Diam-diam
Aku masih memperhatikanmu diam-diam dari balik jendela
Ada sepasang kaki tangguh di luar sana
Ada ruas-ruas jemari yang aku ingini menyentuh helai-helai rambutku
Ada bibir yang aku impikan untuk mengecup permukaan pipiku
Katanya, aku tidak boleh memimpikanmu terlalu dalam
Katanya, aku akan terperosok jauh dan terperangkap dalam angan-angan sendiri
Katanya, aku akan mati ditelan harap
Lalu harus bagaimana lagi?
Setiap kali aku mencoba menyamarkan kamu, bayangmu malah muncul semakin jelas dan terang
Seperti purnama yang tak bisa berdusta pada bintang
Percuma saja, aku hanya jatuh berkali-kali pada hati yang sama...
Kamu.
Aku masih memperhatikanmu diam-diam dari balik jendela
Ada sepasang kaki tangguh di luar sana
Ada ruas-ruas jemari yang aku ingini menyentuh helai-helai rambutku
Ada bibir yang aku impikan untuk mengecup permukaan pipiku
Katanya, aku tidak boleh memimpikanmu terlalu dalam
Katanya, aku akan terperosok jauh dan terperangkap dalam angan-angan sendiri
Katanya, aku akan mati ditelan harap
Lalu harus bagaimana lagi?
Setiap kali aku mencoba menyamarkan kamu, bayangmu malah muncul semakin jelas dan terang
Seperti purnama yang tak bisa berdusta pada bintang
Percuma saja, aku hanya jatuh berkali-kali pada hati yang sama...
Kamu.
No comments:
Post a Comment