Akhirnya rencana ke curug malela terwujud. Sudah lama mendengar keindahan curug yang mendapat julukan miniatur niagara d jawa barat, tepatnya d kabupaten Bandung Barat.
Seperti biasanya saat merencanakan plesiran, kami gali info sebanyaknya mengenai destinasi tujuan, dan untuk curug malela hanya beberapa info yang agak sulit d dapat, yaitu apakah ada camp area untuk kami bermalam disana.karena salah satu kegemaran kami adalah kemping. Selain itu mengenai penitipan mobil, karena infonya tidak detail, apakah ada tempat penitipan resminya, karena untuk mencapai curug malela, aksesnya masih sulit, harus melalui jalan yang rusak berat, sehingga d sarankan untuk melanjutkan dengan ojek, kecuali menggunakan mobil khusus off road, siap untuk melindasi jalur yang rusak parah.
Berbekal beragam info yang kami peroleh, berangkatlah kami ber-5 dengan amunisi lengkap ; tenda 2, sleepingbag+matras, perlengkapan masak+makan+makanan segambreng (yup makanan yang banyak yang harus dihabiskan). Kami memilih berangkat malam (tengah malam lebih tepatnya jam 11 pm) karena berdasarkan info yang kami rangkum, perjalanan dari jakarta hingga desa terakhir menuju curug malela memakan waktu tempuh lebih kurang 6 jam, sehingga d harapkan pagi pagi sekali kita sudah tiba. Dan adalah ‘goyang’ driver andalan kita yang kbagian tugas d dampingi kak agus dan piki yang d paksa melek ngliatin jalan, sementara aku & rotua bobok aja sampai subuh menjelang.
Petunjuk arah menuju curug malela cukup jelas dan mudah d temukan. Mulai dari keluar tol cimahi / padalarang ke arah waduk saguling, terus ke arah cililin.
Menjelang subuh kami tiba d pertigaan entah dimana itu, seingat ku ada alfamart d pojokan jalan, dan itu alfamart terakhir menuju cueug malela (saking banyanya berderet alfamart & indomart sepanjang jalan). Kami menemukan warung yang sudah buka, lumayan jadi bisa nimpang pipis, shalat n ngopi untuk menghalaunngantuk para pria2 yang melek sedari malam, kalo aku siy baru bangun tidur…hehehhehee…jadi cari susu panas aja untuk membuka hari.
Dari hasil ngobrol2 dengan anak pemilik warung, kami d sarankan untuk melanjutkan perjalanan sampai k desa, lalu nitip mobil d salah satu rumah. Jalan yang d lalui memang rusak, namun perlahan saja dan pilih2 jalan.
Maka kami melanjutkan sesuai saran, melalui perkebunan teh yang rimbun, jalan rusak membuat harus jeli memilih jalan, hingga akhirnya sang driver nyerah, dan kami berhenti d samping heuleur / penggilingan padi yang memiliki lapangan luas. Kala itu matahari baru bersinar, dan kehadiran kami d desa membuat keriuhan, berawal dari seorang bapak yang menghampiri kami, dan akhirnya si bapak memanggil orang-orang sekitar untuk membantu memarkirkan mobil dan menyiapkan motor untuk mengantar kami k curug malela.
Akhirnya kami bongkar muatan, menyiapkan diri untuk offroad dengan dibonceng motor. Seperti yang kami baca d beberpa referensi, salah satu serunya ke curug malela adalah dibonceng motor offroad, ajrut-ajrutan dengan suguhan pemandangan indah. Salah satu pemandangan indahnya adalah punak gunung gede pangrango yang nampak jelas d pagi hari ini.
Sesampainya d gerbang Curug malela, kami sempatkan untuk sarapan, karena selanjutnya kami harus berjalan kaki menuruni jalan yang sudah d buat nyaman menuju curug malela. Tak lupa kami memesan makan siang dengan menu ayam goreng+tempe+tahu+lalapan+sambel dan minta d antar ke curug, lumayan kan jadi ga repot deh.
Perjalanan turun lumayan juga, melalui jalan bertangga. Pandangan pertama menemukan curug malela langsung bikin girang, tapi ternyata kog jauh d bawah sana ya. Terus berjalan turun hingga akhirnya setelah beberapa saat tibalah kami d sisi curug malela….indahnya.
Ada sebuah batu yang besar di pinggir sungai menjadi tempat pendaratan kami begitu tiba di curug malela, air terjun yang indah dengan terlihat demikian indah. tapi tak ada tempat yang nyaman untuk kami menggelar tenda, karena tidak ada tempat yang lapang, tapi demi bisa leyeh-leyeh sejenak di pagi hari ini, kami menemukan lokasi yang cukup nyaman untuk sekedar pasang flysheet dibawah rindangnya pepohonan dan menggantung hammock, lumayan untuk tidur pagi ini, udara pun masih sejuk.
terlelap nikmat beberapa saat dan terbangun saat matahari mengintip dicelah-celah dedaunan, waaah badan sudah segar niy, saatnya main-main air. setelah ganti celana panjang supaya ga kebasahan saat main air, akhirnya aku dan rotua mulai jalan-jalan diantara bebatuan besar dan derasnya air yang mengalir.
Air terjun malela tak terlalu tinggi, debitnya cukup besar sehingga air yang mengalir cukup deras, sehinga kami harus ekstra hati-hati berjalan diantara bebatuan dan derasnya air, karena salah injak bisa kecemplung dan terbawa arus. puas potret-potret dan main air kita kembali ke camp kita, dan mulai masak, sepertinya bikin minuman anget-anget enak ini, dan masak-masak ringan untuk sekedar mengisi perut yang sebenarnya siy belum lapar banget.
suara gemuruhnya
siang hari ini pengunjung curug malela terlihat cukup ramai, ada serombongan pramuka dari Bandung yang meramaikannya, tapi kami tetep santai di camp kami yang tersembunyi di pojokan dan terlindung pepohonan rindang. baru menjelang sore kami bebenah untuk pindah tempat, karena akan sangat berbahaya untuk berkemah di tepi sungai, karena tak atau apa yang akan terjadi di malam hari.
kamipun berpindah ke bale diatas, sebuah pendopo dengan toilet sederhana yang tersedia dibelakangnya. Ada seorang bapak yang menjaga dan menjadi penanggung jawab kebersihan bale, dan kami diijinkan untuk bermalam disini. melihat bale yang sudah cukup nyaman, niat kami untuk membuka tenda jadi diurungkan, berganti dengan menggelar matras diatas lantai kayu.
menjelang malam suasana tambah syahdu, perubahan langit begitu indah. dan saat malam menjelang, ribuan bintang bertaburan di langit, indaah banget. sayangnya ga bisa dipoto bintangnya. tak tidur terlalu larut, karena capek juga naik turun di curug malela, beralaskan matras dan berselimut sleeping bag kami pun pulas tertidur. tengah malam, udara makin dingin, sleeping bag sepertinya tak kuasa menahan dinginnya niy, jadi menyesal batal gelar tenda, yang seharusnya bisa membuat lebih hangat suasana dibanding tidur di lantai kayu di ruang yang tak tertutup rapat, brrrr
akhirnya pagi menjelang, yeeei….mari bangun dan nikmati sejuknya udara pagi ini…sementara para cowok-cowok itu masih meringkuk kedingina, aku dan rotua memaksakan untuk mencari kehangatan matahari. maksudnyan siy pengen poto sunrise, tapi sepertinya mataharinya ngumpet dibalik bukit, sehingga tak berhasil mendapatkannya. tapi bayaran lainnya, kami bisa potret-potret pemandangan pagi yang indah, embun-embun di ujung dedaunan. lumayan membuat hangat badan.
Jam 9 kami bersiap dan merapikan perlengkapan, saatnya kembali. huuuft harus nanjak niy, luamyan terjal walau jaraknya sudah sebagaian terpangkas kemarin sore. di parkiran motor, kami sudah ditunggu para pemuda desa yang menjadi ojek kami siap untuk mengantar kami pulang.
Berbekal beragam info yang kami peroleh, berangkatlah kami ber-5 dengan amunisi lengkap ; tenda 2, sleepingbag+matras, perlengkapan masak+makan+makanan segambreng (yup makanan yang banyak yang harus dihabiskan). Kami memilih berangkat malam (tengah malam lebih tepatnya jam 11 pm) karena berdasarkan info yang kami rangkum, perjalanan dari jakarta hingga desa terakhir menuju curug malela memakan waktu tempuh lebih kurang 6 jam, sehingga d harapkan pagi pagi sekali kita sudah tiba. Dan adalah ‘goyang’ driver andalan kita yang kbagian tugas d dampingi kak agus dan piki yang d paksa melek ngliatin jalan, sementara aku & rotua bobok aja sampai subuh menjelang.
Menjelang subuh kami tiba d pertigaan entah dimana itu, seingat ku ada alfamart d pojokan jalan, dan itu alfamart terakhir menuju cueug malela (saking banyanya berderet alfamart & indomart sepanjang jalan). Kami menemukan warung yang sudah buka, lumayan jadi bisa nimpang pipis, shalat n ngopi untuk menghalaunngantuk para pria2 yang melek sedari malam, kalo aku siy baru bangun tidur…hehehhehee…jadi cari susu panas aja untuk membuka hari.
Akhirnya kami bongkar muatan, menyiapkan diri untuk offroad dengan dibonceng motor. Seperti yang kami baca d beberpa referensi, salah satu serunya ke curug malela adalah dibonceng motor offroad, ajrut-ajrutan dengan suguhan pemandangan indah. Salah satu pemandangan indahnya adalah punak gunung gede pangrango yang nampak jelas d pagi hari ini.
Perjalanan turun lumayan juga, melalui jalan bertangga. Pandangan pertama menemukan curug malela langsung bikin girang, tapi ternyata kog jauh d bawah sana ya. Terus berjalan turun hingga akhirnya setelah beberapa saat tibalah kami d sisi curug malela….indahnya.
No comments:
Post a Comment