Saturday, June 22, 2013

8 Hal Tentang Perjalanan Murah ke Myanmar


Pasar di Myanmar

Pagoda emas, budaya yang unik, masyarakat yang ramah dan alam yang mengagumkan. Ada banyak alasan untuk berkunjung ke Myanmar. Sebelum memulai perjalanan ke negara itu, ada delapan hal yang harus Anda tahu sebelum melakukan petualangan murah ke Myanmar:

1. Visa
Myanmar adalah satu-satunya negara Asean yang masih mensyaratkan visa. Visa on arrival hanya berlaku untuk tujuan bisnis., maka Anda harus mengurus visa sebelum berangkat. Urus visa di Kedutaan Myanmar di JL Agus Salim, Jakarta Pusat. Syaratnya: surat keterangan bahwa pemohon visa tidak akan mencari kerja di Myanmar, foto diri ukuran 4x6 dua lembar, paspor dan membayar Rp 200.000. Visa akan jadi dalam tiga hari.

2. Lonji, bedak dan sirih
Jangan terkejut mendapati kebiasaan unik rakyat Myanmar. Sehari-hari, kaum pria Myanmar mengenakan sarung yang disebut lonji. Mereka bahkan bisa mengenakan lonji saat bekerja membangun rumah. Lonji bisa dipakai dalam beberapa cara, antara lain panjang (setinggi mata kaki seperti umumnya kita memakai sarung) dan bisa dipendekkan. Lonji mini ini biasa digunakan oleh orang yang bekerja; lonji dipakai dengan cara dilipat ke belakang sehingga panjangnya hanya sampai sebatas lutut.

Kaum perempuannya juga mengenakan kain, ditambah dengan bedak dingin yang menutupi wajah seperti masker. Lelaki maupun perempuan hobi mengunyah sirih dan meludahkan cairan merah di mana saja mereka berada.

3. Mata uang
Mata uang Myanmar adalah kyat. Selama di sana, saya tidak menemukan uang koin digunakan. Pastikan Anda membawa uang tunai (kyat maupun dolar) dalam jumlah cukup, karena hanya sangat sedikit tempat yang menerima pembayaran dengan kartu kredit maupun kartu debit. ATM juga sangat sedikit, apalagi di kota kecil. Rencanakan anggaran Anda dan bawa uang dalam jumlah cukup. Menyediakan dolar juga sangat menolong karena ada beberapa tempat yang menerima pembayaran dengan US$. Pastikan uang dolar anda dalam keadaan yang sangat bagus dan tidak lecek.

4. Telekomunikasi
Tidak ada satupun provider telekomunikasi Indonesia yang bisa aktif di Myanmar. Membeli kartu SIM baru, mahal, apalagi jika kunjungan hanya beberapa hari saja. Alternatif komunikasi dapat dilakukan dengan telepon umum. Telepon umum bisa ditemukan dengan mudah di tepi jalan. Berbeda dengan wartel di Indonesia yang punya argometer untuk menunjukkan jumlah yang harus dibayar, disini wartel menggunakan telepon biasa. Pemilik wartel menentukan jumlah yang harus dibayar berdasarkan lama bicara.

Internet bisa diakses melalui warung internet maupun WIFI di beberapa tempat tertentu. Namun kecepatannya sangat lambat. Bersiaplah untuk kehilangan koneksi internet dan terputus dari semua akses ke media sosial Anda. Wifi biasanya bisa didapatkan di hotel dan kafe ternama.

5. Transportasi
Taksi cukup murah dan bisa ditemukan di mana-mana di Yangon. Di kota selain Yangon, angkutan umum adalah mobil bak terbuka yang dimodifikasi untuk mengangkut penumpang dan barang hingga ke atap-atapnya. Meski demikian ojek bisa ditemukan dengan mudah di desa sekalipun.

Kereta bisa digunakan sebagai alternatif, tapi pastikan Anda punya banyak waktu. Perjalanan dari Yangon ke Mandalay yang bisa ditempuh 8 jam dengan mobil menjadi 16 jam ditempuh dengan kereta.

6. Makanan
Makanan di Myanmar bercitarasa mirip dengan masakan Indonesia. Namun saya agak sulit membedakan mana yang warung makan dan mana warung kopi. Keduanya nampak mirip, tapi warung kopi biasanya hanya menyediakan minuman dan makanan kecil semacam bakpao, lumpia dan cakwe.

Menu di restoran tidak membantu karena sebagian besar hanya mempunyai menu berhuruf Burma. Mintalah teman untuk menuliskan beberapa bahan makanan dasar seperti ayam, mie, dan sambal untuk memudahkan memesan. Beberapa hari pertama, kami selalu makan nasi goreng karena tidak tahu cara memesan makanan lain.

7. Penginapan
Penginapan selalu ada di setiap kota, terutama di kota yang banyak dikunjungi turis seperti Yangon, Mandalay atau Bagan. Tapi tak semua hotel maupun motel boleh menerima orang asing menginap. Saya pernah terdampar di sebuah kota kecil karena penginapan untuk orang asing penuh dan penginapan untuk orang lokal menolak menerima kami karena mereka akan dikenai sanksi.

Warga lokal secara resmi dilarang menginapkan orang asing di rumahnya. Meski demikian menurut pengalaman saya, warga tetap akan berbaik hati dan mengizinkan Anda tinggal di rumahnya jika sudah mengenal sebelumnya. Dalam keadaan terdesak Anda bisa menumpang tidur di vihara atau asrama biksu. Tentu saja dengan meminta izin terlebih dahulu dan berharap mereka akan berbaik hati.

8. Izin khusus
Tidak semua tempat di Myanmar terbuka untuk turis. Beberapa daerah, terutama daerah konflik dijaga ketat dan turis dilarang masuk. Carilah informasi terlebih dahulu mengenai hal ini sebelum Anda merencanakan perjalanan.


Sumber : http://id.berita.yahoo.com/8-hal-tentang-perjalanan-murah-ke-myanmar-170504444.html

No comments:

Post a Comment