Terkadang aku larut dalam perasaanku sendiri dan merasa mampu berdiri tegak tanpa siapapun. Cukup hanya aku dan Dia di dalam perjalanan.
Terkadang aku begitu letih dengan segala kegaduhan dan tetap ingin berjalan sendirian. Hingga waktu membawa langkah kakiku sampai di sebuah persimpangan. Dan pada saat itu aku pun harus meraba dalam gelap, juga sendirian tanpa sesiapa.
Kamu pasti tak akan pernah mengerti, bahwa terkadang inilah yang aku takuti. Merasa cukup dengan seorang diri dan sebuah genggaman yang menanti, kembali aku lewati.
Kamu pasti tak akan pernah mengerti bahwa terkadang aku kesal dengan suara hati kecilku sendiri yang selalu menggatakan bahwa pada akhirnya semua akan berujung pada kisah yang sama, kesendirian dan luka yang menganga.
Hingga satu hari aku menyadari bahwa terkadang sendiri memang jauh lebih baik untuk menyelesaikan semua tanggung jawab. Sendiri memang jauh lebih bahagia tanpa perlu kembali terluka. Sendiri memang jauh lebih baik karena sesungguhnya aku tudak pernah benar-benar seorang diri. Ada DIA yang jauh lebih mengerti apakah aku memang harus seorang diri selamanya ataukan kelak harus melangkah bersama siapa.
Akhirnya aku menyadari bahwa aku tidak perlu bersusah payah memikirkan hal ini. Bahkan ketika saat ini pun aku mampu tertawa dengan kesendirian saja, mengapa pula aku harus merepotkan diri dengan memikirkan yang tidak jelas diluar sana.
Akhirnya aku menyadari bahwa terkadang kebodohanku begitu sempurna. Membuang begitu banyak waktu dengan menyambut cinta yang tanpa makna. Sementara cintaNya selalu menyertaiku, tak pernah meninggalkanku dan memelukku semakin mesra. Hari ke hari, waktu ke waktu.
Akhirnya pagi ini aku mentertawakan diriku sendiri dan memeluknya lebih erat lagi. Jangan lagi bodoh memikirkan yang tidak perlu, yaa aku.
Sumber :
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=751081511606092&set=a.721318417915735.1073741844.100001127496316&type=1
No comments:
Post a Comment