Saturday, March 16, 2013

Pangandaran dari Sisi (Bukan) Pantai

Citumang
Citumang
  • Green canyon saat air agak keruh, bila air sedang bening maka akan seribu kali lebih indah
    Green canyon saat air agak keruh, bila air sedang bening maka akan seribu kali lebih indah

    Pemandangan dari atas lembah putri, hijau
    Pemandangan dari atas lembah putri, hijau

  • My private beach
    My private beach

    Bebek-bebek hidup bebas, pemandangan ini bisa kita lihat di Pangandaran
    Bebek-bebek hidup bebas, pemandangan ini bisa kita lihat di Pangandaran
     
detikTravel Community - Pangandaran memang dikenal dengan keindahan pantainya, kita bisa menikmati berbagai kegiatan seputar pantai seperti halnya surfing, berenang, snorkeling, dan water sport.

Ada hal yang spesial dari Pangandaran, yaitu kita bisa menikmati sunset dan sunrise dengan jarak yang sangat dekat. Di pantai barat kita bisa melihat sunset yang terbenam dengan indah di sore hari dan di pantai timur kurang lebih berjalan 15 menit dari pantai barat, kita dapat menikmati indahnya sunrise sambil menikmati hidangan khas pagi seperti bubur, kupat tahu, bahkan kerak telor. Kita juga bisa melihat nelayan yang sedang menjaring ikan di pagi hari. Apa yang lebih indah dari hidup menyatu dengan alam?

Tapi, jangan terlena dulu, masih banyak tempat indah lainnya di sini.
Pernah dengar Citumang? Pemandangan sangat indah. Untuk menuju Citumang dari kawasan Pantai Pangandaran memakan waktu kurang lebih 30 menit. Di jalan saja sudah sangat indah, kita akan disajikan oleh pemandangan sawah, air sungai, pulau di tengah sawah, dan kalau beruntung kita bisa menikmati segarnya cendol di tengah sawah. Namun sayang, jalan untuk menuju Citumang masih perlu diperbaiki. Citumang merupakan sumber mata air untuk desa sekitar, kita bisa masuk melalui pintu masuk Cibenda. Apa saja yang ada di Citumang? Citumang merupakan air terjun dari sumber mata air yang sangat jernih dan segar. Air terjun di sana tidak terlalu tinggi, kita bisa melompat dari atas ke bawah hingga langsung terdorong oleh arus sungai yang sangat kencang. Jangan merasa takut dulu sebelum mencoba karena di sinilah sensasinya. Kita harus bisa meraih batu untuk tidak terbawa arus terlalu jauh. Melompat di Air Terjun Citumang selalu membuat jantung berdebar sekaligus penasaran. Selain itu, di bawah air terjun terdapat gua dan kita bisa masuk ke sana. Cukup tahan nafas untuk masuk ke dalam gua selama 5 detik saja, setelah iyu kita sudah ada di dalam gua air, lengkap dengan stalagnit. Berasa seperti di dalam perut hiu. Kalau sudah bosan dengan air terjun, kita bisa kembali ke bagian atas. Di sana ada gua yang sangat besar dengan ujung yang semakin mengerucut, selain itu terdapat akar di bibir gua, kita bisa memanjat lalu meluncur terjun ke bawah, air di sana sangat dalam, sehingga aman untuk terjun dan melompat.

Dari Citumang, kita bisa melanjutkan perjalanan ke Batu Jiu. Konon, disana ada batu yang berbentuk seperti hiu tapi sekarang sudah hancur karena tsunami tahun 2006. Batu hiu itu indah, kalau saya gambarkan mirip dengan Tanah Lot, Bali. Kalau di Bali pintu masuk berupa pura khas Bali, nah di Batu Hiu pintu masuk berupa patung Hiu Besar. Jadi, kita akan masuk ke dalam mulut hiu, masuk ke dalam perutnya, keluar melalui ekor hiu, dan melewati beberapa anak tangga. Kemudian kita akan disuguhkan pemandangn yang sangat indah dengan alas rerumputan, kita bisa melihat seluruh bagian pantai dari ketinggian. Turun sedikit dari Batu Hiu ada pantai yang arusnya cukup kencang, dan tidak dianjurkan untuk berenang, tetapi lumayan bagus untuk surfing. Di seberang pantai, terdapat penakaran kura-kura. Kita akan mendapatkan banyak informasi sambil melihat bayi kura-kura di sana.
Di perjalanan dari Pangandaran menuju Batu Hiu kita bisa berhenti di beberapa tempat untuk melihat aktivitas warga kampung yang hampir tidak bisa ditemui di kota. Seperti halnya proses pembuatan gula merah secara traditional tentang pembuatan kerupuk, bahkan wayang golek. Biasanya turis asing sangat senang melihatnya. Nah, kenapa warga negara Indonesia sendiri kurang excited? Ini merupakan "sesuatu" yang sangat unik dan layak dinikmati, sekaligus bisa membantu ekonomi masyarakat sekitar. Tidak harus besar Rp 1.000,00 atau Rp 5.000,00 pun tak apa.

Lanjut dari Batu Hiu kita bisa melewati jalan di tepian pantai yang masih sangat sepi dan tembus di Ujung Bojong Salawe, Kecamatan Parigi. Tak beberapa lama, sampailah di Batu Karas. Batu Karas itu lebih kepada Private Beach dan surganya surfing untuk para pemula karena ombaknya yang panjang.

Selain melewati Bojong Salawe, perjalanan ke Batu Karas bisa melewati Jalan Besar Utama, yaitu Cibenda, Parigi, dan Cijulang. Dan, kita akan melewati Green Canyon. Green Canyon is a must visit Place, untuk masuk ke kawasan Green Canyon kita harus menyewa perahu dengan biaya Rp70.000,00 dengan maksimal lima orang. Perjalanan melewati sungai besar dimana kita bisa melihat ular bergantung di pohon yang berada di pinggiran sungai. Selain itu juga banyak biawak yang berenang ke sana ke mari. Hewan-hewan tersebut tidak perlu dihawatirkan. Sampai di pusat Green Canyon kita disambut dengan stalagnit besar yang berada di atas dan terdapat hujan abadi, air menetes dari bebatuan atas yang tidak berhenti, air berasal dari serapan akar tanaman. di Green Canyon, kita bisa turun dari perahu dan melanjutkan berenang menuju batu payung. Di sana kita bisa melompat, body rafting, dan uji nyali melewati tebing-tebing hingga ujung hulu Green Canyon. Green Canyon mulai dijadikan tempat wisata pada tahun 1990, pada saat itu guide yang bernama Agus mencoba mengajak turis asing yang salah satunya adalah mamah saya untuk menjelajah Green Canyon dan ahirnya mendapat tempat yang sangat indah, dan menyebutnya Green Canyon atau Cukang Taneuh.

Citumang, Batu Hiu, Green Canyon, dan Batukaras terletak di dalam satu garis ke arah barat dari Pangandaran. Jadi, kita bisa menikmati semuanya dalam seharian. Sebenarnya kalau mau diteruskan kita bisa melakukan perjalanan yang lebih jauh melewati pesisir hingga ke Cipatujah. Pantai disanapun sangat indah dan belum dijamah.

Sekarang, mari kita beralih ke Pangandaran menuju jalur timur. Kita bisa melewati pesawahan di Desa Purbahayu, desa di sana masih sangat "kampung", bahkan kita bisa menemukan toilet yang biasa saya panggil "becak-becakan" di atas kolam ikan. Selain itu kita bisa melihat bebek-bebek yang berenang, ayam yang hidupnya bebas, dan pemandangan yang tidak akan kita temukan di kota besar. Sawah merupakan pemandangan di kanan kiri kita dan saat keluar kita sudah berada di wilayah Babakan Pangandaran. Di sana terdapat Suatu lembah yang dinamakan Lembah putri. Tempat tersebut merupakan titik puncak tertinggi di kawasan Pangandaran. Indah sekali, kita bisa melihat seluruh bagian Pangandaran. Cagar alam yang mengecil, sawah yang terbentang, jalanan, rumah warga, muara, dan kita akan merasa sangat kecil dengan pemandangan yang sangat besar ini. Di Lembah Putri terdapat benteng panjang dengan sebuah "saung" di puncaknya, sangat pas untuk melihat pemandangan.

Dari Lembah putri kita bisa melanjutkan perjalanan ke Karang Nini, di sana kita bisa melihat bebatuan tebing yang menjorok ke laut tapi sayang tempat yang sangat indah ini kurang diurus sehingga akses menuju ke sana agak sulit. Perjalanan bisa dilanjutkan kembali menuju Karapyak, Pantai putih berkarang dengan pasir besar yang sangat indah.

Di kawasan Pangandaran sendiri, kita bisa menjelajah ke dalam Hutan Cagar Alam, bertualang menuju gua-gua, Cirengganis, Batulayar, Pantai Pasir Putih, dan Lapangan Banteng yaitu lapang dengan rerumputan seperti padang rumput yang sangat tinggi di bagian hutan, kita bisa melihat bagian laut dari ketinggian, kalau beruntung kita bisa melihat banteng di sana, selain itu juga ada monyet. Dari lapang banteng kita bisa melanjutkan berjalan kaki menuju Jurug. Air terjun yang menghadap langsung ke laut lepas. Bisa dibayangkan pastinya indah sekali bukan?

Saya memiliki tempat favorit tersendiri. Rahasia, tapi akan saya sebarkan di sini karena tempatnya yang cukup sulit dilalui saya yakin tidak akan ada banyak orang yang rela melewati karang untuk menuju ke sana, sehingga tetap menjadi private beach bagi saya. Tempat ini terletak di belakang Batu Mandi Pangandaran, pantai yang putih bersih dengan bebatuan besar. Saya memang lahir dan tinggal di Pangandaran sampai usia 21 tahun, dan tidak akan pernah bosan menikmati keindahan pangandaran.


Sumber : http://travel.detik.com/read/2011/09/16/134201/1724046/1025/pangandaran-dari-sisi--bukan--pantai

No comments:

Post a Comment