Ngomong-ngomong soal babi, seorang dokter spesialis yang kaya baru saja membeli sebuah mobil sport baru yang tangguh dan sangat mahal. Tentu saja, Anda tidak akan mengeluarkan begitu banyak uang untuk membeli mobil tenaga besar hanya untuk dikendarai didalam kota yang lalu lintasnya lambat. Jadi, pada suatu hari yang cerah, dia berkendara keluar kota menuju pedesaan yang sepi. Begitu mencapai zona bebas kamera pengintai kecepatan, dia menekan habis pedal gas dan menikmati sentakan kecepatan mobil sportnya. Dengan mesin yang meraung-raung dan decit kelebat kendaraan di sepanjang jalan desa, si dokter tersenyum, melambung menikmati kecepatan tinggi.
Namun, seorang petani kucel yang sedang bersandar di sebuah gerbang kandang, ternyata tak ikut-ikutan melambung nikmat. Dia berteriak sekeras-kerasnya untuk mengalahkan raungan mesin mobil sport itu, “Baaabiiii!!!”
Si dokter tahu bahwa dia sudah bertingkah ugal-ugalan, benar-benar tak peduli akan ketenangan sekitarnya, tetapi dia berpikir, “Persetan! Gue berhak menikmati kesenangan gue sendiri!”.
Lalu dia menoleh dan berteriak kepada si petani, “Lu yang babi!!!”
Dalam sekejab saja, saat dia tidak mengarahkan pandangan ke jalan, mobilnya menabrak seekor babi di tengah jalan !
Mobil sport barunya ringsek berat. Dan senasib dengan si babi, dia harus mondok beberapa minggu di rumah sakit dan kehilangan banyak uang untuk itu, begitu pula untuk mobilnya.
Ego si dokter menyebabkan dia berprasangka buruk terhadap peringatan yang diberikan oleh seorang petani yang baik hati.
Sumber : Buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya
No comments:
Post a Comment