Share pagi :
Bolanger
#soulǎяtist.281214
Sejak akhir September lalu sampai awal Januari nanti sy menjelma mjd bolanger, sang petualang (tapi bkn petualang cinta karena sy setia...*tssaah!!). Mulai dr Yogya, Magelang, Banjarnegara, Semarang, Sarangan, Solo & hari ini di Surabaya, Malang & Blitar.
Berbagai pelajaran utk berbagi hidup bisa didpt dr alam, perjalanan & pengalaman berpetualang. Sayangnya kita keburu menutup sebelah mata atas kejadian yg menimpa kita, dianggap sbg beban & alasan utk stres.
Saya belajar hidup lagi dr serangga kecil, dr seorg pemuda bernama Rahmat, dr kucing belang, hingga buku loak (baca di http://yuliusshandy.wordpress.com/2014/12/28/kisah-3-kisah-menakjubkan/)
Org lbh suka stres drpd belajar dr perjalanan hidupnya. Bkn mental karet yg dimiliki tp mental kerupuk, renyah & kriuk2 yg mdh melempem kl kena angin bahkan air.
Knp ngga bermental karet? Krn pola pikirnya mengerdil. Kalaupun bermental karet bkn karet gelang, melainkan karet kolor yg tersembunyi (kecuali kolornya Superman) yg kalau terlalu ketat menyiksa bagian tubuh tertentu; atau jd karet uzur yg sdh retas & mdh putus.
Pola pikir menciut akibat ngga mau belajar dari kehidupannya. Malas baca & belajar kecuali dipaksa, belajar pun sekedarnya. Tak heran, org yg mencapai klimaks dlm hidupnya cuma segelintir saja, hanya org yg benar2 MAU keluar dr kenyamanannya.
Persaingan hidup makin keras, kalau kita ngga latih mental jadi baja, suatu saat kita akan dihengkang-kan dr kehidupan & hidup di dunia mengasihani diri. Tujuan kita kerja kan memaksimalkan potensi, kok malah milih dijadikan ajang penderitaan.
Tak ada org yg paling bertanggung jawab atas kehidupannya kecuali dirinya sendiri. Berhasil tdknya kehidupan tergantung mau mjd siapa diri kita kini & kelak. Murni pilihan kita yg kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.
Bila kelak Tuhan bertanya 'apa saja yg sdh kau lakukan utk umat-Ku yg lain selama kau hidup?' Kira2 apa jawaban Anda? Mikiiir..!
.·.†нªηк's.·.
Yuls
~o0o~
Kisah 3 Kisah Menakjubkan
#soulǎяtist.281214
1. Kisah Rahmat Yang Dirahmati
Dalam perjalanan dari Bandung ke Surabaya, saya sempat ngobrol singkat di dalam KA dengan seorang pemuda yang penampilannya biasa saja, tapi memiliki usaha distribusi kain gordin di surabaya.
Memulai pekerjaan menjadi seorang supir bus antar pulau, Jakarta sampai Banda Aceh. Kemudian ditawari kakak sepupunya nyupir di sebuah kantor pejabat. Direkomendasikan menjadi supir Dirjen, naik lagi menjadi supir staf ahli dan terakhir sebagai supir menteri kesehatan, ibu Siti Fadilah Supari selama 5 tahun.
Semua pulau di Indonesia, kecuali Papua, pernah ia sambangi. Bahkan Jepang, Rusia, Australia dan beberapa negara lain pernah ia jelajahi berkat menjadi supir menteri tadi.
Dari uang gaji selama menjadi supir, dia menabung sampai bisa membeli (mencicil) 3 buah mobil elf, 1 buah bus 3/4, 1 bus besar dan 1 innova dalam satu kurun waktu sekaligus. Bermodal sedikit nekat, ia menggelontorkan uang pribadi Rp. 650jt, plus jaminan sertifikat rumah sebesar Rp. 150jt & pinjaman dari kakaknya Rp. 50jt.
Dalam dua hari setelah meminjam dari kakaknya & mobil didapat, semua mobilnya laku dirental sebuah perusahaan. Dalam dua bulan mendapat uang sewa, yang per bulannya 60jt. Dan hutang 50jt pun langsung lunas, tersisa 10jt sebagai biaya menservice perusahaan penyewa kendaraannya.
Uang jaminan rumah 1 tahun lunas.
Cicilan 6 kendaraan itu dalam 3 tahun lunas.
Sekarang ia menjadi distributor kain di Surabaya setelah selesai bertugas menjadi supir menteri.
Satu kunci yang dia jadikan pedoman kerjanya…. JUJUR!
Ia pun tak malu memulai pekerjaannya dari seorang supir bus AKAP. Tetap tekun & sungguh-sungguh menjalankan kewajibannya hingga kini ia menuai hasilnya. Ia diberi modal dari bosnya uang sebenar Rp. 1,5M untuk membuat usaha distributor kain gordin. Dan ia mengisahkan minggu lalu baru saja mengambil kain dengan nilai Rp. 2M!
Wow…fantastis!!
Banyak orang tidak sabar dengan satu posisi yang dianggap rendah (yang rendah adalah pola pikirnya sendiri), tidak siap mental untuk jujur, bahkan tidak punya daya tahan terhadap tekanan.
Saya baru saja belajar singkat dari pemuda tersebut, pentingnya berjuang mencapai yang diinginkan.
Pantang pulang sebelum berhasil, dan selalu jujur dalam kondisi apapun. Anda siap bermental seperti pemuda Rahmat?
Salut!!
———
2. Kisah Kucing Belang & Tiga Anaknya
Seekor induk kucing berwarna oranye-putih membawa seekor cicak di mulutnya. Saya kira buat santapan dia sendiri. Ternyata dia bawakan makanan itu untuk ketiga anaknya, induk itu sendiri tidak memakannya. Sementara anak-anaknya menyantap makanan sederhana, si induk duduk sambil celingak-celinguk seperti mengawasi. Setelah anak-anaknya selesai makan, ia pergi lagi entah kemana mencari apa. Saya sendiri ngga tau karena dia ga pamitan.
Coba liat, kucing aja punya empati & rela berbagi, rela berkorban.
Lah kita yang ngakunya manusia lagaknya kayak kucing garong. Untuk berbagi aja pelitnya setengah matang, setengah mampus..cuma setengah-setengah, itupun ngga dengan anaknya Rhoma Irama, si ridho; serba ngga ridho dalam memberi apapun. Udah gitu hitung-hitungan pula…
Jadi mana yang lebih manusiawi,
mana yang lebih dermawan,
mana yang lebih berempati,
sang kucing oranye kah,
atau kita yang lebih berperikebinatangan?
Ngga malu sama kucing?
Jadi manusia kok serba pelit…yang kita punya kan ngga dibawa mati..
Yang kita beri dalam kekurangan kita tidak akan mengurangi apa yang kita miliki…
Jangan pelit ya…ayo yang mau transfer ke saya silahkan…
———
3. Kisah Buku Yang Terloakan
Di dekat Stasiun KA Surabaya Turi, banyak kios yang menjual buku bekas. Mulai dari yang bentuk sampulnya masih oke, sampai yang amburadul pun ada.
Sejenak terlintas di pikiran saya (untungnya pikiran saya ngga jadi diloakkan!).. saat buku -yang dulunya baru- itu diloakkan, apakah akan mengurangi atau membuat ilmu yang dikandung (tidak sampai hamil) itu lenyap & usang? Apakah mengurangi makna pengetahuan yang tertulis di dalamnya? Tentu tidak tho?!
Nah secara kontradiksi, otak manusia terkadan suka menjadi barang loak dalam fungsinya yang sebenarnya masih bagus. Beberapa orang begitu malasnya untuk belajar, untuk membaca, untuk menulis, atau sekedar menuangkan gagasannya dalam berbagai bentuk.
Mereka lebih suka meng-orisinil-kan otaknya semasa hidup dalam bentuk kemalasan. Akhirnya kalau dijual harganya melambung tinggi karena kadar keasliannya. Tak heran banyak orang lebih senang menyimpan ilmunya dibanding membagikannya.
Justru saat kita mengistirahatkan otak, maka ‘kelenturan’ otak makin berkurang, sehingga otak tidak lagi lincah dalam menghadapi berbagai masalah.
Apa ngga takut aus dipakai terus?
Pernah mencoba membersihkan upil dalam hidung sendiri, atau ngupilin hidung orang lain? Pernah kehabisan upilnya ngga? Ngga toh?
Pernah gunting rambut atau gunting kuku? Saat digunting tumbuh lagi ngga? Tumbuh toh?
Nah sama…ilmu kalau diamalkan ngga akan aus atau hilang habis. Justru otak kita makin dipertajam & daya ingat semakin baik karena ada proses pengulangan. Jadi ngga ada alasan takut orang lain pintar karena berbagi ilmu. Saat kita memintarkan orang lain-lah, kita menjadi lebih pintar, karena turut menghasilkan orang-orang pintar lainnya.
Jadi, ga ada lagi alasan pelit berbagi ilmu. Kalau masih ngga mau berbagi, mending disuntik mati aja trus otakya disumbangkan bagi yang membutuhkan.
Apa otak Anda mau jadi barang loak?
Terserah Anda yang memutuskan…
Kalau saya sih akan terus berbagi isi otak bagi yang membutuhkan…
Yang setuju angkat tangan…
Yang ngga setuju silahkan angkat kaki…
to your unlimited success
best regards
ysw|#soulaяtist
Sumber : https://yuliusshandy.wordpress.com
https://yuliusshandy.wordpress.com/2014/12/28/kisah-3-kisah-menakjubkan/
Sejak akhir September lalu sampai awal Januari nanti sy menjelma mjd bolanger, sang petualang (tapi bkn petualang cinta karena sy setia...*tssaah!!). Mulai dr Yogya, Magelang, Banjarnegara, Semarang, Sarangan, Solo & hari ini di Surabaya, Malang & Blitar.
Berbagai pelajaran utk berbagi hidup bisa didpt dr alam, perjalanan & pengalaman berpetualang. Sayangnya kita keburu menutup sebelah mata atas kejadian yg menimpa kita, dianggap sbg beban & alasan utk stres.
Saya belajar hidup lagi dr serangga kecil, dr seorg pemuda bernama Rahmat, dr kucing belang, hingga buku loak (baca di http://yuliusshandy.wordpress.com/2014/12/28/kisah-3-kisah-menakjubkan/)
Org lbh suka stres drpd belajar dr perjalanan hidupnya. Bkn mental karet yg dimiliki tp mental kerupuk, renyah & kriuk2 yg mdh melempem kl kena angin bahkan air.
Knp ngga bermental karet? Krn pola pikirnya mengerdil. Kalaupun bermental karet bkn karet gelang, melainkan karet kolor yg tersembunyi (kecuali kolornya Superman) yg kalau terlalu ketat menyiksa bagian tubuh tertentu; atau jd karet uzur yg sdh retas & mdh putus.
Pola pikir menciut akibat ngga mau belajar dari kehidupannya. Malas baca & belajar kecuali dipaksa, belajar pun sekedarnya. Tak heran, org yg mencapai klimaks dlm hidupnya cuma segelintir saja, hanya org yg benar2 MAU keluar dr kenyamanannya.
Persaingan hidup makin keras, kalau kita ngga latih mental jadi baja, suatu saat kita akan dihengkang-kan dr kehidupan & hidup di dunia mengasihani diri. Tujuan kita kerja kan memaksimalkan potensi, kok malah milih dijadikan ajang penderitaan.
Tak ada org yg paling bertanggung jawab atas kehidupannya kecuali dirinya sendiri. Berhasil tdknya kehidupan tergantung mau mjd siapa diri kita kini & kelak. Murni pilihan kita yg kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.
Bila kelak Tuhan bertanya 'apa saja yg sdh kau lakukan utk umat-Ku yg lain selama kau hidup?' Kira2 apa jawaban Anda? Mikiiir..!
.·.†нªηк's.·.
Yuls
~o0o~
Kisah 3 Kisah Menakjubkan
Kisah 3 Kisah Menakjubkan
#soulǎяtist.281214
1. Kisah Rahmat Yang Dirahmati
Dalam perjalanan dari Bandung ke Surabaya, saya sempat ngobrol singkat di dalam KA dengan seorang pemuda yang penampilannya biasa saja, tapi memiliki usaha distribusi kain gordin di surabaya.
Memulai pekerjaan menjadi seorang supir bus antar pulau, Jakarta sampai Banda Aceh. Kemudian ditawari kakak sepupunya nyupir di sebuah kantor pejabat. Direkomendasikan menjadi supir Dirjen, naik lagi menjadi supir staf ahli dan terakhir sebagai supir menteri kesehatan, ibu Siti Fadilah Supari selama 5 tahun.
Semua pulau di Indonesia, kecuali Papua, pernah ia sambangi. Bahkan Jepang, Rusia, Australia dan beberapa negara lain pernah ia jelajahi berkat menjadi supir menteri tadi.
Dari uang gaji selama menjadi supir, dia menabung sampai bisa membeli (mencicil) 3 buah mobil elf, 1 buah bus 3/4, 1 bus besar dan 1 innova dalam satu kurun waktu sekaligus. Bermodal sedikit nekat, ia menggelontorkan uang pribadi Rp. 650jt, plus jaminan sertifikat rumah sebesar Rp. 150jt & pinjaman dari kakaknya Rp. 50jt.
Dalam dua hari setelah meminjam dari kakaknya & mobil didapat, semua mobilnya laku dirental sebuah perusahaan. Dalam dua bulan mendapat uang sewa, yang per bulannya 60jt. Dan hutang 50jt pun langsung lunas, tersisa 10jt sebagai biaya menservice perusahaan penyewa kendaraannya.
Uang jaminan rumah 1 tahun lunas.
Cicilan 6 kendaraan itu dalam 3 tahun lunas.
Sekarang ia menjadi distributor kain di Surabaya setelah selesai bertugas menjadi supir menteri.
Satu kunci yang dia jadikan pedoman kerjanya…. JUJUR!
Ia pun tak malu memulai pekerjaannya dari seorang supir bus AKAP. Tetap tekun & sungguh-sungguh menjalankan kewajibannya hingga kini ia menuai hasilnya. Ia diberi modal dari bosnya uang sebenar Rp. 1,5M untuk membuat usaha distributor kain gordin. Dan ia mengisahkan minggu lalu baru saja mengambil kain dengan nilai Rp. 2M!
Wow…fantastis!!
Banyak orang tidak sabar dengan satu posisi yang dianggap rendah (yang rendah adalah pola pikirnya sendiri), tidak siap mental untuk jujur, bahkan tidak punya daya tahan terhadap tekanan.
Saya baru saja belajar singkat dari pemuda tersebut, pentingnya berjuang mencapai yang diinginkan.
Pantang pulang sebelum berhasil, dan selalu jujur dalam kondisi apapun. Anda siap bermental seperti pemuda Rahmat?
Salut!!
———
2. Kisah Kucing Belang & Tiga Anaknya
Seekor induk kucing berwarna oranye-putih membawa seekor cicak di mulutnya. Saya kira buat santapan dia sendiri. Ternyata dia bawakan makanan itu untuk ketiga anaknya, induk itu sendiri tidak memakannya. Sementara anak-anaknya menyantap makanan sederhana, si induk duduk sambil celingak-celinguk seperti mengawasi. Setelah anak-anaknya selesai makan, ia pergi lagi entah kemana mencari apa. Saya sendiri ngga tau karena dia ga pamitan.
Coba liat, kucing aja punya empati & rela berbagi, rela berkorban.
Lah kita yang ngakunya manusia lagaknya kayak kucing garong. Untuk berbagi aja pelitnya setengah matang, setengah mampus..cuma setengah-setengah, itupun ngga dengan anaknya Rhoma Irama, si ridho; serba ngga ridho dalam memberi apapun. Udah gitu hitung-hitungan pula…
Jadi mana yang lebih manusiawi,
mana yang lebih dermawan,
mana yang lebih berempati,
sang kucing oranye kah,
atau kita yang lebih berperikebinatangan?
Ngga malu sama kucing?
Jadi manusia kok serba pelit…yang kita punya kan ngga dibawa mati..
Yang kita beri dalam kekurangan kita tidak akan mengurangi apa yang kita miliki…
Jangan pelit ya…ayo yang mau transfer ke saya silahkan…
———
3. Kisah Buku Yang Terloakan
Di dekat Stasiun KA Surabaya Turi, banyak kios yang menjual buku bekas. Mulai dari yang bentuk sampulnya masih oke, sampai yang amburadul pun ada.
Sejenak terlintas di pikiran saya (untungnya pikiran saya ngga jadi diloakkan!).. saat buku -yang dulunya baru- itu diloakkan, apakah akan mengurangi atau membuat ilmu yang dikandung (tidak sampai hamil) itu lenyap & usang? Apakah mengurangi makna pengetahuan yang tertulis di dalamnya? Tentu tidak tho?!
Nah secara kontradiksi, otak manusia terkadan suka menjadi barang loak dalam fungsinya yang sebenarnya masih bagus. Beberapa orang begitu malasnya untuk belajar, untuk membaca, untuk menulis, atau sekedar menuangkan gagasannya dalam berbagai bentuk.
Mereka lebih suka meng-orisinil-kan otaknya semasa hidup dalam bentuk kemalasan. Akhirnya kalau dijual harganya melambung tinggi karena kadar keasliannya. Tak heran banyak orang lebih senang menyimpan ilmunya dibanding membagikannya.
Justru saat kita mengistirahatkan otak, maka ‘kelenturan’ otak makin berkurang, sehingga otak tidak lagi lincah dalam menghadapi berbagai masalah.
Apa ngga takut aus dipakai terus?
Pernah mencoba membersihkan upil dalam hidung sendiri, atau ngupilin hidung orang lain? Pernah kehabisan upilnya ngga? Ngga toh?
Pernah gunting rambut atau gunting kuku? Saat digunting tumbuh lagi ngga? Tumbuh toh?
Nah sama…ilmu kalau diamalkan ngga akan aus atau hilang habis. Justru otak kita makin dipertajam & daya ingat semakin baik karena ada proses pengulangan. Jadi ngga ada alasan takut orang lain pintar karena berbagi ilmu. Saat kita memintarkan orang lain-lah, kita menjadi lebih pintar, karena turut menghasilkan orang-orang pintar lainnya.
Jadi, ga ada lagi alasan pelit berbagi ilmu. Kalau masih ngga mau berbagi, mending disuntik mati aja trus otakya disumbangkan bagi yang membutuhkan.
Apa otak Anda mau jadi barang loak?
Terserah Anda yang memutuskan…
Kalau saya sih akan terus berbagi isi otak bagi yang membutuhkan…
Yang setuju angkat tangan…
Yang ngga setuju silahkan angkat kaki…
best regards
ysw|#soulaяtist
Sumber : https://yuliusshandy.wordpress.com
https://yuliusshandy.wordpress.com/2014/12/28/kisah-3-kisah-menakjubkan/
No comments:
Post a Comment