Mohon
dibantu ya...kalo kalian sedang nongkrong di Plaza Festival, Kuningan,
Jakarta (dulunya Pasar Festival), siapa tau bertemu bapak ini..
Kisah Inspirasi Mengharukan ini tentang seorang kakek yang berjuang mencari nafkah untuk bertahan hidup dengan menawarkan jasa Foto, ya tepatnya sebagai tukang foto keliling,
Tubuhnya terlihat renta, rambutnya telah dipenuhi uban, sebuah kacamata bertengger erat di hidungnya. Dengan dua kamera, lelaki paruh baya ini menjajakan jasanya sebagai tukang foto keliling.
Seiring bergulirnya jaman, profesi ini sepertinya terpaksa tertatih-tatih untuk bisa sekedar eksis, yakni ketika tiap orang telah bisa dengan mudah mengambil posisi sebagai fotografer dengan gadget yang telah memenuhi keinginan tampil/narsisnya.
Adanya Kakek tua dengan Kamera yang tidak laku-laku menjajakan jasanya tersebut itu menimbulkan rasa iba. Siapa sih yang ingin Berfoto sementara di tangannya mereka mempunyai gadget super canggih, terlebih jika menggunakan jasa Kakek ini hasilnya baru bisa di ambil 5 hari kemudian, "bapak tidak punya HP, kalau mau lihat hasilnya nanti 5 hari lagi ketemu di sini" ujarnya, bisa di bayangkan ketidak praktisan ini yg menambah ke engganan orang menggunakan jasanya, bahkan sangat jarang sekali orang yang di tawarkannya tertarik untuk difoto. Lalu lalang orang orang yang bergerak ataupun mereka yg berada disana seolah tidak mempedulikan adanya Kakek tua itu.
Pak Nasrul namanya, usianya 74 tahun, di usia senja tersebut Pak Nasrul masih harus bekerja keras masih tetap berjuang mencari nafkah untuk membeli makan untuk bertahan hidup, beliau masih harus berada di luar rumah dengan panas menyengat ketika siang hari bahkan udara dingin ketika malam tiba.
Ketika saya sedang berada disana saya melihat Kakek tua itu lagi yang sedang duduk bersama kamera dan setumpuk hasil fotonya. Saya berkata dalam diri saya, saya akan menggunakan jasanya, meskipun sebenarnya saya sedang tidak membutuhkan hal tersebut. Saya hanya sekedar ingin membantu Kakek tersebut melariskan Jasanya. Saya menghampiri Kakek tersebut. “berapa harga 1 lembar fotonya ” tanya saya. “20 ribu”, jawab kakek tersebut dengan suara lirih. "sudah berapa orang yg di foto hari ini?" tanya saya lagi "dari pagi sampai skr (saat itu kira2 pukul 17:30) baru 2 orang, banyak yg tidak mau karena hasilnya lama" , "bapak biasa berkeliling ya?" lanjut saya bertanya " iya tapi sekarang sudah tidak kuat ini sedang sakit jadi duduk saja", ujar Pak Nasrul sambil mengeluargan obat Inhaler Spray (obat semprot asma), "oh bapak ada penyakit asma? " iya sudah lama, ini juga hampir habis, sambil menunjukan inhaler spray tersebut" Oh Tuhan, seperti hancur hati ini tidak tega melihatnya, tanpa di sadari air mata ini menetes tanpa bisa di bendung.
Setelah selesai bertanya dan berfoto saya lalu membayar, tidak lupa saya menyelipkan sedikit uang lebih kepada Kakek tua tersebut untuk membeli obat semprot asma tadi. Si Kakek tua menerimanya dengan tangan bergetar dan sambil mengucapkan terima kasih kepada saya dengan suara hampir menangis. Lalu saya segera bergegas pergi meninggalkannya karena mata saya ini sudah tidak tahan untuk menahan air mata yang lagi-lagi ingin keluar
Cara paling sederhana dan mudah untuk membantu mereka belilah dagangan mereka atau gunakan jasa mereka. Meskipun misalkan barang yang di jual oleh mereka kurang dibutuhkan oleh kita atau sedikit lebih mahal dari pada harga di toko, tetapi dengan membeli dagangan atau menggunakan jasa mereka insya Allah lebih banyak barokahnya, karena secara tidak langsung kita sudah membantu kelangsungan usaha dan hidup mereka.
Tambahan info :
1 lembar foto 20rb, dikurang biaya cetak 1 foto 12rb, pak nasrul mendapat 8rb untuk setiap 1 lembar foto, jangan lupa untuk yg sudah foto agar di ambil hasilnya, karena bapak nasrul selalu berusaha memenuhi janjinya dengan membawa hasil fotonya kemana2, berharap bertemu dengan yg pernah memakai jasanya untuk mengambil hasilnya..karena jika tidak diambil menjadi beban tersendiri buat kakek karena dari tumpukan foto yg semakin banyak dan berat
Sumber : Iqbal Fahri
https://www.facebook.com/muhammadiqbal.fahri/posts/10203480752474593
Kisah Inspirasi Mengharukan ini tentang seorang kakek yang berjuang mencari nafkah untuk bertahan hidup dengan menawarkan jasa Foto, ya tepatnya sebagai tukang foto keliling,
Tubuhnya terlihat renta, rambutnya telah dipenuhi uban, sebuah kacamata bertengger erat di hidungnya. Dengan dua kamera, lelaki paruh baya ini menjajakan jasanya sebagai tukang foto keliling.
Seiring bergulirnya jaman, profesi ini sepertinya terpaksa tertatih-tatih untuk bisa sekedar eksis, yakni ketika tiap orang telah bisa dengan mudah mengambil posisi sebagai fotografer dengan gadget yang telah memenuhi keinginan tampil/narsisnya.
Adanya Kakek tua dengan Kamera yang tidak laku-laku menjajakan jasanya tersebut itu menimbulkan rasa iba. Siapa sih yang ingin Berfoto sementara di tangannya mereka mempunyai gadget super canggih, terlebih jika menggunakan jasa Kakek ini hasilnya baru bisa di ambil 5 hari kemudian, "bapak tidak punya HP, kalau mau lihat hasilnya nanti 5 hari lagi ketemu di sini" ujarnya, bisa di bayangkan ketidak praktisan ini yg menambah ke engganan orang menggunakan jasanya, bahkan sangat jarang sekali orang yang di tawarkannya tertarik untuk difoto. Lalu lalang orang orang yang bergerak ataupun mereka yg berada disana seolah tidak mempedulikan adanya Kakek tua itu.
Pak Nasrul namanya, usianya 74 tahun, di usia senja tersebut Pak Nasrul masih harus bekerja keras masih tetap berjuang mencari nafkah untuk membeli makan untuk bertahan hidup, beliau masih harus berada di luar rumah dengan panas menyengat ketika siang hari bahkan udara dingin ketika malam tiba.
Ketika saya sedang berada disana saya melihat Kakek tua itu lagi yang sedang duduk bersama kamera dan setumpuk hasil fotonya. Saya berkata dalam diri saya, saya akan menggunakan jasanya, meskipun sebenarnya saya sedang tidak membutuhkan hal tersebut. Saya hanya sekedar ingin membantu Kakek tersebut melariskan Jasanya. Saya menghampiri Kakek tersebut. “berapa harga 1 lembar fotonya ” tanya saya. “20 ribu”, jawab kakek tersebut dengan suara lirih. "sudah berapa orang yg di foto hari ini?" tanya saya lagi "dari pagi sampai skr (saat itu kira2 pukul 17:30) baru 2 orang, banyak yg tidak mau karena hasilnya lama" , "bapak biasa berkeliling ya?" lanjut saya bertanya " iya tapi sekarang sudah tidak kuat ini sedang sakit jadi duduk saja", ujar Pak Nasrul sambil mengeluargan obat Inhaler Spray (obat semprot asma), "oh bapak ada penyakit asma? " iya sudah lama, ini juga hampir habis, sambil menunjukan inhaler spray tersebut" Oh Tuhan, seperti hancur hati ini tidak tega melihatnya, tanpa di sadari air mata ini menetes tanpa bisa di bendung.
Setelah selesai bertanya dan berfoto saya lalu membayar, tidak lupa saya menyelipkan sedikit uang lebih kepada Kakek tua tersebut untuk membeli obat semprot asma tadi. Si Kakek tua menerimanya dengan tangan bergetar dan sambil mengucapkan terima kasih kepada saya dengan suara hampir menangis. Lalu saya segera bergegas pergi meninggalkannya karena mata saya ini sudah tidak tahan untuk menahan air mata yang lagi-lagi ingin keluar
Cara paling sederhana dan mudah untuk membantu mereka belilah dagangan mereka atau gunakan jasa mereka. Meskipun misalkan barang yang di jual oleh mereka kurang dibutuhkan oleh kita atau sedikit lebih mahal dari pada harga di toko, tetapi dengan membeli dagangan atau menggunakan jasa mereka insya Allah lebih banyak barokahnya, karena secara tidak langsung kita sudah membantu kelangsungan usaha dan hidup mereka.
Tambahan info :
1 lembar foto 20rb, dikurang biaya cetak 1 foto 12rb, pak nasrul mendapat 8rb untuk setiap 1 lembar foto, jangan lupa untuk yg sudah foto agar di ambil hasilnya, karena bapak nasrul selalu berusaha memenuhi janjinya dengan membawa hasil fotonya kemana2, berharap bertemu dengan yg pernah memakai jasanya untuk mengambil hasilnya..karena jika tidak diambil menjadi beban tersendiri buat kakek karena dari tumpukan foto yg semakin banyak dan berat
Sumber : Iqbal Fahri
https://www.facebook.com/muhammadiqbal.fahri/posts/10203480752474593
No comments:
Post a Comment