Sunday, January 31, 2016

STOP FANGSHEN PALSU


STOP FANGSHEN PALSU

Membebaskan Makhluk Hidup...
Bukan Dengan Memenjarakan
Mereka Dalam Sangkar Mewah

Menolong Makhluk Hidup...
Bukan Dengan Memberi Makan
Yang DiLetakkan di Mata Kail.

KEBAIKAN Seperti Apa Jika Kita
Ikut Penyiksaan & Pembantaian
Walau itu Berkedok Welas Asih


Fangshen atau melepas makhluk hidup di alam bebas atau di habitatnya adalah suatu budaya yang sangat lazim kita jumpai di wihara atau kelenteng. Praktek ini dilakukan oleh kalangan Buddhis atau Tionghoa pada umumnya.

Motivasi melakukan Fangshen berbeda bagi tiap individu, tapi intinya adalah tindakan nyata perwujudan pikiran welas asih (karuna citta) dan untuk menanam karma baik yang diharap dapat membuahkan kebaikan, seperti terbebas dari masalah yang membelit, sembuh dari penyakit akut, memberi ketentraman atau hidup sehat dan panjang umur.

"Tujuan Fangshen adalah untuk menolong makhluk hidup dari siksaan atau ancaman kematian. BUKAN justru membuat makhluk yang bebas justru SENGAJA DITANGKAP untuk MEMENUHI KEBUTUHAN Bisnis Fangshen."

Budaya spiritual ini kerap dilakukan dalam upacara di hari tertentu hingga kebiasaan setiap waktu. Untuk memenuhi kebutuhan tradisi Fangshen, sering kita melihat penjual burung yang mangkal di depan wihara atau kelenteng.

Jika kita coba mencari jalur pasokan penjual burung depan wihara & kelenteng, sebenarnya burung-burung itu sengaja ditangkap untuk memenuhi kebutuhan "BISNIS FANGSHEN". Semakin laris, semakin penjual burung itu akan order lebih banyak lagi burung di alam bebas kepada penangkap burung.

Pernahkah kita bayangkan bahwa penangkapan burung di alam bebas, ada burung yang tersiksa, mati, atau mungkin saja burung itu memiliki anak yang harus diberi makan harus mati karena kehilangan induk.

Cobalah renungkan, KEBAIKAN seperti apa JIKA KITA (secara tidak langsung) IKUT MENYUBURKAN "PENYIKSAAN dan PEMBANTAIAN" BERKEDOK WELAS ASIH?

Ada cara yang lebih bijaksana untuk melakukan Fangshen. Pergi ke penjual atau warung pecel lele atau jika tinggal di daerah pantai yang ada hutan mangrove, pergi ke pasar ikan, beli kepiting. Jika punya kebun yang luas dan finansial yang cukup, bisa membeli burung puyuh, ayam, bebek, kambing, sapi yang dijual untuk dipotong. Lepaskan agar hewan itu terbebas dari pembunuhan. Hewan-hewan itu sudah pasti di gerbang kematian, dijual untuk dipotong dan disantap pembelinya.

Fangshen dengan menolong menyelamatkan makhluk hidup yang sudah di gerbang kematian itu adalah cara Fangshen yang benar, bermanfaat dan memberi hasil karma baik yang lebih besar.

Atas dasar welasasih, STOP membeli burung yang dijual atas order ke penangkap burung demi memenuhi permintaan pasar Fangshen. Jika penjual burung depan wihara & kelenteng tidak laku, mereka pasti akan stop menangkap burung lagi. Mereka akan beralih profesi. Jika masih ada pembeli maka selalu ada penjual.

Dengan tidak membeli kita tidak berpartisipasi, melainkan memutus mata rantai penyiksaan dan pembunuhan makhluk hidup yang bebas berkedok Fangshen. Stop 'demand/permintaan' maka akan stop 'supply/pasokan'. Itu satu-satunya jalan keluar.



Cinta Kasih ku kepada makhluk tanpa kaki,
Cinta Kasih ku kepada makhluk berkaki dua,
Cinta Kasih ku kepada makhluk berkaki empat,
Cinta Kasih ku kepada makhluk berkaki banyak.

Semoga semua makhluk hidup,
Yang telah maupun yang belum lahir,
Semoga semua merasakan kebahagiaan,
Semoga semua terbebas dari penderitaan.

☆ Buddha Gotama
Angguttara Nikaya ll, 72


Sumber : unknown

No comments:

Post a Comment