Thursday, August 14, 2014


Yang mengalir bening membelah kedua pipinya, adalah air mata. Saksi ahli dari setiap perjamuan suka duka. Hidup baginya tak sebatas kata-kata. Namun penerimaan yang sejajar lurus dengan doa dan upaya nyata.

"Tuliskan takdirmu sendiri, sayang, seberapa jauh kamu mampu. Lalu selebihnya.., pasrahkan kepada Sang Penggerak Waktu." Bisiknya, kepada seraut wajah dicermin kaca, didalam kamarnya itu.



Sumber : https://www.facebook.com/Yoestina?fref=nf
 

No comments:

Post a Comment