This blog is my library, mostly from other people's articles and only few are mine. I will re-read when I have time or whenever I want to
Friday, December 19, 2014
Saat melintasi jembatan penyeberangan di depan RS Harkit (Harapan Kita), Slipi, kemarin sore, saya melihat seorang bapak menjual bando berpita dan bros kain.
Dagangannya biasa banget. Di pasar juga banyak lah kayak gitu.
Tapi setelah melewatinya kurleb 20 meter, saya berbalik.
Penasaran.
Kayaknya tadi beliau sedang menjahit.
Apa bros dan bando itu beliau bikin sendiri?
Benar!
Beliau khusyuk menjahit bros!
Kotak di sebelah tempat duduknya penuh dengan potongan kain perca, besar dan kecil. Renda, kancing, dan manik-manik tersusun rapi di sebelah benang.
Bros harganya Rp.10.000/3pcs dan bando Rp.15.000/2pcs.
Saya pulang dengan satu kantong kresek, isi 7 bros (beli 6, tapi dikasih beliau bonus 1) dan 2 bando seharga Rp.35.000 saja.
Saya tanya, "Kok harganya segitu? Nggak dinaikin aja jadi lima ribu gitu?"
Jawabnya, "Modal saya kan cuma perca sekarung, Bu. Ngambil di konfeksi. Sekarungnya cuma 8 ribu, kok. Jadi brosnya nggak perlu dijual mahal. Yang penting ada uang buat keluarga saya makan dan ongkos sekolah anak-anak.."
Ah, haru sangat melihatnya.
Daya tahan hidup yang luar biasa, Pak.
Sumber :
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10203971018570232&set=a.3649440509054.2138033.1065715995&type=1
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment