This blog is my library, mostly from other people's articles and only few are mine. I will re-read when I have time or whenever I want to
Thursday, July 24, 2014
Curug Nangka Bogor
Curug Nangka sesungguhnya adalah air terjun pertama di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun – Salak Bogor yang seharusnya telah saya kunjungi lebih dahulu. Tanpa mengumpulkan informasi yang memadai sebelum kunjungan, dan bertanya pada orang yang salah, adalah alasan mengapa kunjungan pertama gagal.
Sebenarnya ada dua buah air terjun di sekitar daerah itu, yang lebih dekat dinamai Curug Nangka dan yang berjarak lebih jauh dikenal dengan nama Curug Kawung, dan tidak satu pun saya kunjungi ketika itu. Adalah pada kunjungan yang kedua akhirnya saya bisa menemukan dimana Curug Nangka berada.
Curug Kawung masih belum terjangkau, karena jalan menuju ke curug tampak begitu menantang buat saya, dengan lintasan yang sama sekali tidak jelas.
Pemandangan ketika saya berhenti di sebuah lapangan bola untuk mengambil gambar pegunungan dalam perjalanan menuju Curug Nangka. Seekor burung walet tanpa sengaja ikut tertangkap oleh kamera.
Pos penjagaan pintu masuk ke Curug Nangka. Tiket per orang adalah Rp.5.000 untuk masuk ke Curug Nangka, ditambah Rp.2.500 untuk memasuki kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, dan Rp.3.000 untuk kendaraan roda empat.
Pemandangan cantik jajaran pohon pinus, yang berada tidak jauh dari tempat pos penjagaan Curug Nangka.
Seekor monyet tengah bermain di sekita tempat parkir kendaraan di Curug Nangka ketika saya datang. Beberapa monyet lainnya berlalu lalang dengan bebas di rerumputan di bawah rindang pohon pinus Curug Nangka. Pada kunjungan pertama ke Curug Nangka saya tidak melihat seekor monyet pun di tempat parkir.
Aliran air Curug Nangka begitu jernih, dingin dan segar; sangat nyaman untuk membasuh dan menyegarkan muka, tangan dan kaki.
Pengunjung harus melalui tengah sungai ini untuk mencapai Curug Nangka. Pada tempat tertentu, airnya membasahi celana panjang saya sampai ke lutut.
Akhirnya Curug Nangka terlihat mata. Ada perasaan senang setelah berada di tempat itu, tidak saja karena selama beberapa bulan menyimpan rasa penasaran setelah kegagalan pada kunjungan pertama ke Curug Nangka, namun juga karena pengalaman unik ketika harus menyusuri sungai dengan kaki telanjang untuk sampai di sana.
Pemandangan pada puncak Curug Nangka.
Saya ditemani oleh orang setempat untuk sampai ke Curug Nangka. Meskipun tidak mungkin tersesat sampai ke sana, namun cukup menyenangkan ada teman ketika lewat sepanjang sungai yang sepi, dan untuk membawa tas kamera yang lumayan berat. Orang itu memberi nasihat untuk tidak menginjak batu berwarna hitam, karena licin. Sebaiknya anda ingat pesan itu ketika pergi ke Curug Nangka.
Sumber : http://thearoengbinangproject.com/curug-nangka-bogor/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment