Wednesday, September 30, 2015


Pope Francis's Message about the Family.
Pesan Paus Fransiskus mengenai Keluarga.


"There is no perfect family. We have no perfect parents, we are not perfect, do not get married to a perfect person, neither do we have perfect children.
Tidak ada keluarga yg sempurna. Kita tdk memiliki ortu yg sempurna, kita pun tdk sempurna, tidak menikah dg seseorang yg sempurna, dan juga tdk memiliki anak yg sempurna.

We have complaints about each other. We are disappointed by one another. Therefore, there is no healthy marriage or healthy family without the exercise of forgiveness.
Kita memiliki keluhan terhadap satu sama lain. Kita kecewa terhadap satu sama lain. Karena itu, tidak ada perkawinan yg sehat tanpa melatih memaafkan.

Forgiveness is vital to our emotional health and spiritual survival. Without forgiveness the family becomes a theater of conflict and a bastion of grievances. Without forgiveness the family becomes sick.
Memaafkan sangat penting tdk hanya utk kesehatan emosi kita namun juga utk keberhasilan jiwa dalam bergumul. Tanpa memaafkan, keluarga kita hanyalah sebuah tontonan konflik dan benteng pertahanan dari luka-luka yg dialami anggota keluarga. Tanpa memaafkan, keluarga menjadi sakit.

Forgiveness is the sterilization of the soul, cleansing the mind and the liberation of the heart.
Memaafkan adalah suatu sterilisasi jiwa, pembersihan pikiran, dan pembebasan hati.

Anyone who does not forgive has no peace of soul and communion with God. Pain is a poison that intoxicates and kills.
Siapapun yg tidak memaafkan tidak akan memiliki kedamaian jiwa dan berkomunitas dg Tuhan. Rasa sakit hati adalah racun yg memabukkan dan pada akhirnya akan membunuh kita.

Maintaining a wound of the heart is a self-destructive action. It is an autophagy.
Mempertahankan sebuah luka hati ada tindakan menghancurkan diri sendiri.

He who does not forgive sickens physically, emotionally and spiritually.
Dia yg tdk dpt memaafkan akan bertambah sakit secara fisik, emosi, dan spiritual.

That is why the family must be a place of life and not of death; an enclave of cure not of disease; a stage of forgiveness and not of guilt.
Karena itulah, maka keluarga haruslah merupakan tempat kehidupan dan bukan kematian; tempat utk menyembuhkan dan bukan tempat penyakit, dan merupakan tempat yg aman utk memberi maaf dan bukan utk merasa bersalah.

Forgiveness brings joy where sorrow produced pain; and healing, where pain caused disease."
Memaafkan membawa kegembiraan dan pemulihan; sementara kesedihan menghasilkan luka; dan luka menyebabkan penyakit.


Sumber : unknown
 

No comments:

Post a Comment