This blog is my library, mostly from other people's articles and only few are mine. I will re-read when I have time or whenever I want to
Sunday, August 3, 2014
Surga tersembunyi di Pantai Balekambang dan Pura Luhur Amertha Jati, Malang
Pantai Balekambang adalah sebuah pantai di pesisir selatan provinsi Jawa Timur yang terletak di Kabupaten Malang, kurang lebih 30 kilometer sebelah selatan kota kepanjen, atau 45 kilometer sebelah selatan Kota Malang. Balekambang merupakan salah satu objek wisata pantai di kabupaten malang yang sudah memiliki akses jalan, selain pantai Ngliyep dan pantai sekaligus kampung nelayan sendang biru. Balekambang mempunyai garis pantai sepanjang hampir 2 kilometer, dan terdiri dari pasir yang berwarna putih dan coklat terang.
Seperti halnya pantai pesisir selatan pulau jawa, balekambang memiliki arus laut yang deras serta ombak yg cukup besar, kurangnya fasilitas umum, termasuk akses jalan yang beraspal namun rusak di beberapa tempat, tidak adanya aliran listrik dan air bersih, membuat pantai ini tidak begitu mendapat banyak kunjungan secara rutin.
Dari pantai ini Anda bisa melihat tiga pulau yang sangat indah, yakni Pulau Ismoyo, Pulau Anoman dan Pulau Wisanggeni. Suasananya sangat asri, pantainya juga bersih dan sangat terawat.
Dari kejauhan, tepat di atas pulau Ismoyo berdiri kokoh sebuah Pura megah yang menjadi kebanggan warga setempat. Pura yang dinamai Pura Luhur Amertha Jati ini selalu ramai dikunjungi.
Anda bisa mendatangi Pura tersebut dan mengabadikan gambar disana. Pulaunya sendiri tidak terlalu besar, tapi keindahannya sangat luar biasa.
Jika sempat, Anda bisa berkunjung ke pantai ini disaat bulan Suro. Biasanya pada bulan ini Pantai Balekambang akan lebih ramai. Warga setempat yang masih memegang tradisi biasa menggelar upacara Surohan dan upacara Jalanidha Puja.
Sumber : https://www.facebook.com/CeritaPariwisataNegerikuIndonesia?fref=photo
Rupang Buddha tidur terbesar ketiga di Asia ada di Mojokerto
Kalau anda berwisata ke daerah Trowulan Mojokerto Jawa Timur, akan semakin menyenangkan, anda tidak hanya menemukan situs-situs bersejarah peninggalan kerajaan Mojopahit, namun juga akan melihat bangunan rupang Buddha Tidur, yang luar biasa megah dan besarnya, konon patung ini merupakan Rupang Buddha Tidur terbesar ke 3 Asia.
Rupang Buddha Tidur berada didalam komplek Maha Vihara yang merupakan salah satu bangunan keagamaan. Bangunan ini didirikan oleh yayasan Lumbini bertujuan untuk mengenang kembali kejayaan Hindu Buddha yang pernah tumbuh dan berkembang di kawasan ini.
Pembangunan Maha Vihara Majapahit dimulai pada tanggal 13 Desember 1985, diatas tanah seluas 16000 meter persegi di dusun Kedung Wulan, desa Bejijong, Trowulan, kabupaten Mojokerto dan diresmikan pada tanggal 11 April 1988 oleh Gubernur Daerah Tingkat I, Jawa Timur Bapak H.Soelarso.
Dalam pembuatan rupang Buddha mendatangkan ahli pemahat patung dari kota Solo, dengan panjang 22 m, lebar 6 m dan tinggi 4,5 m. karena ukurannya besar maka rupang Buddha ini tercatat di MURI (Museum Rekor Indonesia) pada bulan Desember 2001 sebagai patung yang terbesar ketiga se-Asia setelah Jakarta dan Bangkok.
Rupang Buddha Tidur berwarna kuning keemasan dibuat dengan posisi tidur yang melambangkan Siddharta Gautama pada saat wafat. Dan diletakkan di tengah kolam yang melambangkan bahwa Buddha pada saat wafat abunya dibuang ke laut. Rupang menghadap ke selatan karena selatan dianggap sebagai kiblatnya orang Buddha.
Dengan adanya rupang Buddha Tidur ini diharapkan masyarakat tahu tentang kisah Siddharta Gautama.
Rupang Buddha Tidur hampir setiap hari dikunjungi wisatawan. Pengunjung akan semakin membludak pada hari libur, hari Minggu atau hari besar lainnya. Dan pengunjungnya akan semakin meningkat saat perayaan hari besar agama Buddha. Karena banyak umat Buddha yang melakukan sembahyang di komplek Vihara Maha Vihara Mojohait, tempat rupang Buddha Tidur berada.
Sumber : Suara Mojokerto
Sumber : https://www.facebook.com/CeritaPariwisataNegerikuIndonesia/photos/pcb.498777743572195/498776413572328/?type=1
Di China ada Tembok Besar China, di Indonesia ada The Great Wall of Koto Gadang
Satu lagi obyek wisata yang diharapkan dapat menambah daya tarik Kota Bukittinggi adalah Janjang Koto Gadang atau terkenal juga dengan "The Great Wall of Koto Gadang". Tangga panjang yang membentang melewati Ngarai Sianok ini menyodorkan indahnya pemandangan Ngarai Sianok yang panjang membentang.
Janjang Koto Gadang pada awalnya merupakan Jalan Setapak yang menghubungkan Jalan Ngarai Sianok - Bukittinggi dengan Koto Gadang - Agam. Disebut Great Wall karena bangunan jalan ini dibuat mirip dengan Great Wall yang dimiliki oleh Negara China. Menjelajah jalanan ini, kita akan disuguhi pemandangan Ngarai Sianok yang sangat indah.
Pembangunan Janjang Koto Gadang ini merupakan gagasan dari Bapak Azwar Anas yang merupakan Mantan Menkokesra dan Mantan Gubernur Sumatera Barat. Gagasan tersebut akhirnya terwujud dan dilaksanakan oleh Bapak Tifatul Sembiring bersama para perantau dan Masyarakat Minang. Acara peresmian Janjang Koto Gadang ini telah dilakukan beberapa bulan yang lalu dengan Penandatanganan Prasasti Janjang Koto Gadang tersebut oleh Bapak Tifatul Sembiring.
Kini Janjang Koto Gadang, dijadikan salah satu objek wisata untuk para pecinta petualangan dengan menghadirkan sebuah wahana tracking. Hal ini dikarenakan jumlah tangga yang banyak, serta anda akan ditantang melewati celah-celah tebing, sehingga kesan tantangannya sangat terasa. Belum lagi kelok-kelokkan tangga yang membuat perjalanan semakin terasa. Kalau capek kita bisa beri-stirahat duduk di warung pinggir jalan dekat ngarai sambil menimati masakan gulai itik atau karupuk berkuah.
Selama perjalanan anda menelusuri Janjang anda tidak hanya disuguhi dengan banyaknya anak tangga untuk mencapai dasar lembah. Anda juga akan terpana melihat keindahan alam di sekitar dengan tegaknya Gunung Marapi dan Gunung Singgalang yang tampak mempesona dari kejauhan. Hal inilah yang akan menjadi obat lelah anda karena pemandangan lainnya pun ikut serta menyegarkan pikiran. Selain itu, tak jarang beberapa satwa berupa kera akan tampak melintas, melewati ranting-ranting pepohonan. Tak kalah pula, nyanyian para burung pun menjadikan suasana terasa benar-benar alami.
Jangan khawatir soal fasilitas di Janjang ini, bagi yang membawa kendaraan pribadi, sudah disediakan sebuah lahan parkiran yang cukup luas. Sehingga tidak perlu khawatir meninggalkan kendaraan selama menyusuri petualangan menuju dasar ngarai sianok. Selain itu, fasilitas lainnya seperti toilet umum juga sudah dibuat di wilayah objek wisata ini. Yang tidak kalah menariknya bagi yang hobi travelilng, ada kegiatan lain yang bisa dilakukan di sekitar janjang, bisa bermalam di sekitar sini, sembari menikmati keindahan alam Bukit Tinggi dengan mendirikan tenda atau camping. Dengan dibangunnya Janjang Koto Gadang ini akses kedua wilayahmenjadi lebih lancar. Selain itu Janjang Koto Gadang ini akan menjadi daya tarik tersendiri terhadap perkembangan sektor pariwisata di daerah ke depannya.
Sumber : liniberita, travel.kompas
Sumber : https://www.facebook.com/CeritaPariwisataNegerikuIndonesia/photos/pcb.507513239365312/507511969365439/?type=1
Kawah putih Tinggi Raja, Sumatera Utara
Kawah yang terletak di Kecamatan Silau Kahean ini muncul dan berada di antara bukit kapur ini memiliki eksotisme tersendiri. Berbeda dengan kawah putih di Bandung, Kawah Putih Tinggi Raja dikelilingi dengan pandan hutan yang sangat tinggi, airnya yang berwarna biru dengan bongkahan-bongkahan belerang yang terbentuk alami seperti lapisan es yang tebal.
Untuk mencapai lokasi Kawah Putih Tinggi Raja harus menempuh perjalanan 4-5 jam dari Ibu Kota Sumatera Utara. Rute tercepat dan dapat dilalui dengan mobil adalah melalui Lubuk Pakam menuju Galang lalu ke Bangun Purba hingga sampai di Dolok Tinggi Raja.
Sumber : https://www.facebook.com/CeritaPariwisataNegerikuIndonesia/photos/a.290387971077841.70764.290382171078421/589148211201814/?type=1&relevant_count=1
Sumber : mhdharis, liputan6
Tarsier Pygmy (Tarsius Pumilus / Tarsier Gunung)
Indonesia memiliki primata terkecil di dunia, yaitu Tarsier Pygmy (Tarsius Pumilus) atau disebut juga Tarsier Gunung yang panjangnya hanya 10 cm.
Hewan yang mirip monyet dan hidupnya di atas pohon ini terdapat di Sulawesi.
Sumber : https://www.facebook.com/CeritaPariwisataNegerikuIndonesia/photos/a.290387971077841.70764.290382171078421/598687343581234/?type=1&relevant_count=1
Dan telah kukabarkan kepada malam tentang rinduku kepadamu, tetang rasa yang hanya akan memelukku seorang diri
Sumber : Yoest Tina
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=695420533838857&set=a.130178370363079.13939.100001127496316&type=1&relevant_count=1
Subscribe to:
Posts (Atom)