Thursday, February 28, 2013

Sikap dan Tata Cara Orang Korea Selatan

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu sifat khas orang tua Korea adalah blak-blakan. Pertanyaan seperti berapa umurmu, apakah sudah menikah, dan mengapa belum menikah adalah pertanyaan yang lumrah yang akan sering kita dengar. Tidak jauh beda dengan sifat orang-orang tua di Tanah Air bukan?

Sansan Hasjim dalam buku Bujet Pas-pasan, Keliling Korea 60 Hari? Bisa! menuliskan adat orang Korea dalam menjamu tamu sangat baik. Mereka memperlakukan tamu bak orang istimewa. Keperluan tamu dipersiapkan semua, mulai dari ruang tidur hingga perlengkapan mandi. Mereka juga akan menyajikan makanan istimewa. Namun jika tidak memasak sendiri, mereka akan mengajak tamunya makan di luar dan memilihkan makanan yang enak-enak.


Lazimnya orang Korea tak memperkenankan tamunya mengerjakan apa pun ketika sedang menumpang, mungkin pengecualian jika keadaan memaksa. Sampai-sampai baju kotor tamunya pun mereka yang mengumpulkan dan memasukkannya ke mesin cuci, dan si tamu terima beres dengan pakaian yang sudah wangi dan terlipat rapi.


Jika diajak makan, lihat dulu siapa yang mengajak. Ada tren baru di Korea saat ini, yaitu going dutch alias makan bayar sendiri-sendiri. Ini biasanya dilakukan anak muda di negeri ginseng itu. Jika mereka menawarkan membayar tagihan makan kita, cobalah untuk menawarkan membayar tagihan sendiri terlebih dahulu.


Apabila ada makan ronde kedua, saat itu giliran kita yang membayar sebagai ganti tagihan pertama yang mereka bayarkan. Nah, lain ceritanya jika yang mengajak makan adalah orang tua. Kali ini, Anda akan menjadi orang yang ditraktir. Karena umumnya, mereka selalu berinisiatif membayar semua tagihan makan.


Di dalam subway tersedia tempat duduk bagi para manula, orang cacat, dan ibu hamil. Tempat duduk itu terpisah dari tempat duduk penumpang lainnya. Walau tempat "spesial" itu kosong, tak ada yang berani mengisinya, kecuali ingin ditatap oleh penumpang lain. Terkadang kalaupun ada orang tua di tempat itu, ia pun tak ingin duduk di situ.


Mengantre juga menjadi budaya penduduk Korea Selatan. Budaya mengantre tidak hanya berlaku ketika hendak naik kendaraan, tapi juga ketika menunggu giliran masuk toilet umum. Tidak akan ada orang yang saling serobot seperti yang sering terjadi di Indonesia.


Para orang tua Korea adalah penolong yang sangat baik, setelah polisi, ketika ada orang tersesat atau kesusahan. Mereka tidak segan-segan mengantar atau menunjukkan jalan. Mereka memang lebih ramah dibandingkan dengan anak muda.



Sumber : http://id.berita.yahoo.com/sikap-dan-tata-cara-orang-korea-selatan-121844933.html;_ylt=AqVf7NGPYMLnNanXGTWBT3q2jPR_;_ylu=X3oDMTRjNGdzN3VsBG1pdANsaXN0IHRyYXZlbCBsdWFyIG5lZ2VyaQRwa2cDYzY0NjIxZDUtODgzNS0zYjU3LTg3ZTMtZjUxODFlZDYzNWExBHBvcwMyBHNlYwNNZWRpYVN0b3J5TGlzdExQVGVtcAR2ZXIDMzVkOTEwYjMtNDRkZi0xMWUyLTlmZmYtM2RhNWY2ZTEyZGIx;_ylg=X3oDMTF2NjJudWdnBGludGwDaWQEbGFuZwNpZC1pZARwc3RhaWQDBHBzdGNhdAN0cmF2ZWx8bHVhcm5lZ2VyaQRwdANzZWN0aW9ucw--;_ylv=3
RINI K

Jelajah Pantai-pantai di Pulau Langkawi

Jelajah Pantai-pantai di Pulau Langkawi


Negara-negara di Asia Tenggara terkenal dengan keindahan pantai-pantainya, demikian juga dengan negara tetangga Malaysia. Pulau Langkawi — salah satu tujuan wisata favorit di negara tersebut — memiliki banyak pantai yang indah, layak untuk dikunjungi.

Pulau Langkawi terletak di bagian barat, tidak terlalu jauh dari Penang (tujuan wisata lainnya). Perairan di sekeliling pulau ini juga berbatasan langsung dengan Thailand. Bahkan dari pelabuhan Langkawi, daratan Thailand dapat terlihat dengan mata telanjang.

Di bawah ini ada beberapa pantai di Langkawi yang dapat Anda kunjungi, bila berkesempatan untuk berkunjung ke pulau cantik ini. 

Pantai Cenang
Keramaian di Langkawi berpusat di sekitar Pantai Cenang, yang terletak di pesisir bagian barat dan biasanya menjadi tujuan pertama para turis. Pantainya memiliki pasir putih yang sangat lembut.

Pantai Cenang merupakan destinasi pertama bagi wisatawan yang berkunjung ke Langkawi. (Olenka Priyadarsani)

Ombak di Pantai Cenang juga tidak tinggi dan keras sehingga tidak terlalu membahayakan. Pada saat surut, Anda bahkan dapat menyeberang dengan berjalan kaki ke pulau kecil tak jauh dari bibir pantai.

Pantai Cenang memiliki beragam akomodasi, mulai dari penginapan murah hingga resor mewah. Pada malam hari, jalan utama di pinggir pantai dipenuhi wisatawan asing yang sedang asyik di kafe dan restoran yang berjajar sepanjang jalan.

Pantai Tengah
Pantai Tengah berada tidak jauh dari Cenang, hanya dipisahkan oleh sebuah semenanjung kecil. Pantai ini juga memiliki pasir putih yang halus. Pantai Tengah memiliki  bentangan terpanjang di antara semua pantai di Langkawi. Sangat cocok untuk Anda yang menginginkan tempat agak sepi, namun tidak terlalu jauh juga dari pusat keramaian.

Pantai Kok
Pantai Kok berada sekitar 12 km dari Pantai Cenang, masih di pesisir barat. Pantai ini juga memiliki pasir yang bersih dan air yang jernih. Pinggir pantai didominasi oleh beberapa resor mewah dan memiliki marina yang modern. Pantai yang berbentuk teluk ini dikelilingi bukit-bukit kapur dengan hutan hujan tropis yang masih hijau. Pantai Kok terletak tidak jauh dari beberapa lokasi wisata lain, yaitu kereta layang menuju ke Gunung Mat Cincang dan Air Terjun Telaga Tujuh. 

Pantai Tanjung Rhu
Pantai ini mungkin salah satu yang terbaik di Langkawi karena pasirnya yang sangat halus. Untuk menuju ke pantai ini Anda harus melewati jalanan yang kanan-kirinya masih berupa hutan. Suasana di sini sangat tenang dan  pohon-pohon kasuarina membuat pantai terlindung dari teriknya matahari. Di sini ada beberapa resor mewah yang dapat dijadikan pilihan tempat berbulan madu.

Pantai Pasir Hitam
Sesuai dengan namanya, pantai ini memiliki pasir berwarna hitam. Ini bukan berarti bahwa keseluruhan pasir berwarna hitam, melainkan pasir yang alami bercampur dengan kandungan mineral dan timah yang berwarna hitam. Bila Anda berkunjung ke sini, jangan lewatkan untuk berfoto dengan sebuah dermaga yang dibangun pada masa silam, yang masih berdiri di pantai ini.

Pantai Pasir Hitam memiliki pasir yang bercampur dengan mineral dan timah yang berwarna hitam. (Olenka Priyada)

Pantai Pasir Tengkorak
Pantai ini merupakan lokasi piknik favorit masyarakat lokal. Pantai ini terlihat seperti tersembunyi di antara pohon-pohon besar di sekelilingnya. Di kanan dan kiri pantai terdapat batu besar, yang membuatnya bagai tempat persembunyian bajak laut. Tidak jauh dari pantai terdapat Museum Ibrahim Hussein.

Beberapa lokasi di Langkawi cukup sepi sehingga cocok untuk menjadi tujuan berbulan madu. (Olenka Priyadarsani)

Selain itu ada beberapa pantai lain di Langkawi yaitu Pantai Batu Hampar, Pantai teluk Burau, Pantai Datai, Pantai Teluk Yu, dan Pantai Teluk Baru.


Sumber : http://id.berita.yahoo.com/jelajah-pantai-pantai-di-pulau-langkawi.html
Kunjungi juga blog perjalanan Olenka di www.backpackology.me

Tat Kuang Xi, Kesejukan di Laos Utara

Tat Kuang Xi, Kesejukan di Laos Utara


Negeri kecil Laos mungkin belum banyak dikunjungi oleh wisatawan Indonesia, padahal ada beberapa lokasi wisata yang menarik di sini. Salah satu yang paling mengesankan adalah air terjun Kuang Xi, yang dalam bahasa setempat disebut Tat Kuang Xi. Air terjun ini berada di kota Luang Prabang, di bagian utara negeri.

Kolam-kolam alami di mana wisatawan dapat berenang. (Olenka Priyadarsani)

Kuang Xi merupakan air terjun tiga tingkat yang bermula dari sebuah kolam dangkal di atas bukit. Air terjun utama memiliki tinggi 60 meter. Bukan hanya air terjunnya yang menarik, melainkan juga kolam-kolam di mana air tersebut jatuh. Berbagai gradasi warna antara hijau, biru, hingga putih susu kolam-kolam bertingkat ini menjadi favorit para fotografer.

Jembatan kayu yang membuat suasana Kuang Xi makin terlihat romantis. (Olenka Priyadarsani)

Layak memang apabila lokasi wisata ini merupakan tujuan utama para wisatawan asing yang berkunjung ke kota kecil Luang Prabang. Air terjun Kuang Xi juga hampir selalu muncul dalam brosur-brosur wisata yang mempromosikan pariwisata Laos. Luang Prabang sendiri telah dicanangkan sebagai situs warisan budaya UNESCO.

Wisatawan diperbolehkan untuk berenang dan bermain di kolam-kolam di bawah air terjun, walaupun ada satu kolam yang tertutup karena dianggap keramat. Anda dapat berganti pakaian di pondok-pondok kayu sederhana yang tersedia di dekat lokasi air terjun.

Zona larangan berenang di bawah Air Terjun Kuang Xi. (Olenka Priyadarsani)

Bila Anda ingin sedikit bertualang, Anda dapat mendaki menuju puncak air terjun melalui sebuah jalan setapak. Ingat, bahwa jalan setapak di sini terkadang sangat licin terutama di pagi hari ataupun di musim hujan. Oleh karena itu, sandal gunung atau sepatu olahraga menjadi pilihan alas kaki yang paling tepat. Bahkan ada beberapa wisatawan yang memilih bertelanjang kaki karena sandal jepit terlalu licin.

Pemandangan di sekitar air terjun luar biasa indah. Ini karena letak air terjun yang berada di tengah hutan hijau yang relatif masih perawan. Jalan setapak menuju ke atas pun sangat sederhana dan alami.

Salah satu lokasi favorit wisatawan untuk mengambil gambar adalah jembatan kayu yang menghubungkan satu sisi dengan sisi lainnya. Air terjun utama dapat menjadi latar belakang foto cantik Anda.

Di bagian luar kompleks, di dekat area parkir, terdapat cukup banyak kios yang menjual makanan dan suvenir. Tentu saja Anda harus menggunakan keahlian Anda untuk menawar. Harga suvenir di sini lebih mahal daripada di pasar malam Luang Prabang yang digelar di jalan utama setiap malam.

Air terjun Kuang Xi berada sekitar 29 km dari pusat kota Luang Prabang. Anda dapat menyewa tuktuk untuk pergi ke tempat ini. Bila Anda bepergian sendiri, ada baiknya Anda mencari tumpangan tuktuk di Jalan Sisavangvong, sehingga Anda dapat berbagi dengan wisatawan lain. Harga tiket masuk ke Kuang Xi adalah 20.000 kip.

Air terjun lain yang dapat dikunjungi adalah Tad Sae.


Sumber : http://id.berita.yahoo.com/tat-kuang-xi--kesejukan-di-laos-utara.html;_ylt=Asi9rrwIHy.H6yfrW85hfCO2jPR_;_ylu=X3oDMTRjY2YxOWZzBG1pdANsaXN0IHRyYXZlbCBsdWFyIG5lZ2VyaQRwa2cDNWFiNTgwZjctMjUyNy0zM2QzLWJkZGYtYzkyM2NhM2FhZmE1BHBvcwMyBHNlYwNNZWRpYVN0b3J5TGlzdExQVGVtcAR2ZXIDNTEzYjNlMzMtZmNiNi0xMWUxLWJmMzAtNGM2ODdjN2NkNDVm;_ylg=X3oDMTF2NjJudWdnBGludGwDaWQEbGFuZwNpZC1pZARwc3RhaWQDBHBzdGNhdAN0cmF2ZWx8bHVhcm5lZ2VyaQRwdANzZWN0aW9ucw--;_ylv=3
Kunjungi juga blog perjalanan Olenka di www.backpackology.me

Tak Bat, Ritual Pagi Para Biksu di Laos


Barisan panjang biksu berjubah warna jingga dan berjalan tanpa alas kaki, menjadi pemandangan menarik yang mengawali pagi hari di kota Luang Prabang, Laos utara.

Para rohaniwan Buddha itu melakukan ritual Tak Bat, upacara pengumpulan sumbangan yang menjadi tradisi aliran Buddha Theravada sejak berabad-abad lalu. Sayangnya, kesakralan ritual ini mulai terganggu akibat ulah wisatawan.

Barisan panjang biksu dan warga Luang prabang yang memberi persembahan. (Hairun Fahrudin)

Menurut kepercayaan Buddha Theravada, para biksu tidak diperkenankan bertani dan memasak makanan sendiri. Satu-satunya cara menunjang kelangsungan hidupnya adalah dengan mengumpulkan sumbangan dari umat berupa makanan atau terkadang uang. Para biksu makan sekali sehari lewat pemberian itu, lalu hanya minum air sampai keesokan pagi.

Sebagian besar penduduk negara-negara Indocina seperti Thailand dan Laos merupakan penganut aliran Buddha Theravada. Jadi ritual Tak Bat ini tak hanya bisa dijumpai di Luang Prabang, tapi juga di kota-kota lainnya di Indocina seperti Bangkok dan Chiang Mai. Namun Tak Bat di Luang Prabang terlihat lebih hidup dan spektakuler karena kota kecil ini memiliki banyak biara dengan ratusan biksu yang setiap pagi melakukan upacara tersebut.

Keunikan ini pula yang mengundang wisatawan dari seluruh penjuru dunia mengunjungi Luang prabang. Tak pelak lagi, ritual Tak Bat sekarang menjadi atraksi wisata yang masuk dalam daftar wajib lihat bagi pelancong, bahkan turut dijual oleh agen wisata.

Seorang turis membeli nasi ketan di pinggir jalan untuk diberikan pada biksu. (Hairun Fahrudin)

Sejak pukul 05.30, kerumunan turis yang sebagian besar berbahasa Mandarin sudah terlihat di beberapa sudut jalan Luang Prabang. Rupanya kota kecil itu sedang kebanjiran wisatawan dari Cina yang memanfaatkan liburan panjang National Day Week setiap awal Oktober. Turis bule juga cukup banyak, namun mereka hanya membentuk kelompok kecil-kecil sehingga tak terlalu mencolok.

Di sudut lainnya, pedagang lokal menawarkan dagangannya dengan agresif. Mereka merayu semua turis yang lewat supaya membeli nasi ketan dan buah-buahan untuk diberikan pada biksu. Perlengkapan ritual Tak Bat seperti alas duduk dan selendang tradisional Laos tak lupa pula turut disewakan. Singkat cerita, ritual Bak Bat sudah menjadi lahan bisnis yang menggiurkan.

Aksi jual beli ini sebenarnya bertentangan dengan aturan ritual Tak Bat. Umat harusnya memasak sendiri makanan yang akan diberikan pada biksu, bukan membeli jadi dari pedagang jalanan. Tetapi para turis rupanya ingin terlibat langsung dalam upacara keagamaan itu, mereka tak puas hanya menonton.

Turis-turis tak hanya menonton, mereka juga ingin terlibat dalam ritual Tak Bat. (Hairun Fahrudin)

Sekitar pukul 6 pagi, sudah mulai terlihat iring-iringan panjang para biksu yang berjalan dengan sikap meditasi, yaitu tidak berbicara dan melakukan kontak mata. Biksu senior berjalan paling depan, lalu diikuti biksu yang lebih muda di belakangnya. Semuanya harus membawa mangkuk yang nantinya akan terisi dengan makanan pemberian umat.

Iring-iringan biksu ini akan berjalan di depan orang-orang yang sudah menyiapkan sumbangan untuk mereka. Lalu tanpa berbicara sepatah kata pun, umat memasukkan sejumput makanan ke dalam mangkuk dan dilakukan terus-menerus sampai makanan yang mereka siapkan habis.

Namun suasana hikmat ini menjadi terganggu dengan keberadaan fotografer amatir yang mengambil foto dari jarak sangat dekat. Beberapa orang bahkan berani memotret biksu dengan jarak kurang dari satu meter menggunakan lampu kilat! Tanpa rasa bersalah, aksi itu dilakukan berulang kali dan tak ada satu orang pun yang menegur mereka.

Banyak warga Luang Prabang mulai enggan mengikuti ritual Tak Bat, mereka tak mau dijadikan tontonan. (Hairun F)

Karena kondisi ini, banyak warga lokal mulai enggan ikut serta dalam ritual Tak Bat, mereka menolak dijadikan tontotan. Para biksu juga sempat mengemukakan rencana mereka untuk menghentikan upacara ini lantaran perilaku wisatawan sudah sulit dikendalikan. Kalau itu benar-benar terlaksana, maka akan hilanglah ciri khas Luang Prabang yang paling unik itu.

Ritual Tak Bat di Luang prabang saat ini terasa sudah lepas dari makna spiritualnya sebagai interaksi yang indah antara biksu dan umat.

Agaknya turis tak perlu ikut-ikutan memberi persembahan, mereka cukup melihat dari jauh saja. Biarkan ritual Tak Bat menjadi milik warga Luang Prabang!


Sumber : http://id.berita.yahoo.com/tak-bat--ritual-pagi-para-biksu.html;_ylt=Ao4KTrvR.WzUQ.FHsxvDxM.2jPR_;_ylu=X3oDMTRjcmduc2huBG1pdANsaXN0IHRyYXZlbCBsdWFyIG5lZ2VyaQRwa2cDYWU4MDU3MmUtMjQ4MS0zNzRjLWE4NTMtMTZjMzE0ODU5MGViBHBvcwM0BHNlYwNNZWRpYVN0b3J5TGlzdExQVGVtcAR2ZXIDZDM3MjcyMzMtMmQ1MS0xMWUyLWFmYWQtMGFiODU1NWQwYTQy;_ylg=X3oDMTF2NjJudWdnBGludGwDaWQEbGFuZwNpZC1pZARwc3RhaWQDBHBzdGNhdAN0cmF2ZWx8bHVhcm5lZ2VyaQRwdANzZWN0aW9ucw--;_ylv=3
Kunjungi juga blog Hairun Fahrudin di easybackpacking.blogspot.com

Jalan Sehat Menyusuri Tembok Raksasa Cina

Jalan Sehat Menyusuri Tembok Raksasa China


Tembok Raksasa Cina adalah salah satu tempat yang wajib dikunjungi saat berkunjung ke Beijing. Lokasinya yang agak jauh di pinggir kota memang merepotkan. Awalnya, saya sempat kebingungan karena tidak tahu transportasi apa yang nyaman untuk mencapai Tembok Raksasa ini.

Setelah cek-cek ombak lewat internet dan konsultasi dengan beberapa teman di komunitas perjalanan, akhirnya saya memilih menggunakan jasa tur. Beruntung, pilihan jasa tur keliling satu hari banyak. Malah, bisa pesan langsung di tempat. Baik hotel mewah maupun kecil menyediakan jasa ini.

Struktur tembok pun mengikuti bukit. (Syanne Susita)

Kisaran harganya sekitar Rp300 ribu. Harganya cukup terjangkau, mengingat harga itu mencangkup transportasi keliling tidak hanya ke Tembok Raksasa, tetapi beberapa tempat lain. Dan sudah termasuk tiket masuk ke tempat wisata dan makan siang dan malam di restoran.

Hal menyenangkan lainnya adalah selama perjalanan kita akan bertemu dengan tamu lain yang biasanya datang dari berbagai negara. Jadi, selama perjalanan, obrolan pun pasti akan lebih menarik.

Sekitar jam 8 pagi, mobil van berisikan sekitar 12 penumpang sudah menunggu di depan hotel. Di hotel ini, ternyata yang mendaftar tur cukup banyak. Jadi, begitu jalan, van langsung penuh. Hanya mampir satu hotel lagi untuk menjemput peserta tur dan semua bangku terisi penuh.

Bagi yang menjelajah Tembok Raksasa di musim dingin, bersiaplah dengan topi wol sebagai penghangat kepala. (Syanne)

Tujuan pertama adalah Badailing. Sepanjang jalan menuju tembok, pemandangan di kanan dan kiri cukup menakjubkan. Bukit yang berundak-undang dan kadang-kadang terlihat penampakan Tembok Raksasa. Berhubung saya berkunjung pada musim gugur, ranting-ranting pepohonan di sekitar bukit pun gundul tanpa dedaunan. Di beberapa tembok pun terlihat gumpalan salju.

Berhubung Badailing adalah titik wisata untuk menjelajah Tembok Raksasa yang paling populer, setiba di sana saya agak terkejut melihat betapa ramainya turis yang berkunjung. Sebelum turun dari mobil, pemandu tur yang sekaligus sopir van ini langsung memberi wanti-wanti kalau jika ingin menjelajah tembok sampai di titik terakhir yang diperbolehkan harus yakin kalau fisiknya kuat.

Rupanya, karena tembok dibangun di atas bukit, maka struktur tembok pun mengikuti bukit. Termasuk naik turunnya. Jadi, judulnya kaki harus kuat menapaki tangga yang kadang menukik tinggi atau undakan tangga satu dengan yang lain cukup jauh.

Hampir sebagian rombongan memutuskan untuk menjelajah tembok. Saat menyelusuri tembok, saya akhirnya bisa mengerti kenapa tembok ini bisa masuk dalam tujuh keajaiban alam di dunia. Dengan postur tubuh orang Cina yang lebih kecil dan ramping, sangatlah menakjubkan mereka bisa membuat tembok sebesar dan sekokoh ini.

Apalagi, para tentara yang setiap harinya bertugas menjaga di tiap-tiap menara. Betapa kuatnya stamina mereka karena setiap hari harus menyusuri tembok dan tangga-tangga curam ini. Saya pun langsung menghubungkan ini dengan ilmu meringankan tubuh yang sering ditemui dalam kisah kungfu/silat klasik Tiongkok.

Jika ingin mendapatkan gambar bagus, Tembok Raksasa ini memang ternyata harus berani dan kuat fisik hingga titik terakhir. Soalnya, tidak semua orang yang kuat mencapai titik terakhir itu. Sehingga saat mengambil gambar, komposisi pemandangan pun sepenuhnya bersih pada lekukan tembok tanpa tercemari oleh lalu-lalang pengunjung. Di titik terakhir ini, suhu udara pun lebih dingin.

Jadi, bagi yang menjelajah Tembok Raksasa di musim dingin, bersiaplah dengan topi wol sebagai penghangat kepala dan sarung tangan. Berhubung kita berjalan menyusuri tembok, menggunakan jaket terlalu tebal justru akan merepotkan. Badan akan panas saat jalan sehat menyusuri tembok.

Di sepanjang tembok, banyak juga penjaja minuman dan cendera mata. Untuk yang terakhir ini, sebaiknya dibeli saat mau turun atau kembali ke titik awal saja agar tidak memberatkan. Sebagai tempat yang paling ramai dikunjungi turis, jalur luncur sepanjang 1 kilometer bagi pengunjung yang kelelahan dibangun juga di sisi samping tembok,.

Hanya dengan membayar sekitar 30 yuan, kita bisa kembali tanpa harus menjelajahi tangga-tangga curam tadi dan meluncur cepat hingga tiba di titik awal.


Sumber : http://id.berita.yahoo.com/jalan-sehat-menyusuri-tembok-raksasa-cina.html;_ylt=AnLJ0M1_ZM.ZPL.Ua8HhLQe2jPR_;_ylu=X3oDMTRjbjNuNG0zBG1pdANsaXN0IHRyYXZlbCBsdWFyIG5lZ2VyaQRwa2cDMGE0N2ZmYzItMjljMy0zODQ0LTgwYjYtZjE5ZDY2ZWM0YjI2BHBvcwM1BHNlYwNNZWRpYVN0b3J5TGlzdExQVGVtcAR2ZXIDNDY2NzAyZDMtMWZmOS0xMWUyLWIyZmQtYjQ2OTM2OTUxMGY2;_ylg=X3oDMTF2NjJudWdnBGludGwDaWQEbGFuZwNpZC1pZARwc3RhaWQDBHBzdGNhdAN0cmF2ZWx8bHVhcm5lZ2VyaQRwdANzZWN0aW9ucw--;_ylv=3

Kuil Putih, Mahakarya Sang Seniman Eksentrik di Chiang Rai, Thailand

Pernahkah Anda membayangkan figur Michael Jackson dan Doraemon menjadi ornamen di dinding bagian dalam sebuah kuil Buddha? Barangkali itu terdengar gila, tapi benar-benar ada di Thailand. Segala “keganjilan” kuil itu bisa dikemas dalam karya arsitektur indah yang kata pendirinya baru selesai 60 tahun lagi.

Kalau Anda membaca brosur-brosur wisata Thailand utara, kemungkinan besar Anda akan melihat gambar sebuah kuil putih yang sangat cantik. Itulah Wat Rong Khun yang sering juga disebut Kuil Putih atau White Temple. Kuil ini sudah menjadi ikon wisata Thailand utara dan menjadi objek wisata yang wajib dikunjungi.

Wat Rong Khun, yang sering juga disebut Kuil Putih. (Hairun Fahrudin)

Wat Rong Khun berlokasi sekitar 13 kilometer di sebelah selatan kota Chiang Rai, Thailand utara. Letaknya cukup strategis, berada di pinggir jalan raya yang menghubungkan Chiang Rai dengan Chiang Mai. Banyak agen perjalanan yang menawarkan kunjungan ke sana, tetapi Anda juga bisa mengunjunginya secara mandiri menggunakan kendaraan umum dari Chiang Rai atau Chiang Mai.

Ini adalah kali kedua saya mengunjungi Wat Rong Khun, dan tetap takjub dengan keindahannya meski sudah melihatnya dua tahun lalu. Nampak ada beberapa bangunan baru yang belum saya lihat sebelumnya. Pembangunan kuil ini memang masih terus berlanjut sehingga selalu ada yang baru.

Wat Rong Khun adalah proyek idealis seorang seniman terkenal Thailand bernama Chalermchai Kositpipat. Ia berambisi membuat mahakarya arsitektur yang bisa dikenang sepanjang masa. Pembangunan Wat Rong Khun sudah dimulai sejak 1997, tapi menurut sang pendiri, proyeknya baru akan selesai sekitar tahun 2070, alias 60 tahun lagi!

Kositpipat tidak main-main. Ia sudah menyiapkan pengikut supaya proyek ini tetap berlanjut meski sang seniman kelak meninggal dunia. Kelak, kompleks Wat Rong Khun akan dilengkapi museum, krematorium, biara, pagoda, serta bangunan-bangunan pendukung lain.

Bangunan Wat Rong Khun yang dicat serba putih sudah menunjukkan kalau ini bukan kuil biasa. Kuil-kuil di Thailand umumnya berwarna emas yang melambangkan kemurnian dan kemakmuran. Tapi Kositpipat menabrak pakem ini, bahkan dengan berani menggunakan warna putih yang dalam kultur Asia dianggap simbol duka cita.

Kuil ini dengan berani menggunakan warna putih yang dalam kultur Asia dianggap simbol duka cita. (Hairun Fahru)

Menurut Kositpipat, warna emas hanya cocok untuk orang yang takluk dengan godaan setan. Sebaliknya, warna putih disebutnya melambangkan kedamaian dan kemurnian Buddha. Kositpipat juga menggunakan kepingan-kepingan kaca sebagai dekorasi bangunan. Ornamen ini membuat Wat Rong Khon bersinar saat diterpa matahari, seperti kebijaksanaan Buddha yang menyinari semesta.

Toilet kompleks kuil ini dicat warna emas. (Hairun Fahrudin)

Keganjilan Wat Rong Khun juga terlihat dari patung-patung aneh yang menghiasi bangunan utama. Misalnya di bagian depan kuil, bisa ditemukan ratusan patung tangan menjulur yang beberapa diantaranya digambarkan memegang tengkorak dan periuk sedekah. Konon, patung-patung tangan ini melambangkan orang-orang yang berusaha lari dari neraka.

 
Di bagian depan kuil, bisa ditemukan ratusan patung tangan menjulur. (Hairun Fahrudin)

Kositpipat juga berusaha memasukkan unsur budaya pop pada bagian dalam bangunan kuilnya. Bagian ini tidak boleh dipotret, tetapi saya akan sedikit mendeskripsikannya untuk Anda.

Altar kuil dihiasi lukisan mural Buddha bernuansa jingga dan kuning. Sebuah patung lilin seorang biksu yang sudah meninggal juga menghiasi. Yang paling unik, dinding yang menghadap altar dihiasi lukisan mural bergambar Superman, Spiderman, Doraemon, Michael Jackson, serta tokoh dalam film Star Wars dan The Matrix.

Bagian lainnya ada gambar menara kembar WTC lengkap dengan sosok Osama bin Laden dan George W Bush yang dilukis menyerupai setan.

Masih ada bagian yang kosong di dinding bagian dalam ini. Kita tunggu saja, apa ide nyentrik Kositpipat selanjutnya untuk mengisi bagian kosong tersebut.

Bagian lainnya yang tak kalah menarik adalah toilet emas, yang barangkali paling indah dan unik sedunia. Toilet kompleks kuil ini dicat warna emas, membuatnya tampak mencolok diantara bangunan lain yang didominasi warna putih.

Secara keseluruhan, detail arsitektur yang dimiliki Wat Rong Khun benar-benar luar biasa, sangat halus dan digarap dengan cita rasa seni tinggi. Ini menunjukkan keseriusan Kositpipat dalam mewujudkan mimpinya. Kalau sekarang saja kuil ini sudah menakjubkan, bagaimana wujudnya kelak 60 tahun ke depan?


Sumber : http://id.berita.yahoo.com/kuil-putih--mahakarya-sang-seniman-eksentrik.html;_ylt=AsSQcyhwGWdWVsNW.2ZegsW2jPR_;_ylu=X3oDMTRjcnE1ZmU2BG1pdANsaXN0IHRyYXZlbCBsdWFyIG5lZ2VyaQRwa2cDNzFiNzVmYjMtY2M0NC0zNWM4LWE1ZDYtOGJjYzdlNGQ1NjgzBHBvcwMxBHNlYwNNZWRpYVN0b3J5TGlzdExQVGVtcAR2ZXIDYzM0Y2UyZTMtMWUwMi0xMWUyLWJmZDYtNzBkYjQ0MjU1YmQy;_ylg=X3oDMTF2NjJudWdnBGludGwDaWQEbGFuZwNpZC1pZARwc3RhaWQDBHBzdGNhdAN0cmF2ZWx8bHVhcm5lZ2VyaQRwdANzZWN0aW9ucw--;_ylv=3

Wat Chalong, Kuil Bersejarah Terbesar di Phuket


Wat Chalong adalah kuil Buddha paling penting di Phuket. Bila belum mengunjungi Wat Chalong, Anda bisa dikatakan belum sampai di Phuket.

Wat Chalong terletak di Tambol Chalong (atau Kecamatan Chalong) di Distrik Mueang Phuket. Kuil ini didedikasikan untuk dua biksu, Luang Pho Chaem dan Luang Pho Chuang. Dibangun pada 1837, kuil ini meyimpan banyak sejarah dan legenda. Diceritakan bahwa kuil dan para biksunya memegang peranan penting dalam pertempuran melawan pemberontakan Angyee di tahun 1876 pada masa pemerintahan Raja Rama V.

Wat Chalong adalah kuil yang paling banyak dikunjungi di Phuket.

Dari kejauhan, kemegahan Wat Chalong sudah terlihat. Kompleksnya terdiri dari banyak bangunan. Hampir semuanya bernuansa warna keemasan, seperti layaknya kuil-kuil lain di daratan Indocina.

Di dalam bangunan ini, orang-orang Thailand berdoa.

Walaupun ada bagian yang merupakan peninggalan masa lalu, ada beberapa tambahan baru di kompleks kuil ini, antara lain chedi atau pagoda berukuran 61,4 meter yang berisi peninggalan Phra Borom Sareerikatat, sepotong tulang Buddha yang dibawa dari Sri Lanka.

Potongan tulang tersebut dibawa pada 1999 dan disimpan di dalam chedi pada 2002 dalam upacara kehormatan yang dipimpin Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn, yang mewakili Raja.

Patung Buddha dalam berbagai posisi.

Memasuki kompleks kuil, saya disambut suara petasan bersahutan. Maklum, banyak wisatawan beragama Buddha yang membeli serta membakar petasan sebagai bentuk doa mereka. Bangunan utama yang saya jumpai pertama adalah aula penahbisan, tempat para biksu baru diambil sumpahnya. Bangunan ini biasanya tidak dibuka untuk umum.

Di depan bangunan penasbihan, ada aula tempat berdoa. Di sini terdapat beberapa patung gajah, yang merupakan binatang nasional Thailand. Di sini biasanya penuh dengan pengunjung berkewarganegaraan Thailand yang tengah berdoa di depan altar. Banyak di antara mereka yang membakar hio sembari berlutut. Saya tak lupa melepas alas kaki ketika masuk ke tempat ini.

Bangunan utama ke dua tentu saja chedi atau pagoda. Di sinilah potongan tulang Buddha disimpan. Saya menaiki chedi ini hingga ke atas, dari sana dapat terlihat pemandangan di sekitar kompleks Wat Chalong.

Interior chedi juga didominasi warna keemasan. Yang paling menarik adalah banyak patung Buddha dengan berbagai posisi. Ada yang tidur, duduk bersila, dan berdiri. Akan terlihat juga banyak pengunjung tengah berdoa. Selain membakar hio, mereka juga membeli bunga untuk diletakkan di atas altar.

Salah satu hal yang harus diingat adalah walaupun sebagai wisatawan, kita tidak boleh lupa bahwa objek wisata yang kita kunjungi adalah tempat ibadah. Oleh karena itu, sebaiknya Anda tidak mengenakan pakaian yang terlalu minim, seperti rok pendek, celana pendek, maupun baju tanpa lengan. Bila memang Anda berniat pergi ke pantai setelah mengunjungi kuil, ada baiknya membawa kain pantai yang dapat dililitkan bila perlu.

Kunjungan ke Wat Chalong dapat digabungkan dengan kunjungan ke Big Buddha, yang hanya berjarak sekitar 6 km. Keduanya merupakan tempat ibadah sekaligus objek wisata penting di Phuket.


Sumber : http://id.berita.yahoo.com/wat-chalong--kuil-bersejarah-terbesar-di-phuket-071822426.html;_ylt=Aq3zZH0El_GgIasPC3djuTC2jPR_;_ylu=X3oDMTRjdHY2bWY3BG1pdANsaXN0IHRyYXZlbCBsdWFyIG5lZ2VyaQRwa2cDZGUyNDhkNDEtNTQ2YS0zZjVmLTg3MjAtN2YwNTFiMjBlNTRmBHBvcwMxBHNlYwNNZWRpYVN0b3J5TGlzdExQVGVtcAR2ZXIDMWZlZjViYzMtM2Y3NS0xMWUyLWFlNGItNjZjZjJkY2U2NDM3;_ylg=X3oDMTF2NjJudWdnBGludGwDaWQEbGFuZwNpZC1pZARwc3RhaWQDBHBzdGNhdAN0cmF2ZWx8bHVhcm5lZ2VyaQRwdANzZWN0aW9ucw--;_ylv=3
Kunjungi juga blog perjalanan Olenka di www.backpackology.me.

Tuesday, February 26, 2013


Pada suatu waktu...., seorang anak yang bernama Hamid hidup dan sekolah di sebuah desa terpencil di pedalaman Maroko. Semua teman sekelas membencinya karena kebodohannya, terlebih lagi guru si Hamid yg selalu berteriak kepadanya " kamu membuat saya gila Hamid !!! ".

Suatu hari ibunya datang ke sekolah untuk melihat apa yg Hamid lakukan, si guru menceritakan apa adanya kpd sang ibu bahwa anaknya adalah sebuah bencana bagi sekolah,selalu dapat nilai jelek dan dia tidak pernah melihat anak sebodoh itu sepanjang karirnya. Ibu si Hamid tidak terima mendapatkan laporan seperti itu, Hamid dikeluarkan dari sekolah itu dan pindah ke kota lain.

25 tahun kemudian, sang guru terkena serangan jantung, dokter menyarankan agar dia melakukan operasi ke dokter spesialis bedah jantung. Karena tak ada jalan lain, akhirnya oprasi pun dilakukan dan sukses.Sesaat setelah oprasi, sang guru membuka matanya, dia malihat seorang dokter yang tampan dan tersenyum padanya, dia mau mengucapkan sesuatu pada si dokter tapi tak mampu bicara karena masih terpengaruh obat bius,sejurus kemudian...sang guru kelihatan panik dan menggerak-gerakan kepalanya, wajahnya mulai kelihatan membiru, dia mengangkat tangannya untuk memberitahu sang dokter tentang sesuatu...tapi terlambat, si guru akhirnya mati.

Dokter sangat terkejut dan berusaha memahami apa yang barusan terjadi, dia membalikan badannya dan melihat si Hamid yg bekerja di rumah sakit itu sebagai cleaning service mencabut colokan listrik alat bantu pernapasan untuk diganti dengan colokan listrik vakum cleanernya.


Moral story :
Jika anda berpikir bahwa Hamid adalah si dokter, hati-hati berarti anda terlalu banyak nonton sinetron dan film atau terlalu sering menghadiri seminar motivasi.

Tuesday, February 19, 2013

bookpanorama: Tidur Dulu, Bayar Hotel Belakangan


Jakarta - Situs booking online memudahkan traveler untuk mencari tiket pesawat sampai hotel. Satu lagi situs online baru untuk booking hotel adalah bookpanorama.com. Bedanya, situs ini menawarkan pembayaran belakangan. Jadi, tidur di hotel dulu, baru bayarnya belakangan.

"Kita punya tagline, booking sekarang bayar belakangan," kata General Manager bookpanorama.com, Hans Tjandra saat peluncuran di XXI Lounge, Plaza Senayan, Jl Asia Afrika, Jakarta, Selasa (19/2/2013).

Hans menambahkan, situs mereka berbeda dengan situs online lainnya. "Sesuai dengan tagline kami, maka tamu hotel dapat membayar belakangan. Jadi, tamu booking dulu, menginap, baru membayar saat check out di hotelnya," ujarnya.

Situs baru ini pun bekerjasama dengan situs online dunia, booking.com. Jadi, Anda akan menemukan 270 ribu hotel di 179 negara. Beberapa hotel-hotel di beragam destinasi dalam dan luar negeri dapat Anda temukan di sini, seperti Bali, Jakarta, Medan, Yogyakarta, Sydney, Hong Kong, Bangkok, Singapura, Beijing, Tokyo, dan masih banyak lagi.

"Kita punya nilai tambah, kita nomor 1 memberikan harga hotel paling murah," ungkap Hans.

Selain itu, ungkap Hans, website ini memberikan banyak kemudahan bagi wisatawan. "Kita kasih reward 8 persen untuk tamu, pelayanan tiap hari 24 jam, harga dan kondisi transparan, konfirmasinya juga instan," cetus Hans.

Situs online ini juga menampilkan detil hotel yang lengka. Wisatawan akan tahu mengenai luasnya kamar, kondisi, hingga keadaan kamar mandi. Informasi dari tiap hotel juga dijanjikan Hans bakal tampil lengkap.

"Kami bisa jamin, Anda bisa menemukan dari hotel melati sampai hotel bintang lima di website ini," kata Hans pada detikTravel.


Source : http://travel.detik.com/read/2013/02/19/132306/2173874/1382/bookpanorama-tidur-dulu-bayar-hotel-belakangan
 

China Tutup Kuil Gara-gara Biksu Palsu




img
Para biksu yang berdoa di kuil-kuil di Gunung Wutai (News.com)


Shanxi - Penipuan bisa terjadi di mana saja. Seperti di dua kuil suci di Gunung Wutai, China, turis ditipu oleh enam biksu palsu untuk menyumbangkan uang dan membeli dupa dengan harga yang mahal. Akhirnya, kuil tersebut pun ditutup!

Dilansir dari News Australia, Senin (18/2/2013), Gunung Wutai merupakan salah satu warisan dunia yang diakui UNESCO sebagai lanskap budaya. Gunung ini terletak di Provinsi Shanxi, serta menjadi yang tertinggi di China bagian utara.

Gunung ini memiliki panorama alam yang menakjubkan. Tak hanya itu, Gunung Wutai juga dianggap suci, di dalamnya ada puluhan kuil bersejarah. Tak ayal wisatawan pun berdatangan ke sana.

Sayangnya, dua kuil suci di Gunung Wutai harus ditutup oleh pemerintah setempat. Seperti dikutip kantor berita resmi Xinhua, bagian administrasi menutup dua dari puluhan kuil di sana. Serta, mencabut izin usaha mereka dari hari Jumat lalu (15/2/2013).

Enam orang pun ditangkap karena pembiayaan ilegal. Mereka rupanya juga menyewa biarawan palsu dan mengajak turis untuk membeli dupa dengan harga yang mahal. Serta, menyuruh turis membayar biaya yang tidak masuk akal untuk menyaksikan upacara.

Tahun lalu, Kementerian Agama setempat meminta pemerintah daerah untuk melarang pencatutan yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan. Serta melarang menjadikan tempat agama sebagai usaha bisnis.




Oleh: Afif Farhan - detikTravel
Senin, 18/02/2013 12:08 WIB

Monday, February 18, 2013

PATICCA SAMUPPADA



Paticca berarti disebabkan oleh atau bergantung pada ; Samuppada berarti timbul atau asal. Karena itu, secara harfiah, Paticca Samuppada berarti “ Sebab dan Akibat Yang Saling Bergantungan “. Disini perlu kiranya selalu diingat bahwa, Paticca Samuppada hanya merupakan suatu ajaran tentang proses kelahiran dan kematian, bukan suatu teori mengenai asal mula kehidupan. Paticca Samuppada menguraikan sebab musabab tumimbal lahir dan penderitaan, tetapi sama sekali bermaksud menerangkan evolusi dunia.

Kebodohan ( Avijja ) adalah mata rantai atau sebab pertama lingkaran kehidupan. Avijja mengaburkan semua pandangan benar. Bergantung pada kebodohan tentang Empat Kebenaran Mulia timbul kegiatan – kegiatan kehendak ( Sankhara ), baik yang bermoral atau tidak bermoral. Kegiatan – kegiatan kehendak, apakah baik atau buruk, yang berakar dalam kebodohan pasti akan menghasilkan akibatnya yang hanya memperpanjang pengembaraan hidup. Namun demikian, perbuatan – perbuatan baik tetap diperlukan untuk melenyapkan penderitaan hidup.

Bergantung pada kegiatan – kegiatan kehendak, timbullah kesadaran tumimbal – lahir ( Vinnana ) kesadaran ini menghubungkan kehidupan lampau dengan kehidupan sekarang. Bersamaan dengan timbulnya kesadaran tumimbal – lahir, muncul batin dan jasmani ( nama – rupa ). Enam indria ( salayatana ) merupakan akibat yang pasti dari batin dan jasmani. Karena enam indria, timbul kontak ( phassa ). Kontak menimbulkan perasaan ( vedana ). Kelimanya ini, kesadaran, batin dan jasmani, enam indria, kontak beserta perasaan, merupakan akibat perbuatan – perbuatan lampau dan disebut segi pasif kehidupan.

Bergantung pada perasaan, timbul nafsu keinginan ( tanha ). Nafsu keinginan menimbulkan kemelekatan ( upadana ). Kemelekatan merupakan sebab bagi proses kamma ( bhava ), yang selanjutnya menjadi syarat bagi kelahiran yang akan datang ( jati ). Kelahiran merupakan sebab yang pasti dari usia tua dan kematian ( jara marana ).

Bila karena sebab timbul akibat, maka bila sebab berakhir, akibat juga akan berakhir. Urutan balik Paticca Samuppada akan membuat persoalan ini menjadi lebih jelas.

Usia tua dan kematian dimungkinkan karena adanya suatu organisme psiko – fisik. Suatu organisme demikian harus dilahirkan ; karenanya, usia tua dan kematian mensyaratkan kelahiran. Kelahiran itu sendiri merupakan akibat pasti dari perbuatan – perbuatan lampau atau kamma. Kamma disyarati oleh adanya kemelekatan yang disebabkan oleh nafsu keinginan. Nafsu keinginan hanya dapat timbul di mana terdapat perasaan. Perasaan merupakan akibat dari kontak mensyarati organ – organ indria yang tak akan ada tanpa batin dan jasmani. Dimana terdapat batin dan jasmani di sana terdapat suatu kesadaran. Kesadaran merupakan akibat daripada kamma baik dan kamma buruk yang lampau. Melakukan kebaikkan dan keburukkan adalah karena tidak ada pengertian benar tentang segala sesuatu sebagaimana adanya ( kebodohan ).

Seluruh rumusan Paticca dapat diringkas sebagai berikut :

Dengan adanya kebodohan, timbul kegiatan – kegiatan kehendak.

Dengan adanya kegiatan – kegiatan kehendak, timbul kesadaran.

Dengan adanya kesadaran, timbul batin dan jasmani.

Dengan adanya batin dan jasmani, timbul enam landasan indria.

Dengan adanya enam landasan indria, timbul kontak ( kesan – kesan ).

Dengan adanya kontak, timbul perasaan.

Dengan adanya perasaan, timbul keinginan.

Dengan adanya keinginan, timbul kemelekatan.

Dengan adanya kemelekatan, timbul kamma.

Dengan adanya kamma, timbul kelahiran.

Dengan adanya kelahiran, timbul usia tua, kematian, kesedihan dan ratap tangis.

Dengan adanya usia tua, kematian, kesedihan dan ratap tangis timbul kelahiran kembali.

Demikianlah seluruh rangkaian penderitaan timbul. Dua yang pertama dari dua belas mata rantai ini berhubungan dengan kehidupan lampau. Delapan yang selanjutnya berhubungan dengan kehidupan sekarang, sedangkan dua yang terakhir berhubungan dengan kehidupan yang akan datang.

Berakhirnya kebodohan secara mutlak mengakibatkan berhentinya seluruh kegiatan kehendak.

Berakhirnya seluruh kegiatan kehendak mengakibatkan berhentinya kesadaran tumimbal lahir.

Berakhirnya kesadaran tumimbal lahir mengakibatkan berhentinya batin dan jasmani.

Berakhirnya batin dan jasmani mengakibatkan berhentinya enam landasan indria.

Berakhirnya enam landasan indria mengakibatkan berhentinya kontak.

Berakhirnya kontak mengakibatkan berhentinya perasaan.

Berakhirnya perasaan mengakibatkan berhentinya keinginan.

Berakhirnya nafsu keinginan mengakibatkan berhentinya nafsu kemelekatan.

Berakhirnya nafsu kemelekatan mengakibatkan berhentinya kamma.

Berakhirnya kamma mengakibatkan berhentinya kelahiran.

Berakhirnya kelahiran mengakibatkan berhentinya usia tua, kematian, kesedihan, keluh kesah, kesakitan, kesedihan dan ratap tangis.

Berakhirnya usia tua, kematian, kesedihan, keluh kesah, kesakitan, kesedihan dan ratap tangis maka berakhirlah tumimbal lahir.

Demikianlah seluruh rangkaian penderitaan berakhir.

Proses sebab dan akibat terus berlanjut tanpa batas. Permulaan proses ini tidak dapat ditentukan, karena tidak mungkin untuk menyatakan di mana arus kehidupan ini mulai diliputi oleh kebodohan. Tetapi bilamana kebodohan ini diubah menjadi pengetahuan dan arus kehidupan ini dialihkan ke Nibbana – dhatu, maka terjadilah akhir proses kehidupan atau samsara ini.
 
 

Facebook : Buddha Picture

Fwd info :

WARNING FOR YOU!

Below is a typical fraud email from ”your” credit company or bank!
My email box took this as spam (the CC logos are filtered out in my version but perhaps not in yours).
This is to let you know how a “real” email fraud would look like.

Everything look VERY genuine but be sure of that this is FRAUD and NEVER respond to it!

Know this! – A credit company will NEVER ask you for your info.
If they suspect something they will terminate it and send you a new credit card – or your bank will (not knowing how it is in Indo).

So NEVER respond to this as this is for sure FRAUD!
If you respond by mistake – take immediately contact to your bank and TERMINATE IT!
But I hope you are not that easy to fall for it.



From: Visa / MasterCard® [mailto:externalcommunications@ca-cib.com]
Sent: 9 februar 2013 04:02
To:
Subject: Warning Notification : Your credit card has been suspended

 
Dear Valued Customer,

Your Credit Card has been Suspended, as an error was detected in your Credit Card information. The reason for the error is not certain, but for security reasons, we have suspended your Credit Card temporarily.

We need you to update your information for further use of this Credit Card.
To Lift this Suspension:
To Get Start Click on the bellow link :
and FILL the form to re-activate your Credit Card.

NOTE:
If this is not resolved within 72 hours, we will be forced to susupend your Credit Card Permanently as it may be used fraudulently. The purpose of this verification is to ensure that your Credit Card account has not been fraudulently used.

Thanks,
Customer Support Service.

Sincerely,
From Safety Department.
© Copyright 2001-2013 Visa. All Rights Reserved.



Apa bagusnya Agama Buddha itu ?


Oleh Ajahn Brahm

Salah satu hal yg baik dlm agama Buddha adalah kita selalu mengundang org utk bertanya . Kita tidak diminta untuk percaya begitu saja ( apakah pada kitab , wahyu, kata Si utusan , dll ) tetapi kita diajari cara untuk mencari kebenaran.

Ada satu cerita untuk memahami apa itu agama Buddha .

Beberapa tahun lalu, ada kejadian di mana seorang tentara Amerika ' tanpa sengaja ' membuang lembaran Al-Quran ke dalam lubang kloset. Berita ini masuk di koran-koran, media TV di seluruh dunia. Sepertinya si Tentara melakukan Kejahatan Extrem.

Waktu itu Ajahn Brahm di telp seorg wartawan Australia. Ia berkata bahwa ia sdh menanyai semua pemimpin keagamaan pertanyaan yg sama . " Ajahn Brahm, apa yg akan anda lakukan seandainya ada org yg merobek lembaran Tipitaka dan membuangnya ke Kloset ?"

Tanpa ragu , saya menjawab, " Kalau ada yg membuang lembaran Tripitaka ke dalam Kloset saya , yg pertama yg akan saya lakukan adalah memanggil Tukang Ledeng" Sebagai Bhikkhu, kami sgt praktis. Saya berkata " Pak, anda bisa saja membuang, merusak Tripitaka, arca Buddha, Vihara , dan membunuh para Bhikkhu . Tapi saya tidak akan memperkenankan Anda menghancurkan " ajaran " Buddha. Saya tdk akan pernah memperkanankan Anda membuang kedamaian, pemaafan, belas kasihan, dan Kebijakan ke dlm Kloset".

Buku, arca Buddha, Bhiikhu, Vihara adalah bungkus Luar nya. Apa yang ada di dlm Ajaran Buddha : Kedamaian, pemaafan, Dhamma itulah yg terpenting "
Jadi beritahukanlah HAL penting ini kepada keluarga Anda, rekan anda, sahabat Anda.


Source : http://becsurabaya.org/artikel/inspiring-dhamma/271-apa-bagusnya-agama-buddha-itu--.html


 

Sumber :  http://www.wisdomquotesandstories.com/


Thursday, February 14, 2013

Melihat Jepang dari Dekat


Salju baru saja turun ketika sampai di Bandara Narita. Saya akan berada di Negeri Mata Hari Terbit ini selama 10 hari mengunjungi beberapa tempat, seperti sekolahan, kuil, universitas, mengikuti upacara sado, setsubun, dan berkunjung ke tempat-tempat wisata dan bersejarah.

Begitu keluar dari bandara saya langsung disergap udara dingin. Saya datang di bulan Januari ketika Jepang memasuki akhir musim dingin. Jepang mengenal empat musim: musim panas (natsu), Juni, Juli, Agustus; musim gugur (aki), September, Oktober, November; musim dingin (fuyu), Desember, Januari, Februari; dan musim semi (haru), Maret, April, dan Mei.

Jepang merupakan salah satu negara maju: Negara Asia yang berhasil belajar pada Barat (Eropa) tapi tak “terbaratkan”. Tahun 1890-an Jepang sudah modern dan meninggalkan negara-negara Asia lainnya. Meski banyak belajar dan bersentuhan dengan Barat, Jepang berhasil mempertahankan identitas kebudayaannya. Banyak tempat-tempat bersejarah di Jepang yang masih terawat dengan baik. Sebagai bangsa besar, Jepang menyimpan banyak tradisi dan kebudayan yang sampai sekarang masih dipertahankan. 

Di sini saya seperti menemukan pemandangan baru yang belum saya temukan sebelumnya. Orang-orang berjalan di trotoar dengan tertib dan disiplin. Trotoar hanya disediakan bagi pejalan kaki dan beberapa pengguna sepeda ontel. Saya tak melihat pengendara mobil atau motor yang ugal-ugalan, apalagi penyebrang jalan sembarangan. Semuanya seperti “mesin” yang tunduk mengikuti aturan. Setiap kali hendak menyebrang jalan, orang-orang dengan sabar menunggu di depan lampu merah hingga lampu menyala hijau. Zebracross betul-betul difungsikan untuk penyebrang jalan.

Meski berada di pusat kota, saya tak menjumpai kemacetan. Setiap kendaraan dapat melaju 60-80 km perjam. Jalanan terlihat agak lengang. Entah, ini berlaku bagi semua jalanan di Tokyo atau tidak. Yang membuat saya terkagum-kagum, saya tak menemukan papan reklame iklan yang biasanya terpasang di setiap sudut kota, pinggir-pinggir jalan, atau di depan toko-toko. Apalagi gambar “calon” atau spanduk partai yang biasanya dipasang di sembarang tempat.

Di sini saya tak mudah menemukan mini market, pusat perbelanjaan (mall/mega mall), pasar tradisonal, atau pedagang asongan yang biasanya mangkal dipinggir-pinggir jalan. Tata kota (RTRW) yang baik, tertib, dan rapih, menambah pesona Ibu Kota Negara Jepang ini. Di sini pembagian wilayahnya sangat jelas: pusat perbelanjaan, perumahanan, perkantoran, pusat bisnis, pusat pemerintahan. Tak seperti Jakarta yang semuanya “pasar”, dipenuhi iklan, semerawut, dan terkesan tak memiliki aturan yang jelas. Pengusaha dapat dengan mudah membuka tempat hiburan atau pusat perbelanjaan dimanapun dia mau. Pedagang kaki lima pun dapat membuka usaha di tempat manapun yang dianggap strategis.

Yang bikin saya kaget, saya tak menemukan sepeda motor, kecuali hanya beberapa. Padahal, sebagaimana yang kita tahu, Jepang adalah produsen terbesar mobil/speda motor. Merek-merek besar seperti Honda, Suzuki, ataupun Kawasaki hampir membanjiri seluruh jalanan di Indonesia. Anehnya, di negeri asalnya, orang Jepang jarang sekali menggunakan sepeda motor.

Saya penasaran dan mencoba menanyakan pada orang Jepang sendiri yang kebetulan menemani perjalanan saya keliling Jepang. Menurutnya, setidaknya, ada dua alasan: pertama, moda transportasi umum, seperti kereta, bus, trem sudah dainggap cukup mengantar dan menemani mereka bepergian kemanapun. Mereka tak harus susah payah menggunakan kendaraan pribadi karena moda transportasi umum dianggap lebih ekonomis, tepat waktu, dan dapat dengan mudah ditemukan.

Kedua, bagi orang Jepang, sepeda motor dianggap kendaraan yang paling beresiko mengancam keselamatan. Artinya, bagi orang Jepang, sepeda motor adalah “sampah” yang tak layak digunakan, tapi menguntungkan. Akhirnya “sampah” itu dibuang di negara-negara “miskin” yang masyarakatnya belum memiliki kesadaran penuh tentang arti keselamatan jiwa. Indonesia adalah salah satu negara “tong sampah” itu.

Selama di hotel saya selalu menyempatkan diri untuk menikmati tayangan acara di televisi-televisi. Semua chanel dan stasiun tv saya tonton satu persatu. Ternyata, tak seperti televisi-televisi Indonesia, stasiun televisi Jepang tak banyak dijejali iklan, sinetron, atau acara-acara “sampah” lainnya. Tayangan televisi betul-betul diproteksi oleh negara, terutama untuk melindungi anak-anak.

13382154681283883685
SMA BUNKYO

Pertama kali saya berkunjung ke sekolahan SMA Bunkyo. Sekolahan ini berada di pusat kota Tokyo. Sekolah yang didirikan 30 April 1940 ini merupakan sekolah negeri yang dibiayai oleh pemerintah. Sekolah ini memiliki 23 kelas (delapan kelas untuk murid kelas 1-2 tahun, sedangkan sisanya untuk murid kelas 3). Masing-masing kelas disi maksimal 4o orang. Sekolahan yang beralamat di 1-1-5 Nishi-Sugamo Toshima-ku, Tokyo ini memiliki laboratorium bahasa, ruang komputer, tiga laboratoriun sains, perpustakaan, ruang seminar, aula, ruang teater dan musik, kolam renang, gedung olahraga Kendo dan tenis, ruangan tradisional Jepang, dll.
 
Kurikulum dan mata pelajaran untuk kelas 1 dan 2 adalah: pelajaran Bahasa Jepang, geography, sosiologi, matematik, basic sains, biologi, fisika, kesehatan, kesenian (music/Fine art, Calligraphy). Sedangkan untuk kelas tiga ditambah pelajaran menulis dan membaca, ekonomi-politik, dan agak diperluas.

Siswa mulai masuk kelas pukul 8.25 dan keluar pukul 05.00 s/d 06.45. satu hari rata-rata menghabiskan 8 sampai 12 mata pelajaran yang masing-masing pelajaran membutuhkan waktu 55 menit.

Sependek pengamatan saya, system pembelajaran di sana sebetulnya tak ada yang baru. System pengajarannya masih konvensional dengan menggunakan metode ceramah. Setiap kelas diisi 40-45 orang. Yang menurut saya agak unik, hampir semua sekolahan yang saya kunjungi alat pengajarannya masih menggunakan kapur tulis. Ini terjadi di Negara yang mengalamai modernisasi lebih awal. Mungkin yang membedakan sisitem sekolah di sana adalah kurikulum yang dipadatkan, tak melebar, dan lebih menitikberatkan pada pelajaran-pelajaran dasar. Bahkan, dalam sepuluh tahun terakhir, Jepang melakukan pemangkasan besar-besaran terhadap mata pelajaran “tak penting”. Prinsip mereka, lebih baik mengetahui sedikit tapi mendalam daripada mengetahui banyak tapi setengah-setengah

Pemerintah Jepang mewajibkan sekolah sembilan tahun (SD dan SMP). Kewajiban ini mulai berlaku bagi anak umur enam tahun. Ketika memasuki usia enam tahun, orang tua siswa akan menerima kartu undangan (pemberitahuan) dari kecamatan setempat agar menyekolahkan anaknya. Tanpa kartu ini pihak sekolah tidak akan menerima anak tersebut. Jadi, begitu anak lahir datanya langsung masuk data base Negara.

13382155671631470870
SMP CHITOSEBASHI

Setelah berkunjung ke SMA Bonkyu, saya mampir dan berkunjung ke SMP Chitosebashi. Sekolah ini berdiri tahun 1999. Ia gabungan dari dua sekolahan (SMP). Tingkat kelahiran yang rendah membuat banyak sekolahan di Jepang gulung tikar. Semua murid memakai baju seragam dan sepatu khusus yang disediakan pihak sekolah. Anak-anak di sekolahan ini sebelum masuk kelas wajib ke perpustakaan dan membaca buku minimal 10 menit. SMP terbaik se-Kec Oshima ini memiliki murid sekitar 440.

Di samping kegiatan belajar pelajaran utama, juga dilengkapi dengan kegiatan sekolah penunjang (gakushu katsudou), seperti piknik/darmawisata (tatewari ensoku), pelatihan penyelamatan diri pada saat terjadi bencana alam (hinan kunden), pelatihan menghadapi kebakaran (kasai kunden), guest teacher program, sport festival (undokai), juga festival sandiwara (gakugeikai). Selain itu, dibekali juga dengan kegiatan ekstra kurikuler (bukatsu), seperti komputer, seni (melukis ilustrasi, kaligrafi, music brass band), sport (sepak bola, base ball, basket)
 
Selesai berdiskusi, mendengar langsung penjelasan dari kepala sekolah ini, juga melihat-lihar ruangan kelas dan bagaimana murid-murid belajar, saya kembali lagi ke hotel. Sebelum pulang ke hotel, saya mencari masjid di kota Tokyo untuk melaksanakan salat Jumat —-waktu itu kebetulan hari Jumat. Saya Jumatan di Masjid Jami Tokyo. Masjid yang dibangun orang Turki pada 1998-2000 ini termasuk yang terbesar di Tokyo. Ada sekitar 50 masjid yang tersebar di Tokyo dan sekitarnya. Yang rajin bangun masjid di Jepang rata-rata orang ITB (India, Turki, Banglades).
 
Jangan membayangkan bangunan masjid seperti di Indonesia yang rata-rata besar dan megah meskipun belum tentu banyak jamaahnya. Di sini ruko juga terkadang dijadikan masjid. Tak mudah membangun masjid di Tokyo. Bukan karena peraturan pemerintah atau dilarang dan dihalang-halangi pemuka agama di sini, tanah dan bangunan di sini lumayan mahal. Sehingga, orang harus berpikir dua kali untuk membeli tanah dan membangun masjid di negara sekular ini. Meski begitu, di Tokyo sendiri terdapat sekitar 50 masjid yang dibangun oleh pendatang Islam di sini.
 
Jepang adalah negara sekular dalam arti tak berurusan dengan agama. Dalam hal beragama orang Jepang sendiri tak begitu “serius” dan “patuh” pada satu agama. Pada saat lahir orangg Jepang biasanya merayakan upacaranya di kuil Shinto, ketika kawin di Greja, dan waktu meninggal di Vihara Budha. Agama betul-betul masuk wilayah privat dan tak boleh dibicarakan dalam ruang publik. Bahkan, orang Jepang sendiri kebanyakan tak terlalu peduli dengan agama.
 
Selesai Jumatan saya menyempatkan diri melihat-lihat Tokyo dari atas Menara Tokyo. Rasanya indah sekali menikmati Tokyo dari ketinggian 155 m di Menara yang dibangun 1955 ini. Menara yang lebih tinggi dari Eiffel (320 m) ini total ketinggiannya 333 m. Menara yang konstruksinya terbuat dari besi dengan berat 4000 ton ini merupakan landmark Jepang. Selain menara ini, Jepang juga memiliki satu menara lagi yang baru selesai dibangun 2010 yang diberi nama Skytree setinggi 623 m.

Setelah itu saya dijadwalkan mengunjungi Pusat Penanggulangan Bencana di Kitaku. Di tempat ini saya diajari cara menghindari dan menyelamatkan diri dari bencana (kebakaran dan gempa), praktik memadamkan api, juga merasakan simulasi gempa. Jepang adalah negara yang rawan diguncang gempa. Karena itu, negara ini menetapkan “standar penyelamatan” yang diajarkan disekolah-sekolah dan setiap bangunan/gedung di Jepang rata-rata dilengkapi tanda khusus berupa gambar yang dipasang di tembok-tembok sebagai bentuk penyelamatan diri. 

13382156751812761810
HIROSHIMA
 
Tokyo-Hiroshima membutuhkan waktu sekitar 1 jam menggunakan pesawat. Di Hiroshima saya mengunjungi satu tempat penting bersejarah, yakni Gedung Peringatan Bom Atom, dan menginap selama dua hari bersama keluarga orang Jepang. Dua hal yang menurut saya paling menarik. Saya banyak belajar dari kunjungan ini. Sebagaimana kota-kota besar Jepang lainnya, Hiroshima adalah kota yang indah, bersih, rapih dan asri. Ia dibelah oleh dua aliran sungai besar yang airnya bersih dan jernih. Sebelum dijatuhi bom Atom, kota ini adalah kota pelajar dan pusat militer. Banyak universitas terkemuka lahir di kota ini.

Sebelum mengunjungi Museum Perdamaian, saya mampir di Bangunan Peringatan Bom Atom Hiroshima. Ketika saya berkunjung ke sini, bangunan ini sedang direnovasi ulang. Awalnya tempat ini adalah gedung pusat bisnis pada zamannya. Gedung ini memiliki kubah yang terbuat dari tembaga. Pada saat bom atom dijatuhkan di kota ini, tembaga itu meleleh dan bangunannya rusak parah.

Bom yang meluluhlantakkan seluruh bangunan di Hiroshima dan menewaskan 140 ribu orang ini diledakkan pada 9 Agustus 45 pukul 8.15. Bom dengan panjang 3 m, berat 4 ton, dan berisi 5 kg uranium ini meledak 600 meter di atas rumah sakit Shima dan membentuk bola api (cendawan) besar yg panasnya kira-kira 1 juta drajat celcius. Perang memang selalu menyisahkan kesedihan. Meski “Little Boy” (nama bom atom ini) dijatuhkan atasnama “perdamaian” tapi ini adalah bukti kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Amerika.
 
Di belakang Gedung Perdamiana terdapat Lapangan Perdamaian. Di lapangan ini setiap 6 Agustus masyarakat Jepang memperingati peristiwa kejahatan kemanusiaan itu. Lapangan ini berada di tengah-tengah kota Hiroshima. Sebelum Bom Atom diledakkan di langit-langit kota ini, tanah lapang ini dipadati rumah dan bangunan. Dalam waktu sekejap, Bom Atom menyapu bersih dan membakar semua bangunan, pohon, dan makhluk hidup yang ada di sini. Bom Atom menandai berakhirnya Perang Dunia II. Dan, setelah itu, selama 6 tahun Jepang diduduki AS.
 
Di dalam gedung perdamaian terdapat replika “Little Boy”, bekas pakaian terbakar, batang besi yang meleleh, pecahan bangunan, photo-photo korban, replikan dan photo kota Hiroshima sebelum dan sesudah diluluhlantakkan, dll. Di musium ini penderitaan, kesedihan, kemarahan, tangisan, dan kutukan dari para korban masih terekam jelas. Hanya satu pesan dari para korban yang “diabadikan” dalam gedung ini (Spirit of Hiroshima): Hapuskan Senjata Nuklir Demi Perdamaian Dunia. 

13382157842049474189 

Sekitar 3 jam keliling dan photo-photo di tempat ini, saya kembali ke hotel untuk bertemu dengan rombongan keluarga Jepang yang rencananya saya akan menginap dan tinggal selama dua hari bersama mereka. Saya akan melihat dan merasakan langsung bagaimana hidup dengan keluarga orang Jepang. Tentunya ini pengalaman menarik.
 
Begitu sampai di hotel, ternyata keluarga Jepang itu sudah menunggu saya. Saya berkenalan dengan mereka. Sepasang suami-istri bernama Norio Sigetake dan Kunie Sigetake ini terlihat sangat hangat dan care menyambut saya. Rupanya mereka terbiasa bertemu dengan orang asing. Saya langsung diajak masuk mobil dan berangkat ke rumahnya.
 
Dari hotel ke rumahnya lumayan jauh, sekitar 2 jam menggunakan mobil. Sebelum sampai ke rumahnya saya diajak ke tempat wisata di sebuah bukit yang dari atas bukit itu saya bisa melihat Hiroshima. Kemudian mampir di mini market untuk membeli makanan dan kebutuhan dapur selama tinggal bersama mereka.

Begitu sampai di rumahnya, saya langsung disuguhi teh hijau panas tanpa gula, minuman khas Jepang. Ibu Kunie menunjukkan tempat tidur untuk saya, kamar mandi, ruang makan, dan ruangan tertentu di rumah tersebut. Rumahnya tak begitu besar, minimalis, hanya cukup untuk keluarga kecil. Ibu Kunie Sigetake memiliki dua anak yang sekarang sudah kawin dan memiliki pekerjaan sendiri di Tokyo. Anak-anaknya jarang pulang. Sepasang suami-istri ini sekarang tengah menikmati pensiunan dan hari tua mereka. Ibu Kunie adalah seorang seniman. Ia menunjukkan beberapa lukisannya. Meski baru kenal, saya dianggap sebagai anaknya sendiri. Saya dikenalkan dan disuruh memakai pakaian tradisional Jepang, Kendo. Saya makan dengan makanan khas Jepang. Juga banyak bercerita tentang tradisi dan kebudayaan masing-masing.
 
Suami-istri ini terlihat begitu damai. Mereka memiliki dua buah mobil (rata-rata keluarga Jepang yang tinggal dikampung memilki mobil), traktor, dan alat-alat pertanian. Meski usianya sudah kepala enam namun masih terlihat sehat dan lincah. Saya diajak jalan-jalan menikmati daerah sekitar Hiroshima dan berkunjung ke “kampung wisata” Takehara.

13382158761874305659

Di Takehara terdapat satu “kampung” yang masih merawat dengan baik rumah-rumah tradisional Jepang Abad 17-an. Atap bangunanya masih mengunakan kayu-kayu besar, arsitekturnya bagus-bagus, dan semuanya masih terlihat kuat dan kokoh. Di “kampung wisata” ini seolah-olah kita tersedot waktu di mana Jepang baru saja mau merangkak bangkit. Mungkin, kalau di Indoensia, tempat-tempat bersejarah seperti ini akan mudah digusur untuk Mall, apartemen, atau perkantoran. Dari sini saya melihat Jepang masih peduli terhadap peninggalan warisan budaya bangsanya. Inilah yang membuat Jepang sebagai bangsa berkarakter. Bangsa yang tak mudah dijajah dan ditaklukkan.

Setelah dua hari saya menginap bersama sepasang suami-istri yang baik ini, saya pergi ke Kyoto, salah satu kota penting di Jepang. Kyoto adalah Jogjanya Jepang. Sebelum restorasi Meiji dan pindah ke Edo (Tokyo), kota ini pernah dijadikan ibu kota negara. Kaisar Jepang membangun istana dan benteng di kota yang menyimpan ratusa kuil ini.
Kyoto pada akhir abad ke-8 hingga pertengahan abad ke-19 merupakan ibu kota negara Jepang dan menjadi pusat kebudayaan. Kyoto termasuk salah satu kota kebudayaan terkaya di dunia. Tercatat sekitar 1.600 kuil Budha, 400 tempat Ibadah Shinto, istana kekaisaran, sejumlah khas taman Jepang, dan museum di Kyoto.

Hiroshima-Kyoto saya menggunakan kereta cepat (shinkansen). Hiroshima-Kyoto yang berjarak ±600 km lebih ditempuh hanya 1.44 menit. Kereta listrik dengan kecepatan 360 km perjam ini terhubung ke seluruh kepulauan Jepang dan tak pernah telat kecuali 7 detik. Saya punya keyakinan sejak dulu negara kita sebetulnya mampu membikin kereta seperti ini. Hanya, duitnya banyak dikorupsi pejabat dan politisi kita. Juga, lebih parah lagi, ilmuan kita lebih senang jadi kuli di luar negeri ketimbang membangun negara sendiri.

Di Kyoto tempat pertamakali yang saya kunjungi adalah Pusat Studi Asia Tenggara (Center for Southeast Asian Studies) Universitas Kyoto. Di sini saya bertemu dengan Profesor Okamoto Masaaki dan mendengarkan presentasi hasil penelitiannya tentang dinamika Islam di Indonesia. Menurutnya hasil penelitiannya, ternyata proses Islamisasi di Indoensia tidak berbanding lurus dengan perolehan suara partai Islam. Terbukti, kata dia, masyarakat lebih memilih partai nasionalis ketimbang partai islam. Sepanjang 1999 sampai 2009 perolehan partai Islam hanya 38-29 %. Ini tak sebanding dengan ghirah/semangat umat Islam dalam berlomba-lomba menerapkan Perda-Perda Syariat yang total jumlahnya 78 perda di 52 Kab/Kota.
 
Saya dicekoki banyak data tentang dinamika dan realitas umat Islam di Indonesia menurut pandangan “orang luar”. Setelah mendengar paparan beliau, berdiskusi, kurang lebih selama 2 jam, saya bertandang ke SMK Pertanian. Ini adalah satu-satunya sekolah pertanian di Kyoto. Sekolah ini memiliki luas bangunan 40,901 m dan tempat olehraga 7,658 m. Juga mempunyai sawah yang lumayan luas, peternakan sapi perah, pengolahan pupuk, laboratorium bunga, tempat membuat taman.
 
Sekolah ini memiliki banyak jurusan. Di antaranya, jurusan menanam padi, bio tumbuh-tumbuhan, penanaman bunga, peternakan, pertanian, dan pertamanan. Ketika menginjak kelas 2 para siswa mulai diperbolehkan memilih jurusan sesuai minat den keinginan masing-masing. Sekolah yang sudah berumur 30 tahun ini memiliki asrama sendiri. Bagi tingkat pertama wajib tinggal diasrama, sementara tingkat dua dan tiga boleh memilih. Rata-rata lulusan sekolah ini 1/3 melanjutkan ke universitas, 1/3 lagi ke akademi kejuruan, dan 1/3 lagi melanjutkan kerja. Sekolah ini memiliki 165 laki-laki dan 75 perempuan.

1338216138675230871 

Model pendidikan seperti ini, menurut saya, lebih cocok diterapkan di Indonesia. Indonesia adalah negara dengan potensi alam yang luar biasa besar. Tapi semuanya belum digarap dan didayagunakan secara maksimal, baik pertanian, kehutanan, kelautan, perkebunan, maupun pertambangan. Dengan menciptakan sekolah berbasis pada pertanian, kelautan, atau kehutanan, potensi alam di negara ini akan bisa dimanfaatkan secara baik oleh bangsa kita sendiri. Dengan demikian, pendidikan tidak membuat terasing bagi siswanya, karena mereka dibekali dengan kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan lingkungan sosial-budayanya.

Setelah berkeliling melihat-lihat seluruh bangunan dan fasilitas yang dimiliki SMK ini, saya pergi ke Kuil Kyomizu (air jernih). Kyomizu Temple adalah salah satu kuil di Kyoto. Kuil ini di ditemukan dan direnovasi kembali pada Abad XVI. Bangunannya masih terlihat kekar dan terbuat dari kayu-kayu besar. Berkeunjung ke kuil ini rasanya seperti berada dalam film The Last Samurai yang dibintangi Tom Cruise itu. Sangking banyaknya kuil dan sebagai bentuk penghormatan terhadapnya, pemerintah setempat membuat peraturan batas tinggi bangunan. Sehingga, di kota “seribu kuil” ini jangan harap Anda akan menemukan gedung-gedung pencakar langit seperti di Tokyo. Namun, satu hal yang mejadi ciri kota-kota di Jepang: rapi, bersih, tertib, dan asri.

Sebelum beristirahat di hotel, saya diajak mampir dulu di “warung teh” menikmati ritual minum teh. 

1338216296789328427
CHANOYU; UPACARA MINUM TEH 

Rasanya tak lengkap datang ke Jepang kalau belum menikmati ritual minum teh. Ritual ini disebut chado, sado, atau chanoyu. Ia dilakukan diruangan tertentu yang disebut chashitsu. Ruangan ini rata-rata terbuat dari bambu, ukurannya tak terlalu besar, dihiasi dengan beberapa lukisan dinding (kekejiku), rangkaian bunga (chabana), juga wangi-wangian.
Teh memiliki sejarah panjang. Di Jepang teh erat kaitannya dengan pembawa agama di negeri ini. Ia dihubung-hubungkan dengan pembawa ajaran Zen di Jepang. Konon, tradisi minum teh ada hubungannya dengan Zen yang awalnya sebagai obat.

Seni upacara teh mulai dipopulerkan oleh Sen Rikyu. Pengikutnya menjulukinya “chaisei” (santo-nya teh). Karena di tangan Sen Rikyu ini tradisi minum teh memiliki nilai politis dan ekonomis. Ia terus mengembangkan seni meminum teh. Meski kematiannya tragis karena disuruh melakukan ritual bunuh diri oleh Toyotomi Hidoyeshi, ia tetap dipandang sebagai penyempurna tradisi minum the.
 
Awalnya teh hanya disuguhkan buat orang-orang tertentu yang memiliki strata sosial tinggi. Sekarang, setelah Jepang mengalami modernisasi, ritual ini tak lagi sakral. Di tangan kapitalisme, tradisi ini sudah dikomersialisasikan dan kehilangan spiritualitasnya.
Untuk menikmati ritual minum teh ini, saya dibawa ke lantai empat disebuah bangunan mewah. Di situ terdapat ruangan yang didesain sedemikian rupa sehingga menyerupai chasitsu (ruangan khusus menjamu tamu menikmati teh). Ruangan terbuka dengan lebar 3 meter persegi ini disampingnya terdapat pintu kecil (nijri-guchi). Lewat pintu kecil ini saya disuruh masuk dan membungkuk bersimpuh seperti seorang kawula menghadap priyayi. Di tengah-tengah ruangan itu terdapat lubang berisi tungku memasak air. Tungku itu bisa ditaruh di bawah atau di atas. Jika musim dingin, tungku itu diangkat ke atas sekaligus sebagai penghangat ruangan.
 
Setelah itu datang dua orang cewek cantik berpakaian tradisional Jepang (kimono) menyambut saya dengan sangat ramah. Mereka membawa mangkuk terbuat dari kramik (chawan) berisi bubuk teh (matcha) sekaligus pengaduknya yang terbuat dari bambu (chasen). Sebelum teh tersebut dituang air, terlebih dahulu disuguhi manisan terbuat dari tepung agar teh tak terasa pahit. Setelah manisan itu habis saya makan, baru teh itu diseduh air panas dan diserahkan ke saya. Kalau saya membawa seorang teman, maka saya harus mendahulukan teman saya dulu sambil berkata padanya, “dozu!” (silahkan!). Teman saya akan menjawab, “Itadakimas!” (terimakasih).

Sebelum diminum, teh dalam cawan itu harus diaduk memutar ke arah kanan sebanyak lima kali. Kemudian diputar ke arah berlawanan sebanyak lima kali juga. Baru setelah itu diminum. Teh yang disuguhkan berwarna hijau kental. Rasanya pahit.
Beruntung saya menikmati “ritual” minum teh bersama dua gadis cantik Jepang. Menurut gadis ini, dalam sejarahnya minuman teh merupakan suguhan khusus bagi tamu-tamu terhormat yang memiliki strata sosial tinggi. Teh yang disuguhkan terbuat dari daun teh pilihan dan berkualitas tinggi. Meski rasanya pahit, karena ditemani dua gadis manis ini, rasanya jadi ikut manis.

Tradisi ritual minum teh ini masih dipertahankan oleh masyarakat Jepang sebagai kekayaan budaya mereka. Sebagai sebuah custom, tradisi ini memiliki banyak makna. Juga bisa dimaknai ulang sesuai dengan perkembangan zaman. Orang Jepang pada hakikatnya sangat menghormati tamu. Penghormatan ini terwujud dalam tradisi yang sudah berumur berabad-abad ini. Di samping itu, dengan masih dirawatnya tradisi ini, Jepang masih memegang teguh nilai-nilai budayanya.
 
Ruangan jamuan teh dengan pintu kecil menunjukkan bahwa setiap orang yang masuk ke ruangan ini berkedudukan setara. Sama-sama harus membungkuk, duduk bersimpu, dan menghadap majikan. Kalau ia dilakukan beramai-ramai, maka wajib mendahulukan orang disamping kita. Ini menunjukkan bahwa kita harus mendahulukan orang lain (altruisme) ketimbang diri kita sendiri. Orang Jepang terkenal gigih, tak kenal lelah dan putus asa, pekerja keras, mendahulukan orang lain. Karakter seperti ini muncul dari tradisi dan budaya mereka sendiri. Dan masih dipertahankan hingga sekarang. Saya kira bangsa kita bisa belajar dari mereka. Kita sebetulnya memiliki nilai-nilai itu. Hanya belum banyak yang melakukannya. 

1338216352204580278
KUIL TODA-JI
 
Keesokan harinya saya pergei ke Nara berkunjung ke kuil Toda-ji. Kuil Toda (Toda-ji) adalah salah satu kuil Budha di Propinsi Nara. Kuil ini dibangun pada 728 oleh Kaisar Shomu (724-749). Di dalamnya terdapat patung Budha berukuran sangat besar terbuat dari perunggu. Menurut Biku Morimoto, sesepuh biku di kuil ini, Toda-ji sudah mengalami perubahan dan perbaikan sebanyak 2 kali. Halaman kuil ini sangat luas dikelilingi asrama. 

Pada zamannya kuil ini adalah “pesantren” bagi calon biku yang akan disebar di berbagai daerah. “Pesantren” itu kini sudah menjadi tempat wisata dan sedikit sekali yang berdoa.
Kuil Toda-ji berada di tengah-tengah taman Nara. Di taman ini hidup puluhan rusa yang akrab sekali dengan manusia. Rusa “haram” diburu apalagi dibunuh, karena dipercaya sebagai “pembantu” Dewa. Kuil-kuil di Jepang rata-rata terbuat dari kayu sejenis pinus. Tiang-tiangnya berukuran besar sebesar badan manusia. Dilihat dari konstruksi bangunannya, teknologi Jepang saat itu kelihatannya masih kalah sama “soko tatal-nya” Sunan Kali Jaga di Masjid Demak/ Masjid Sang Cipta Rasa Cirebon. Sayangnya, sekarang ini teknologi kita kalah jauh sama Jepang.

Di kuil tua ini saya sempat berdiskusi dengan Biksu Morimoto. Biksu yang pernah “nyantri” dan belajar sejarah Islam di Mesir selama 1,5 tahun ini banyak tahu tentang Islam. Ia mantan Grand Syaikh di Kuil Toda-ji. Menurut dia, antara Nabi Muhammad dan Budha memiliki banyak kesamaan. Salah satunya, Nabi Muhammad memulai misi kenabiannya setelah mendapat “pengalaman spiritual” ketika khalwat di Gua Hira. Begitu juga Budha, ia mendapat “pencerahan spiritual” setelah bertapa selama 6 tahun. Morimoto mengajak umat Islam untuk saling mencari titik temu, nilai-nilai universal kemanusiaan, bukan memperuncing perbedaan, apalagi permusuhan diantara keduanya (Budha-Islam).

Selepas berdiskusi dengan Morimoto saya disuruh mampir ke sekolah Todai-ji. Sekolah yang didirikan 1926 ini merupakan sekolah swasta favorit di kota Nara. Ia berada dibawah kendali Kuil Toda-ji. Kurikulum pelajarannya tak jauh berbeda dengan sekolah-sekolah lain di Jepang yang saya kunjungi. Hanya, fasilitas di sini terlihat lebih komplit dan terkesan elit. 

13382164241683064359
OSAKA

Nara-Osaka tak begitu jauh. Ditempuh hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam menggunakan bus. Osaka adalah nama prefektur (propinsi) dan ibu kotanya sekaligus. Sejak didirikan sekitar 1.500 tahun silam, Osaka adalah kota bisnis yang sangat dinamis. Adalah Kaisar Nintoku di abad ke-14 yang memilih Naniwa (Osaka) sebagai ibukota kekaisaran Yamato (Jepang), serta memulai etika bisnis yang berkembang hingga kini. Saat dipimpin oleh shogun (panglima) Toyotomi Hidoyeshi yang mendirikan Osaka Castile di Abad ke-16, Osaka mencapai puncak kejayaannya sebagai pusat komersial dan industri terkemuka Jepang.
 
Di Osaka kami berkunjung dan melihat-lihat Osaka Castle. Benteng yang dibangun Shogun (panglima) Toyotami Hideyoshi ini berada di tengah-tengah kota Osaka. Halamannya luas dan dikelilingi parit berukuran besar membentuk sungai. Benteng yang didirikan Abad XVI ini menjadi icon Osaka dan merupakan benteng kedua setelah Benteng Edo di Tokyo yang sekarang menjadi istana Kaisar. Dari atas benteng ini kita bisa melihat kota Osaka. Setiap harinya dibanjiri wisatawan, baik domestik maupun manca negara. Di kota ini saya pertamakalinya menikmati hujan salju. 

133821648321526212

Selanjutnya saya mengunjungi Kuil Horyu-ji (Horyu Temple). Ini adalah kuil kayu tertua di dunia. Halaman kuil ini sangat luas. Kuil Horyu-ji dibangun 1.300 tahun silam oleh kekaisaraan Yomei. Di kuil ini terdapat tiga bangunan besar, satu pagoda, dikelilingi pagar tembok, dan tiga pintu masuk.

Kuil-kuil tua di Jepang rata-rata dibangun oleh Kaisar. Pada masa kekaisaran, agama menjadi bagian integral dari kekuasaan. Pasca Perang Dunia II, atas intervensi dan desakan AS, Jepang menjadi negara sekular: otoritas kaisar disunat dan peran agama disingkirkan. Sehingga, banyak Kuil-Kuil tua dan bersejarah di Jepang selain dibuat tempat ibadah juga dijadikan tempat wisata. Para biksu di sini pandai juga melakukan komersialisasi tempat ibadah.

1338216655811553632
KOBE DAN UPACARA SETSUBUN

Dari Osaka langsung ke Kobe. Di kobe saya akan menyaksikan upacara Setsubun. Beruntung saya bisa mengikuti upacara tahunan ini. Setsubun adalah upacara peringatan pergantian tahun berdasarkan penanggalan bulan. Ia jatuh pada 4 Februari dan diperingati sehari sebelumnya. Dalam memperingati ritual tahunan ini ratusan orang Shinto berkumpul di halaman kuil. Puluhan orang perwakilan mereka berdoa dan setelah itu melempar kacang ke tengah kerumunan massa. Hal ini diyakini dapat membuang sial dan bagi orang yang terkena lemparan kacang dipercaya akan mendapat keberuntungan.

Pagi harinya saya harus berangkat ke Narita untuk terbang lagi ke Indonesia. Saya banyak menemukan pengalaman dan pelajaran baru dari kunjungan ini. Terimakasih kepada Ibu Miyo Furusawa yang telah menemani dengan sabar selama di Jepang. Terimakasih juga buat Pak Sozaburo Mitayama (Kawata) yang dengan senang hati ikut membantu perjalanan saya ke sana. Ini akan menjadi pengalaman tak terhapuskan sepanjang perjalanan hidup saya.