Thursday, September 15, 2011

CAWAN & KOPI


Nice story untuk berpikir tentang bagaimana hidup kita dalam pikiran kita ...


CAWAN & KOPI


Sekelompok alumni sebuah perguruan tinggi terkemuka, yang telah mencapai kedudukan atau keberhasilan karir yang baik, bersilaturahim di rumah dosen pembimbing mereka dulu, seorang profesor yang bersahaja. Mereka sangat terlena dengan perbincangan yang akrab dengan beragam topik.

Sampailah mereka ke dalam perbincangan topik 'stress'. Sindrom tekanan hidup yang mereka alami, dikeluhkan berulang-ulang. Beberapa di antaranya, saling menguatkan keluhan itu, sehingga menambah kekecewaan dan rasa pesimis. Melihat perbincangan yang tidak sehat itu, sang professor tersenyum simpul dan meminta izin sebentar untuk ke dapur.

Sang professor bergabung kembali ke dalam ruangan dengan membawa nampan berisi beberapa jenis cangkir dan gelas serta sebuah teko berisi kopi hangat. Hal yang sangat tidak lazim adalah dibawanya cangkir dan gelas yang beragam itu. Ada yang dibuat dari porcelain, plastik, kaca dan kristal. Ada yang kelihatan biasa dan ada pula yang kelihatan sangat mahal. Professor itu mempersilahkan mereka menuang sendiri kopi tersebut.

Setelah semua anak didiknya mengambil kopi masing-masing, professor itu berkata:

"Mohon diperhatikan dengan teliti. Bukankah, semua cangkir dan gelas yang cantik dan mahal telah diambil, dan menyisakan cangkir dan gelas yang biasa dan kelihatan murah. Ini adalah keadaan yang sangat biasa, yaitu kita menginginkan yang terbaik dalam hidup. Tetapi, tidakkah Anda semua menyadari, bahwa terletak pada cara pandang inilah, semua masalah dan 'stress' yang menakutkan itu berpangkal."

"Apa yang sebenarnya Anda perlukan adalah kopi, bukan cangkir/wadahnya, tetapi Anda semua lebih memperhatikan dan lebih tertarik untuk memilih wadah tercantik dan termahal. Dan yang lebih mengherankan lagi adalah, Anda sibuk memperhatikan wadah yang telah diambil oleh orang lain."

"Kehidupan adalah kopi. Jabatan, uang, dan kedudukan didalam masyarakat adalah wadah tersebut. Wadah itu hanyalah alat untuk menampung, dimana sesuatu yang akan ditampungnya adalah kehidupan itu sendiri. Kehidupan tidak berubah hanya karena alat tampungnya yang berubah. Kadangkala kita terlalu fokus kepada wadah yang kita pegang hingga kita gagal untuk menikmati kopinya. Dan yang lebih menyedihkan, Anda semua sibuk memperhatikan dan iri hati atas wadah yang dipegang orang lain."

"Nikmatilah kehidupan yang ada"

Karena kebahagiaan itu sederhana dan harus diputuskan sekarang. Maka ber-bahagia-lah. Smoga keikhlasan anda bekerja hari ini bukanlah semata untuk mencari 'Cangkir' yang gemerlap.




Nice story to think about how is our life in our mind...
=======================================

A group of alumni, highly established in their careers, got together to visit their old University of Notre Dame lecturer. Conversation soonturned into complaints about stress in work and life.

Offering his guests coffee, the lecturer went to the kitchen andreturned with a large pot of coffee and an assortment of cups - porcelain,plastic, glass, some plain-looking and some expensive and exquisite, telling them to help themselves to hot coffee.

When all the students had a cup of coffee in hand, the lecturer said :
"If you noticed, all the nice-looking, expensive cups were taken up,leaving behind the plain and cheap ones. While it is but normal for you to want only the best for yourselves, that is the source of your problems and
stress. What all of you really wanted was coffee, not the cup, but you consciously went for the better cups and are eyeing each other's cups."

"Now, if Life is coffee, then the jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain Life, but the quality of Life doesn't change."

"Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee in it."


No comments:

Post a Comment