AKIBAT kabut asap
kebakaran hutan di Sumatera beberapa bulan yg lalu, Malaysia dan
Singapura akhirnya melaporkan Indonesbia ke PBB tentang adanyna kiriman
asap kebakaran hutan tersebut.
Setelah menerima laporan, utusan khusus PBB datang melakukan investigasi ke Malaysia, dan bertanya ke salah satu warga yang kebetulan orang Melayu.
Utusan PBB bertanya, "Anda terganggu dengan kualiatas udara sekarang?"
Jawab warga, "Betul, asep tebel...!"
Kemudian investigasi dilanjutkan ke Singapura, dan pertanyaan yang sama juga diajukan ke warga di sana yang kebetulan ketemu orang Melayu juga, jawaban yang diperolehpun sama,"Ya.. asep tebel".
Setelah melihat kondisi asap dan wawancara penduduk, akhirnya utusan PBB pulang ke markasnya dan melapor ke Bossnya, bahwa asap dari Indonesia ternyata tidak masalah dan bisa diterima karena hampir sebagian besar warga Malaysia dan Singapore bilang "Acceptable".
Setelah menerima laporan, utusan khusus PBB datang melakukan investigasi ke Malaysia, dan bertanya ke salah satu warga yang kebetulan orang Melayu.
Utusan PBB bertanya, "Anda terganggu dengan kualiatas udara sekarang?"
Jawab warga, "Betul, asep tebel...!"
Kemudian investigasi dilanjutkan ke Singapura, dan pertanyaan yang sama juga diajukan ke warga di sana yang kebetulan ketemu orang Melayu juga, jawaban yang diperolehpun sama,"Ya.. asep tebel".
Setelah melihat kondisi asap dan wawancara penduduk, akhirnya utusan PBB pulang ke markasnya dan melapor ke Bossnya, bahwa asap dari Indonesia ternyata tidak masalah dan bisa diterima karena hampir sebagian besar warga Malaysia dan Singapore bilang "Acceptable".
No comments:
Post a Comment