Tuesday, October 4, 2011

NASI BASI


Seorg pengusaha kaya raya mati meninggalkan kedua putranya. Ayah mereka meninggalkan banyak sekali kekayaan dan beberapa perusahaan. Sebelum meninggal,ayahnya sempat menuliskan sepucuk surat utk kedua anaknya.
" Anak-anakku yg kucintai,suatu saat kelak, kalian akan mewarisi kekayaanku . Pergunakanlah dgn bijaksana, periharalah dgn brg2 yg kau miliki, perbaiki brg2 yg rusak, belilah yg memang kau butuhkan. Dgn begitu,kekayaan yg kalian miliki akan tetap terperihara. Apa yg kalian miliki skrg adalah hasil dari masa lalu yg bisa kalian nikmati. Namun ,janganlah kalian cuma menikmati nasi-nasi basi yg telah busuk. Janganlah berhenti utk melakukan hal-hal bijak kpd org lain, janganlah berhenti utk belajar dan janganlah menjadi sombong dan tinggi hati dgn apa yg telah kalian miliki.
Dgn demikian , kalian akan menikmati nasi2 yg baru matang, yg sgt lezat utk kalian nikmati. Kesuksesan hari ini bukan berarti besok kita akan tetap meraih sukses lagi . Tanpa kesiapan dan perjuangan lebih keras maka kesuksesan sulit kita pertahankan.
Demikianlah isi surat peninggalan ayah mereka sblm wafat. Suatu hari , kedua kakak dan adik ini bertengkar dan memutuskan utk berpisah dan membagi dua harta warisan sang ayah beserta bisnis dan perusahaan ayah mereka.
Waktu berlalu..kakak adik tersbt mengalami proses jatuh bangunnya kehidupan. Dgn kesuksesan dan kekayaan yg dimiliki, sang kakak melupakan pesan sang ayah. Ia lupa daratan dan menjadi sombong. Ia bergaul dgn teman-teman palsu yg menjerumuskan. Sang kakak juga tdk merawat brg2 yg dimilikinya dan terlalu boros utk membeli brg2 yg tdk di butuhkan.
Sampai suatu hari, komplek perusahaan yg ia miliki terbakar habis. Selain itu,ia ditipu oleh teman-teman semunya, yg kemudian mengambil alih bisnisnya. Di lain pihak, sang adik selalu ingat pesan ayahnya. Surat itu ia bingkai dan ia taruh di meja kantornya. Ketika ia menjalani kehidupan normalnya, ia sering merenungi pesan ayahnya, menulisnya di secarik kertas utk ditaruh di meja makan, sehingga saat ia sdg makan dgn mudah ia akan mengingat NASI BASI.
Sang adik memimpin perusahaan dgn sgt baik , ia bersikap baik kpd bawahan dan bersikap hormat kpd mereka yg lebih tua. Setiap hari libur,ia selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi panti2 sosial untuk memberikan sumbangan kpd mereka yg membutuhkan. Ketika ada org yg memerlukan bantuan, tak segan sang adik mengulurkan tangan utk membantu, siapapun itu orgnya. Selain itu sang adik trus belajar meningkatkan diri dan merawat dgn baik brg2 yg dimilikinya. " NASI BASI " telah memberinya pelajaran tak ternilai dan menjadikannya pribadi yg lebih baik setiap harinya.
Cerita diatas menggambarkan kenyataan sesungguhnya dlm hidup ini.Kekayaan yg kita miliki, kecantikan atau ketampanan, kekuatan fisik ataupun kecerdasan intelektual yg kita miliki saat ini hanyalah hasil "Tabungan" karma baik pd masa lalu, perbuatan kita yg berbuah pd masa sekarang ini. Apabila kita hanya terus menguras" Tabungan " kita tanpa pernah menambahnya lagi, tentu saja suatu saat tabungan kita akan habis, yg di ibaratkan "NASI BASI" yg telah busuk dan tdk dpt dimakan lagi. Oleh karena itu,marilah kita terus menambah " Tabungan " kebajikan kita setiap hari agar kita dpt terus menikmati nasi - nasi baru setiap hari dan seterusnya.

No comments:

Post a Comment