuhkan orang yang menerimanya.
Sebelum mengkritik, hendaklah kita memeriksa lebih dulu apa motivasi kita
(R.H. Spirit)