Sunday, September 30, 2012


They say love is more important than money.
Whoooa... have you ever tried paying your bills with a hug !? ^,^

Merendahkan Agama sendiri


Kadang ketika kita melecehkan keyakinan , sekte, atau agama lain, itu juga tanda iri hati. Saya selalu ingat akan ucapan raja Buddhis bernama Ashoka yang dipahat di batu karang dan masih ada hingga sekarang di sebuah museum di India.

Raja Ashoka mendorong kerukunan antar – agama , dan 2.200 tahun yang lalu ia menulis sebuah pesan yang masih sama pentingnya sampai zaman sekarang. Bahkan mungkin lebih bermakna pada masa kini , “siapa pun yang merendahkan agama orang lain , ia merendahkan agamanya sendiri”.

Merendahkan agama lain hanya membuat agama sendiri lebih buruk. Ucapan ini berasal dari seorang raja agung, orang yang sangat bijak. Jadi mengapa kita merendahkan keyakinan atau agama orang lain dengan ucapan negative seperti , ”keyakinan seperti itu tidak baik. Sekte itu tidak baik. Kitalah yang terbaik” itu adalah kecemburuan yang mengerikan . dan kecemburuan seperti itu menjadi lebih parah jika orang pergi berperang, meledakkan orang banyka , gara-gara kecemburuan seperti itu.

Ketika saya pertama kali di undang ke Christ grammar school, sebuah sekolah kristiani, untuk memberikan ceramah disebuah pertemuan guru dan murid, saya diundang oleh pastornya, seorang sahabat yang sangat baik, yang memperkenalkan saya kepada kepala sekolahnya. Kepala sekolah ini memberitahu saya urutan acara itu.

“ di pertemuan ,” jelasnya, “semua anak pertama-tama akan masuk terlebih dahulu dan para guru akan menenangkan mereka. Terakhir sekali, kita bertiga akan berjalan masuk bersama : kepala sekolah, pastor , dan tamu yang diundang . ketika berjalan masuk, kita membungkuk hormat kepada altar Yesus di sana” ini mirip seperti misa kristiani. Kemudian kepala sekolah itu berpaling kepada saya dan berkata ,”tapi karena Anda seorang Bhiksu , Anda tak perlu membungkuk,” tambahnya.

Mendengar itu, saya langsung memprotes dan menuntut hak saya, “tapi saya ingin menghormat. Saya berhak membungkuk dan menghormat.” “bagaimana mungkin Anda membungkuk ? Anda kan Buddhist !” saya bilang , “Ada sesuatu dalam Altar itu, dalam figure itu, yang saya bisa hormati. Itulah yang saya hormati dan hargai. Saya tidak membungkuk pada semua aspek yang ada di sana, sebab ada beberapa hal yang tidak saya setujui, namun ada cukup banyak hal di sana yang saya hargai , dan saya akan membungkuk pada apa yang saya hargai .”

Mereka sangat terkesan dengan sikap itu , yang alih-alih mencari kesalahan dan mendeskriminasi, kita menjunjung kesamaan kita, kemudian kita berfokus pada kesamaan itu. Ini sangat indah dan menakjubkan, mana ada kecemburuan dalam hal ini ? karena hal yang paling penting adalah kedamaian dan kebebasan , kebahagiaan dan keselarasan.





Sumber dari Si cacing dan kotoran kesayangannya 2
By Ajahn Brahm
Memories are what warm you up from the inside. But they're also what tear you apart.