Sunday, January 31, 2016


Pengalaman sepasang wisatawan di sebuah kafe kopi terkenal di Venesia, Italia, seakan mengamini pernyataan Buscaglia. Ketika wisatawan ini lagi asyik menikmati kopi, datanglah seorang pria paruh baya dan duduk di meja kosong. Tak lama kemudian ia memanggil pramusaji untuk memesan kopi, “Pesan dua cangkir. Yang satu untuk di dinding.” Mendengar kalimat tersebut mereka sempat terheran. Apalagi sang pria kemudian hanya disuguhi satu cangkir kopi, namun ia membayar untuk dua cangkir. Segera setelah pria tersebut pergi, si pramusaji menempelkan selembar kertas kecil bertuliskan Segelas Kopi di dinding kafe.

Suasana kafe kembali hening. Tak lama kemudian masuklah dua orang pria. Kedua pria tersebut pesan 3 cangkir kopi. Dua cangkir di meja, satu lagi untuk di dinding. Mereka membayar tiga cangkir kopi sebelum pergi. Lagi-lagi setelah itu pramusaji melakukan hal yang sama, menempelkan kertas bertulis Segelas Kopidi dinding. Pemandangan aneh di kafe sore itu membuat wisatawan tersebut tak habis heran. Akhirnya mereka meninggalkan kafe dengan menyimpan pertanyaan atas kejadian ganjil yang disaksikannya.

Secara kebetulan minggu berikutnya mereka mampir kembali di kafe yang sama. Mereka melihat, seseorang lelaki tua masuk ke dalam kafe. Pakaiannya kumal dan kotor. Setelah duduk ia melihat ke dinding dan berkata kepada pelayan, “Satu cangkir kopi dari dinding.” Pramusaji segera menyuguhkan segelas kopi. Setelah menghabiskan kopinya, lelaki lusuh tadi lantas pergi tanpa membayar.

Tampak si pramusaji menarik satu lembar kertas dari dinding tersebut lalu membuangnya ke tempat sampah. Meski merasa heran melihat ini semua, pertanyaan mereka terjawab sudah.Message semua ini jelas. Begini rupanya cara penduduk kota ini menolong sesamanya yang tak berpunya dengan tetap  menaruh respek kepada orang yang ditolongnya. Kaum papa bisa menikmati secangkir kopi tanpa perlu harus merendahkan harga diri, mengemis kopi. Bahkan mereka pun tidak perlu tahu siapa yang “mentraktirnya”. Suatu tatanan hidup bermasyarakat yang amat menyentuh, dan mengharukan.

Dr. Leo Buscaglia, seorang motivator dan inspirator Amerika meyakini bahwa kita tidak bisa hidup lebih baik tanpa memberi dan menerima cinta, perhatian, dan bantuan dari orang lain. “Terlalu sering kita meremehkan kekuatan sebuah sentuhan, sekilas senyuman, sebuah kata, mendengar keluhan orang lain, pujian tulus, atau tindakan kecil membantu orang lain, yang semua itu punya kekuatan untuk mengubah kehidupan,” kata Buscaglia.

Dari kesulitan yang orang lain alami kita bisa belajar menguji diri sendiri apakah kita mempraktekkan Kebajikan atau kita hanya sekedar tahu saja. Jangan jemu-jemu berbuat baik karena kelak pasti kita akan menuai hasil kebaikan yang kita tanam sebelumnya.


Sumber : unknown

No comments:

Post a Comment