Friday, September 23, 2011

BUKAN SAYA YANG MEMILIH KEHIDUPAN INI

Seorang pengamen yang berkelana, memeluk sebuah gitar, berdiri d tepi jalan yang ramai dengan kendaraan yang berlalu-lalang, menyanyikan sebuah lagu tanpa judul.

Selesai menyanyikan sebuah lagu, ia berkata, "Ketika saya masih berusia enam tahun sudah tahu bahwa saya mengidap penyakit jantung bawaan, penyakit demikian ini tidak bisa disembuhkan."

"Kemudian Ibu memberitahu saya, untuk selanjutnya dalam hidup tidak boleh terlalu sedih, juga tidak boleh terlalu senang, karena tidak peduli dirimu sedih atau senang, semuanya bisa merangsang jantungmu."

Selesai berbicara dia tersenyum, senyumannya bagaikan aliran air yang sangat tawar sekali.

"Tetapi, saya masih ingin melakukan sedikit upaya, demi diri sendiri saya ingin mengumpulkan uang yang cukup, berharap bisa pergi berobat di rumah sakit besar di kota ....."

Dia bernyanyi sangat merdu sekali, orang yang berkerumun semakin lama semakin banyak, pendengar yang memberi dia uang juga semakin lama semakin banyak.

Ada seseorang yang mendesak masuk ke dalam kerumunan orang-orang itu, memandang sejenak pada pengamen tersebut, lalu dia berkata dengan suara lantang, "Bukankah ini suatu penipuan! Orang yang seperti Anda bernyanyi seperti Anda sangat banyak sekali, siapa yang tahu Anda benar-benar mengidap penyakit jantung atau tidak?"

Wajah pengamen itu sedikit mengerut, lalu dia tersenyum dengan sangat hambar.

Dia berkata, "Bukan saya yang memilih kehidupan masa ini, melainkan kehidupan masa ini yang telah memilih saya."

Semua orang yang berada di tempat itu tidak ada seorang pun yang mengerti, tetapi saya mengerti, saya sangat terkejut sekali mendengar kata-kata ini, lebih-lebih keluar dari mulut seorang pengamen kelana.

Ini merupakan semacam perasaan hambar yang sangat jarang sekali ada. Arus nasib sangat besar dan kuat, ada banyak sekali waktu yang tidak bisa diputar balikkan dengan upaya manusia.

"Pasrah dengan nasib" bukanlah sebuah hal yang jelek.

"Bukan saya yang memilih kehidupan masa ini, melainkan kehidupan masa ini yang telah memilih saya"

Dengan semboyan tersenyum menghadapi kehidupan ini, baru bisa melepaskan kesengsaraan, dengan penuh tanggung jawab menghadapi nasib yang tidak menentu.

No comments:

Post a Comment