Thursday, October 22, 2015

Memahami Emosi Yang Mendasari Impian



Sebenarnya tidak ada satupun orang ingin mencapai sesuatu. Lho? Yang mereka inginkan adalah merasakan suatu emosi. Kunci dibalik setiap impian adalah emosi. Semakin intens emosinya, baik positif maupun negatif maka semakin kuat impian itu.

Banyak orang ingin menjadi kaya dan sukses namun setelah berhasil mencapai kekayaan dan sukses mereka tidak merasa bahagia. Mengapa? Karena mereka tidak jelas alasan mereka ingin kaya dan sukses. Ketidakjelasan ini yang akhirnya membuat seseorang berkata, “Saya telah bersusah payah mendaki tangga sukses. Ternyata setelah saya mencapai puncak tangga saya baru sadar tangga saya bersandar pada tembok yang salah.”

Ada kawan saya yang sangat berhasil. Ia menjadi pengusaha sukses. Namun hidupnya kering dan hambar. Saya bingung melihat kawan saya ini. Setelah saya tanyai secara mendalam akhirnya saya tahu bahwa ia menjadi kaya adalah karena ingin menunjukkan kepada familinya bahwa ia juga bisa kaya. Ternyata dulunya, sewaktu ia masih kecil, familinya sering menghina kedua orang tuanya yang miskin. Berbekal perasaan sakit hati inilah kawan saya bertekad dan bekerja sangat keras dan akhirnya menjadi orang kaya lahir tapi miskin batin. Dengan kata lain sebenarnya emosi di balik target yang ingin ia capai adalah emosi negatif: kemarahan, kekecewaan, perasaan terluka, sakit hati, dan dendam.

Seorang klien mengeluh bahwa setelah sekian lama bekerja keras mengembangkan usaha garmen yang menjadi “passion”nya ia tetap tidak bisa sukses dan merasa bahagia. Mengapa?
Saya bertanya kepada klien ini, “Apa pentingnya bagi Ibu untuk bisa sukses di usaha yang Ibu lakukan?”
 “Ya, karena saya ingin bisa menjadi orang kaya," jawabnya cepat dan mantap.
“Apa pentingnya Ibu menjadi orang kaya?" kejar saya.
“Ya, biar bisa punya banyak uang," jawab klien saya.
“Apa pentingnya Ibu punya banyak uang?” tanya saya lagi.
“Supaya orang bisa menghargai saya,” jawabnya agak sedikit emosi.
Oh… akhirnya saya tahu emosi di balik impian klien ini. Ternyata, ia merasa bahwa dengan mengerjakan “passion”nya ia bisa jadi orang kaya. Kalau kaya, ia bisa punya banyak uang. Kalau punya banyak uang maka orang akan menghargai dirinya. Jadi, sebenarnya yang ia cari adalah penghargaan. Bukan yang lain.

Dari sini terjawab juga mengapa Ibu ini tidak semangat membangun bisnisnya. Bisnis ini bukan passion-nya. Buktinya? Kalau bisnis yang dikerjakan didasari oleh passion maka semakin berkembang bisnis ini, semakin tinggi load kerja, maka ia akan semakin senang dan bahagia. Namun yang terjadi pada klien saya ini semakin banyak kerjaan atau garapan maka ia semakin stres dan pusing. Ditambah lagi ia sakit migraine dan maag.

Saya lalu membantu klien saya untuk memahami emosi di balik impiannya. Kalau untuk bisa dihargai maka tidak perlu harus menjadi orang kaya. Tidak perlu harus buka usaha ini itu. Tidak perlu harus punya uang banyak. Yang penting adalah ia bisa menerima dirinya sendiri dan menghargai dirinya. Ia perlu tumbuhkan perasaan diri berharga. Jika ini bisa dilakukan maka ia tidak butuh penghargaan dari orang lain.

Banyak orang yang karena tidak mengerti mengenai emosi di balik impian akhirnya salah fokus. Ada yang ingin jadi orang kaya namun fokus mereka justru pada ketakutan menjadi orang miskin. Banyak orang yang ingin hidup bahagia namun mereka fokus untuk menghindari ketidakbahagiaan.

Ada ibu yang ingin keluarganya bahagia, suaminya setia, namun ia fokus agar suaminya tidak selingkuh. Ini jelas-jelas fokus yang salah. Dan akhirnya memang suaminya selingkuh.

Sesuai dengan hukum pikiran, fokus mengarahkan energi psikis kita. Semakin kita fokus maka semakin kuat program pikiran bekerja. Satu hal yang jarang orang ketahui yaitu kita tidak akan pernah mendapatkan apa yang kita inginkan. Yang kita dapatkan adalah selalu sejalan dengan niat kita yang sesungguhnya. Mengapa niat? Karena niat yang sesungguhnya terletak di pikiran bawah sadar dan didasari oleh suatu emosi yang kuat akan secara otomatis mengarahkan fokus kita. Ingin kaya tapi niatnya tidak mau miskin maka kita akan terus fokus pada kemiskinan.

Sesuai dengan hukum pikiran maka apapun yang kita fokus pasti akan menjadi semakin kuat dan semakin kuat. Dan akhirnya akan menjadi realita hidup kita. Jadi sangat penting untuk jujur pada diri sendiri. Saat menginginkan sesuatu pastikan Anda tahu dan mengerti emosi yang berada di balik setiap keinginan Anda.


-Adi W Gunawan-

No comments:

Post a Comment