Tuesday, October 11, 2011

Om Mani Padme Hum

Om Mani Padme Hum
(Cipt. Lianawati & Leny Wijaya)


Di kala hari menjelang senja
mentari mulai tenggelam...
Rembulan pun mulai bersinar terang
sesayup kan terdengar suara...

Mengalunkan desiran nada-nada
berdendang nan sukacita...
Bagi batin nan suci kan menjadi
damai tenangkan hati manusia...

Tenangkan perbuatan
Tenangkan ucapan pikiran
Tenang, pancarkan
kasih sayangmu pada semua...

Makhluk hidup kembangkanlah
Karuna,,, Mudita,,,
Sampai tercapai pantai bahagia
Om Mani Padme Hum

Sahabat Sejati


Terdapat dua orang sahabat baik bernama John dan Andy. Mereka dari kecil telah bermain bersama, sekolah bersama, melakukan kenakalan bersama, pada dasarnya hampir segala sesuatu mereka lakukan secara bersama. Pada saat mereka memasuki umur remaja pecahlah perang dunia ke-2. Pemuda-pemudi yang tangguh diwajibkan untuk ikut wajib militer membela negaranya, tidak terkecuali John dan Andy. Mereka mendapat pangkat letnan dua dan ditugaskan di garis depan medan perang.

 Pada suatu pagi berkabut hendak dilakukan serangan mendadak menuju tempat musuh dipimpin oleh kapten mereka. Pada saat mereka mengendap-endap menuju tempat musuh mentari pagi bersinar dengan cerahnya dan menghapus kabut yang menyelubungi mereka. Kontan musuh yang melihat mereka segera menembak dengan membabi buta. Maka lari tunggang-langganglah mereka semua termasuk John dan Andy.

Sesampainya mereka semua dimarkas ternyata John tidak ada, maka dengan segera Andy meminta ijin pada kaptennya untuk kembali ke wilayah musuh mencari John. Namun sang kapten menolak sambil berkata," Untuk apa kau kembali lagi kesana, mungkin dia sudah mati dan kaupun bakal tertembak musuh." Namun Andy tidak menghiraukan perintah tersebut dan tetap kembali untuk mencari John.

Selang setengah jam kemudian Andy kembali dengan berlumuran darah sendirian. Sang kapten pun marah besar," Apa kubilang, John tidak kembali dan kaupun tertembak. Sungguh sia-sia" kata sang kapten. "Tidak sia-sia, karena aku mendengar kata-kata terakhirnya," kata Andy. "Omong kosong," kata sang kapten sambil berlalu.

Namun karena rasa ingin tahu maka sang kapten kembali lagi ke tempat Andy dan bertanya, "Memangnya apa yang dia katakan, sampai kau rela mempertaruhkan nyawamu?".

"Saya tahu kau pasti akan kembali mencariku", itulah kata-kata terakhirnya dan dia mengatakannya sambil tersenyum dengan puas.

New style of proposing

Boy : can i take a photo.

Girl : why ?

Boy : just wanted to show my children How their mom looked in Her younger age.

Lessons

I’ve found that it`s a good thing to go through heartache at one point or another in your lifetime. Not the petty, childhood heartache. But the horrible kind we’ve experienced.
But see, when you get to the healing part of this, you will have so much love to share with someone.
You will be able to appreciate someone in ways even you cannot understand. You will be so much stronger than you were before. I know how much this sucks right now and I know it seems unfair, but when it’s all said and done with, this will all make sense.
All this pain you are going through at this moment will eventually teach you some of the greatest lessons in life you will ever need to learn.

Jangan Marah Terlalu Lama

Jangan "ngambek" berkepanjangan terhadap orang yg kamu kasihi
Bagi yg sudah pernah baca, luangkan waktu untuk baca sekali lagi. Ini adalah cerita sebenarnya (diceritakan oleh Lu Di dan di edit oleh Lian Shu Xiang)

Sebuah salah pengertian yg mengakibatkan kehancuran sebuah rumah tangga. Tatkala nilai akhir sebuah kehidupan sudah terbuka, tetapi segalanya sudah terlambat.
Membawa nenek untuk tinggal bersama menghabiskan masa tuanya bersama kami, malah telah menghianati ikrar cinta yg telah kami buat selama ini,setelah 2 tahun menikah, saya dan suami setuju menjemput nenek di kampung utk tinggal bersama .

Sejak kecil suami saya telah kehilangan ayahnya, dia adalah satu-satunya harapan nenek, nenek pula yg membesarkannya dan menyekolahkan dia hingga tamat kuliah. Saya terus mengangguk tanda setuju, kami segera menyiapkan sebuah kamar yg menghadap taman untuk nenek, agar dia dapat berjemur, menanam bunga dan sebagainya. Suami berdiri di depan kamar yg sangat kaya dgn sinar matahari, tidak sepatah katapun yg terucap tiba-tiba saja dia mengangkat saya dan memutar-mutar saya seperti adegan dalam film India dan berkata : ”Mari, kita jemput nenek di kampung”.

Suami berbadan tinggi besar, aku suka sekali menyandarkan kepalaku ke dadanya yg bidang, ada suatu perasaan nyaman dan aman disana. Aku seperti sebuah boneka kecil yg kapan saja bisa diangkat dan dimasukan kedalam kantongnya.. Kalau terjadi selisih paham diantara kami, dia suka tiba-tiba mengangkatku tinggi-tinggi diatas kepalanya dan diputar-putar sampai aku berteriak ketakutan baru diturunkan..Aku sungguh menikmati saat-saat seperti itu.

Kebiasaan nenek di kampung tidak berubah. Aku suka sekali menghias rumah dengan bunga segar, sampai akhirnya nenek tidak tahan lagi dan berkata kepada suami: ”Istri kamu hidup foya-foya, buat apa beli bunga? Kan bunga tidak bisa dimakan?” Aku menjelaskannya kepada nenek: ”Ibu, rumah dengan bunga segar membuat rumah terasa lebih nyaman dan suasana hati lebih gembira.” Nenek berlalu sambil mendumel, suamiku berkata sambil tertawa: “Ibu, ini kebiasaan orang kota , lambat laun ibu akan terbiasa juga.”

Nenek tidak protes lagi, tetapi setiap kali melihatku pulang sambil membawa bunga, dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya berapa harga bunga itu, setiap mendengar jawabanku dia selalu mencibir sambil menggeleng-gelengkan kepala. Setiap membawa pulang barang belanjaan, dia selalu tanya itu berapa harganya, ini berapa. Setiap aku jawab, dia selalu berdecak dengan suara keras. Suamiku memencet hidungku sambil berkata: ”Putriku, kan kamu bisa berbohong. Jangan katakan harga yang sebenarnya.” Lambat laun, keharmonisan dalam rumah tanggaku mulai terusik.

Nenek sangat tidak bisa menerima melihat suamiku bangun pagi menyiapkan sarapan pagi untuk dia sendiri, di mata nenek seorang anak laki-laki masuk ke dapur adalah hal yang sangat memalukan. Di meja makan, wajah nenek selalu cemberut dan aku sengaja seperti tidak mengetahuinya. Nenek selalu membuat bunyi-bunyian dengan alat makan seperti sumpit dan sendok, itulah cara dia protes.

Aku adalah instrukstur tari, seharian terus menari membuat badanku sangat letih, aku tidak ingin membuang waktu istirahatku dengan bangun pagi apalagi disaat musim dingin. Nenek kadang juga suka membantuku di dapur, tetapi makin dibantu aku menjadi semakin repot, misalnya; dia suka menyimpan semua kantong-kantong bekas belanjaan, dikumpulkan bisa untuk dijual katanya. Jadilah rumahku seperti tempat pemulungan kantong plastik, dimana-mana terlihat kantong plastik besar tempat semua kumpulan kantong plastik.

Kebiasaan nenek mencuci piring bekas makan tidak menggunakan cairan pencuci, agar supaya dia tidak tersinggung, aku selalu mencucinya sekali lagi pada saat dia sudah tidur. Suatu hari, nenek mendapati aku sedang mencuci piring malam harinya, dia segera masuk ke kamar sambil membanting pintu dan menangis. Suamiku jadi serba salah, malam itu kami tidur seperti orang bisu, aku coba bermanja-manja dengan dia, tetapi dia tidak perduli. Aku menjadi kecewa dan marah. ”Apa salahku?” Dia melotot sambil berkata: ”Kenapa tidak kamu biarkan saja? Apakah memakan dengan piring itu bisa membuatmu mati?”

Aku dan nenek tidak bertegur sapa untuk waktu yg cukup lama, suasana menjadi kaku. Suamiku menjadi sangat kikuk, tidak tahu harus berpihak pada siapa? Nenek tidak lagi membiarkan suamiku masuk ke dapur, setiap pagi dia selalu bangun lebih pagi dan menyiapkan sarapan untuknya, suatu kebahagiaan terpancar di wajahnya jika melihat suamiku makan dengan lahap, dengan sinar mata yang seakan mencemoohku sewaktu melihat padaku, seakan berkata dimana tanggung jawabmu sebagai seorang istri?
Demi menjaga suasana pagi hari tidak terganggu, aku selalu membeli makanan di luar pada saat berangkat kerja. Saat tidur, suami berkata: ”Lu Di, apakah kamu merasa masakan ibu tidak enak dan tidak bersih sehingga kamu tidak pernah makan di rumah?” sambil memunggungiku dia berkata tanpa menghiraukan air mata yg mengalir di kedua belah pipiku. Dan dia akhirnya berkata: ”Anggaplah ini sebuah permintaanku, makanlah bersama kami setiap pagi.” Aku mengiyakannya dan kembali ke meja makan yg serba canggung itu.

Pagi itu nenek memasak bubur, kami sedang makan dan tiba-tiba ada suatu perasaan yg sangat mual menimpaku, seakan-akan isi perut mau keluar semua. Aku menahannya sambil berlari ke kamar mandi, sampai disana aku segera mengeluarkan semua isi perut. Setelah agak reda, aku melihat suamiku berdiri di depan pintu kamar mandi dan memandangku dengan sinar mata yg tajam, di luar sana terdengar suara tangisan nenek dan berkata-kata dengan bahasa daerahnya. Aku terdiam dan terbengong tanpa bisa berkata-kata. Sungguh bukan sengaja aku berbuat demikian! Pertama kali dalam perkawinanku, aku bertengkar hebat dengan suamiku, nenek melihat kami dengan mata merah dan berjalan menjauh……suamiku segera mengejarnya keluar rumah.

Menyambut anggota baru tetapi dibayar dengan nyawa nenek. Selama 3 hari suamiku tidak pulang ke rumah dan tidak juga meneleponku. Aku sangat kecewa, semenjak kedatangan nenek di rumah ini, aku sudah banyak mengalah, mau bagaimana lagi? Entah kenapa aku selalu merasa mual dan kehilangan nafsu makan ditambah lagi dengan keadaan rumahku yang kacau, sungguh sangat menyebalkan. Akhirnya teman sekerjaku berkata: ”Lu Di, sebaiknya kamu periksa ke dokter.” Hasil pemeriksaan menyatakan aku sedang hamil. Aku baru sadar mengapa aku mual-mual pagi itu. Sebuah berita gembira yg terselip juga kesedihan. Mengapa suami dan nenek sebagai orang yg berpengalaman tidak berpikir sampai sejauh itu?

Di pintu masuk rumah sakit aku melihat suamiku, 3 hari tidak bertemu dia berubah drastis, muka kusut kurang tidur, aku ingin segera berlalu tetapi rasa iba membuatku tertegun dan memanggilnya. Dia melihat ke arahku tetapi seakan akan tidak mengenaliku lagi, pandangan matanya penuh dengan kebencian dan itu melukaiku. Aku berkata pada diriku sendiri, jangan lagi melihatnya dan segera memanggil taksi. Padahal aku
ingin memberitahunya bahwa kami akan segera memiliki seorang anak. Dan berharap aku akan diangkatnya tinggi-tinggi dan diputar-putar sampai aku minta ampun tetapi….. mimpiku tidak menjadi kenyataan. Didalam taksi air mataku mengalir dengan deras. Mengapa kesalah pahaman ini berakibat sangat buruk?

Sampai di rumah aku berbaring di ranjang memikirkan peristiwa tadi, memikirkan sinar matanya yg penuh dengan kebencian, aku menangis dengan sedihnya. Tengah malam, aku mendengar suara orang membuka laci, aku menyalakan lampu dan melihat dia dgn wajah berlinang air mata sedang mengambil uang dan buku tabungannya. Aku nenatapnya dengan dingin tanpa berkata-kata. Dia seperti tidak melihatku saja dan segera berlalu.
Sepertinya dia sudah memutuskan utk meninggalkan aku. Sungguh lelaki yg sangat picik, dalam saat begini dia masih bisa membedakan antara cinta dengan uang. Aku tersenyum sambil menitikkan air mata.

Aku tidak masuk kerja keesokan harinya, aku ingin secepatnya membereskan masalah ini, aku akan membicarakan semua masalah ini dan pergi mencarinya di kantornya. Di kantornya aku bertemu dengan seketarisnya yg melihatku dengan wajah bingung. ”Ibunya pak direktur baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas dan sedang berada di rumah sakit. Mulutku terbuka lebar. Aku segera menuju rumah sakit dan saat menemukannya, nenek sudah meninggal. Suamiku tidak pernah menatapku, wajahnya kaku. Aku memandang jasad nenek yg terbujur kaku. Sambil menangis aku menjerit dalam hati: ”Tuhan, mengapa ini bisa terjadi?”
Sampai selesai upacara pemakaman, suamiku tidak pernah bertegur sapa denganku, jika memandangku selalu dengan pandangan penuh dengan kebencian.

Peristiwa kecelakaan itu aku juga tahu dari orang lain, pagi itu nenek berjalan ke arah terminal, rupanya dia mau kembali ke kampung. Suamiku mengejar sambil berlari, nenek juga berlari makin cepat sampai tidak melihat sebuah bus yg datang ke arahnya dengan kencang. Aku baru mengerti mengapa pandangan suamiku penuh dengan kebencian. Jika aku tidak muntah pagi itu, jika kami tidak bertengkar, jika………… di matanya, akulah penyebab kematian nenek.

Suamiku pindah ke kamar nenek, setiap malam pulang kerja dengan badan penuh dengan bau asap rokok dan alkohol. Aku merasa bersalah tetapi juga merasa harga diriku terinjak-injak. Aku ingin menjelaskan bahwa semua ini bukan salahku dan juga memberitahunya bahwa kami akan segera mempunyai anak. Tetapi melihat sinar matanya, aku tidak pernah menjelaskan masalah ini. Aku rela dipukul atau dimaki-maki olehnya walaupun ini bukan salahku. Waktu berlalu dengan sangat lambat. Kami hidup serumah tetapi seperti tidak mengenal satu sama lain. Dia pulang makin larut malam. Suasana tegang didalam rumah.

Suatu hari, aku berjalan melewati sebuah café, melalui keremangan lampu dan kisi-kisi jendela, aku melihat suamiku dengan seorang wanita didalam. Dia sedang menyibak rambut sang gadis dengan mesra. Aku tertegun dan mengerti apa yg telah terjadi. Aku masuk kedalam dan berdiri di depan mereka sambil menatap tajam kearahnya. Aku tidak menangis juga tidak berkata apapun karena aku juga tidak tahu harus berkata apa. Sang gadis melihatku dan kearah suamiku dan segera hendak berlalu. Tetapi dicegah oleh suamiku dan menatap kembali kearahku dengan sinar mata yg tidak kalah tajam dariku. Suara detak jangtungku terasa sangat keras, setiap detak suara seperti suara menuju kematian.

Akhirnya aku mengalah dan berlalu dari hadapan mereka, jika tidak.. mungkin aku akan jatuh bersama bayiku di hadapan mereka. Malam itu dia tidak pulang ke rumah. Seakan menjelaskan padaku apa yang telah terjadi. Sepeninggal nenek, rajutan cinta kasih kami juga sepertinya telah berakhir. Dia tidak kembali lagi ke rumah, kadang sewaktu pulang ke rumah, aku mendapati lemari seperti bekas dibongkar. Aku tahu dia kembali mengambil barang-barang keperluannya. Aku tidak ingin menelepon dia walaupun kadang terbersit suatu keinginan untuk menjelaskan semua ini. Tetapi itu tidak terjadi………, semua berlalu begitu saja.

Aku mulai hidup seorang diri, pergi check kandungan seorang diri. Setiap kali melihat sepasang suami istri sedang check kandungan bersama, hati ini serasa hancur. Teman-teman menyarankan agar aku membuang saja bayi ini, tetapi aku seperti orang yg sedang histeris mempertahankan miliknya. Hitung-hitung sebagai pembuktian kepada nenek bahwa aku tidak bersalah.

“Suatu hari pulang kerja, aku melihat dia duduk di depan ruang tamu. Ruangan penuh dengan asap rokok dan ada selembar kertas diatas meja, tidak perlu tanya aku juga tahu surat apa itu. 2 bulan hidup sendiri, aku sudah bisa mengontrol emosi. Sambil membuka mantel dan topi aku berkata kepadanya: ”"Tunggu sebentar, aku akan segera menandatanganinya”". Dia melihatku dengan pandangan awut-awutan demikian juga aku. Aku berkata pada diri sendiri, jangan menangis, jangan menangis. Mata ini terasa sakit sekali tetapi aku terus bertahan agar air mata ini tidak keluar.

Selesai membuka mantel, aku berjalan kearahnya dan ternyata dia memperhatikan perutku yg agak membuncit. Sambil duduk di kursi, aku menandatangani surat itu dan menyodorkan kepadanya. ”"Lu Di, kamu hamil?”" Semenjak nenek meninggal, itulah pertama kali dia berbicara kepadaku. Aku tidak bisa lagi membendung air mataku yg menglir keluar dengan derasnya.. Aku menjawab: ”"Iya, tetapi tidak apa-apa. Kamu sudah boleh pergi”". Dia tidak pergi, dalam keremangan ruangan kami saling berpandangan. Perlahan-lahan dia membungkukkan badannya ke tanganku, air matanya terasa menembus lengan bajuku. Tetapi di lubuk hatiku, semua sudah berlalu, banyak hal yg sudah pergi dan tidak bisa diambil kembali.
“Entah sudah berapa kali aku mendengar dia mengucapkan kata: ”Maafkan aku, maafkan aku”. Aku pernah berpikir untuk memaafkannya tetapi tidak bisa. Tatapan matanya di cafe itu tidak akan pernah aku lupakan. Cinta diantara kami telah ada sebuah luka yg menganga. Semua ini adalah sebuah akibat kesengajaan darinya.

Berharap dinding es itu akan mencair, tetapi yang telah berlalu tidak akan pernah kembali. Hanya sewaktu memikirkan bayiku, aku bisa bertahan untuk terus hidup. Terhadapnya, hatiku dingin bagaikan es, tidak pernah menyentuh semua makanan pembelian dia, tidak menerima semua hadiah pemberiannya tidak juga berbicara lagi dengannya. Sejak menandatangani surat itu, semua cintaku padanya sudah berlalu, harapanku telah lenyap tidak berbekas.

Kadang dia mencoba masuk ke kamar untuk tidur bersamaku, aku segera berlalu ke ruang tamu, dia terpaksa kembali ke kamar nenek. Malam hari, terdengar suara orang mengerang dari kamar nenek tetapi aku tidak perduli. Itu adalah permainan dia dari dulu. Jika aku tidak perduli padanya, dia akan berpura-pura sakit sampai aku menghampirinya dan bertanya apa yang sakit. Dia lalu akan memelukku sambil tertawa terbahak-bahak. Dia lupa…….., itu adalah dulu, saat cintaku masih membara, sekarang apa lagi yg aku miliki?

Begitu seterusnya, setiap malam aku mendengar suara orang mengerang sampai anakku lahir. Hampir setiap hari dia selalu membeli barang-barang perlengkapan bayi, perlengkapan anak-anak dan buku-buku bacaan untuk anak-anak. Setumpuk demi setumpuk sampai kamarnya penuh sesak dengan barang-barang. Aku tahu dia mencoba menarik simpatiku tetapi aku tidak bergeming. Terpaksa dia mengurung diri dalam kamar, malam hari dari kamarnya selalu terdengar suara pencetan keyboard komputer. Mungkin dia lagi tergila-gila chatting dan berpacaran di dunia maya pikirku. Bagiku itu bukan lagi suatu masalah.

Suatu malam di musim semi, perutku tiba-tiba terasa sangat sakit dan aku berteriak dengan suara yg keras. Dia segera berlari masuk ke kamar, sepertinya dia tidak pernah tidur. Saat inilah yg ditunggu-tunggu olehnya. Aku digendongnya dan berlari mencari taksi ke rumah sakit. Sepanjang jalan, dia mengenggam dengan erat tanganku, menghapus keringat dingin yg mengalir di dahiku. Sampai di rumah sakit, aku segera digendongnya menuju ruang bersalin. Di punggungnya yg kurus kering, aku terbaring dengan hangat dalam dekapannya. Sepanjang hidupku, siapa lagi yg mencintaiku sedemikian rupa jika bukan dia?

Sampai di pintu ruang bersalin, dia memandangku dengan tatapan penuh kasih sayang saat aku didorong menuju persalinan, sambil menahan sakit aku masih sempat tersenyum padanya. Keluar dari ruang bersalin, dia memandang aku dan anakku dengan wajah penuh dengan air mata sambil tersenyum bahagia. Aku memegang tangannya, dia membalas memandangku dengan bahagia, tersenyum dan menangis lalu terjerambab ke lantai. Aku berteriak histeris memanggil namanya.

Setelah sadar, dia tersenyum tetapi tidak bisa membuka matanya………aku pernah berpikir tidak akan lagi meneteskan sebutir air matapun untuknya, tetapi kenyataannya tidak demikian, aku tidak pernah merasakan sesakit saat ini. Kata dokter, kanker hatinya sudah sampai pada stadium mematikan, bisa bertahan sampai hari ini sudah merupakan sebuah mukjizat. Aku tanya kapankah kanker itu terdeteksi? 5 bulan yg lalu kata dokter, bersiap-siaplah menghadapi kemungkinan terburuk. Aku tidak lagi perduli dengan nasehat perawat, aku segera pulang ke rumah dan ke kamar nenek lalu menyalakan komputer.

Ternyata selama ini suara orang mengerang adalah benar apa adanya, aku masih berpikir dia sedang bersandiwara………… Sebuah surat yg sangat panjang ada didalam komputer yg ditujukan kepada anak kami. ”Anakku, demi dirimu aku terus bertahan, sampai aku bisa melihatmu. Itu adalah harapanku. Aku tahu dalam hidup ini, kita akan menghadapi semua bentuk kebahagiaan dan kekecewaan, sungguh bahagia jika aku bisa melaluinya bersamamu tetapi ayah tidak mempunyai kesempatan untuk itu. Didalam komputer ini, ayah mencoba memberikan saran dan nasehat terhadap segala kemungkinan hidup yg akan kamu hadapi. Kamu boleh mempertimbangkan saran ayah.
“”"Anakku, selesai menulis surat ini, ayah merasa telah menemanimu hidup selama bertahun-tahun. Ayah sungguh bahagia. Cintailah ibumu, dia sungguh menderita, dia adalah orang yg paling mencintaimu dan adalah orang yg paling ayah cintai”".

Mulai dari kejadian yg mungkin akan terjadi sejak TK , SD , SMP, SMA sampai kuliah, semua tertulis dengan lengkap didalamnya. Dia juga menulis sebuah surat untukku. ”"Kasihku, dapat menikahimu adalah hal yg paling bahagia aku rasakan dalam hidup ini. Maafkan salahku, maafkan aku tidak pernah memberitahumu tentang penyakitku. Aku tidak mau kesehatan bayi kita terganggu oleh karenanya. Kasihku, jika engkau menangis sewaktu membaca surat ini, berarti kau telah memaafkan aku. Terima kasih atas cintamu padaku selama ini. Hadiah-hadiah ini aku tidak punya kesempatan untuk memberikannya pada anak kita. Pada bungkusan hadiah tertulis semua tahun pemberian padanya”".

Kembali ke rumah sakit, suamiku masih terbaring lemah. Aku menggendong anak kami dan membaringkannya diatas dadanya sambil berkata : “Sayang, bukalah matamu sebentar saja, lihatlah anak kita. Aku mau dia merasakan kasih sayang dan hangatnya pelukan ayahnya”. Dengan susah payah dia membuka matanya, tersenyum…………..anak itu tetap dalam dekapannya, dengan tangannya yg mungil memegangi tangan ayahnya yg kurus dan lemah. Tidak tahu aku sudah menjepret berapa kali momen itu dengan kamera di tangan sambil berurai air mata……
Mungkin saat ini air mata kalian sedang jatuh mengalir atau mata masih sembab sehabis menangis, ingatlah pesan dari cerita ini : "Jika ada sesuatu yg mengganjal di hati diantara kalian yg saling mengasihi, sebaiknya utarakanlah jangan simpan didalam hati. Siapa tau apa yg akan terjadi besok? Ada sebuah pertanyaan : Jika kita tahu besok adalah hari kiamat, apakah kita akan menyesali semua hal yg telah kita perbuat? atau apa yg telah kita ucapkan? Sebelum segalanya menjadi terlambat, pikirlah matang2 semua yg akan kita lakukan sebelum kita menyesalinya seumur hidup. 
 Sumber : Chicken Soup For The Soul

Ama & Akong


Sebelum anda baca ini , coba liat lihat dan resapi gambarnya , gambar seorang kakek menyuapi istrinya (sang nenek) yg sedang sakit. Memang sangat Menyentuh dan menurut saya inilah saat ter-romantis dalam hidup sepasang manusia .

Apalah arti kata I Love U bila hanya sebatas di mulut tanpa tindakan nyata ?? Saling menjaga, mengasihi & janji setia tuk seumur hidup hanya dengan seorang pria/wanita sbg pasangan.

Si Kakek ini Seumur hidupnya Ia tak pernah mengucapkan I LOVE YOU dalam Bahasa verbal apapun

Ketika Si Lelaki ( kakek itu ) itu melamar Si wanita (si Nenek), hanya 3 kata yg diucapkan : "Percayalah kepada Saya",
Ketika si istri melahirkan anak Perempuan pertama, si Lelaki mengatakan : " Maaf ya sudah menyusahkan Kamu".
Ketika Anak Perempuannya Menikah, si Istri merasa kehilangan dan si Suami ini hanya merangkul Dia dgn mengatakan : "Masih ada Saya".
Ketika si Nenek itu sedang Sakit Parah, Ia mengatakan kepadanya : "Saya akan selalu ada disampingmu".

Ketika si Nenek sakit nya makin parah dan akan meninggal, si Kakek hanya mengatakan kepada istrinya : "Kamu Tunggu Saya ya ".

Seumur hidup, Ia tdk pernah sekalipun mengucapkan "Aku cinta padamu", Tetapi "CINTA" nya tdk pernah meninggalkan dia, seumur hidup tindakan dan perbuatannya selalu penuh dg CINTA.

Walaupun sulit menemukan pasangan seperti dongeng ini, tapi saya percaya pasti ada pasangan yang demikian di dunia ini.. Semoga demikian pula untuk semua pasangan yg sudah memutuskan untuk hidup bersama..

Jadilah Akong & Ama ter-romantis versi anda masing2...

Bila ingin bunuh diri


OMSET SEPI ( sering tak capai target ), Dagang Susah Tak Laku2, Banyak Hutang, Kalah bola, Putus Cinta, istri atau pacar selingkuh, dan lain lain.

 INGIN BUNUH DIRI ?????

JANGAN CEMAS !!!!!!!

Hubungi kami di :
CV. OCIPALA MATI JAYA ABADI NANTI ( POKJAN )

Melayani :
- PENGGAL KEPALA
- POTONG NADI
- GANTUNG DIRI
- TEMBAK MATI
- SUNTIK MATI, dll

Tersedia juga PETI MATI Berbagai Ukuran + Kain Kafan.
Serta dapatkan Bonus malam tahlilan berikut kuaci dan kacang kulit selama 7 hari plus rokok tali jagat.

Buruan daftarkan Diri Anda selama Promosi !!!

Discount hingga 40%.

"ANDA TEWAS, KAMI PUAS"

Bagi 100 pendaftar pertama akan mendapatkan gratis 2 buah batu nisan .

Disewakan pula tempat Gantung Diri !   Disc 75%

wakakaka wakaka....  Devil bless you..

Everyday

Everyday I Wait For A Text. :'(

♥ Everyday I See You I Wait For A Hello. :'(

♥ Everyday I Check My Facebook To See If You Wrote On My Wall. :'(

♥ Everyday I Tell My Friends How Much I Adore You. :'(

♥ Everyday I Find Myself Let Down. :'(

♥ But Everyday I Still Find Hope... :'(

HIU KECIL

Pada masakan Jepang, kita ketahui bahwa ikan akan lebih enak untuk dinikmati bila ikan itu masih dalam keadaan hidup pada saat hendak diolah guna disajikan  bila dibandingkan dengan ikan yang sudah diawetkan dengan es.

Itulah sebabnya para nelayan Jepang selalu memasukkan ikan salmon tangkapannya ke suatu kolam buatan agar dalam perjalanan menuju daratan salmon2 tsb tetap hidup.
Mesti demikian pada kenyataannya banyak juga salmon yang mati di kolam buatan tsb.

Bagaimana cara mereka menyiasatinya?
Para nelayan itu memasukkan seekor hiu kecil di kolam tsb. Ajaib!! Hiu kecil itu "memaksa" salmon2 terus bergerak karena salmon takut dimangsa hiu tsb.
Akibatnya jumlah salmon yang mati justru menjadi sangat sedikit!


Diam membuat kita mati ! Bergerak membuat kita hidup !
Barangkali kurang lebih itulah pesan moral yang dapat kita tangkap dari gambaran diatas.

spend too much time


I think we spend too much time wondering why we’re not good enough. 
We spend too much time over-analyzing, over-thinking, and overreacting. 
We waste too much time putting ourselves down, so much that we don’t ever stop to see that well, we are good enough. You are good enough. 
We spend too much time with our heads down and hearts closed; and never get a chance to look up from the ground and see that the sun is shining and tomorrow is another day.

Adu kuat dan kuasa

Perusahaan terkuat..............

Wikipedia : Saya tau semuanya !
Google : Saya punya semuanya !
Facebook : Saya kenal semuannya !
Internet : Tanpa ada saya, kalian ga ada apa2nya..!
PLN : ngomong ajeee lu pade.. Gue matiin nih..!. :p
=D =)) ha..ha =D =)):)

KARAKTER PENGGUNA BLACKBERRY

INILAH KARAKTER PENGGUNA BLACKBERRY,, Anda Yg Mana ? Haha=D

1. MODEL :: Ganti picture tiap 5 menit

2. BURONAN :: Ganti nama tiap hari

3. ALAY :: Nama diprofil pake simbol-Simbol sampe susah dicarinya ! (Contoh :: 71M@T -> Jimat)

4.REPORTER :: Hobinya broadcast message yg ga penting.

5. TERORIS :: Suka BM berita menyeramkan (contoh : sebarkan pesan ini kalo tidak nanti kamu akan dapat musibah dan dicari SETAN , ada TUYUL gondronglah, POCONG ngesotlah, dan blablabla , lo kira BB gudang musibah sama setan BEGO)

6. SELEB :: Ganti status tiap 5 menit

7. Dis-ORIENTASI :: Suka bikin status tdk pd tempatnya. (Ga bisa bedain apa ? Mana kolom nama, mana kolom status ? )

8. SOK EKSIS :: tiap dimana aja laporan biar dianggep gahooll ghettoo, emang kita pembina upacara ? Contoh : otw bandung / in mall with my mom / monas :D hahaha ga penting gila 3-|

9. ABABIL :: kalo lagi galau display name diganti ( . ) Titik tanpa foto tanpa status .. (=|

10. TUKANG PAMER :: tiap mau makan difoto dulu makanannya trus dipasang buat picture (jarang ditemui yang semur jengkol)

Bagi yg ngerasa Silakan Periksa diri... JGN TERSINGGUNG.. :p (y)

Malaikat bersayap sebelah

Bob Butler kehilangan kedua kakinya pada tahun 1965 akibat ledakan ranjau di Vietnam. Ia kembali ke negerinya sebagai pahlawan perang. Dua puluh tahun kemudian IA sekali lagi membuktikan kepahlawanan yang murni berasal dari lubuk hatinya.
...
Butler sedang bekerja di garasi rumahnya di sebuah kota kecil di Arizona pada suatu Hari dalam musim panas ketika IA mendengar jeritan seorang wanita dari salah satu rumah tetangganya. Ia menggelindingkan kursi rodanya ke rumah ini, tetapi semak-semak yang tinggi di rumah itu tidak memungkinkan kursi rodanya mencapai pintu belakang. Maka veteran itu keluar dari kursinya Dan merangkak tanpa peduli debu Dan semak yang harus dilewatinya.

“Aku harus sampai ke sana,” ucapnya dalam hati. “Tak peduli bagaimanapun sulitnya.”

Ketika Butler tiba di rumah itu, IA tahu bahwa jeritan itu datang dari arah kolam. Di sana seorang anak perempuan berusia kira-kira tiga tahun sedang terbenam di dalamnya. Anak itu lahir tanpa lengan, sehingga ketika IA jatuh ke dalam kolam IA tidak dapat berenang. Sang ibu hanya bisa berdiri mematung sambil menangisi putri kecilnya. Butler langsung menceburkan diri Dan menyelam ke dalam dasar kolam lalu membawanya naik. Wajah anak bernama Stephanie itu sudah membiru, denyut nadinya tidak terasa Dan IA tidak benapas.

Butler segera berusaha melakukan pernafasan buatan untuk menghidupkannya kembali sementara ibunya menghubungi pemadam kebakaran melalui telepon. Ia diberitahu bahwa petugas kesehatan kebetulan sedang bertugas di tempat lain. Dengan putus ASA, IA terisak-isak sambil memeluk pundak Butler.

Sementara terus melakukan pernafasan buatan, Butler dengan tenang meyakinkan sang ibu bahwa Stephanie akan selamat. “Jangan cemas,” katanya. “Saya menjadi tangannya untuk keluar dari kolam itu. Ia akan baik-baik saja. Sekarang saya akan menjadi paru-parunya. Bila bersama-sama Kita pasti bisa.”

Beberapa saat kemudian anak kecil itu mulai terbatuk-batuk, sadar kembali Dan mulai menangis. Ketika mereka saling berpelukan Dan bergembira bersama-sama, sang ibu bertanya kepada Butler tentang bagaimana IA yakin bahwa anaknya akan selamat.

“Ketika kaki saya remuk terkena ledakan di Vietnam, saya sedang sendirian di sebuah ladang,” ceritanya kepada perempuan itu. “Tidak Ada orang lain di sekitar situ yang bisa menolong kecuali seorang gadis Vietnam yang masih kecil. Sambil berjuang menyeretnya ke desa, gadis itu berbisik dalam bahasa Inggrispatah-patah, “Tidak apa-apa. Anda akan hidup. Saya akan menjadi kaki Anda. Bersama-sama Kita pasti bisa.”

“Ini kesempatan bagi saya untuk membalas yang pernah saya terima,” katanya kepada ibu Stephanie.

 
Kita semua adalah malaikat-malaikat bersayap sebelah. Hanya bila saling membantu Kita semua dapat terbang (Luciano De Crescenzo)

Provider

E'SIA'pa si lo..??
Kok pake baju XL begitu?
sok akrab panggil² gw FREN, lo pikir lo hebat kaya MENTARI, pake acungin JEMPOL sgala!!
Lo kira gw bakal SIMPATI gtu sama lo??
Liat muke lo ga CERIA dan ga SMART gtu.. jangan sok AXIS deh loh...
Dasar pencuri pulsa.. !
=D◦°Đ˝ĂĄĐ˝Ă¤Đ˝ĂŁ◦нä◦нâ°=D
  
Puisi PULSA

Aku merasa SIMPATI padamu, karena kamu ibarat MENTARI yang sinarnya membuat hatiku sebening XL, dan aku bisa BEBAS mencintaimu, sepu-AS hatiku, dan kamu pantas diacungi JEMPOL, karena dari segi fisik kamu adalah cowok yang sangat FLEXI-bel. Oleh sebab itu kamu menjadi FRENS-ku sampai saat ini, sayang !!