Friday, March 4, 2016


DIKIRIMIN TEMEN.. BOLEH DIBACA...

Ini adlh kisah yg saya dpt dr milis warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di Jerman.
Layak utk dibaca bbrp menit, dan direnungkan seumur hidup.


Saya adlh ibu dr 3 org anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yg saya ambil adlh Sosiologi.
Tugas terakhir dosen yg diberikan kpd siswanya diberi nama "Smiling."
Seluruh siswa diminta utk memberikan senyumnya kpd 3 org asing yg ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mrk. Stlh itu setiap siswa diminta utk mempresentasikan didepan kelas. Saya adlh seorg yg mudah bersahabat dan selalu tersenyum pd setiap org. Jd, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.

Stlh menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami dan anak bungsu saya yg menunggu di taman kampus, lalu pergi ke restoran McDonald's yg berada di kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering.
Sewkt suami saya akan masuk dlm antrian, saya minta agar dia saja yg menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk dan saya ikut antrian.

Ketika saya sdg dlm antrian, mendadak setiap org di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan org yg semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dr antrian.
Perasaan panik menguasai diri saya, ketika melihat mengapa mrk semua menyingkir ? Saat berbalik saya membaui suatu "bau badan kotor" yg cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri 2 org lelaki tunawisma yg sangat dekil!

Saya bingung, dan tdk mampu bergerak sama sekali.
Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki2 yg lbh pendek, dan ia sdg "tersenyum" kearah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tp jg memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dpt menerima 'kehadirannya' ditempat itu.

Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yg diberikan oleh dosen saya. Lelaki ke 2 sdg memainkan tangannya dgn gerakan aneh berdiri di belakang temannya.
Saya sgr menyadari bhw lelaki ke 2 itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dgn mata biru itu adlh "penolong"nya.

Saya merasa sangat prihatin stlh mengetahui bhw ternyata dlm antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mrk,dan kami ber 3 tiba2 saja sdh sampai didepan counter.
Ketika wanita muda di counter menanyakan kpd saya apa yg ingin saya pesan, saya persilakan ke 2 lelaki ini utk memesan duluan.
Lelaki bermata biru sgr memesan "Kopi saja, 1 cangkir Nona."

Ternyata dr koin yg dia pegang hanya itulah yg mampu dibeli oleh mrk. (Aturan di restoran di Jerman, jk ingin duduk di dlm restoran dan menghangatkan tubuh, mk org hrs membeli sesuatu). Dan tampaknya ke 2 org ini hanya ingin menghangatkan badan.

Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yg membuat saya sempat terpaku bbrp saat, sambil mata saya mengikuti langkah mrk mencari tempat duduk yg terpisah dr tamu2 lainnya, yg hampir semuanya sdg mengamati mrk.

Pd saat yg bersamaan, saya baru menyadari bhw saat itu semua mata di restoran itu jg sdg tertuju ke diri saya, dan pasti jg melihat semua 'tindakan' saya.

Saya baru tersadar stlh petugas di counter itu menyapa saya utk ke 3 kalinya menanyakan apa yg ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan 2 paket makan pagi (di luar pesanan saya) dlm nampan terpisah.
Stlh membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yg ada di counter itu utk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjln melingkari sudut kearah meja yg tlh dipilih ke 2 lelaki itu utk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini tlh saya pesan utk kalian ber 2."
Kembali mata biru itu menatap dlm ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya."
Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata "Sesungguhnya bkn saya yg melakukan ini utk kalian, Tuhan jg berada di sekitar sini dan tlh membisikkan sesuatu ke telinga saya utk menyampaikan makanan ini kpd kalian."
Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tdk kuasa menahan haru dan memeluk lelaki ke 2 sambil ter isak2. Saat itu ingin sekali saya merengkuh ke 2 lelaki itu.

Saya sdh tdk dpt menahan tangis ketika saya berjln meninggalkan mrk dan bergabung dgn suami & anak saya, yg tdk jauh dr tempat duduk mrk.
Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjd istriku, yg pasti, utk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! "Kami saling berpegangan tangan bbrp saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari, bhw hanya krn 'bisikanNYA' lah kami tlh mampu memanfaatkan 'kesempatan' utk dpt berbuat sesuatu bagi org lain yg sdg sangat membutuhkan.

Ketika kami sdg menyantap makanan, dimulai dr tamu yg akan meninggalkan restoran dan disusul oleh bbrp tamu lainnya, mrk 1 per 1 menghampiri meja kami, utk sekedar ingin 'berjabat tangan' dgn kami. Salah 1 diantaranya, seorg bpk, memegangi tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini tlh memberikan pelajaran yg mahal bagi kami semua yg berada disini, jk suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan spt yg tlh kamu contohkan tadi kpd kami."
Saya hanya bisa berucap "terima kasih" sambil tersenyum.

Seblm beranjak meninggalkan restoran, saya sempatkan utk melihat kearah ke 2 lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yg menghubungkan batin kami, mrk langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami.

Dlm perjlnan pulang saya merenungkan kembali apa yg tlh saya lakukan thd ke 2 org tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yg tdk pernah terpikir oleh saya.
Pengalaman hari itu menunjukkan kpd saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!

Saya kembali ke college, pd hari terakhir kuliah dgn 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kpd dosen saya. Dan keesokan harinya, seblm memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kpd saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kpd yg lain?" dgn senang hati saya mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dr kelas utk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dgn seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjd sunyi. Dgn cara dan gaya yg dimiliki sang dosen dlm membawakan ceritanya, membuat para siswa yg hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bgmn sesungguhnya kejadian itu berlangsung, shg para siswi yg duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya utk mengungkapkan perasaan harunya.

Diakhir pembacaan paper tsb, sang dosen sengaja menutup ceritanya dgn mengutip salah 1 kalimat yg saya tulis diakhir paper saya.
"Tersenyumlah dgn 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yg ditimbulkan oleh senyummu itu."

Dgn caraNYA sendiri, Tuhan tlh 'menggunakan' diri saya utk menyentuh org2 yg ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yg menghadiri kuliah di malam terakhir saya sbg mahasiswi. Saya lulus dgn 1pelajaran terbesar yg tdk pernah saya dptkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."

Banyak cerita ttg kasih sayang yg ditulis utk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yg sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dpt mengambil pelajaran bgmn cara MENCINTAI SESAMA, DGN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YG KITA MILIKI, dan bknnya MENCINTAI HARTA-BENDA YG BKN MILIK KITA, DGN MEMANFAATKAN SESAMA!

Jk anda berpikir bhw cerita ini tlh menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kpd org2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat' yg akan menyertai anda, agar setdknya org yg membaca cerita ini akan tergerak hatinya utk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yg sdg membutuhkan uluran tangannya!

Org bijak mengatakan: Banyak org yg datang dan pergi dr kehidupanmu, ttp hanya 'sahabat yg bijak' yg akan meninggalkan JEJAK di dlm hatimu. Selamat Siang GB all of u. 🙏🙏


Sumber : https://www.facebook.com/fanny.gouw/posts/1185393628160278