Thursday, May 8, 2014



.... Ajaran Buddha tidak mencegah seseorang untuk mempelajari ajaran-ajaran agama lain. Justru, Sang Buddha mendorong pengikutnya untuk mempelajari dan membandingkan ajaran-Nya dengan ajaran-ajaran lain.........

.... Menurut Sang Buddha, seorang umat Buddha harus bebas. Orang harus punya Pikiran Terbuka dan tidak boleh tunduk pada siapa pun untuk perkembangan spiritualnya.........

.... Sang Buddha memerdekakan manusia dari kungkungan agama. Ia juga membebaskan manusia dari monopoli dan tirani para penguasa agama. Sang Buddha adalah yang pertama kali menyarankan manusia untuk Melatih Akalnya dan tidak memperbolehkan diri sendiri dikuasai tanpa perlawanan -- seperti ternak bodoh -- mengikuti dogma agama.........

.... Sang Buddha berkata, "Jika seseorang berkata buruk tentang aku, janganlah marah atau takut, karena reaksi semacam ini hanya akan menyakitimu....
Sebaliknya, jika seseorang berkata baik tentang Aku, ajaran-Ku, dan murid-murid-Ku, janganlah terlalu gembira, tergetar, atau berbesar hati, karena reaksi semacam ini hanya akan menjadi hambatan dalam membentuk penilaian yang benar. Jika kamu berbesar hati, kamu tidak dapat menilai apakah kualitas yang dipuji adalah nyata dan benar-benar dapat ditemukan dalam diri kita"....
~ Brahma Jala Sutta
______________________________________

AGAMA KEBEBASAN
Oleh Ven K. Sri Dhammananda

Ajaran Buddha tidak mencegah seseorang untuk mempelajari ajaran-ajaran agama lain. Justru, Sang Buddha mendorong pengikutnya untuk mempelajari dan membandingkan ajaran-Nya dengan ajaran-ajaran lain. Sang Buddha berkata bahwa jika ada ajaran yang beralasan dan rasional pada agama lain, pengikutnya bebas untuk menghormati ajaran semacam itu....

Tampaknya ahli agama tertentu mencoba untuk menyimpan pengikutnya dalam kegelapan; umatnya bahkan tidak diijinkan untuk menyentuh obyek atau buku agama lain. Mereka diperintahkan untuk tidak mendengarkan ceramah agama lain. Mereka dilarang untuk meragukan ajaran agamanya sendiri, sekalipun ajaran tersebut tampak tidak meyakinkan....

Mereka percaya bahwa semakin mereka menyimpan pengikutnya pada pikiran satu jalur, semakin mudah mengendalikan mereka. Jika ada dari pengikutnya yang melatih kebebasan pikiran dan menyadari bahwa ia berada dalam kegelapan selama ini, maka dinyatakan bahwa setan telah menguasai pikirannya. Orang malang itu tidak diperkenankan untuk menggunakan akal sehat dan pendidikannya. Mereka yang ingin mengubah pandangan terhadap agamanya, diajarkan untuk percaya bahwa mereka tidak cukup sempurna untuk diperbolehkan menggunakan kehendak bebas dalam menentukan apa pun bagi diri mereka sendiri....

Menurut Sang Buddha, agama sebaiknya diserahkan pada kebebasan memilih seseorang. Agama bukanlah hukum, tetapi suatu kode disiplin yang sebaiknya diikuti dengan pengertian....

Bagi umat Buddha, prinsip-prinip religius bukanlah hukum ilahi ataupun hukum manusiawi, melainkan suatu hukum universal....

Pada kenyataan sebenarnya, tidak ada kebebasan religius yang sejati dalam dunia saat ini. Manusia bahkan tidak memiliki kebebasan untuk berpikir secara bebas....

Jika ia menyadari bahwa ia tidak dapat menemukan kepuasan melalui agamanya, yang tidak dapat memberikannya jawaban yang memuaskan atas pertanyaan tertentu, ia tidak memiliki kebebasan untuk melepaskan agama itu dan menerima agama lain yang lebih sesuai baginya. Alasannya adalah pewenang agama, pemimpin, dan anggota keluarga telah mengambil kebebasan itu darinya....

Orang sebaiknya diijinkan untuk memilih agamanya sendiri yang sesuai dengan keyakinannya....

Hal ini nampak jelas ketika insan dari dua agama yang berbeda saling jatuh cinta. Beberapa orang menyerahkan agamanya demi cinta, tanpa pemahaman yang tepat tentang agama pasangannya. Agama sebaiknya tidak diubah untuk menyesuaikan dengan emosi dan kelemahan manusia. Orang harus berpikir dengan sangat hati-hati sebelum mengubah agamanya. Agama bukanlah subjek tawar-menawar; orang sebaiknya tidak mengubah agamanya demi perolehan emosional, personal, dan material. Agama digunakan untuk pengembangan spiritual dan untuk keselamatan diri....

Umat Buddha tidak pernah mencoba mempengaruhi umat beragama lain untuk datang dan memeluk agamanya untuk perolehan material. Umat Buddha juga tidak mencoba untuk mengeksploitasi kemiskinan, penyakit, kebutahurufan, dan ketidaktahuan untuk meningkatkan jumlah populasi umat Buddha....

Sang Buddha menyarankan mereka yang menyatakan keinginan untuk mengikuti-Nya, untuk tidak terburu-buru menerima ajaran-Nya. Ia menyarankan mereka untuk mempertimbangkan ajaran-Nya dengan hati-hati dan untuk memutuskan bagi diri mereka sendiri apakah hal ini praktis atau tidak untuk mereka ikuti....

Itulah sebabnya mengapa tidak pernah ada pembaptisan yang dilakukan sebelum seseorang 'terubahkan' memeluk agama Buddha.

Ajaran Buddha mengajarkan bahwa Kepercayaan Semata, atau Wujud Luar Ritual, TIDAK CUKUP untuk mencapai kebijaksanaan dan kesempurnaan....

Dalam hal ini, perubahan di luar tidaklah bermakna....

Mempromosikan ajaran Buddha secara paksa akan berarti berpura-pura menyebarkan keadilan dan cinta....

Tidaklah penting bagi pengikut Sang Buddha untuk menyebut dirinya sendiri umat Buddha atau tidak....

Umat Buddha tahu bahwa hanya melalui Pemahaman dan Pengerahan Usaha Sendiri, mereka akan mendekati tujuan yang diajarkan oleh Sang Buddha....

Di antara pengikut agama, beberapa diantaranya fanatik. Fanatisme agama itu berbahaya. Seorang fanatik tidak dapat memandu dirinya sendiri dengan nalar atau bahkan dengan prinsip-prinsip ilmiah pengamatan dan analisis....

Menurut Sang Buddha, seorang umat Buddha harus bebas. Orang harus punya Pikiran Terbuka dan tidak boleh tunduk pada siapa pun untuk perkembangan spiritualnya....

Ia mencari pernaungan dalam Sang Buddha dengan menerimanya sebagai suatu Sumber Bimbingan dan Inspirasi. Para umat bernaung kepada Buddha, bukan secara buta, tetapi dengan pemahaman....

Bagi umat Buddha, Sang Buddha bukanlah juru selamat atau suatu makhluk berwujud manusia yang menyatakan bahwa Ia memiliki kuasa untuk menghapus dosa orang lain. Umat Buddha menganggap Sang Buddha sebagai guru yang menunjukkan jalan untuk keselamatan.

Ajaran Buddha selalu mendukung kebebasan dan kemajuan umat manusia. Ajaran Buddha selalu berdiri demi kemajuan pengetahuan dan kebebasan kemanusiaan di semua tingkat kehidupan....

Tidak ada ajaran Buddha yang harus ditinjau ulang dalam menghadapi penemuan dan pengetahuan ilmiah modern....

Semakin banyak hal baru yang ditemukan ilmuwan, semakin dekat mereka dengan penjelasan Sang Buddha tentang alam semesta dan cara kerjanya....

Sang Buddha memerdekakan manusia dari kungkungan agama. Ia juga membebaskan manusia dari monopoli dan tirani para penguasa agama. Sang Buddha adalah yang pertama kali menyarankan manusia untuk Melatih Akalnya dan tidak memperbolehkan diri sendiri dikuasai tanpa perlawanan -- seperti ternak bodoh -- mengikuti dogma agama....

Sang Buddha berdiri untuk rasionalisme, demokrasi, serta tindakan praktis dan etis dalam agama....

Ia memperkenalkan ajaran ini kepada orang-orang untuk dipraktikkan dengan martabat manusia....

Pengikut Sang Buddha disarankan untuk tidak mempercayai segala sesuatu tanpa mempertimbangkannya dengan baik....

Pada KALAMA SUTTA, Sang Buddha memberikan panduan berikut kepada sekelompok orang muda:

"Jangan menerima apapun berdasarkan laporan semata, tradisi atau desas-desus....

Atau atas kewenangan naskah religius....
Atau atas alasan dan argumen semata....
Atau atas kesimpulan sendiri....
Atau atas apapun yang kelihatannya benar....
Atau atas pendapat spekulatif seseorang....
Atau atas kemampuan semu orang lain....
Atau atas pertimbangan: 'Ini adalah guru kita'....

Tetapi jika engkau tahu oleh dirimu sendiri bahwa hal-hal tertentu adalah Tak Sehat dan Buruk; Cenderung Menyakiti Dirimu Sendiri dan Orang Lain, tolaklah mereka.........

Dan jika engkau tahu oleh dirimu sendiri bahwa hal-hal tertentu adalah Sehat dan Baik; Mendukung Kesejahteraan Spiritual Dirimu Sendiri serta Orang Lain, terima dan ikutilah mereka".........

Umat Buddha disarankan untuk menerima praktik-praktik religius hanya setelah pengamatan dan analisis yang hati-hati, dan hanya setelah yakin bahwa metode itu cocok dengan Akal Budi, dan mendukung untuk Kebaikan Diri Sendiri dan Semuanya....

Umat Buddha sejati tidak tergantung pada kekuasaan eksternal untuk keselamatannya. Ia juga tidak berharap untuk lepas dari kemiskinan melalui campur tangan suatu kuasa yang tidak diketahui....

Ia harus mencoba untuk membasmi semua kekotoran mentalnya untuk menemukan kebahagiaan abadi....

Sang Buddha berkata, "Jika seseorang berkata buruk tentang aku, janganlah marah atau takut, karena reaksi semacam ini hanya akan menyakitimu....
Sebaliknya, jika seseorang berkata baik tentang Aku, ajaran-Ku, dan murid-murid-Ku, janganlah terlalu gembira, tergetar, atau berbesar hati, karena reaksi semacam ini hanya akan menjadi hambatan dalam membentuk penilaian yang benar. Jika kamu berbesar hati, kamu tidak dapat menilai apakah kualitas yang dipuji adalah nyata dan benar-benar dapat ditemukan dalam diri kita"....

~ Brahma Jala Sutta

Demikianlah niat yang tak memihak dari umat Buddha sejati....

Sang Buddha telah menjunjung Derajat Tertinggi Kebebasan tidak hanya dalam sosok manusiawinya, tetapi juga dalam kualitas ilahinya....

Kebebasanlah yang membebaskan seseorang dari Perbudakan Dogma dan Hukum Religius Diktatorial atau Hukuman Keagamaan.........

Sabbe satta bhavantu sukhitatta,
Semoga semua makhluk berbahagia _/\_

 -o0o-


PROFIL PENULIS: 

Dr. Kirinde Sri Dhammananda Nayaka Mahathera, Beliau adalah lulusan Diploma Linguistik dan Tipitaka Pali dari Vidyalankara Pirivena yang kemudian melanjutkan ke Benares Hindu University di India dimana beliau mempelajari Sansekerta, Hindi, dan Filsafat. Beliau lulus dengan gelar M.A pada tahun 1949. 

Pada tahun 1952 beliau terpilih diantara 400 bhikkhu terpelajar lain untuk memulai misinya di Malaya atas undangan Sasana Abhiwurdi Wardhana Society di Brickfields, Kuala Lumpur, tempat beliau tinggal semenjak itu. Beliau mendirikan Buddhist Missionary Society Malaysia pada tahun 1961 dan menekuni karir mengajar dan menulis yang mengubah taraf pemahaman ajaran Buddha di negara itu. 

Sampai saat ini beliau telah menulis lebih dari 55 judul dan lebih dari 1.000 artikel, yang telah mengilhami, baik umat Buddha maupun non-Buddha di seluruh dunia. Beliau telah menerima sejumlah penghargaan untuk prestasinya, yang terakhir adalah Agga Mahapandita dari Pemerintah Myanmar. 
Beliau tidak hanya mendukung penyebaran ajaran Theravada, tetapi juga Mahayana dan Vajrayana, karena beliau bersikap bahwa semua tradisi ini merupakan bagian dari Ekayana, Satu Jalan.........

 

Laki-laki - pandai tampil mencintaimu, padahal tidak.
Wanita - bisa tampil tak peduli, padahal sangat mencintaimu.