Tuesday, June 10, 2014

Kepergian Demi Kepergian


Hey keyboard, apa kabar?
.
Saat ini kamu tampak bersih dan segar, tentu karena usapan-usapanku barusan. Maaf yaa bila tahun ini aku jarang sekali menyentuh kamu. Bukannya aku lupa, namun lebih karena sebuah kepraktisan aja sih sebenernya. Si tab itu lebih nurut buat aku bawa kemana-mana, mau masuk kedalam selimut atau ke toilet dia nurut aja, nggak pernah protes tuh. Kasian juga sih sebenernya, setiap saat abis dia dibejek-bejek oleh jemariku. He..he..he.., tapi gimana lagi? aku mau ngapain kalau nggak ngebejek-bejek dia? Udah takdirnya kali yaa..
*
Whattt..? takdir..??? takdir itu makanan apaan sih?
*
Entahlah.., yang jelas aku tau bahwa si takdir yang bau itu selalu menjadi pemenang dari segala sesuatu. Bahkan cinta yang katanya menjadi sumber dari segala kekuatan, tetap saja bisa dia kalahkan. Hebat yaa? Sehebat para pemalas dan pendusta yang selalu bersembnyi dibalik kekuatannya. Atau tepatnya menjadikan dia sebagai sebuah pembenaran dan pembelaan.
*
Tapi kita bisa apa, selain menatap kepergian demi kepergian dengan segala kelapangan dada. Bukankah katanya hidup ini adalah sebuah peron persinggahan? wajar dong kalau yang dilihat hanyalah kepergian demi kepergian semata, mana ada sih di dunia ini yang abadi? mimpi kaliii.
*
Yaa tapi itu kan hidup dan bukan hati kita. Kalau hati kita hanya berisi narasi tentang kepergian demi kepergian, tentang kehilangan demi kehilangan,  kapan netepnya key?. Heyyyy, ini hati dan bukan kantor polisi tempatnya segala laporan ketidaksesuaian dan pelanggaran bisa disuguhkan.
*
Jadi gimana dong, masa iya kalau ada seseorang yang kita cintai atau kita sayangi (temen, kekasih atau siapa) yang mau ninggalin kita, kita harus harus ngegandolin dia gitu? sambil nangis jungkir balik dan meratap-ratap "pleaseee.., don't leave me. I can't life without you.." begituuu..? aichh, nggak banget dech kayaknya.
*
Kalau ada yang mau pergi ya biarkan dia pergi. Jika ada yang pergi.., mereka memang harus pergi. Karena cinta tak memiliki sedikit pun alasan untuk pergi, cinta akan selalu bertahan dan tinggal meskipun itu hanya berwujud asa yang sepenggal. Soo.., kalau ada yang pergi meninggalkan kita, dia memang seharusnya pergi, dan itu bukan cinta. Jadi ngapain juga nangis-nangis ampe mata bengep semua hanya untuk menangisi sebuah kepergian yang seperti ini? Rugi banget dahhh.
*
Tapi tetep aja yang namanya kepergian itu selalu menyakitkan, selalu meninggalkan pedih yang tak terbantahkan. Karenanya ketika kita membuka hati dan mengijinkan seseorang tinggal didalamnya atas nama cinta, maka cintailah dia dengan tulus. Karena ketulusan tak pernah menetapkan hasil apa yang akan dia dapatkan dari semua yang telah dia lakukan. Bukankah cinta itu adalah sebuah pengorbanan tanpa merasa berkorban? Dengan demikian hati kita akan lebih ringan dari beban perasaan, dia akan lebih siap menghadapi segala kenyataan.
*
Namun ketika ketulusanmu sudah tidak lagi dihargai, maka bayarlah orang itu dengan keiklasan. Dan setelahnya pergilah tanpa menengok lagi kebelakang, tanpa pernah mengingat-ingat lagi. Berat? ya jelas berat, namun apa sih didunia ini nggak bisa diangkat? #pinjem troly tetangga kalau tetap terasa berat.. heukkkk.
He..he..he.., mungkin kamu mau bilang bahwa aku kebanyakan teori yaa..?
*
Tapi aku bukan orang pintar yang (mau) mengerti semua teori yang dikatakan oleh orang pintar. Aku lebih percaya pada pengamatan mata batinku. Dia mungkin saja bodoh, tapi setidaknya dia pernah mengalaminya - bukan hanya sekadar berbagi teori.
*
Jadi, kamu masih mau percaya ama aku kan? Percaya nggak percaya harus percaya! wuadhuhhh.. kog kesannya jadi maksa banget gitu yaa?
*
Ya udah sory ya key, kog aku jadinya  ngoceh-ngoceh nggak jelas ama kamu, soalnya nggak ada yang lain lagi buat aku omel-omelin sih, hikss. Yaa.., terima dan nikmati aja (kembali) takdirmu key, masih untung kamu aku gunakan buat numpahin segala aksara yang bejibun di kepala. Daripada kamu aku anggurin kayak kemarin dan cuma debu doang yang bersedia menyentuhmu, nggak keren banget kan?
*
Bagaimana pun aku mencintaimu key, jadi wajar dong kalau aku ingin kamu ikut ambil bagian dalam mengisi kehidupanku. Wajarkan..? Wajarkan..? Wajarkan..? Iyaa, wajar taukkkk.., gitu aja kog repot.


Sumber : https://www.facebook.com/notes/yoest-tina/kepergian-demi-kepergian/647707648605782

No comments:

Post a Comment