Suatu ketika, di danau yang kotor dan berlumpur tetapi di daerah sekitar begitu subur dan keadaan tanah yang jauh lebih baik dari keadaan danau, hiduplah dua bunga yang hiduo berdampingan. Bunga yang pertama adalah bunga teratai yang hidup di danau yang kotor dan bunga yang lain,tetapi bukan bunga teratai hidup di sekitar danau yang keadaan tanahnya jauh lebih baik.
Mereka hidup berdampingan, tetapi hubungan mereka tidak pernah harmonis. Hal ini disebabkan keangkuhan bunga yang tinggal di sekitar danau yang merasa dirinya jauh lebih baik daripada bunga teratai. Setiap kali bunga teratai menyapa,menegur, ataupun menolongnya dari kekeringan, bunga tersebut tidak pernah mengucapkan “terima kasih”,”maaf”, ataupun “tolong”.
Namun, hal ini tidak membuat bunga teratai menyerah berbuat baik pada sesamanya yang sombong itu. Sampai suatu ketika di pagi hari, si teratai menyapa si bunga sombong, “ Hi tetangga, selamat pagi”. Namun, bunga sombong tersebut tidak pernah menyahutnya. Si teratai hanya berpikir dengan entengnya, “mungkin dia kelelahan atau apalah”. Si teratai tidak pernah menyimpan amarah ataupun dendam pada si bunga sombong. Selang berapa jam kemudian, ada saudagar kaya melewati kawasan tempat dua bunga tersebut tinggal dengan mobilnya yang mewah terkesimak dan kagum melihat keindahan bunga teratai tersebut.
Bahkan sampai terkagumnya saudagar tersebut, si saudagar tersebut menyuruh si sopir untuk berhenti. Sang saudagar tersebut pun keluar dari mobilnya dan berkata, “Alangkah indahnya bunga tersebut”. Si bunga sombong tersebut dengan GR-nya yang besar merasa dirinya dipuji oleh saudagar tersebut, menyombongkannya pada si teratai. Si bunga sombong tersebut berkata, “ hei, teratai. lihatlah aku, aku dipuji oleh di saudagar kaya itu”.
Si bunga teratai hanya tersenyum ramah pada si bunga sombong tersebut dan berkata ,”keindahanmu memang patut dipuji”. Si saudagar tersebut terus memuji si teratai sampai melangkah ke tempat teratai. Alangkah terkejutnya si bunga sombong tersebut, ternyata yang dimaksud saudagar itu adalah bunga teratai. Si saudagar pun membawa bunga teratai pergi dari tempat itu dan memelihara bunga tersebut di tempat yang sangat mewah. Bagaimana dengan si bunga sombong tersebut? Tentunya sejak bunga teratai pergi dari tempat tinggal mereka, si bunga sombong memetik banyak pelajaran yang tak ternilai.
Moral Cerita :
si bunga teratai mengajarkan kita banyak pelajaran berharga antara lain bahwa tidak masalah apapun latar belakang mu, asalakan kita bisa menjadi orang yang berkepribadian baik, maka itu akan memperindah wajah kita dengan kebajikan kita yang ternilai harganya dan tidak bisa dimakan oleh waktu.
Kecantikan secara fisik hanyalah kecantikan semu yang akan habis dimakan tua dan kematian.
Selain itu, teladanilah si teratai bahwa jangalah kita berpikir negatif, amarah, ataupun dendam pada seseorang meskipun dia telah berbuat jahat pada kita dan bersikaplah ramah. Karena pada hakikatnya, kita justru akan terbenam oleh perasaan dendam dan amarah itu sendiri tanpa kita sadari, akibatnya kita lah yang menjadi harus dikasihani karena terbelengu oleh perasaan tersebut.
Bahkan dengan bersikap ramah, dan mengucapkan maaf ketika kita bersalah, tolong ketika kita memerlukan pertolongan,serta terima kasih ketika kita menerima pertolongan, dengan demikian orang yang menerima kata-kata tersebut akan merasa senang, dan tanpa sadar, kita sudah membantu mereka dengan setulus hati mereka untuk membantu kita dan sesama yang lain serta berbuat lebih banyak kebajikan.
Yang terakhir, setiap kelebihan yang kita miliki janganlah kita sombongkan karena selain menyakitkan perasaan teman kita yang mendengarkan, apabila kita diposisikan pada teman kita tentunya kita pasti merasa saki hati juga. Jadi, dengan tidak menyombongkannya, kita sudah berbuat kebajikan yaitu kita tidak memiliki sifat sombong dan membantu sesama kita untuk tidak merasa sakit.
Jadi, siapkah kamu menjadi manusia yang jauh lebih baik daripada kemarin?
No comments:
Post a Comment