Saturday, September 17, 2011

Keputusan Hidup (Kisah lantai pualam dengan patung pualam)



Keputusan Hidup


Suatu hari, di sebuah museum terjadilah percakapan antara lantai pualam dengan patung pualam.

Lantai pualam berkata, “Hai patung pualam, hidup ini sangat tidak adil. Mengapa manusia menginjak-injak aku tetapi mereka memuji-muji engkau ? Padahal kita berdua berasal dari bahan yang sama.

Patung pualam menjawab, “Temanku, apa kau ingat waktu dulu ada seorang pemahat yang mau memahat kita berdua menjadi patung ? Tapi kau malah marah dan merusak alat pahatnya.”

Lantai pualam menjawab, “Ya aku ingat, aku sangat benci dengan pemahat itu. Ia benar-benar berniat untuk melukai aku.”

Dengan bijak patung pualam menjelaskan, “Itulah perbedaan di antara kita. Kau lebih memilih untuk tetap dalam kenyamananmu sedangkan aku rela menanggung rasa sakit ketika aku dipahat. Rasa sakit itu tidak sia-sia karena sekarang aku menjadi patung pualam yang indah. Ingatlah temanku, menjadi apa kita sekarang tergantung dari keputusan yang kita ambil.”



Camkan kata-kata patung pualam itu - MENJADI APA SEKARANG TERGANTUNG DARI KEPUTUSAN YANG KITA AMBIL. Ketika kita memutuskan untuk bekerja keras, membatasi kebebasan kita untuk bersantai-santai dan terus menginvestasikan waktu untuk hal-hal yang berarti bagi masa depan, maka kita akan menuai hasilnya pada waktunya. Tetapi ketika kita memutuskan untuk tetap berada dalam zona nyaman kita, kita tidak akan menjadi apa-apa.

Memang ketika kita berusaha survive di luar zona nyaman kita selama ini, rasanya sangat tidak enak karena kita akan kehilangan sebagian besar waktu kita untuk bersantai-santai. Tetapi Tuhan berjanji bahwa semua itu tidak akan sia-sia, karena kita sendirilah yang akan tersenyum ketika menikmati buah hasil kerja keras kita. So, tetaplah bertahan !


PAHAT ADA DI TANGAN SANG PEMAHAT AGUNG TETAPI MENJADI APA PUALAM KEHIDUPAN ANDA HARI INI TERGANTUNG KEPUTUSAN ANDA.

No comments:

Post a Comment