Tuesday, October 9, 2012

Airbnb, Akomodasi Alternatif Sambil Menambah Teman

Mereka yang suka bertualang tentu tahu bahwa biaya terbesar dari setiap perjalanan adanya di akomodasi. Saya sendiri paling tidak suka mengeluarkan uang untuk hotel mewah (terutama saat berjalan-jalan di luar negeri) karena toh sangat jarang sekali saya menghabiskan waktu di hotel.

Itulah sebabnya ketika bepergian sendirian keliling Eropa selama 30 hari pada April lalu, saya memilih menginap di akomodasi alternatif www.airbnb.com. Ini tidak seperti hostel di mana saya harus berbagi kamar dengan orang yang belum saya kenal.


Berikut ini beberapa pengalaman saya menggunakan Airbnb, semoga bermanfaat.

Lokasi, lokasi, lokasi
Layaknya membeli properti, hal pertama yang harus diperhatikan saat memilih tempat menginap di Airbnb adalah lokasi. Pertama kali mengakses halaman ini, pastikan Anda sudah tahu lokasi-lokasi atraksi turis yang ingin Anda kunjungi — dan cari tempat yang setidaknya memiliki akses mudah metro (kereta bawah tanah) dan bus. Bahkan kalau perlu cari tempat yang dekat museum, taman, pusat perbelanjaan yang bis dijangkau dengan berjalan kaki.

Contohnya, tempat saya di Paris sangat strategis karena dekat dengan stasiun metro sehingga walaupun saya sering menghabiskan waktu berkeliling kota hingga nyaris tengah malam, keamanan tetap terjaga.

Rekomendasi baik = keamanan
Karena Airbnb memiliki mekanisme di mana pemilik rumah/apartemen menyewakan kamar atau sofabed mereka, sangat penting bagi Anda untuk melihat rekomendasi dari penyewa jasa sebelumnya. Ini untuk mengetahui apakah mereka kooperatif dan suportif dalam memberikan fasilitas, serta saran-saran tentang atraksi lokal.

Anda bebas menentukan untuk tinggal dengan tuan rumah (host) pria atau wanita selama rekomendasi yang mereka dapatkan cukup baik, ini bisa menjadi salah satu jaminan keamanan.

Harga vs fasilitas
Yang paling menyenangkan bagi saya saat memilih BnB adalah ketika melihat pilihan apartemen dan detail foto-foto dari kamar, serta fasilitas apa saja yang disiapkan oleh pemilik. Patikan foto sudah mendapat verifikasi dari AirBnB.

Dari perjalanan saya di Eropa, tempat Airbnb favorit saya adalah di Barcelona. Pemiliknya, pria berkebangsaan Inggris, menata kamar dengan sangat bersih dan cantik. Saat saya tiba, ia sudah menyiapkan rak khusus di kulkas untuk sarapan saya, dan ia pun meminjamkan laptop untuk mengakses internet. Ia bahkan membantu saya memesan tiket online Sagrada Familia yang bisa langsung diprint. Semua itu dengan uang sewa Rp. 630 ribu per malam — sangat terjangkau untuk ukuran penginapan tengah kota di Barcelona.

Komunikasi lancar, kunci kenyamanan
Karena saya bertualang sendirian dalam waktu cukup lama, ada saat-saat ketika perbincangan kecil bisa mengobati kerinduan akan pertemanan di kampung halaman. Di sini, jasa Airbnb sangat membantu. Selama komunikasi yang Anda bangun dengan host sudah dijaga sejak Anda melakukan booking, Anda bisa meminta diskon atau harga khusus.

Sering kali host saya berbaik hati mengajak saya ke area nongkrong warga lokal. Di Amsterdam, misalnya, saya diajak melihat peluncuran pameran fotografi. Di Roma, host saya mengajak ke kafe di area kampus dan berkenalan dengan beberapa temannya. Keakraban ini membuat saya menjalin pertemanan yang baik, dan setelah saya pulang, para host memberikan ulasan yang baik tentang saya.

Penilaian ini akan muncul di profil Airbnb saya dan akan memudahkan bila di kemudian hari saya ingin menggunakan jasa Airbnb di negara lain.

Layanan online profesional
Menurut saya situs Airbnb cukup lengkap dan jasa yang disiapkan sangat profesional. Layanan mereka pun tersedia di lebih dari 28 ribu kota di 192 negara. Tidak hanya bisa diakses via PC/laptop, Airbnb juga tersedia dalam bentuk aplikasi di smartphone. Pembayaran? Bisa dengan kartu kredit.

Ketika saya mengalami kendala tidak bisa menghubungi host saya di London, saya cukup menghubungi pusat bantuan Airbnb — baik melalui app maupun dari PC dan ponsel saya. Hanya saja, hati-hati dengan biaya telepon sebab call center Airbnb berada di Amerika Serikat.

Semoga beberapa kiat di atas bisa membantu Anda dalam mendapatkan pilihan akomodasi terjangkau tapi nyaman, sambil menjalin pertemanan di seluruh penjuru dunia.

Selamat berjalan-jalan!


Sumber : http://id.berita.yahoo.com/airbnb--akomodasi-alternatif-sambil-menambah-teman.html
 

5 Hal yang Tidak Boleh Diucapkan Pelancong

Lima Hal yang Tidak Boleh Diucapkan Oleh Pelancong



Berpikir sebelum Anda berbicara merupakan strategi jitu bagi setiap orang, khususnya saat bersiap melakukan perjalanan. Guna menghindari kesalahpahaman dalam perjalanan Anda, hilangkan kelima kalimat berikut dari kosa kata Anda.

Apakah Anda berbicara bahasa Inggris?
Ada beberapa ekspresi lokal yang harus dipelajari pelancong internasional sebelum memasuki suatu negara, dan berikut adalah salah satunya. Bahkan jika Anda sama sekali tidak memahami bahasa setempat, berbicaralah menggunakan frase-frase sederhana dengan logat daerah setempat — dengan kata-kata seperti “tolong,” “halo,” “terima kasih,” "tidak, terima kasih," dan "di mana kamar mandi?" — akan berhasil.

Tambahkan kalimat berikut dalam daftar Anda “Apakah Anda berbicara bahasa Inggris?” yang diucapkan dengan bahasa lokal. Itu menunjukkan rasa hormat. Dan penduduk lokal tampaknya akan menjadi lebih tanggap dan membantu turis yang tidak bertingkah seakan setiap orang harus menguasai bahasa mereka.

Apakah Anda punya kembalian?
Kalimat ini harusnya jangan diucapkan kepada pembawa barang, pemandu wisata, pengemudi taksi bandara, petugas hotel atau petugas layanan yang tidak bekerja di balik mesin kasir. Bepergian dan memberi tip adalah bagian yang tak terpisahkan. Namun, para pelancong harusnya menyiapkan segala bentuk uang kecil dalam mata uang setempat sebelum memulai perjalanan. Jangan bikin para petugas pelayanan dalam posisi yang canggung dengan merogoh dompetnya demi memberikan kembalian atas tip Anda.

Dapatkah Anda membantu saya? Saya tersesat, dan tinggal di …
Apakah Anda pernah menyaksikan film “Taken”? Film itu bercerita mengenai seorang gadis yang diculik di Paris setelah penjahat penyelundup manusia mengetahui tempat tinggalnya. Ya sih, itu film Hollywood. Tapi dalam beberapa hal, seni mengadaptasi realita.

Banyak penjahat mengincar pelancong yang lugu — khususnya di tempat tujuan favorit para turis — dan bukan ide yang bagus untuk mengatakan kepada orang asing bahwa Anda berasal dari luar kota atau memberi tahu tempat Anda menginap. Anda mungkin tidak akan dijual sebagai budak seks, tapi Anda bisa saja dirampok. Apalagi jika hotel tempat Anda menginap minim penjagaan.

Saya tidak mau pergi ke sana, tidak ada ulasan mengenai tempat itu!
Meski kita menghargai kekuatan dan kepraktisan akan ulasan yang diberikan para turis, namun mereka tetap memiliki keterbatasan. Wilayah baru, toko lokal, penginapan yang kecil, dan daerah wisata yang jarang dikunjungi sering kali tidak dibahas dalam ulasan turis. Mengembangkan ketergantungan terhadap ulasan akan mencegah Anda untuk menemukan berbagai hal baru.

Seorang turis mengatakan kepada salah satu situs kami, IndependentTraveler.com, “Beberapa memori luar biasa yang saya miliki berasal dari menjelajahi Swiss dengan kereta api. Saya singgah di beberapa kota tanpa mengetahui apa pun mengenai tempat itu atau di mana saya akan menginap. Itu membuat diri saya menjadi berani dan menemukan berbagai hal baru.”

Ya ampun, aku kan tidak bawa bom
Keamanan bandara kadang memang tampak seperti lelucon — khususnya apabila anak kecil ikut diperiksa atau bila petugas mencuri dari penumpang. Tapi itu tidak berarti bahwa Anda harus jadi komedian saat melintasi alat detektor logam. Banyak pelancong ditangkap karena bercanda soal terorisme di bandara.

Menurut Transportation Security Administration (TSA), “Tingkah agresif, candaan yang tidak layak, dan berbagai ancaman lainnya tidak dapat ditoleransi. Candaan dan atau komentar mengenai ancaman terhadap para penumpang di dalam pesawat akan ditanggapi secara serius dan dapat berujung pada hukuman atas tindak kriminal atau hukuman sipil bagi para pelakunya.” Jadi berlakulah secara wajar dan simpan candaan Anda untuk dilakukan di luar bandara.


Sumber : http://id.berita.yahoo.com/lima-hal-yang-tidak-boleh-diucapkan-oleh-pelancong.html