Copas dr tetangga Info bagus. Bagi yang tidak menonton Metro TV tgl 31/8/15,
ada kisah seperti ini.
Telepon berdering. Fulanah: "Hallo..."
Pelaku 1: "Selamat Pagi Bu Fulanah, kami dari Bank Anu ingin memberitahukan bahwa Ibu terpilih sebagai pemegang kartu kredit untuk kenaikan limit kartu."
Fulanah: "Oh gitu..."
Pelaku 1: "Benar, Bu. Kami akan menaikan limit kartu kredit Ibu dari 30 juta menjadi 50 juta. Jika Ibu setuju, petugas kami akan mendatangi Ibu untuk keperluan tanda tangan sebagai bukti persetujuan dari Ibu. Apakah siang ini Ibu ada di rumah?"
Fulanah: "Ada. Silakan..."
Pelaku 1: "Baik bu, kalau begitu petugas kami akan mendatangi Ibu siang ini. Terima kasih."
Di rumah. Pelaku 2 datang seorang diri.
Setelah basa-basi:
Pelaku 2: "Bu, sesuai standar prosedur bank kami, ini formulir yang perlu Ibu tanda-tangani."
Fulanah: "Oh baik. Jadi benar ya bisa dinaikan menjadi 50 juta?"
Pelaku 2: "Benar sekali, Bu. Maaf Bu, apa saya bisa lihat kartu kredit ibu."
Fulanah: "Ini. Silakan..."
Pelaku 2: "Oh, kartu kredit ibu kartu lama. Kami akan menggantinya dengan yang baru. Kartu ini saya gunting ya Bu..."
Kartu digunting di depan nasabah.
Pelaku 2: "Kami akan segera mengirimkan kartu kredit baru untuk Ibu paling lama satu minggu. Saya mohon pamit, Bu... Terima kasih."
Bulan berikutnya, Ibu Fulanah mendapatkan tagihan kartu kredit mentok limit.
Kejadian ini terbongkar setelah seorang nasabah kartu kredit mendapatkan tagihan hampir Rp 600 juta dan melapor ke Polda Metro Jaya.
Belakangan diketahui, ternyata kartu kredit dipotong sedemikian rupa tapi tidak mengenai chip-nya sehingga masih tetap dapat digunakan.
Pelaku 3 berperan sebagai tukang belanja. Beli emas, belanja di hypermarket, borong HP Rp 60 juta, dll. Pendeknya barang-barang yang mudah dijual.
Pelaku 1 (Otak pelaku) adalah mantan marketing kartu kredit bank. Saat ditangkap ia memiliki 2000 nama nasabah kartu kredit yang dibeli dari supplier (masih buron) Rp 20 ribu/nama. Praktik ini sudah dilakoninya sejak 6 tahun yang lalu. Pelaku dan seorang temannya telah ditangkap. Dua lagi masih buron.
Tolong info ini disebarluaskan sehingga keluarga dan sahabat kita tdk tertipu.
Sumber : unknown
ada kisah seperti ini.
Telepon berdering. Fulanah: "Hallo..."
Pelaku 1: "Selamat Pagi Bu Fulanah, kami dari Bank Anu ingin memberitahukan bahwa Ibu terpilih sebagai pemegang kartu kredit untuk kenaikan limit kartu."
Fulanah: "Oh gitu..."
Pelaku 1: "Benar, Bu. Kami akan menaikan limit kartu kredit Ibu dari 30 juta menjadi 50 juta. Jika Ibu setuju, petugas kami akan mendatangi Ibu untuk keperluan tanda tangan sebagai bukti persetujuan dari Ibu. Apakah siang ini Ibu ada di rumah?"
Fulanah: "Ada. Silakan..."
Pelaku 1: "Baik bu, kalau begitu petugas kami akan mendatangi Ibu siang ini. Terima kasih."
Di rumah. Pelaku 2 datang seorang diri.
Setelah basa-basi:
Pelaku 2: "Bu, sesuai standar prosedur bank kami, ini formulir yang perlu Ibu tanda-tangani."
Fulanah: "Oh baik. Jadi benar ya bisa dinaikan menjadi 50 juta?"
Pelaku 2: "Benar sekali, Bu. Maaf Bu, apa saya bisa lihat kartu kredit ibu."
Fulanah: "Ini. Silakan..."
Pelaku 2: "Oh, kartu kredit ibu kartu lama. Kami akan menggantinya dengan yang baru. Kartu ini saya gunting ya Bu..."
Kartu digunting di depan nasabah.
Pelaku 2: "Kami akan segera mengirimkan kartu kredit baru untuk Ibu paling lama satu minggu. Saya mohon pamit, Bu... Terima kasih."
Bulan berikutnya, Ibu Fulanah mendapatkan tagihan kartu kredit mentok limit.
Kejadian ini terbongkar setelah seorang nasabah kartu kredit mendapatkan tagihan hampir Rp 600 juta dan melapor ke Polda Metro Jaya.
Belakangan diketahui, ternyata kartu kredit dipotong sedemikian rupa tapi tidak mengenai chip-nya sehingga masih tetap dapat digunakan.
Pelaku 3 berperan sebagai tukang belanja. Beli emas, belanja di hypermarket, borong HP Rp 60 juta, dll. Pendeknya barang-barang yang mudah dijual.
Pelaku 1 (Otak pelaku) adalah mantan marketing kartu kredit bank. Saat ditangkap ia memiliki 2000 nama nasabah kartu kredit yang dibeli dari supplier (masih buron) Rp 20 ribu/nama. Praktik ini sudah dilakoninya sejak 6 tahun yang lalu. Pelaku dan seorang temannya telah ditangkap. Dua lagi masih buron.
Tolong info ini disebarluaskan sehingga keluarga dan sahabat kita tdk tertipu.
Sumber : unknown
No comments:
Post a Comment