Harus saya akui, salah satu momen terindah menikmati musim gugur adalah
tatkala saya menyusuri kompleks makam para raja Dinasti Ming di barat
laut Beijing, atau tepatnya di daerah Changping. Dikelilingi pegunungan
Yanshan, pemakaman yang telah berumur kira-kira dua abad ini punya
pemandangan indah dan mengagumkan.
Deretan
pohon dengan dedaunan yang mulai memerah, dihiasi hamparan salju di
beberapa sudut tembok, membuat saya tidak menyesal menyempatkan diri
mampir ke tempat ini.
Seperti halnya Tembok Cina yang super luas,
makam 13 raja ini tersebar di tanah seluas 120 kilometer persegi.
Namun, cuma tiga makam yang dibuka untuk umum: Changling, Dingling dan
Zhaoling. Harga tiket untuk masuk ke kompleks makam ini 60 yuan (Rp75
ribu).
Dari tiga makam ini, saya mendatangi makam Dingling. Makam
ini adalah makam pertama yang dibuat untuk raja Zhu Yijun bersama dua
permaisurinya. Hamparan taman dan patung batu pahatan berbagai macam
bentuk (kura-kura dan naga). Bentuk bagian depan istana sekaligus makam
berbentuk kotak, sedangkan di bagian belakangnya lingkaran. Kabarnya ini
mengikuti filosofi Cina yang menganggap surga bundar sedangkan dunia
berbentuk kotak.
Untuk melihat makam raja, ternyata kita harus
memasuki istana bawah tanah. Melalui lorong dengan langit-langit tinggi
yang juga terbuat dari batu, istana ini jauh dari kesan kelam. Walau
tidak ada pulasan emas dan cat merah yang sering menjadi khas bangunan
di Cina, ukiran-ukiran di batu marmer tetap menampilkan khas Tiongkok.
Sebelum
menuju ruang peti raja diletakkan, saya melewati beberapa ruangan
menampilkan tempat tidur marmer permaisuri dan berbagai barang berharga
kerajaan seperti batu giok, mahkota raja yang terbuat dari emas hingga
cawan tembikar tiga warna kerajaan. Dan, pengalaman yang agak unik
adalah ketika memasuki aula sebelum ruang peti, semua orang melempar
uang ke tengah ruangan.
Sebenarnya,
saya tidak mengerti kenapa orang melakukan hal seperti itu tetapi
akhirnya saya pun mengikuti yang lain. Mudah-mudahan sih, lemparan koin
ini untuk memancing banyak keberuntungan buat saya begitu keluar dari
istana bawah tanah ini.
Dan,
ketika memasuki makam, tiga peti besar terjejer. Yang melempar koin dan
uang kertas semakin banyak. Wah, mungkin ini biar ketularan rezeki
seperti raja kali ya. Saya bersama teman pun tidak mau kalah. Kami
mengorek dompet dan melempar uang rupiah. Berharap rezeki rupiahnya juga
berlimpah.
Keluar
dari makam, perut saya langsung mulas melihat pemandangan di sekeliling
dinding makam. Berhubung musim gugur, pohon-pohon terlihat tinggal
ranting. Namun, pohon-pohon ini terlihat seperti di lukisan ketika
dipadukan dengan tanah di bukit yang berwarna-warni. Wajar jika di
sepanjang dinding ini pun, banyak orang mengabadi pemandangan indah ini.
Terutama saya yang tinggal di negara yang tidak pernah mengalami musim
gugur.
Source : http://id.berita.yahoo.com/menikmati-keindahan-musim-gugur-di-makam-dinasti-ming-103754539.html;_ylt=AkQmFBVoLLOglbXJHn6vlkG2jPR_;_ylu=X3oDMTRjdGExMzBhBG1pdANsaXN0IHRyYXZlbCBsdWFyIG5lZ2VyaQRwa2cDY2Q3NjZhZTYtZWI4MS0zZmQyLTg5NmUtODY3MTMyNDlhZTQ3BHBvcwMxBHNlYwNNZWRpYVN0b3J5TGlzdExQVGVtcAR2ZXIDNTMyMmE5MzMtNGE5MS0xMWUyLWI3ZGUtZjI5ODI4ZmQ5MDlj;_ylg=X3oDMTF2NjJudWdnBGludGwDaWQEbGFuZwNpZC1pZARwc3RhaWQDBHBzdGNhdAN0cmF2ZWx8bHVhcm5lZ2VyaQRwdANzZWN0aW9ucw--;_ylv=3
No comments:
Post a Comment