Wednesday, October 5, 2011

CITA LUHUR PEMUDA MISKIN


5 abad yg lalu di negara china propinsi Hok Kian kabupaten Liong Na terdpt sebuah dusun yg bernama dusun tanah putih ( Pai Thu ),dimana seorg pemuda miskin bernama Cong Chen bertempat tinggal. Cong Chen dilahirkan penjual sayur yg hidup sederhana di dusun Pai Thu .Krn miskin , Cong Chen tdk dpt sekolah dan ia hanya belajar dirumah dgn ayahnya sbg gurunya. Berbagai hinaan dari teman sebayanya sering ia alami karena mereka miskin dan mengenakan pakaian yg telah usang .

Pada suatu ketika ayahnya sakit, Cong Chen dan ibunya kebingungan kemana mereka harus mencari uang untuk biaya pengobatan ayahnya. Tiada seorgpun termasuk para tabib di dusunnya yg bersedia membantu/mengobati sakit ayahnya yg semakin parah. permohonan Cong Chen dan ibunya tdk dpt meluluhkan hati para tabib yg mata duitan. Dalam keadaan putus asa suatu hari Cong Chen berdoa di sebuah kelenteng memohon belas kasih kpd Tuhan, Buddha, Bodhisatva dan para Dewa sudi kiranya memberikan setitik berkah untuk kesembuhan ayahnya.

Ia bernamaskara di depan altar dgn mengucapkan sebuah ikrar bahwa bila ayahnya sembuh, seumur hidupnya ia akan menebar kebajikan, menolong mereka yg berada dlm kesusahan tanpa pamrih. Doa tulus Cong Chen membumbung tinggi ke langit biru  ,menembus hamparan awan hingga ke surga,disebabkan doa yg diucapkannya juga disertai kebaikan yg telah banyak dilakukan dlm hidupnya.

Beberapa hari kemudian seorg ibu tua dgn tubuhnya kurus sekali dan bongkok, meminta sedekah makanan ke rumah Cong Chen. Walaupun mereka hanya sanggup makan bubur putih , namun Cong Chen tetap memberikan semangkuk bubur kpd ibu tua itu tersbt dgn ikhlas. Ternyata ibu tua itu sanggup menghabiskan 5 mangkuk bubur dan tetap dilayani Cong Chen dgn baik.

Ibu tua itu masih meminta tambahan bubur kpd Cong Chien. Dgn perasaan malu Cong Chen dan ibunya mengatakan bahwa buburnya telah habis

Ibu tua : " Habis ?? Tidak apa-apa . Kalau bgitu tolong masakkan lagi. Saya lapar sekali krn sudah 2 hari tidak makan "

Cong Chen : " Maaf, Bu. Persediaan beras kami juga sudah habis. Begini saja , ibu istirahat dulu sejenak sambil merenung . Saya carikan beras untuk memasak bubur.

Cong Chen pergi ke tempat penampungan beras untuk menawarkan jasa, agar mendptkan semangkuk beras sbg imbalan atas jasanya. Senja hari tibnya,ketika ia sampai di rumah, Cong Chen melihat ayahnya sibuk duduk di halaman depan rumahnya dan tersenyum ceria menyambut kepulangannya. Ibu Cong Chen berdiri di samping ayahnya tersenyum bahagia .

Cong Chen : " Ayah ,mengapa duduk di luar rumah ?"
Ayah           : " Ayah sudah agak sehat. Tadi pagi stelah kepergianmu ibu tua itu memberikan ramuan dedaunan kpd ibumu utk memasakkan obat untuk ayah,2 kali minum obat itu penyakit ayah sudah agak baikan?"

Dlm waktu 3 hari penyakit Sang Ayah telah sembuh sehingga mereka sekeluarga sgt suka cita. Ternyata selain mengobati sang Ayah ibu tua tersbt juga memberikan 3 jenis dedaunan beserta cara penggunaannya kpd Cong Chen dgn pesan agar ia menepati ikrar/janji yg pernah diucapkannya di depan altar para Buddha di sebuah kelenteng . Ketiga jenis dedaunan itu rupanya selama ini banyak tumbuh di sekitar rumah Cong Chen.

Sejak saat itu Cong Chen menjadi seorg tabib yg terkenal akan jiwa luhurnya yg mengobati para pesakit, tanpa menerapkan berapa biaya pengobatan. Disebabkan  perbuatan baik yg rajin ditebarkannya ,menggugah hati langit dan bumi sehingga Cong Chen diberikan berkah kebahagiaan hingga ke anak cucunya. Namanya di hormati dan di kenang selama 4 generasi .

Seperti pesan para leluhur di jaman dulu bahwa :
"SEGALA PERBUATAN KITA TDK AKAN TERLEPAS DARI KESAKSIAN LANGIT DAN BUMI".
siapakah sebenarnya yg menolong keluarga Chong Chen ?? Tuhan jugalah yg Maha Kuasa dan Maha tahu ..


DHAMMAPADA ATTHAKATHA ..SYAIR 63

Bila org bodoh dpt menyadari kebodohannya,maka ia dpt dikatakan BIJAKSANA.
Tetapi org bodoh yg menganggap dirinya bijaksana sesungguhnya dialah yg disebut org bodoh

No comments:

Post a Comment