Thursday, April 28, 2016

Demikian yang telah didengar, kurang lebih seperti ini. Dengan adanya tambahan sedikit, namun tidak berniat mengurangi esensinya. Luar biasa, super, kagum dan respek sehingga timbul niat berbagi. Sayang, jika Dharma yang telah didengar ini tidak dibagi ke yang lain.😇😊

Ceramah Dhamma Ajahn Suphol, Ajahn Brahm, dan Guo Jun Fa Shi
Minggu, 10 April 2016

Ajahn Suphol memberikan suatu kisah Jataka, dimana sang Bodhisatta dalam kehidupan lampaunya terlahir sebagai ketua kelompok burung. Kemudian, ia menemukan suatu ladang yang subur sebagai sumber makanan. Ia pun mengajak sekelompok kawanannya. Namun, saat terbang pulang kembali ke hutan, sang petani melihat, ia terbang belakangan dengan mulut yang penuh biji2an. Keesokan harinya tetap sama.

Sehingga suatu hari, sang petani berhasil menangkap sang ketua burung itu. Kemudian petani itu bertanya. Bodhisatta pun menjawab bahwa makanan itu ia bagi untuk orangtua. Selain itu, ia menaruh makanan di sangkar temannya yang lain. Intinya, Bodhisatta berbagi pada yang lain. Hal ini mencerminkan dalam kehidupan kita bahwa ketika memperoleh penghasilan, kita membaginya dalam 4 bagian.
1. Memberi pada Mama dan Papa. Meskipun, orangtua lebih banyak materi dibandingkan kita, namun hendaknya kita tetap memberi pada orangtua.
Kedua orangtua kita ini merupakan dewa tertinggi (brahma) di rumah kita. Karena kedua orangtua kita ini juga melambangkan sifat Brahma
a. metta, cinta kasih orangtua sungguh sangatlah besar. Ia mengharapkan anaknya senantiasa berbahagia.
b.  karuna, kita bisa melihat ketika kita sedang sakit, orangtua segera bertindak agar anaknya cepat sembuh dan terbebas dari penderitaan. Belas kasih yang besar.
c. Mudita, ketika kita bahagia dan sukses, orangtua pun turut berbahagia atas keberhasilan kita.
d. Upekkha, orangtua terus menjaga dan memantau perkembangan kita.
*sebagai tambahan dari saya, ketika ada anak yang bersikap tidak hormat, namun tetap saja orangtua mengasihi dan tetap menganggapnya sebagai anaknya.

Kemudian, poin selanjutnya.
2. Menyisihkan untuk kebutuhan keluarga.
3. Berbagi pada teman, tetangga, dan yang membutuhkan. Kita makhluk sosial. Oleh karena itu, kita menjalin keakraban dan persahabatan dengan teman yang baik.
4. Simpan untuk kebutuhan sendiri. Sewaktu-waktu mungkin ada suatu keperluan yang mendadak dan kita membutuhkan dana. Oleh karena itu, perlu adanya dana simpanan.

Kemudian Talkshow Ajahn Brahm dan Master Guo Jun di Mal Taman Palem.

Bahagia bisa ikut dengar ceramah hari ini dari Guru Besar. Banyak inspirasi2 yg didapat.

Rahasia kebahagiaan adalah mampu berkecukupan hati pada saat ini.
Mengerjakan sesuatu tidaklah berat, namun terus memikirkannya itu yang memberatkan suatu pekerjaan. Terkadang kita tidak bahagia dikarenakan berpikir terlalu banyak (thinking to much).

Tak perlu takut salah dalam mengambil keputusan, karena yang perlu diperhatikan juga adalah setelah keputusan itu diambil. Jika Anda memilih kiri, jalani dan jadikan itu bermanfaat dan sukses. Jika Anda pilih kanan, jalani dan jadikan itu bermanfaat dan sukses. Take action.

Jika kita bahagia, kita lebih berenergi dan sehat.

Apa arti 'penjara'? Terkadang kita memenjarakan diri kita sendiri. Segala hal yang tidak kita sukai adalah penjara. Contohnya. Seorang istri yang tidak menyukai suaminya. Maka, pernikahan jadi sebuah penjara. Suatu pekerjaan yang tidak kita sukai, maka pekerjaan itu adalah penjara bagi kita. Kemudian, tubuh ini menua dan sakit, kita tidak menyukainya, maka tubuh jadi suatu penjara. Perhatikanlah bahwa hidup kita dikendalikan oleh kondisi luar. Jika kondisi luar itu tidak sesuai dengan yang kita inginkan, maka kita terpenjara dan menderita. Lalu, bagaimana agar kita terbebas dari penjara-penjara dalam hidup kita ini? Yaitu dengan mengubah sikap kita melalui rasa berkecukupan. Contohnya, meskipun suami seperti ini, namun ia 'cukup' baik. Melalui rasa cukup, kita berhenti mencari-cari alasan yang membuat kita tidak puas, sehingga kita pun berdamai dengan diri sendiri dan orang lain. Batin pun sejuk.

Lanjut narasumber Master Guo Jun Fa Shi. Dengan resep kebahagiaan 'ACT'
Acceptance. Mampu menerima realita apa adanya.
Contentment. Punya hati yang berkecukupan (santacitta).
Transform, kita harus bisa berubah ke arah yang baik.
Sudah tau serakah dan benci itu tidak baik, tapi tetap saja dituruti. Oleh karena itu, mulai saat ini, praktikkan jalan yang benar, transform ke arah yang positif.

Selain itu, sifat kita maunya serba instan. Spt mie instan, kita menyukainya, padahal itu kurang baik. Maka dari itu, pentingnya kesabaran dalam hidup ini. Sabar dalam latihan, sabar dalam segala aktivitas yg kita lakukan.

Dan ingatlah tersenyum. :D

Lihatlah rupang Buddha yang senyum dan wajah Ajahn Brahm yang juga tersenyum.

Wish you all be happy.

Good night.

Indahnya mendengarkan Dhamma dan indahnya berbagi Dhamma

Sadhu... sadhu... sadhu...
😇😊🙏



Sumber : copas

No comments:

Post a Comment