Friday, February 1, 2013

Begini Cara Penipu Bekerja di Eropa

Begini Cara Penipu Bekerja di Eropa

img
Peringatan bahaya copet di pintu masuk Museum Louvre, Paris (Fitraya/detikTravel)

  • img

    (Fitraya/detikTravel) Peringatan aksi penipu dengan modus judi di kota tua Gamla Stan, Stockholm
  • gb
Paris - Mungkin Anda membayangkan Eropa sebagai tempat yang lebih beradab dan maju dari pada Indonesia. Tunggu dulu! Liburan ke Eropa tidak lepas dari risiko aksi penipuan yang mengincar wisatawan. Ini dia modus-modus yang kerap dipakai di destinasi wisata utama di Eropa.

Paris, London, Berlin, Roma dan sejumlah kota utama di Eropa sangat ramai dengan wisatawan, termasuk wisatawan dari Asia. Namun justru di kota-kota besar semacam ini, marak juga dengan aksi scamming dan penipuan.

detikTravel, Kamis (31/1/2013) menghimpun sejumlah modus pada berbagai kota besar di Eropa, baik dari pengalaman detikTravel dan berbagai sumber lain. Berikut ulasannya:

1. Paris, Prancis

Eiffel, fesyen, cinta, Kota Paris memang magnet bagi wisatawan. Tapi hal ini juga menjadi magnet untuk orang-orang yang berniat jahat kepada wisatawan itu. Pengalaman detikTravel, tempat yang agak rawan adalah akses keluar masuk kereta bawah tanah Metro terutama beberapa stasiun Metro dekat stasiun kereta utama Gare du Nord.

Di tangga akses Metro Chateau d'Eau, modusnya adalah para pria yang berderet di sepanjang tangga. Begitu turis naik, hup! Mereka menutup akses di ujung atas dan bawah tangga, lantas menodong wisatawan. Modus lain di pintu keluar Metro adalah ada orang yang memaksa Anda untuk datang ke salon tertentu untuk diskon potong rambut. Tapi, siapa yang jamin apa yang akan terjadi di salon tersebut.

Wisatawan juga harus berhati-hati saat mengantre masuk di Museum Louvre. Antrean masuk menuju piramida kaca, sering kali panjang mengular. Nah, saat itulah penipu beraksi dengan berpura-pura menjadi turis dan ikut mengantre bersama Anda. Pihak keamanan Museum Louvre, bahkan sampai memasang papan peringatan 'Awas Copet'.

2. Roma, Italia

Roma sepertinya punya daftar panjang aksi-aksi copet dan tukang tipu. detikTravel sangat merekomendasikan Anda berhati-hati saat berkunjung ke Colloseum, arena gladiator yang terkenal. Yang harus diwaspadai di sini adalah gladiator gadungan. Mereka adalah pria kekar berkostum gladiator yang mengajak Anda berfoto bareng.

Pengamatan detikTravel saat berkunjung ke sana, modusnya adalah mereka dengan ramah mengajak Anda foto bersama. Setelah itu kawan-kawannya yang kekar akan mengepung Anda dan menodong sampai 50 Euro (Rp 650 ribu). Uh! Sakit hati rasanya.

Yang menyebalkan, gladiator ini sudah bisa membedakan turis Indonesia! Ini lantaran banyak orang Indonesia berwisata ke Roma, terutama untuk wisata rohani ke Vatikan. Usai dari Vatikan, wisatawan Indonesia berjalan-jalan termasuk ke Colloseum.

"Indonesia! Indonesia!" kata mereka kepada detikTravel saat itu, tapi saya menolak sopan.

Fajri, seorang pembaca detikTravel mengisahkan kejadian ditipu gladiator. Fajri dan beberapa temannya jalan-jalan ke Colosseum usai mengikuti kompetisi paduan suara di Roma. Di pelataran, banyak gladiator yang memanggil-manggil mereka untuk berfoto bersama.

"Kita foto-foto deh, agak banyak tapi lupa berapa kali fotonya. Padahal pakai kamera kita, pakai kamera hape juga. Eh, tiba-tiba mereka nembak buat bayar. Awalnya 5 Euro (Rp xxx) per foto, terus tawar-menawar, 20 Euro (Rp xxx) untuk semua. Lumayan banyak, akhirnya kita patungan buat bayar itu sekitar 3-4 Euro (Rp xxx) per orang," curhat Fajri dengan kesal.

Menurut NBC News, di Italia, waspada juga dengan perempuan yang adu mulut dengan pedagang kaki lima, karena dituduh mencuri. Lantas dia sengaja melucuti bajunya tinggal bra dan celana dalam. Si pedagang lantas memaafkan si perempuan. Nah, selama aksi 'striptease' berlangsung, komplotan lainnya mencopet dompet dan tas para turis yang menonton kejadian itu.

Waspada juga dengan Polisi Pariwisata palsu yang ingin menggeledah tas Anda. Sedangkan ada juga penipu yang berpura-pura membantu menukarkan uang receh dekat mesin tiket bus atau kereta. Uang kertas Anda diambil dan Anda diberikan uang koin Lira. Ingat! Mata uang Italia adalah Euro, mata uang Lira tidak laku lagi.

3. Berlin, Jerman

Di Berlin, yang harus Anda waspadai adalah perempuan gypsi. Pantauan detikTravel selama di Berlin, mereka banyak bertebaran di kawasan wisata yang ramai mulai dari monumen Brandenburger Tor sampai jalan Unter den Linden, ada juga di kawasan Museum Insel sampai alun-alun Alexanderplatz.

Nah masalahnya, penampilan mereka sekilas mirip dengan imigran Turki yang memang banyak di Berlin. Mereka sama-sama pakai kerudung yang sepintas jadi mirip dengan jilbab Turki. Bedanya adalah, mereka mengemis sedangkan imigran Turki tidak mengemis. Inilah modus mereka.

Gawatnya, turis muslim terutama yang berjilbab menjadi incaran mereka untuk mendapatkan iba. Terkadang mereka sambil menggendong bayi. Mereka akan menyapa dengan bahasa Jerman, Anda tidak menyahut, mereka akan memakai bahasa Inggris atau mengeluarkan karton dengan tulisan berbahasa Inggris.

Mereka tahu Anda muslim, mereka tidak ragu mengucapkan 'assalamualaikum', 'sister', dan 'brother'. Apapun caranya sampai Anda iba dan memberikan uang. Ketika hari sudah berakhir, detikTravel pernah mengikuti mereka sampai kawasan Leopoldplatz dimana mereka akan berbelanja makanan mahal di supermarket!

4. Stockholm, Swedia

Dari pengalaman detikTravel, kawasan kota tua Gamla Stan di Stockholm, Swedia, patut diwaspadai kalau traveling ke sana. Modus penipuan yang mengincar turis adalah permainan shell game, ini adalah permainan menebak biji dadu atau benda kecil lain di dalam 3 gelas yang diacak-acak posisinya. Tahu kan permainan ini?

Begini modusnya, komplotan penipu berpura-pura menjadi pemain dan penonton tebak dadu ini. Mereka akan menggoda wisatawan untuk ikut bertaruh menebak dadu.

Awalnya, wisatawan akan dibiarkan menang mudah agar mau bertaruh lebih banyak uang. Begitu uang yang sudah dipertaruhkan cukup besar, mereka akan mengerjai Anda supaya kalah. Dengan kecepatan tangan, dadunya mereka sembunyikan. Sehingga, gelas apapun yang ditebak tidak akan ada isinya.

Polisi Stockholm tidak bosan-bosannya mengingatkan wisatawan. Mereka memasang poster di mana-mana di kawasan Gamla Stan, memberi tahu agar wisatawan tidak terjebak bermain judi dengan para penipu ini.

5. Wina, Austria

Dari NBC News, ada satu modus penipuan di Wina, Austria yang harus diketahui wisatawan. Sebagai ibukota musik klasik, banyak konser atau opera digelar di kota ini. Di Wina, banyak penipu berkeliaran dengan baju rapi dan resmi, berpura-pura menjual tiket opera.

Tiket yang mereka jual ini palsu! Uang melayang dan Anda tidak akan mendapat hiburan apa-apa.

Itulah modus penipuan turis di 5 kota wisata di Eropa. Tidak tertutup kemungkinan, modus itu juga terjadi di beberapa kota lain yang menjadi destinasi wisata utama di Eropa seperti Inggris atau Spanyol. Intinya, berhati-hatilah dengan sesuatu yang tampak mudah, ramah dan menarik. Jaga baik-baik barang berharga milik Anda. Selamat jalan-jalan di Eropa!


Sumber : http://travel.detik.com/read/2013/01/31/144327/2157702/1383/begini-cara-penipu-bekerja-di-eropa?v771108bcj

Oleh: Fitraya Ramadhanny - detikTravel
Kamis, 31/01/2013 14:43 WIB

No comments:

Post a Comment